Anda di halaman 1dari 2

FARMAKOLOGI AMFETAMIN

Farmakodinamic
Amfetamin bekerja dengan cara meningkatkan aktivitas
neurotransmitter dopamine dan norepinefrin di dalam otak dan
secara spesifik di dalam nukelus accumbens, korteks prefrontal, dan
lokus ceruleus. Amfetamin juga memicu pelepasan beberapa
neurotransmitter lainnya (serotonin, histamine, epinefrin, dll) dari
neuron dan juga sintesis neuropeptide (kokain, dan paptida
amphetamine regulated transcript (CART)). Dua jenis obat
amfetamin, dextroamphetamine dan levoamphetamine, mengikat
target biologic yang sama. Tapi afinitas ikatannya (potensi) agak
sedikit berbeda. Dextroamphetamine dan levoamphetamine
merupakan agonis full yang potensial (senyawa yang mengaktifkan)
untuk trace amine-associated reseptor 1 (TAAR 1) dan berinteraksi
dengan vesicular monoamine transporter 2 (VMAT 2), dengan
dextroamphetamine merupakan agonis yang lebih potensial
terhadap TAAR 1. Sehinga, dextroamphetamine memberikan
stimulasi terhadap SSP dua kali lebih baik dari pada
levoamphetamine. Tapi levoamphetamine mempunyai efek sedikit
lebih baik terhadap cardiovascular dan efek perifer.
Levoamphetamine memberikan onset yang lama dari pada
dextramphetamine. Telah dilaporkan bahwa anak-anak mempunyai
respon klinik yang baik terhadap levoamphetamine.
Jika tidak ada amfetamin, VMAT 2 akan secara normal
memindahkan monoamine (dopamine, histamine, serotonin,
norepinefrin) dari cairan intraselular ke dalam vesikel sinaptik.
Ketika amfetamin masuk ke dalam neuron dan berinteraksi dengan
VMAT2, transporter akan membalikkan arah dari transport
monoamine, sehingga membebaskan simpanan monoamine di
dalam vesikel sinaptik keluar ke cairan intraselular. Lalu, jika
amfetamin mengaktifkan TAAR 1, reseptornya akan menyebabkan
tranporter monoamine yang terikat ke membrane (dopamine
transporter, norepinefrin transporter, atau serotonin transporter)
untuk menghentikan transport molekul ke dalam sel atau bahkan
mengeluarkan monoamine keluar sel. Dengan kata lain, reverse
membrane transporter akan mendorong dopamine, norpeinefrin,
and serotonin keluar dari cairan intraselular ke dalam celah sinaptik.
Singkatnya, dengan berinteraksi dengan VMAT2 dan TAAR1,
amfetamin melepaskan neurotransmitter dari vesikel sinaptik (efek
dari VMAT2) ke dalam cairan intraselular dimana nantinya
naeurotransmiter akan keluar melalui monoamine transporter (efek
dari TAAR1).
Farmakokinetik

Bioavailabilitas oral amfetamin bervariasi tergantung dengan


pH gastrointestinal; amfetamin mudah diabsorpsi di masuk ke
dalam tubuh melalui usus, dan bioavailabilitasnya lebih dari 74%
untuk dextroamphetamine. Amfetamin adalah basa lemah dengan
pKa 9-10; ketika pH usus bersifat basa, maka obat akan lebih mudah
untuk diserap melalui epitel usus. Jika pH usus bersifat asam, maka
obat akan lebih sulit untuk diserap melalui usus. sekitar 15-40%
amfetamin beredar di aliran darah dengan plasma protein.
Paruh waktu dari amfetamin bervariasi dan berbeda sesuai
dengan pH urin. Saat pH urin normal, paruh waktunya adalah 9-11
jam dan 11-14 jam. Diet asam akan menurunkan paruh waktu
amfetamin menjadi 8-11 jam; dan diet basa akan meningkatkan
paruh waktu amfetamin menjadi 16-31 jam. Amfetamin akan
memuncak konsentrasinya di dalam darah setelah 3-7 jam setelah
konsumsi. Amfetamin dieliminasi melalui ginjal, dengan 30-40%
diekskresikan dalam bentuk tidak berubah. Amfetamin di keluarkan
dari tubuh secara sempurna setelah 2 hari konsumsi amfetamin
terakhir. Paruh waktu dan durasi efek akan meningkat dengan
penggunaan berulang dan akumulasi dari obat.

Anda mungkin juga menyukai