Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan tenaga kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan
nasional dibidang kesehatan yang diarahkan untuk mendukung upaya pencapaian
derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
Dalam kaitan ini pendidikan tenaga
memperoleh tenaga kesehatan

kesehatan

diselenggarakan

untuk

yang bermutu yang mempu mengembangkan

tugas untuk mewujudkan perubahan, pertumbuhan dan pembaharuan dalam


rangka memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan bagi seluruh masyarakat.
Salah satu institusi yang menghasilkan tenaga kesehatan khususnya di bidang
farmasi adalah Sekolah Menengah Kejuruan Farmasi Yamasi untuk menghasilkan
tenaga kesehatan di bidang farmasi tingkat menegah yang mampu bekerja dalam
sistem pelayanan kesehatan secara terpadu.
Oleh karena itu, tenaga kesehatan di bidang farmasi haruslah memiliki
keterampilan, terlatih dan mampu mengembangkan diri secara professional
berdasarkan nilai-nilai yang dapat menunjang upaya pembangunan di bidang
kesehatan.
Untuk menghasilkan tenaga kesehatan di bidang farmasi tersebut, maka
penyelenggaraan pendidikan terutama proses belajar mengajar ditingkatkan baik
dari kualitas maupun kuantitas.
Salah satu upaya yang dilakukan diantaranya adalah dengan memberikan
pengalaman kerja kepada peserta didik melalui latihan kerja yang disebut Praktek
Kerja Lapangan (PKL).

Bahwa latihan keterampilan yang diberikan secara intensif di laboratorium


sekolah hanyalah keterampilan untuk meracik obat untuk bekerja di laboratorium
farmasidan untuk mengenal obat serta alat kesehatan dalam jumlah yang terbatas.
Keterampilan lain misalnya pengenalan obat, penyuluhan obat, penerapan sikap
yang baik sebagai tenaga kesehatan, kemampuan untuk bekerja sama dengan
tenaga kesehatan yang lain dan cara mengenal, menghadapi, memahami dan
memecahkan masalah yang terjadi di lapangan, tidaklah diberikan disekolah secara
khusus.
Untuk itu Praktek Kerja Lapangan merupakan cara terbaik untuk menerapkan
pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh selama mengikuti pendidikan.
Pelaksanaan Praktek kerja Lapangan merupakan sarana pengenalan lapangan
kerja bagi peserta didik karena dapat melihat, menerima dan menyerap teknologi
kesehatan yang ada di masyarakat.
Disisi lain Praktek Kerja Lapangan juga dapat digunakan sebagai sarana
informasi

terhadap

dunia

pendidikan

kesehatan,

sehingga

penyelenggara

pendidikan dapat mengembangkan diri sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

B. Pengertian
Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah proses belajar mengajar yang merupakan
informasi bagi kami sehingga dapat melihat, mengetahui, menerima dan menyerap
teknologi cara pengadaan, penyimpanan, penyaluran, sediaan farmasi sehingga
kami mendapat pengalaman yang nyata dan langsung dari PBF.
C. Tujuan Pelaksanaan Program PKL

Dengan adanya Praktek Kerja Lapangan, di harapkan dapat menghasilkan


tenaga kesehatan di bidang farmasi tingkat menengah yang dapat bekerja dalam
sistem pelayanan kesehatan.
Pelaksanaan PKL pada prinsipnya mempunyai tujuan sebagai berikut:
1. Meningkatkan, memperluas dan memantapkan keterampilan

yang

membentuk kemampuan peserta didik sebagai bakat untuk memasuki


lapangan kerja sesuai dengan kebutuhan program
ditetapkan.
2. Mengenai

kegiatan-kegiatan

penyelenggaraan

pendidikan yang

program

kesehatan

masyarakat secara menyeluruh baik ditinjau dari aspek administrasi, teknis


maupun sosial budaya.
3. Memberi kesempatan kerja yang nyata dan langsung secara terpadu dalam
melaksanakan kegiatan kesehatan di bidang farmasi di Rumah Sakit,
Puskesmas, PBF, PBAK, BPOM, Gudang Farmasi dan penyuluhan kepada
masyarakat.
4. Menumbuh kembangkan dan memantapkan sikap etis, profesionalisme dan
nasionalisme yang diperlukan peserta didik untuk memasuki lapangan kerja
sesuai dengan bidangnya.
5. Memberi kesempatan peserta didik untuk memasyarakatkan diri pada
suasana atau iklim lingkungan kerja yang sebenarnya.
6. Meningkatkan, memperluas dan memantapkan proses penyerapan teknologi
baru dari lapangan kerja ke sekolah dan sebaliknya.
7. Memperoleh masukan dan umpan balik, guna

memperbaiki

dan

mengembangkan serta meningkatkan penyelenggaraan pendidikan Sekolah


Menengah Farmasi.
8. Memberikan kesempatan penempatan kerja kepada peserta didik.
Dari tujuan diatas diharapkan akan tercapai oleh peserta didik setelah
melaksanakan PKL sebagai bekal dalam pengabdian diri di masyarakat.

D. Tujuan Pembuatan Laporan


Salah satu tugas yang harus dilakukan oleh peserta PKL setelah melaksanakan
kegiatan PKL adalah membuat laporan yang memuat tentang uraian PKL.
Pembuatan Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) mempunyai tujuan antara
lain :
1. Peserta PKL akan mampu memahami, memantapkan dan mengembangkan
pelajaran yang telah diperoleh di sekolah dan diterapkan di lapangan kerja.
2. Peserta PKL mampu mencari alternatif pemecahan masalah yang ditemukan di
lapangan.
3. Mengumpulkan data guna kepentingan institusi pendidikan maupun peserta didik
yang bersangkutan.
4. Menambah perbendaharaan

perpustakaan

sekolah

peningkatan pengetahuan peserta didik angkatan berikutnya.

untuk

menunjang

BAB II
URAIAN UMUM

A. Pengertian
Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang
merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina
peran serta masyarakat di samping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan
terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.
Puskesmas juga mempunyai wewenang dan tanggung jawab atas pemeliharaan
kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya. Wilayah puskesmas meliputi satu
kecamatan atau sebagian kecamatan. Faktor kepadatan penduduk , luas daerah,
keadaan

geografi,

dan

keadaan

infrastruktur

lainnya

merupakan

bahan

pertimbangan dalam menyusun wilayah kerja puskesmas.


Sasaran penduduk yang dilayani oleh suatu puskesmas rata-rata 30.000
penduduk. Untuk perluasan jangkauan pelayanan kesehatan maka puskesmas
perlu ditunjang dengan unit pelayanan kesehatan yang lebih sederhana yaitu
puskesmas pembantu dan puskesmas keliling.
Pelayanan kesehatan yang di berukan di puskesmas adalah pelayanan yang
meliputi :
1. Pengobatan (kuratif)
2. Upaya pencegahan (preventif)
5

3. Pelayanan kesehatan (promotif)


4. Pemulihan kesehatan (rehabilitatif)
Yang ditujukan kepada semua penduduk dan tidak di bedakan jenis kelamin dan
golongan umur,
B. Organisasi Instansi/Unit Kerja
Sebagai konsekwensi dari UU Pokok Pemerintahan di Daerah (UU No. 5 Tahun
1974) maka tanggung jawab pengelolaan puskesmas berada di tangan
pemerintahan

daerah.

Pelimpahan

tanggung

jawab

ini

mengikuti

azas

desentralisasi, yaitu pelimpahan sepenuhnya wewenang serta tanggung jawab


dalam bidang perencanaan, pelaksanaan dan pembiayaan kepada pemerintah
daerah. Untuk itu setiap tingkat pemerintah daerah di bentuk suatu institusi khusus
menangani masalah kesehatan yajni Dinas Kesehatan dati II pada tingkat
kabupaten yang merupakan pembantu Kepala Daerah tingkat II, serta Dinas
Kesehatan Dati I pada tingkat propinsi yang merupakan pembantu Kepala Daerah
Tingkat II.
1. Oganisasi puskesmas
Susunan organisasi puskesmas terdiri dari :
1. Unsur pimpinan
: Pimpinan Puskesmas
Kepala Puskesmas memegang tugas memimpin, mengawasi dan
mengkoordinasikan kegiatan Puskesmas yang dapat dilakukan dalam
jabatan structural dan fungsional. Sedangkan tugas dan wewenang
kepala Puskesmas dan kefarmasian adalah:

a. Bertanggung jawab atas pelaksanaan, pengelolaan obat dan


pencatatan, pelaporan di Puskesmas.
b. Mengawasi dan membina pelaksanaan dan pengelolaan obat dan
pencatatan laporan.

c. Mengajukan permintaan obat kepada dinas kesehatan kota


makassar.
d. Menyampaikan laporan bulanan pemakaian obat kepada kepala
dinas kesehatan kota makassar setempat.
e. Melaporkan semua obat yang hilang, rusak, kdaluarsa dan obat
f.

yang tidak dibutuhkan kepada dinas kesehatan


Mengembalikan obat-obat yang tidak dibutuhkan, dan kadaluarsa

kepada dinas kesehatan.


2. Unsur pembantu pimpinan
: Urusan Tata Usaha
Tugas dan tanggung jawab Tata Usaha yakni memberikan Administrasi
pada semua unit kerja di lingkungan Puskesmas Misalnya:
a. Pencatatan laporan
b. Uraian Umum
c. Keuangan/Bendahara
d. Kepegawaian

3. Unsur pelaksana
:
a. Unsur yang terdiri dari tenaga dalam jabatan fungsional
b. Jumlah unit tergantung pada kegiatan tenaga dan fasilitas daerah
masing-masing, yaitu :
Unit 1
Melaksanakan kegiatan/ koordinasikan Kesejahteraan ibu dan

anak, KB Dan usaha Perbaikan Gizi


Unit 2
Melaksanakan kegiatan pencegahan dan pemberantasan penyakit
menular (khususnya imunisasi), Kesehatan Lingkungan dan

Laboratorium Sederhana
Unit 3
Melaksanakan kegiatan Kesehatan Gigi dan mulut, Kesehatan
Kerja serta kesehatan usia lanjut
Unit 4

Melaksanakan
kesehatan

kegiatan

sekolah,

perawatan

kesehatan

olah

kesehatan
raga,

masyarakat,

kesehatan

jiwa,

kesehatan mata, dan kesehatan khusus lainnya.


Unit 5
Melaksanakan kegiatan pembinaan dan pengembangan upaya
kesehatan masyarakat dan penyuluhan kesehatan masyarakat

Unit 6
Melakukan kegiatan pengobatan, pelayanan rawat jalan dan rawat
inap dan ruang bersalin
Unit 7
Melaksanakan kegiatan kefarmasian dan puskesmas Keliling

Adapun struktur organisasi puskesmas disesuaikan dengan keadaan masingmasing daerah berkaitan dengan UU Otonomi daerah, sebagai contoh adalah di
lampiran

C. Personalia Puskesmas Pertiwi


Adapun personalia dari puskesmas Pertiwi yaitu :
1. Kepala Puskesmas
: dr. H. Abd Rahman R.
2. Dokter Puskesmas
: Dr. Tika Mustika
Dr. Sri Wahyuni, SE
3. Tata Usaha
: Abd Hafid R
4. Unit-unit meliputi :
I. Unit I Pencegahan dan pemberantasan penyakit

II.

III.

IV.

V.

VI.

Ketua
: Kristina, SKM
P2M
: Kristina, SKM
Imunisasi
: Nurlia
Unit II peningkatan dan kesehatan Keluarga
Ketua
: Martha Udjo
KIA Dan KB
: Martha Udjo
: Dewi sry wahyuni
: Rosalina
GIZI
: Nurlia
UKS
:Hj. Umrawati
USILA dan tenaga kerja: Salmah R, SKM
Unit III Pemeliharaan Kesehatan Dan Rujukan
Kepala
: drg. . Abd Djalil Usman
Pelayanan Darurat
: Yudith
Nurbayani
Kristina, SKM
Kesehatan Gigi dan mulut : drg. H abd Djalil Usman
Drg. Mangatur
Radiah Nurdin
Unit IV Lingkungan penyuluhan dan PSM
Kepala
: Salmah R.
Kesling
: St. mawaddah
PKM
: Nurbayani
Perawatan Kesmas
:Salmah R,SKM
Unit V Perawatan
Kepala
: dr. elviera rostan
Kartu
: A. Kumala
Faridawati
Lahmuddin
Kamar Periksa
: Hj. Umrawati
Hj. Fatmawati
Kamar Tindakan
: Yudith
Unit VI Penunjang
9

Pengelola PB
Pelayanan Umum
Pelayanan Askes
PK Suntik
VII. Unit VII Pelaksanaan Khusus
Farmasi
Inventaris
Kepustakaan
Asisten Apoteker
D. Tugas dan Fungsi Puskesmas

: Helmiah
: Lahmuddin
: Faridawati
: Yudith P.
: Linda Wilo
: Abd. Hafid
: A. Kumala
: Anti, AA

Tugas puskesmas yaitu :


1. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk malakukan kegiatan dalam
rangka menolong dirinya sendiri
2. Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali dan
menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien
3. Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan tekhnis dan rujukan medis
maupun rujukan kesehatan dengan ketentuan bantuan tersebut tidak
menimbulkan ketergantungan
4. Memberi pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat
5. Bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam melaksanakan
program puskesmas
Adapun fungsi puskesmas yaitu :
1. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya
2. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka
meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat
3. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyarakat di wilayah kerjanya
E. Kegiatan Pokok Puskesmas
Sesuai dengan kemampuan tenaga maupun fasilitas yang berbeda-beda, maka
kegiatan pokok yang dapat dilaksanakan oleh sebuah puskesmas akan berbeda-

10

beda pula. Namun dengan demikian kegiatan pokok puskesmas yang seharusnya
dilaksanakan adalah sebagai berikut :
1. Kesejahteraan Ibu dan Anak
2. Keluarga Berencana
3. Upaya Peningkatan Gizi
4. Kesehatan Lingkungan
5. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
6. Pengobatan termasuk Pelayanan Darurat Karena Kecelakaan
7. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
8. Kesehatan Sekolah
9. Kesehatan Olahraga
10. Perawatan Kesehatan Masyarakat
11. Kesehatan Kerja
12. Kesehatan Gigi dan Mulut
13. Kesehatan Jiwa
14. Kesehatan Mata
15. Laboratorium Sederhana
16. Pencatatan dan Pelaporan Dalam Rangka Sistem Informasi Kesehatan
17. Kesehatan Lanjut Usia
18. Pembinaan Pengobatan Tradisional
Pelaksanaan kegitan pokok puskesmas diarahkan kepada keluarga sebagai
satuan masyarakat terkecil. Setiap kegiatan pokok puskesmas dilaksanakan
dengan pendekatan Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD).
F. Pengelolaan Obat di Puskesmas
Pegelolaan obat di puskesmas dapat dilakukan oleh seorang apoteker atau
asisten apoteker. Tugas pokoknya adalah mengelola obat-obatan yang ada di
puskesmas, yang meliputi :
1. Perencanaan, yaitu menyusun perkiraan kebutuhan obat tahun yang akan
datang
2. Pengadaan, yaitu melaksanakan pengambilan obat dari gudang farmasi.
3. Penerimaan, yaitu melaksanakan penerimaan obat yang diserahkan dari
institusi yang lebih tinggi, dan atau menerima pengembalian obat dari bawah.
4. Penyimpanan, yaitu kegiatan untuk mengamankan persediaan obat
5. Distribusi, yaitu kegiatan menyerahkan obat ke unit-unit pelayanan.
6. Penggunaan, yaitu kegiatan pemanfaatan obat untuk penderita yang sesuai.

11

7. Pencatatan dan pelaporan, yaitu kegiatan membuat catatan dan laporan


untuk tata usaha obat-obatan di puskesmas.
Fungsi dari apoteker atau asisten apoteker di puskesmas yaitu membantu dokter
untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan di puskesmas.
Adapun kegiatan pokoknya yaitu :
1. Mempersiapkan pengadaan obat di puskesmas
2. Mengatur penyimpanan obat dan alat kesehatan di puskesmas
3. Mengatur administrasi obat di puskesmas
4. Meracik obat-obatan untuk di berikan kepada penderita sesuai perintah
dokter
5. Membuat zat reagens untuk laboratorium
6. Mengatur distribusi obat sederhana untuk UKS dan KIA/KB
7. Menyediakan obat-obatan untuk Puskesmas Keliling dan Puskesmas
Pembantu.
Adapun kegiatan lain yang meliputi :
1. Penyuluhan kesehatan terutama dalam bidang penggunaan obat keras dan
bahaya narkotika.
2. Pencatatan dan pelaporan kegiatan yang dilakukan
3. Membantu melaksanakan fungsi manajemen
4. Pemegang inventaris peralatan medis di puskesmas
G. Fasilitas Pendukung
Adapun beberapa fasilitas pendukung lainnya yaitu :
1. Puskesmas Pembantu
Yaitu unit pelayanan kesehatan yang sederhana dan berfungsi menunjang
dan membantu melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam ruang lingkup wilayah
yang lebih kecil.
2. Puskesmas Keliling
Unit pelayanan kesehatan keliling yang dilengkapi dengan kendaraan
bermotor roda 4 atau perahu bermotor dan peralatan kesehatan, peralatan
komunikasi serta sejumlah tenaga yang berasal dari puskesmas. Fungsinya
menunjang dan membantu melaksanakan kegiatan-kegiatan puskesmas
dalam wilayah kerjanya yang belum terjangkau oleh pelayanan kesehatan.
Adapun kegiatan puskesmas keliling adalah :

12

a. Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di daerah


terpencil yang tidak terjangkau oleh pelayanan puskesmas atau
puskesmas pembantu, 4 hari dalam satu minggu.
b. Melakukan penyelidikan tentang Kejadian Luar Biasa
c. Digunakan sebagai alat transpor penderita dalam rangka rujukan bagi
kasus Gawat Darurat
d. Melakukan penyuluhan kesehatan dengan menggunakan alat AudioVisual
3. Bidan Desa
Adalah seorang bidan yang diangkat oleh pemerintah yang ditetapkan di
pedesaan. Umumnya wanita.
4. Posyandu
Merupakan kegiatan keterpaduan antara puskesmas dengan masyarakat
di tingkat desa yang di wujudkan dalam bentuk Pos Pelayanan Terpadu.
Semula Posyandu adalah pusat kegiatan dimana masyarakat dapat sekaligus
memperoleh pelayanan KB dan kesehatan.
Dalam pengembangannya posyandu

dapat dibina menjadi

forum

komunikasi dan pelayanan di masyarakat, antara sektor yang memadukan


kegiatan pembangunan sektoral dengan kegiatan masyarakat, untuk
meningkatakan kemampuan masyarakat dalam memecahkan masalah
melalui ahli teknologi. Satu Posyandu sebaiknya melayani sekitar 100 balita
(120 kepala keluarga), atau sesuai dengan kemampuan petugas dan
keadaan setempat.
Tujuan Posyandu adalah :
a. Mempercepat penurunan angka kematian bayi, balita dan angka
kelahiran
b. Mempercepat penerimaan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan
Sejahtera

13

c. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk kegiatan kesehatan dan


kegiatan-kegiatan lainnya yang menunjang sesuai dengan kebutuhan
Adapun sasaran dari Posyandu yaitu :
a.
b.
c.
d.
e.

Ibu Hamil Beresiko Tinggi


Ibu Menyusui
Bayi
Balita
Pasangan Usia Subur (PUS)

BAB III
URAIAN KHUSUS
A. Sejarah Puskesmas Pertiwi Makassar
Puskesmas merupakan salah satu sarana
masyarakat.

Dalam

rangka

meningkatkan

pelayanan

pelayanan

kesehatan

kesehatan

bagi

kepada

masyarakat, terutama golongan masyarakat prasejahtera. Konsep Puskesmas


tersebut timbul pada tahun 1968 ketika diadakan Rapat Kerja Nasional
(RAKERNAS) di Jakarta.
Pendirian puskesmas Pertiwi ini didasarkan pada hasil rapat pada tahun 1970
dan diprakarsai oleh Organisasi Pertiwi cabang kota Makassar yang merasa
berkewajiban untuk mendukung pemerintah dalam hal meningkatkan kesehatan
masyarakat. Dan atas bantuan Ny. H.M Dg Patompo,ia menghasilkan sebuah
rumah yang digunakan untuk melaksanakan pelayanan kesehatan. Yang dimana
14

diberi nama PUSKESMAS PERTIWI sesuai dengan nama organisasi wanita saat
itu. Dan bertempat di jalan Cendrawasih III No. 19 Makassar.
Peresmian Puskesmas Pertiwi dilakukan oleh Bapak H.M Dg Patompo, yang
saat itu menjabat sebagai Walikotamadya Makassar. Dan sampai saat ini
Puskesmas Pertiwi melaksanakan kegiatannya di wilayah Kecamatan Mariso.
Adapun batas wilayah binaan Puskesmas Pertiwi yaitu seluruh kelurahan Lette dan
Kelurahan Mariso. Luas daerah binaannya itu sendiri kurang lebih 215 Km. batasbatas wilyah kerja Puskesmas Pertiwi yaitu :
1. Sebelah utara dengan Kelurahan Pannambungan
2. Sebelah timur dengan Kelurahan Kunjung Mae
3. Sebelah barat dengan Selat Makassar
4. Sebelah selatan dengan Kelurahan Mattoanging
Saat ini yang menjabat sebagai kepala Puskesmas Pertiwi adalah dr. H. Abd
Rahman R. dan sebelum Bapak dr. H. Abd Rahman R. Puskesmas Pertiwi telah
beberapa kali berganti Kepala Puskesmas, antara lain :
1. Dr. Gunadi
2. Dr.Syiwu
3. Dr. Djuariah
4. Dr. Badui
5. Dr. Hasibah
6. Dr. Nursiah
7. Dr. A. Lawang
8. Dr. Bachtiar Masud
9. Dr. Etty Wibowo
10. Dr. Elviera Rostan
11. Dr. Marie L. Tunaidi
12. Dr. Gibert Kouwagam
13. Dr. Shielly Sureanggo

B. Kegiatan Pokok Puskesmas Pertiwi


Pelayanan kesehatan Di pukesmas pertiwi dilaksanakan melalui kegiatankegiatan pokok sebagai berikut:
1. Tata Usaha
15

a. Personalia seperti rapat karyawan, pengusulan KGB/ pangkat dan


melengkapi berkas pegawai
b. Keuangan seperti pembukuan harian dan penyetoran ke dinas
kesehatan kota madya
2. KB
Seperti kunjungan ke BPS, penyuluhan, pelayanan klinik, pembinaan pos
KB, monitoring, dan pencatatan atau pelaporan.
3. Kesehatan ibu dan Anak
Seperti pemeriksaan ibu hamil,pemeriksaan bayi, pemeriksaan balita,
imunisasi, penyuluhan, dan pencatatan atau pelaporan
4. GIZI
Seperti penyuluhan, pemberian vitamin A, pembinaan kader,
penimbangan balita, monitoring, dan pencatatan atau pelaporan
5. Kesling
Seperti penyuluhan dan ceramah, penataan sarana, pelayanan poliklinik
puskesmas keliling, kamar obat dan pencatatan atau pelaporan
6. Usaha Kesehatan Lingkungan ( UKG )
Seperti pelayanan poliklinik, kunjungan sekolah, penyuluhan, pos
pelayanan terpadu (posyandu), monitoring, dan pencatatan atau
pelaporan.
7. Pelayanan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD)
Seperti pembinaan kader, penyuluhan, posyandu, monitoring, dan
pencatatan atau pelaporan.
8. Laboratorium
Seperti pemeriksaan darah, pemeriksaan urine, pemeriksaan faeces,
pelayanan rujukan, dan pencatatan atau pelaporan
9. Usaha Kesehatan Sekolah
Seperti pemeriksaan murid, pembinaan guru UKS, pembinaan Dokter
Cilik, superviser, pencatatan atau pelaporan.
10. Public Health Nurse (PHN)
Seperti kunjungan rumah penyuluhan, perawatan rumah, pencatatan atau
pelaporan.
C. Pengelolaan Perbekalan Farmasi di Puskesmas Pertiwi

16

Pengelolaan obat di Puskesmas di maksudkan untuk tercapainya efektivitas dan


efisiensi obat. Adapun pengelolaan obat itu meliputi :
a. Perencanaan
perencanaan merupakan suatu kegiatan perencanaan pengadaan obat
bertujuan untuk menetapkan jenis jumlah obat yang sesuai dengan pola
penyakit dan kebutuhan pelayanan kesehatan dasar termasuk program
kesehatan yang telah di tetapkan. Pada dasarnya perencanaan di buat untuk
tahun anggaran berikutnya. Tetapi menunjang kegiatan pelayanan kesehatan
yang dilaksanakan setiap hari. Maka setiap awal bulan disusun rencana
kebutuhan obat, Alkes, Bahan Gigi dan Reagensia yang didasarkan atas
penerimaan dan penggunaan obat bulan lalu yang mencakup :
1. Jumlah obat yang diterima
2. Jumlah obat yang digunakan
3. Sisa obat pada akhir bulan
4. Jumlah kunjungan
5. Pola penyakit termasuk Kejadian Luar Biasa
6. Adanya upaya kesehatan di Puskesmas Pertiwi melalui kegiatan
pokok yang akan dilaksanakan pada bulan tersebut.
Perencanaan pengadaan obat bertujuan untuk :
1.
2.
3.
4.

Jumlah dan jenis obat yang sesuai kebutuhan


Menghindari terjadinya kekosongan obat
Meningkatkan penggunaan obat secara rasional
Meningkatkan efisiensi penggunaan obat

Persiapan yang diperlukan untuk perencanaan obat adalah sebagai


berikut :
1. Menetapkan tujuan dan sasaran serta metode pencapaian
2. Mengumpulkan dan menganalisa data
3. Evaluasi proses perencanaan

17

Kegiatan pokok dalam perencanaan pengadaan obat adalah :


1. Seleksi guna memperkirakan kebutuhan obat di Puskesmas. Meliputi :
Memilih obat yang akan di beli
Menentukan jumlah obat yang akan di beli
2. Menyesuaikan jumlah kebutuhan obat dengan alokasi dana yang ada
b. Pengadaan
Pengadaan merupakan proses penyediaan obat yang di butuhkan untuk
pelayanan kesehatan di Puskesmas. Tujuannya agar tersedianya obat
dengan jenis dan jumlah yang cukup sesuai kebutuhan dengan mutu yang
terjamin serta dapat diperoleh pada saat di butuhkan. Pada dasarnya
Puskesmas tidak melakukan pengadaan sendiri secara langsung, tetapi
memperoleh dari Inpres, ASKESKIN (Dana), KANDEP?DINKES Tk. II< dan
lain-lain.
Kegiatan pengadaan di Puskesmas Pertiwi meliputi :
1. Penyusunan daftar permintaan obat yang sesuai kebutuhan
2. Pengajuan permintaan kebutuhan obat dengan menggunakan formulir
Dokumen Bukti Mutasi Barang
Pengadaan di awali dengan cara menggunakan blanko khusus ke Dinas
Kesehatan kotamadya, baik obat Inpres maupun PMB. Di Puskesmas Pertiwi
tidak ada pengadaan alat-alat kesehatan tetapi apabila ada kerusakan atau
kehilangan berdasarkan laporan, maka oleh Dinas Kesehatan tersebut
diperiksa kembali oleh Dinas Kesehatan Kotamadya. Untuk pengadaan obatobatan narkotika dilaporkan ke Kandep alu ke Kanwil dan Balai Besar POm
Di Makassar.

c. Penerimaan
18

Penerimaan merupakan

suatu kegiatan dalam menerima obat-obatan

yang diserahkan dari Unit Pengelola yang lebih tinggi kepada unit pengelola
di bawahnya yang selanjutnya akan di gunakan untuk menunjang pelayanan
di puskesmas.
Agar obat yang diterima oleh Puskesmas benar-benar sesuai dengan
kebutuhan berdasarkan permintaan yang di ajukan. Maka diadakan
penerimaan obat. Pada waktu melakukan penerimaan, petugas kamar obat
berkewajiban

mengadakan

pengecekan

terhadap

obat-obatan

yang

diserahkan seperti pada daftar penyerahan dengan membandingkan antara


fisik obat dan persyarata lainnya. Jika terdapat kekurangan, maka penerima
obatwajib menuliskan jenis obat yang kurang tersebut. Bila perlu juga
diuraikan sebab kekurangannya. Disamping itu perlu pula di teliti batas
kadaluarsanya.
Penerimaan obat dapat berasal dari :
1. APBN berupa :
- Inpres
- P2MPLP
- BKKBN
- Binkemas dan lain-lain
2. APBD meliputi :
- Tingkat I
- Tingkat II
3. Perum Husada Bhakti (ASKESKIN)
4. Sumber lain.
d. Penyimpanan
Setelah obat-obatan di terima. Maka selanjutnya di adakan penyimpanan
obat yaitu kegiatan menyimpan dan memelihara dengan cara menempatkan
obat-obatan yang diterima pada tempat yang dinilai aman dari pencurian
serta gangguan baik yang dapat merusak mutu obat.
Tujuan penyimpanan obat yaitu :
1. Memelihara mutu obat
2. Menghindari penggunaan yang tidak bertanggung jawab
19

3. Menjaga kelangsungan persediaan obat


4. Memudahkan pencarian dan pengawasan obat
Di Puskesmas Pertiwi itu sendiri, penyimpanan obat yang telah di terima
di simpan di lemari obat yang berjumlah 2 buah. Satu lemari obat yang
khusus buat sediaan tablet dan salep, serta satu buah lemari untuk sediaan
sirup.
D. Pelayanan Kesehatan
Adapun pelayanan kesehatan dasar gratis di puskesmas kota Makassar
berdasarkan SK Walikota Makassar No. 704/Kep/445/2003 tanggal 1 november
2003 dan Edaran Walikota Makassar No. 440/030/S.Edar/VI/2008 tanggal 30 Juni
2008.
1. Pelayanan kesehatan dasar rawat jalan tingkat I :
a. Pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi kesehatan
b. Tindakan medis umum
Jahit luka
ganti Verband
Cross Incici
Incici abses
Ekstraksi Corpus Alineum
Perawatan Luka
Circumsisi
Bedah Ringan
c. Pelayanan KIA/KB
Pelayanan ANC
Pelayanan PNC
Pelayanan Imunisasi
Pelayanan KB bagi keluarga yang tidak mampu
Pemasangan IUD & Pencabutan IUD serta implant
d. Tindakan medik gigi dan mulut
Pencabutan gigi anak-anak
Pencabutan gigi dewasa
Tumpatan sementara
Tumpatan tetap
Incici Abses
20

Pembersihan karang gigi manual


e. Pelayanan laboratoratorium dasar
Pemeriksaan darah rutin/item
Pemeriksaan urine rutin/item
Pemeriksaan tinja
Pemeriksaan sputum
Pemeriksaan malaria/DDR
Pemeriksaan trombosit
Pemeriksaan widal
Pemeriksaan golongan darah
Tes kehamilan
2. Surat keterangan
a. Keterangan lahir
b. Keterangan sakit
c. Keterangan berbadan sehat
d. Keterangan kematian
E. Pelayanan Resep di Puskesmas Pertiwi
Pelayanan resep pada Puskesmas Pertiwi didasarkan atas 3 macam. Yaitu :
1. Resep umum
Pada saat ini , untuk berobat di Puskesmas tidak akan di pungut biaya
apapun. Pasien dapat langsung mengambil obat setelah menyerahkan resep
yang di tulis oleh dokter.
2. Resep Dana/ASKESKIN
Pada resep Dana, pasien juga tidak dikenakan biaya, tewtapi harus
menandatangani tagihan ASKES dengan kartu berwarna putih
3. Resep JPS
Sama dengan resep dana, resep JPS juga tidak dikenakan biaya.
Pada waktu penerimaan resep Asisten Apoteker memeriksa resep itu lengkap
atau tidak. Resep yang lengkap harus mencantumkan nomor resep, tanggal resep,
nama pasien, komposisi dan aturan pakai. Namun resep yang dituliskan oleh
dokter di Puskesmas Pertiwi tidak begitu lengkap. Mereka hanya mencantumkan
nama pasien, nama obat, aturan pakai dan tanggal pembuatan resep. Itu dilakukan
sebab resep tersebut hanya berlaku untuk local saja, artinya tidak barlaku diluar
pusekesmas dan tidak dapat di leyani di apotek.
F. Tugas dan Peranan Asisten Apoteker di Puskesmas

21

Untuk memberikan pelayanan yang efisien kepada masyarakat terutama dalam


pengelolaan obat sampai pada penerahan resep, peran asisten Apoteker sangat
diperlukan.
Adapun tugas seorang Asisten Apoteker di puskesmas adalah :
1. Sebagai petugas pengelola obat
2. Sebagai perencana pengadaan obat
3. Sebagai pembuat laporan penggunaan obat. Baik secara harian, bulanan
maupun tahunan yang meliputi obat ASKES dan Obat Inpres

BAB IV
PEMBAHASAN
a. Masalah Yang di Temukan
Setelah melakukan PKL Klinik yang terdapat Di puskesmas pertiwi Makassar,
khususnya

dalam menunjang pelayanan

di unit VII yaitu

dibagian

kefarmasian maka terdapat beberapa hal yang memerlukan perhatian antara


lain:
1. Kurangnya tenaga Farmasis yang bekerja di instalasi farmasi
puskesmas karena hal ini mengakibatkan pasien yang harus
menunggu pelayanan resep yang terlalu lama. Dan juga terkadang
tenaga farmasis kewalahan melayani resep yang begitu banyak
bertumpuk, sehingga memungkinkan terjadinya kekeliruan dalam
pelayanan. Hal ini juga menjadi salah satu akibat yang ditimbulkan
karena sarana Apotek Di Puskesmas ini belum menunjang dalam hal
keterbatasan ruang gerak di Apotek yang begitu sempit.
2. Terdapat beberapa jenis obat yang mengalami kekosongan stock,
hingga menghambat kegiatan pelayanan pasien karena petugas
apotek haris berkonsultasi dengan Dokter apakah obat yang
22

diresepkan dapat diganti dengan obat lain atu tidak. Apabila tidak
boleh pasien diwajibkan untuk membeli obat yang dibutuhkan di
apotek luar. Hal ini sangat menyulitkan pasien terlebih bila pasien
tersebut adalah pasien lansia atau manula, dan juga dapat
mempersulit

bagi

pasien

yang

kurang

mampu

karena

harus

mengeluarkan uang untuk mendakapatkan obat yang harus dibeli tadi,


dimana obat itu dapat di berikan secara gratis oleh Apotek Puskesmas
bila stocknya tersedia.
3. Pemberian obat dengan aturan pakai yang sering menyulitka pasien
dalam penggunaanya, seperti aturan pakai 3 x 1/3 atau 3x1/4, dimana
hal ini termasuk dalam pemberian serbuk standar puskesmas yang
secara

teoritis

merupakan

penyimpangan

dari

pengertian

puyer( pulveres) yang sebenarnya, yaitu sebagai sediaan dosis


tunggal yang tidak terbagi-bagi.
b. Alternatif penyelesaian masalah
1. Perlu dilakukan perluasan Apotek di Puskesmas setidaknya di depan
apotek yaitu ruang tunggu pasien dapat di gunakan untuk memperluas
ruangan apotek, dengan perluasan ini farmasis akan mendapatkan
ruang gerak yang lebih lega untuk melakukan pelayanan kefarmasian
dan tenaga farmasis pun dapat di tambahkan jumlahnya sehingga
pelayanan kefarmasian di puskesmas dapat lebih cepat, pasien pun
tidak usah terlalu lama menunggu.
2. Untuk menghindari kekosongan atau kekurangan stok obat maka perlu
dilakukan pengecekan stok obat sesering mungkin, agar obat yang
diperkirakan persediaannya tidak mencukupi maka petugas apotek
23

dapat dengan segera mengambilobat ke gudang farmasi untuk


menambah persediaan obat. Apabila stok belum mencukupi di atas
tanggal 20 maka dapat dilakukan panjar obat di mana panjar obat
tersebut akan dipotong pada saat pengambilan obat pada bulan
berikutnya.
3. Salah satu aspek yang berperan dalam menunjang kepatuhan pasien
dalam penggunaan obat, maka kesulitan pasien akan berkurang
seperti pada tablet dengan aturan pakai yang merumitkan pasien itu
sendiri. Maka petugas apotek harus menjelaskan kepada pasien cara
membagi yang benar atau tablet tersebut dibuat serbuk dan dibagi
menjadi dosis yang sesuai yang diberikan dokter.

24

BAB V
PENUTUP
a. Kesimpulan
Kewajiban Asisten Apoteker pada Puskesmas Pertiwi dilaksanakan dengan
sangat baik karena Asisten Apoteker telah melakukan tugasnya sebagaimana
mestinya dan tidak melakukan kegiatan lain diluar profesinya. Seperti pada
point-point berikut
- Asisten apoteker di Puskesmas melaksanakan pengerjaan resep
yang diberikan oleh dokter yang ada di lingkungan puskesmas itu
-

sendiri
Melaksanakan pelayanan resep di Apotek Puskesmas itu sendiri
Melakukan pelaporan atau konsultasi peda dokter apabila ada
obat yang habis atau stocknya kurang agar dapat dilakukan
kebijakan dengan mengganti obat yang berkhasiat sama oleh

Dokter.
Menbuat perencanaan obat yang akan dating.
Melakukan pelaporan LPLPO yang di tujukan kepada gudang
Farmasi provensi mengenai perencanaan obat yang di butuhkan

oleh puskesmas itu sendiri.


Memberikan informasi mengenai penggunaan, ataupun informasiinformasi penting mengenai obat kepada pasien maupun tenaga
kesehatan lainnya, termasuk juga dokter.

b. Saran

25

Saran kami dalam pelaksanaan PKL di Smk Farmasi yamasi agar dapat
dioptimalkan lagi dengan menambahkan waktu PKL sehingga dapat memberi
lebih banyak pengalaman kepada siswa di karenakan ada waktu-waktu yang
menjadi kegiatan tertentu di lahan kerja namun karma keterbatasan waktu PKL
sehingga siswa sering tidak mendapatkan waktu-waktu itu. Seperti waktu PKL
yang hanya 10 hari dimulai dari awal bulan sampai pertengahan bulan
mengakibatkan kegiatan lahan yang dilaksanakan pada akhir bulan tidak
didapatkan oleh peserta PKL.

DAFTAR PUSTAKA.

1) Sukesno, Harto. 2008. Administrasi Farmasi III. Makassar.


2) Sarudji, Didik. 2002. Ilmu kesehatan Masyarakat jilid I (untuk kelas I)
cetakan kedua. Jakarta: departemen kesehatan.
26

3) Pelaksana PKL. 2009. Buku panduan PKL SMK YAMASI PROGRAM


STUDI FARMASI MAKASSAR. Makassar.
4) Asda, Dkk 2009, Laporan praktek kerja lapangan politeknik kesehatan
depkes Makassar

tambahan

L
27

A
M
P
I
R
A
N

28

Anda mungkin juga menyukai