RENCANA DETAIL
TATA RUANG
Oleh : Dading Sugandhi
Bagian 1
PENGANTAR RDTR
Pengertian RDTR
1. RDTR atau Rencana Detail Tata Ruang adalah rencana secara
terperinci tentang tata ruang kabupaten/kota yang dilengkapi dengan
peraturan zonasi kabupaten/kota (Permen PU no 20/2011)
2. Pengertian praktis : RDTR adalah rencana peruntukan ruang detail
per blok fisik yang dilengkapi dengan rencana intensitas pemanfaatan
ruang, rencana jaringan prasarana pendukungnya dan peraturan
zonasi
3. Peraturan zonasi adalah ketentuan persyaratan pemanfaatan ruang
beserta dengan ketentuan pengendaliannya
4. Peruntukan ruang di dalam RDTR disebut sebagai zona. Contoh :
Zona Perumahan; Zona Perdagangan dan Jasa dst. Sedangkan blok
fisik adalah bagian terkecil dari kawasan perencanaan yang memiliki
batas fisik yang jelas. Zona adalah fungsi ruang sedangkan blok
adalah fisik ruang.
5. Untuk RDTR bagian wilayah perkotaan, zona ditetapkan berdasarkan
klasifikasi peruntukan ruang pada RTRW Kota yang menjadi induk
RDTR.
Pengertian RDTR
6. Untuk RDTR kawasan perkotaan fungsional kabupaten, zona dapat
ditetapkan ditentukan tersendiri berdasarkan kesepakatan dengan
merujuk pada panduan pengaturan zona yang ada pada Petunjuk
Teknis ini.
7. Untuk RDTR suatu kawasan perencanaan yang sudah terbangun,
blok didefinisikan sebagai bagian terkecil dari kawasan perencanaan
yang dibatasi oleh jalan dan/atau saluran. Untuk suatu kawasan yang
belum terbangun, blok didefinisikan sebagai sebagai bagian terkecil
dari kawasan perencanaan yang dibatasi oleh rencana jalan dan/atau
rencana saluran.
8. Fungsi jalan apa atau jenis saluran apa saja yang akan digunakan
sebagai batas delineasi blok, bergantung pada kesepakatan yang
dibangun di daerah. Namun, di dalam Petunjuk Teknis ini disediakan
dasar-dasar pertimbangan yang dapat digunakan dalam
mendelineasi blok.
B
C
D
H
Blok fisik
F
G
Zona Peruntukan
Sub Blok
Blok Peruntukan
Blok D
Sub Blok
B1
Blok E
Blok
Blok H
Blok J
Blok I
Blok K
Blok B
Sub Blok
B2
Blok C
Blok F
Blok
Blok G
Suatu blok fisik yang memiliki lebih dari satu zona peruntukan ruang akan terbagi
menjadi sub blok sesuai dengan peruntukan ruangnya. Pada contoh di atas blok B
terbagi menjadi sub Blok B1 yang termasuk ke dalam zona 1 dan sub Blok B2 yang
termasuk ke dalam zona 2. Blok yang sudah mengikuti zona peruntukan ruang
disebut sebagai blok peruntukan.
Bagian 2
PENGUMPULAN DATA
PEMBUATAN PETA DASAR &
PETA PENGGUNAAN LAHAN
1-2
2-2
2-2
1:1.000.000
34
1:500.000
99
1:250.000
309
309
1:100.000
1244
1:50.000
3887
2517
64.76
1:25.000
13020
1773
13.62
1:10.000
99278
902
1:5.000
472159
1:2500
880212
10 1:1000
2729439
100
0
Dr. Ade Komara Mulyana, Kepala Bidang Pemetaan Dasar Rupabumi - Pusat Pemetaan Dasar Rupabumi, BAKOSURTANAL
0.91
8. Tutupan Lahan
1-3
1. Garis pantai
Peta RBI menggunakan Muka Laut Rata-Rata (MSL=Mean
Sea Level) yang ditentukan berdasarkan :
Pengamatan pasang surut selama 18,6 tahun
Berbeda untuk setiap lokasi/pulau
Penggunaan praktis: garis pantai yang tampak di
foto/citra
2. Hipsografi
Adalah ketinggian daratan atau kedalaman laut (bathimetri)
Digambarkan pada peta sebagai garis kontur
Garis kontur harus digambarkan dengan interval setengah
bilangan skala, yaitu 2,5m
Garis kontur diperlukan, terutama dalam penyusunan Rencana
Intensitas Ruang dan Rencana Jaringan Prasarana
Garis kontur diturunkan dari Digtal Terrain Model (DTM)
DTM dibuat berdasarkan pengukuran titik-titik ketingian tanah.
Untuk skala 1:5.000 titik ketinggian tanah harus diukur untuk
setiap selang 20m
Batas kota/kabupaten;
Batas BWP/Kawasan perencanaan;
Batas kecamatan/kelurahan;dan
Batas RT/RW (bila ada);
2-3
3-3
7. Bangunan
Gedung dan bangunan didigitasi satu persatu berdasarkan kenampakan
atapnya.
Digitasi gedung dan bangunan dimaksudkan untuk mengetahui penggunaan
lahan eksisting dalam kaitannya dengan penyusunan PZ
Batas persil tanah dibuat sesuai dengan kenampakan yang ada pada citra
8. Pengunaan Lahan
Didigitasi berdasarkan dominasi penggunaan lahan eksisting;
Diperoleh berdasarkan survey lapangan atas bangunan yang mencatat:
Jenis bangunan;
Fungsi bangunan
Pengunaan bangunan
dst
Survey
Lapangan
Pembuatan
DTM
Digitasi
Penggunaan
Lahan
Pembuatan
Garis Kontur
Peta Dasar
1 : 5.000
Koreksi Geometrik
Semua citra hasil pemotretan satelit sudah memiliki kordinat
geografis. Namun oleh karena posisi satelit pada saat pemotretan
dalam keadaan bergerak mengelilingi bumi, maka koordinat hasil
pemotretannya tidak 100% tepat. Selalu ada penyimpangan
yang harus dikoreksi secara geometrik.
A. Posisi
Seharusnya
B. Posisi
Seharusnya
Penyimpangan Posisi
Perlu Koreksi
Geometrik
Perlu Koreksi
Geometrik
Koreksi Geometrik
Koreksi geometrik dilakukan dengan memberikan koordinat
ulang atau rektifikasi ulang kepada citra satelit yang
digunakan. Koordinat baru yang diberikan ke dalam citra
satelit adalah koordinat dari hasil pengukuran GPS di lapangan.
Adapun GPS yang digunakan untuk keperluan ini harus yang
memiliki ketelitian di bawah 1 meter.
Skala
Ketelitian Horizontal
(0.1-0.5 mm x bilangan
skala)
Ketelitian Vertikal
(1/3 x interval kontur)
Interval = x bilangan
skala
1:1.000
0.1 m 0.5 m
0.15 m
1:2.500
0.25 m 1.25 m
0.375 m
1:5.000
0.5 m 2.50 m
0.75 m
1:10.000
1m5m
1.5 m
Dr. Ade Komara Mulyana, Kepala Bidang Pemetaan Dasar Rupabumi - Pusat Pemetaan Dasar Rupabumi, BAKOSURTANAL
Blok D
Blok B
Blok H
Bulevar C
Blok E
Bulevar B
Jalan E
Blok J
Jalan D
Blok F
Bulevar A
Blok C
Blok G
Blok I
Blok K
Digitasi Perairan
Digitasi Bangunan
Survey Lapangan
1. Survey lapangan dilakukan untuk :
a. Meng-update kekurangan informasi yang ada pada citra satelit;
b. Mencatat penggunaan bangunan dan intensitas pemanfaatan ruang;
c. Mencatat nama jalan, nama sungai/danau/situ/waduk, nama tempat dan nama-nama instalasi
penting lainnya;
d. Mencatat kondisi jaringan prasarana yang ada; dan
e. Mencatat berbagai persoalan terkait dengan RDTR dan Peraturan Zonasi yang ada di kawasan
perencanaan
Garis Kontur
Kontur diturunkan dari DTM (Digital Terrain Model)
Ketinggian diukur dalam model stereo
Interval kontur: x bilangan skala. Mis: untuk skala 1:10.000,
maka interval kontur adalah x10 m = 5 m.
Pada tempat-tempat yang relatif datar, sehingga garis kontur
sangat jarang, diberikan titik-titik tinggi.
Untuk peta skala menengah (1:100.000 s/d 1:25.000) DTM
dapat diunduh dari situs USGS Nasa
Untuk peta skala besar (1:10.000 s/d 1:1.000) DTM harus
dibuat berdasarkan citra LIDAR atau hasil pengukuran terestial
LIDAR
Wikipedia
LIDAR
Lihat www.lidarindonesia.com
Bagian 2
PENGUMPULAN DATA
PERANGKAT LUNAK
Perangkat Lunak
Perangkat lunak untuk pemetaan RDTR, bebas sepanjang
formatnya SHP (ArcGIS dan Q-GIS) atau TAB/MAP (MapInfo).
Struktur data dalam peta digital harus baku. Dapat mengikuti
panduan Basis Data Spasial terlampir, atau mengembangkan
sendiri. Hal terpenting, satu provinsi yang sama struktur data
spasialnya harus baku.
Untuk data raster formatnya harus GeoTIFF atau ERS
Citra satelit dari Google Earth dan Bing dapat diunduh secara
berkoordinat dengan menggunakan Google Satellite Map
Downloader dan Microsoft Virtual Earth Satellite Downloader.
Harganya hanya 300 ribu rupiah. Lihat www.allallsoft.com
Quantum GIS atau Q-GIS merupakan perangkat lunak GIS
open source (tidak memerlukan lisensi) dari Google yang
dapat diunduh Cuma-Cuma pada situs www.qgis.org
Bagaimana belajar menggunakan ArcGIS dapat diunduh pada
situs www.geotekno.com
Bagian 2
PENGUMPULAN DATA
BASIS DATA SPASIAL RDTR
Nama
Layer
Feature
Atribut
Keterangan
1. BWP
Poligon
1. Nama_BWP
2. Jumlah_Penduduk
3. Luas_Ha
2. Sungai P
Poligon
1. Nama_Sungai
2. Jenis
3. Sungai G
Garis
1. Nama_Sungai
2. Jenis
4. Danau
Poligon
1. Nama_Danau
2. Jenis
5. Kontur
Garis
1. Ketinggian
6. Blok Jalan
Poligon
1.
2.
3.
4.
Kode_Blok_Jalan
Luas_Pengukuran
Luas _Peta
Jumlah_Penduduk
Nama
Layer
Feature
Atribut
7. Jalan
Garis
1.
2.
3.
4.
5.
6.
8. Rel KA
Garis
1. Nama_Ruas_Rel
2. Kondisi
3. Status_Rencana
1.
2.
3.
4.
5.
6.
9. Bangunan Poligon
10. Toponimi
Titik
Nama_Jalan
Fungsi_Jalan
Lebar_Jalan
Arah_Lalulintas
Jumlah_Jalur
Status_Rencana
Keterangan
Kode_Bangunan
Peruntukan
Konstruksi
Kondisi
Pengunaan
Keterangan
1. Teks
Status_Rencana :
E= Eksisting; R= Rencana
Kode_Blok
Kode_Sub_Blok
Penggunaan_Lahan
Kode_Blok
Kode_Sub_Blok
Kode_Zona
Kode_Sub_Zona
SUB Zona 3
SUB Zona 1
Sub Zona 1
SUB Zona 2
SUB Zona 2
SUB Zona 1
Sub Zona 1
SUB
BlokZona
F 1
SUB Zona 3
SUB Zona 3
SUB Zona 3
Blok G
SUB Zona 1
SUB Zona 1
SUB Zona 4
SUB Zona 3
Bagian 2
PENGUMPULAN DATA
PENGUMPULAN DATA PRIMER
DAN DATA SEKUNDER
Data Primer
Data Primer yang harus dikumpulkan untuk keperluan penyusunan
RDTR, sekurangnya meliputi :
1. Semua informasi terkait dengan pembuatan peta dasar dan peta
penggunaan lahan eksisting;
2. Informasi tentang persoalan tata ruang, aspirasi masyarakat
terhadap lingkungannya dan tema ruang kawasan perencanaan
yang sesuai menurut mereka;
3. Informasi terkait dengan kebencanaan yang pernah terjadi; dan
4. Pengamatan terhadap kondisi fisik dan karakteristik sosial-budaya
masyarakat pada kawasan perencanaan.
Data Sekunder
Data sekunder yang harus dikumpulkan untuk keperluan penyusunan
RDTR, sekurangnya meliputi :
1. Fungsi kawasan seperti yang ditetapkan di dalam RTRW kabupaten/
kota;
2. Status tanah dan rencana pengelolaan kawasan perencanaan
selanjutnya;
3. Data kependudukan;
4. Data dan peta jaringan prasarana yang ada di dalam kawasan
perencanaan dan di dalam kabupaten/kota; dan
5. Data kebencanaan
Bagian 5
PEMERIKSAAN
MATERI MUATAN RDTR
PEMERIKSAAN PETA
8.
9.
2.
Pemeriksaan
Kesesuaian Kawasan Perencanaan
1.
2.
Apa Boleh ?
1. Perda RDTR adalah produk hukum turunan dari Perda RTRW
Perda RDTR tidak dapat mengubah ketentuan apapun yang
sudah ditetapkan pada Perda RTRW. Termasuk penetapanan
peruntukan ruang kawasan permukiman perkotaan
2. Pada pasal 60 PP 15 tahun 2010 tentang Penyelenggaraan
Penataan Ruang
a. Ayat (1) "Dalam hal adanya prioritas pembangunan baru, bupati/walikota dapat
menetapkan bagian baru dari wilayah kabupaten/kota yang perlu disusun rencana
detail tata ruangnya dengan keputusan bupati/walikota.
b. Ayat (2) "Penetapan bagian wilayah kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) harus tetap sesuai dengan rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota.
c. Ayat(3) "Penetapan bagian wilayah kabupaten/kota sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) harus diperintahkan dalam peraturan daerah tentang
rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota.
RTRW
Kabupaten Karimun
Hatur Nuhun
dading.huis@gmail.com
0816755695 WhatsApp Only