Anda di halaman 1dari 28

Chronic Venous Insufficiency

Daniel Bramantyo

Identitas

Nama
: Ny. R
Umur : 57 tahun 4 bulan
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat
: Cimanggis, Depok
Tgl Pemeriksaan: 29 Juni 2015
No. CM
: 205-632410
Anamnesis : Autoanamnesis
Keluhan Utama : Bengkak pada kedua kaki

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang ke Poli Endokrin RSUD Ps. Rebo atas rujukan
klinik dengan keluhan kedua kaki bengkak dan mengeluarkan
cairan bening sejak 4 bulan lalu. Keluhan dirasakan bertahap
dengan awalnya bengkak, kemudian mengeluarkan cairan
berwarna bening tetapi tidak berbau. Keluhan dirasakan
memberat bila pasien berjalan jauh dan beraktivitas berat
dan dirasakan membaik bila pasien beristirahat. Tidak
terdapat keluhan demam, keringat dingin, batuk, pilek, sesak
napas, nyeri kepala, dan berdebar-debar. BAB dan BAK dalam
batas normal. Riwayat mengonsumsi obat-obatan disangkal.
Selama ini pasien hanya berobat ke klinik dan di berikan
obat-obatan simptomatik, antivirus dan antibiotic (Acyclovir,
Amoxicilin,
Asam
Mefenamat,
Ibu
Profen).
Selama
mengkonsumsi obat tersebut pasien merasakan tidak ada
perubahan.

Riwayat Penyakit Terdahulu

Pasien memiliki riwayat hipertensi dan DM.


Riwayat penyakit hipertiroid, ginjal, TB
disangkal.

Riwayat Penyakit Keluarga


Ayah pasien memiliki riwayat diabetes dan
hipertensi.
Riwayat Kebiasaan
Pasien tidak merokok, tidak mengonsumsi
alkohol
dan
jamu-jamuan,
jarang
mengonsumsi buah serta sayur, dan jarang
berolahraga.

PEMERIKSAAN FISIS
Pemeriksaan Umum:
1. Kesan Umum : Baik
2. Kesadaran

: Compos mentis

3. Tanda Utama :
Frekuensi nadi : 80x/menit, reguler, isi cukup.
Frekuensi napas : 20 x/ menit
Suhu : 36,50 Celsius
Tekanan darah : 150/80mmHg
Pemeriksaan Khusus
Kepala
Bentuk

: Normochepal

Posisi : Simetris
Mata
Exophthalmus: Tidak ada
Enopthalmus : Tidak ada
Edema kelopak

: Tidak ada

Konjungtiva Pucat : Sklera ikterik : -

Paru-paru:
Kanan

Kiri

Depan :
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi

Kanan

Kiri

Pergerakan
simetris
Fremitus
normal
Sonor
Vesikular,
ronki basah
kasar
(-),
mengi (-)

Pergerakan
simetris
Fremitus
normal
Sonor
Vesikular,
ronki basah
kasar
(-),
mengi (-)

Belakang :
Pergerakan
simetris
Fremitus
normal
Sonor
Vesikular,
ronki
(-),
mengi (-)

Pergerakan
simetris
Fremitus
normal
Sonor
Vesikular,
ronki
(-),
mengi (-)

Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi

Jantung:
Inspeksi: Iktus cordis tidak terlihat
Palpasi: Iktus cordis teraba di 1 cm medial ICS 5 lin.
midclavicula sinistra
Perkusi: Batas jantung kanan di ICS 4 linea sternalis dextra
Batas jantung kiri di ICS 4 linea midclavikula sinistra
Batas pinggang jantung di ICS 2 linea parasternalis sinistra
Auskultasi: Bunyi jantung I-II regular, gallop (-) murmur (-)

Abdomen
Inspeksi: Datar
Auskultasi : Bising usus (+)
Perkusi : Timpani pada seluruh kuadran
Palpasi : Nyeri tekan ulu hati (-), hepar tidak
membesar, permukaan rata, nyeri tekan (-),
lien tidak teraba membesar. Refleks hepato
jugular (-)
Ekstremitas
Akral hangat
Tungkai
Lengan atas dan bawah
pada ekstremitas
Kiri
Kanan
Kiri
kanan kiri Kanan
Gerakan

Normal

Normal

Normal

normal

Kekuatan

Udem pada kedua tungkai dan terdapat


kulit yang mengelupas serta ulserasi
pada tungkai pasien.

Data Laboratorium
Pemeriksaan

Hb

Ht

26-062015

Nilai rujukan

8.8

13,2 17,3

29

40 52

Leukosit

14.100

38.000 10.600

Eritrosit

3,2

4,4 5,9

Trombosit

518.000

150 440

MCV

90

60 100

MCH

28

26 34

MCHC

31

32 36

Kimia Klinik

Ureum Darah

53

20 40

Kreatinin Darah

2.04

0.35 0.93

Asam Urat

7.5

2.0 7.0

Glukosa Puasa

120

70 125

Glukosa PP

175

<140

Ringkasan Data Dasar


Seorang perempuan usia 57 tahun datang dengan keluhan
kedua kaki bengkak dan sering mengeluarkan cairan bening
sejak 4 bulan. Keluhan dirasakan bertahap diawali dengan
bengkak, kemudian mengeluarkan cairan. Keluhan dirasakan
memberat bila pasien berjalan jauh dan beraktivitas berat
dan dirasakan membaik bila pasien beristirahat. Riwayat
mengonsumsi obat-obatan dari klinik Acyclovir, Amoxicilin,
Asam Mefenamat, dan Ibu Profen. Pasien mempunya riwayat
DM dan Hipertensi.
Pemeriksaan Penunjang
Pada tanggal 26 Juni didapatkan leukositosis, HT dan
eritrosit meningkat, anemia, trombositosis, serta Ureum dan
Kreatinin meningkat. Glukosa PP meningkat tetapi tidak
terlalu tinggi.

Diagnosis Kerja

Chronic Venous Insufficiency

Diagnosis Banding
Rencana Pengelolaan
Rencana Pemeriksaan

USG Doppler Tungkai

Tatalaksana

Vein Transplant

Rencana Tindak Lanjut


Konsul Spesialis Bedah Vaskuler
Rencana Edukasi
Memberitahukan
kepada keluarga pasien
untuk menjaga konsumsi makanan tinggi
pengawet dan gula.
Memberitahukan kepada pasien supaya tidak
beraktivitas terlalu berat.
Mengedukasikan kepada pasien dan keluarga
bahwa penyakit ini bisa makin buruk jika tidak
di lakukan tindak lanjut.

Prognosis

Quo ad vitam
: dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ad sanationam
: dubia ad bonam

Analisis Kasus
DAFTAR MASALAH
Chronic Venous Insufficiency.
DASAR MASALAH
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang maka diagnosis untuk pasien ini, berikut dasar
diagnosisnya adalah sebagai berikut:
Chronic Venous Insufficiency.
Diagnosis ini dipikirkan atas dasar pada pemeriksaan fisik di dapatkan
bengkak, edema, perubahan kulit, dan ulserasi. Pada anamnesis, pasien
datang dengan keluhan kedua kaki terasa nyeri dan bengkak sejak 4
bulan lalu. Keluhan dirasakan bertahap dengan awalnya kedua tungkai
bengkak, kemudian mengeluarkan cairan bening yang tidak berbau.
Keluhan dirasakan memberat bila pasien berjalan jauh dan beraktivitas
berat dan dirasakan membaik bila pasien beristirahat. Pada anamnesis
lebih lanjut ada keterangan bahwa pasien memiliki riwayat DM dan
Hipertensi.

TINJAUAN PUSTAKA
Definisi

Kelainan pada pembuluh darah


vena baik itu dinding dan atau
katup pada vena tungkai yang
tidak berfungsi efektif sehingga
darah balik vena ekstremitas sulit
kembali ke jantung.

Chronic venous insufficiency (CVI)


merupakan penyebab tersering
nyeri dan pembengkakan tungkai
serta
biasanya
berhubungan
dengan vena varikosa.

Epidemiologi
Di Amerika Serikat CVI merupakan masalah kesehatan dengan
persentase kejadian 2-5%.
Angka kunjungan RS untuk CVI sebesar 92 per 100,000 pasien.
Insidensi tertinggi pada wanita usia 40-49 tahun dan pria 70-79
dengan perbandingan pria dan wanita = 2:5 (Weiss, et al. 2005)
CVI terjadi karena penyumbatan vena atau kerusakan katup
vena menyebabkan vein reflux

Etilogi
Insufisiensi Vena Kronis dapat dibagi 3, yaitu:
Kongenital
Premier
Sekunder
Faktor Resiko
Obesitas
Usia lanjut
Perempuan
Berdiri dalam jangka waktu yang lama ( > 6jam/hari)
Herediter (riwayat varises dalam keluarga)
Merokok
Kehamilan

Manifestasi Klinis
Bengkak di kaki atau pergelangan kaki
Kaki terasa berat atau pegal, panas dan gatal
Nyeri saat berjalan yang berhenti saat
istirahat
Perubahan warna kulit
Varises
Ulkus kaki

Diagnosis
Berdasarkan anamnesis dan gejala klinis
menggunakan sistem skoring:
5 symptoms
Nyeri
Cramps
Heaviness
Gatal
Paresthesia
6 sign:
Edema
Hiperpigmentasi
Indurasi
Dilatasi Vena
Blanching Hyperemia
Nyeri Kompresi Betis

Dan pemeriksaan penunjang:


USG Duplex, Echo, Venogram dan MRI

Klasifikasi

Clinical
C0
no

Etiology
Ec

evidence

of Congenital

venous disease
C1

Ep

telangiectasias/reti primary
cular veins
C2

disease.
Es

varicose veins

secondary

C3

disorder
En

edema

associated not specified

with vein disease


C 4a
pigmentation

or

eczema
C 4b
lipodermatoscleros
is
C5
healed
ulcer
C6

venous

Anatomy
As

Pathophysiology
Pr

superficial veins

venous reflux

Ad

Po

venous deep veins


Ap
venous perforating veins
An
not specified

venous obstruction
Pn
not specified

Elevasi tungkai

Kompresi dengan menggunakan elastic bandage atau


dengan intermittent pneumatic compression (IPC)

Terapi Farmakologis
Diuretik dapat
pembengkakan.

digunakan

untuk

mengurangi

Pentoxifylline meningkatkan aliran darah melalui


pembuluh, dapat digunakan dalam kombinasi
dengan
terapi
kompresi
untuk
membantu
menyembuhkan borok kaki.

Sclerotherapy
Digunakan pada pasien dengan usia lanjut,
Caranya dengan menginjeksi bahan kimia
kedalam pembuluh darah sehingga tidak
berfungsi lagi. Darah kemudian kembali ke
jantung melalui vena lain dan tubuh menyerap
pembuluh darah yang terluka.

Surgery (operasi)

Pembedahan dianjurkan pada 10 % orang dengan Chronic Venous Insufficiency


(CVI). Prosedur bedah yang dapat digunakan untuk mengobati kondisi tersebut
meliputi:

Ligasi mengikat off vena yang terkena sehingga darah tidak lagi mengalir
melalui itu. Jika vena dan/atau katup yang rusak berat, pembuluh darah akan
dihapus ("vein stripping").

Perbaikan bedah vena dan/atau katup dapat diperbaiki melalui pembedahan,


baik melalui sayatan terbuka atau dengan menggunakan kateter yang panjang
(tabung hampa).

Vena transplantasi mencangkokkan pembuluh darah yang sehat dari daerah


lain tubuh dan mengganti vena yang sakit dengan yang sehat vena.

Bedah subfascial endoskopi perforator prosedur minimal-invasif dilakukan


dengan endoskopi. Pembuluh darah perforator yang dipotong dan diikat. Hal
ini memungkinkan darah mengalir ke pembuluh darah yang sehat dan
meningkatkan penyembuhan ulkus.

Pencegahan

Hindari jangka waktu yanglamaberdiri atau


duduk
Elevasi kaki untuk mengurangi tekanan dalam
pembuluh darah di kaki.
Berhenti merokok.
Berolahraga secara teratur.
Menurunkan berat badan.
Stoking kompresi untuk memusatkan tekanan
pada kaki dan membantu aliran darah.
Antibiotik jika diperlukan untuk mengobati
infeksi kulit.

SYUKRON

Anda mungkin juga menyukai