Klasifikasi Minyak Bumi
Klasifikasi Minyak Bumi
Tujuan
klasifikasi
minyak
bumi
:
Untuk mengetahui sifat-sifat minyak bumi, sehingga berguna untuk memprediksi produkproduk
yang
dihasilkan
Komponen hidrokarbon dalam minyak bumi dibedakan atas struktur hidrokarbon dan non
hidrokarbon. Perbedaan komposisi akan menyebabkan perbedaan sifat-sifat minyak bumi,
yaitu perbadaan susunan hidrokarbon, SG, API Gravity, Volatility, dsb.
Klasifikasi Minyak Bumi :
Sebagai ukuran dalam klasifikasi minyak bumi adalah banyaknya fraksi ringan
dinyatakan dalam % volume yang terkandung dalam minyak bumi itu yang diperoleh
dari hasil distilasi sampai 300 oC
SG 60/60 oF dari fraksi 250 275 oC menunjukkan sifat kimia fraksi ringan
SG 60/60 oF dari fraksi 275 300 oC menunjukkan sifat kimia fraksi Berat
Dilakukan mula-mula pada tekanan atmosfer dan kemudian pada tekanan absolut 40
mmHg.
Faktor karakteristik (Nelson, Watson, dan Murphy) dapat digunakan sebagai prediksi
sifat hidrokarbon dalam minyak bumi dan fraksi-fraksi minyak bumi
Sebagai ukuran dalam klasifikasi minyak bumi ini adalah akar pangkat tiga dari
pengukuran titik didih rata-rata suatu minyak bumi dibagi dengan SG 60/60 oF
Faktor Karakteristik =
Sebagai ukuran dalam klasifikasi minyak bumi ini adalah dengan mengukur SG 60/60
oF dan viskositas minyak bumi
Berdasarkan klasifikasi menurut VGC, minyak bumi memiliki bilangan 0,8 1,0
Dimana :
karakteristik minyak bumi. Besarnya kandungan masing masing unsur tersebut juga akan
memepengaruhi sifat-sifat produk yang dihasilkan minyak bumi.
Karakteristik minyak bumi mencakup sifat sebagai berikut :
Sifat-sifat fisika
Sifat Kimia
Sifat optikal
Sifat thermal
Sifat kelistrikan
dll
Menangani pengangkutan
Penyimpanan
Penimbunan
Pengolahan
Pemasaran
Sifat Fisika Minyak Bumi yang Signifikan dalam Pengolahan Minyak Bumi
Spesific Gravity
Viskositas
Tekanan Uap
Titik Nyala
Titik Tuang
Tegangan interfacial
Light Component
Faktor Karakteristik
Wax Content
Asphaltent Content
Carbon Residu
Aromatic Content
Metal Content
Ash Content
Density
Massa zat cair per satuan volume pada 15 oC dan 101,325 kPa dengan satuan standar
pengukuran dalam kilogram per meter kubik
Spesific Gravity
Perbandingan massa sejumlah volume zat pada temperatur tertentu terhadap massa air murni
dengan volume yang sama pada temperatur yang sama atau temperatur yang berbeda. Kedua
temperatur acuan harus dinyatakan secara eksplisit. Umumnya temperatur acuan meliputi
60/60 oF, 20/20 oC, 20/4 oC
API
Hubungan antara antara Density vs Kandungan Sulfur : semakin tinggi Density, maka
semakin
tinggi
Kandungan
Sulfur.
Viskositas
(ASTM
D
445)
Viskositas Dinamik : perbandingan antara tegangan geser yang diberikan dan kecepatan geser
suatu cairan. Terkadang viskositas dinamik disebut dengan koefisien dinamik atau lebih
sedehana
disebut
dengan
viskositas.
Viskositas Kinematik : Tahanan cairan untuk mengalir karena gaya berat
Hubungan viskositas kinematik dan dinamik : Viskositas kinematik = viskositas
dinamik/Density
Viskositas minyak bumi dan produknya menunjukkan sifat alir dan sifat volatility minyak
bumi
tersebut.
Minyak bumi dan produknya dengan viskositas tinggi berarti minyak tersebut mengandung
fraksi hidrokarbon berat (berat molekul besar) dan sebaliknya
Water and Sediment
Air dan endapan dari crude oil, seperti garam-garaman, utamanya berasal dari produksi dan
transportasi. Air beserta garam-garam terlarutnya umumnya dalam bentuk emulsi atau dalam
bentuk
suspensi.
Sediment biasanya tersuspensi di crude oil dalam bentuk mineral anorganik dari produksi dan
dari fluida pemboran, juga bisa berasal dari scale, karat-karat pipa, tangki-tangki yang
digunakan
untuk
transportasi
dan
pneyimpanan.
Air biasanya hadir lebih banyak di crude oil dibandingkan sediment.
Garam-garaman, air dan endapan dapat menyebabkan kerusakan pada alat-alat proses seperti
heater, kolom, exchanger, serta dapat menyebabkan korosi dan merusak produk-produk dari
petroleum oil. Air dan endapan merupakan komponen utama dari sludge crude oil yang
terkumpul di storage tank. Endapan bisa juga berasal dari kontaminan seperti kotoran.
Kotoran ini ada saat crude oil di transportasikan baik lewat kapal, pipa atau saat di tangki.
Keberadaan air pada bagian bottom storage tank juga dapat menyebabkan meningkatnya
aktivitas dari microbiologi, dan bila sistemnya adalah anaerobic maka akan terbentuk
hidrogen sulfida dan larutan asam yang sangat korosive. Perhitungan water and sediment
content juga diperlukan untuk penjualan, penetapan pajak, pertukaran, dan transfer. Metode
yang digunakan untuk menentukan adanya water and sediment adalah ASTM D 4007, Test
Method for Water and Sediment in Crude Oil by the Centrifuge Method.
Sulfur Content
Keberadaan sulfur di crude oil bervariasi, mulai dari 0,1 5 < % wt. Sulfur bersifat korosif,
terutama pada peralatan refinery. Sulfur juga sebagai racun katalis, sehingga katalis yang
digunakan pada proses katalitik kraking tidak bisa berfungsi sebagaimana mestinya. Sulfur
juga merupakan polutant (emisi pembakaran), karena akan membentuk sulfur oksida hasil
pembakaran. Sulfur oksida ini bila bertemu dengan air kondensasi hasil pembakaran akan
menjadi
larutan
asam
yang
korosif.
Crude oil yang mengandung sulfur tinggi umumnya memiliki nilai moleculair weight lebih
besar, sehingga cenderung banyak terdapat pada fraksi berat. Merkaptan sulfur pada crude oil
biasanya hadir dengan bau yang merangsang. Bentuk-bentuk lain merkaptan di crude oil :
butyl merkaptan (biasa dipakai sebagai odor pada produksi gas alam). Metode standar yang
digunakan untuk menentukan kandungan sulfur yaitu dengan ASTM D 1552, Test Method for
Sulfur
in
Petroleum
Products
(High
Temperature
Method).
Salt
Content
Kandungan garam di crude oil umumnya berasal dari produksi di lapangan, yaitu bisa berasal
dari reservoir minyak atau air formasi, dan tanker handling yang membawa crude hingga ke
terminal. Kehadiran garam-garaman biasanya terlarut bersama-sama dengan air bebas, dan
garam-garaman ini bisa dikurangi dengan peralatan desalter. Bahkan dengan dengan jumlah
sangat kecilpun, garam-garaman masih bisa terakumulasi di heater, still, exchanger yang
akhirnya dapat menigkatkan biaya clean up peralatan. Yang paling penting adalah bahwa
selama proses flash vaporization crude oil, garam-garam tertentu akan terhidrolisa
membentuk asam hidroklorik (HCl), yang mana asam HCl ini sangatlah korosif. Biasanya
untuk mengatasi hal tersebut diinjeksikan senyawa amonia ke overhead line untuk
meminimisasi
kerusakan
akibat
korosi.
Garam-garaman dan larutan asam yang terbentuk dapat mengkontaminasi produk overhead
dan residual products lainnya. Pada residual products, garam logam dapat pula menyebabkan
deactivasi katalis pada peralatan RCC. Metode standar yang digunakan untuk menentukan
adanya garam dalam crude adalah ASTM D 3230, Test Method for Salt in Crude Oil
( Electrometric Method).
Tekanan
Uap
Tekanan uap adalah property fisik penting lainnya dari crude oil, karena berkenaan dengan
shipping, storage, dan refinery handling. Semakin tinggi tekanan uap crude oil, maka semakin
besar pula emisi hidrokarbon yang dihasilkan, serta volatil compound berbahaya lainnya
seperti H2S. Metode yang digunakan untuk menentukan tekanan uap crude oil yaitu ASTM D
323, Test Method for Vapor Pressure of Petroleum Products (Reid Method) dengan vapor
liquid ratio 4 : 1. Sample yang diukur tekanan uapnya dengan Reid Vapor Pressure (RVP)
berbeda dari Sample yang diukur tekanan uapnya dengan True Vapor Pressure, hal ini
dikarenakan adanya sedikit penguapan dari sample serta adanya uap air dan udara di sample
chamber saat dilakukan test RVP. Metode test terbaru yang digunakan adalah ASTM D 6377,
Test Method for Determination of Vapor Pressure of Crude Oil : VPCR (Expansion Method).
Dimana pada uji ini meliputi uji untuk vapor-liquid ratio mulai dari 4:1 hingga vapor-liquid
ratio
0,02
:
1.
Total
Acid
Number
(TAN)
Total Acid Number ditentukan dengan metode ASTM D 664, Test Method for Acid Number
of Petroleum Products by Potentiometric Titration. Test ini untuk mengindikasikan adanya
naphtanic acid content of crude oil serta inorganic acid. Inorganic acid ini diperkirakan hadir
ketika sumur dilakukan operasi work over. Adanya asam dapat menyebabkan korosi pada
peralatan refinery, serta dapat mempengaruhi produk hasil refinery. Uji ini berfungsi juga
untuk mengetahui dosis agent penetralisir yang dperlukan saat refinery.
Carbon
Residu
Uji carbon residu sangat berati untuk mengetahui banyaknya material yang tertinggal sebagai
deposit (coke) diperalatan refinery seperti furnace, hetaer, dan exchanger. Residu yang
terbentuk tidak semuanya menjadi karbon ketika proses evaporasi dan pirolisa berlangsung,
tetapi sebagian akan membentuk coke. Metode standar yang digunakan adalah untuk
menentukan karbon residu adalah ASTM D 189, Test method for Conradson Carbon Residu
of Petroleum Products dan ASTM D 524 Test method for Ramsbottom Carbon Residu of
Petroleum Products.
Total
Nitrogen
Content
Nitrogen dapat menyebabkan kerusakan katalis pada proses katalitik kraking. Nitrogen juga
penyebab sulitnya umpan untuk dihidrogenasi. Keefektifan dari proses hydrotreating di
hydrotreater adalah dengan mengukur adanya nitrogen konten yang tersisa di produk
hydrotreater.
Ada 3 metode untuk menentukan total nitrogen, yaitu :
ASTM D 4629, Test Method for Trace Nitrogen in Liquid Petroleum Hydrocarbon
ASTM D 5762, Test Method for Nitrogen in Petroleum and Petroleum Products
Halida
Organik
Halida organik telah terdapat di dalam crude oil dikarenakan adanya kontaminasi secara
kimia ketika dilakukan Cleaning Operation sumur produksi, sistem-sistem perpipaan serta di
tangki. Senyawa ini sangat potensial sekali merusak peralatan refinery. Asam hidroklroik
hasil hydrotreating dan reforming direaktor terakumulasi saat proses kondensasi produk uap
(gas). Beberapa spesies organik dapat merusak katalis di reformer sehingga bisa
mempengaruhi yield gasoline. Metode standar yang digunakan untuk menentukan Total
Organik Halida yaitu ASTM D 4929, Test Method for Determination of Organic Chloride
Content in Crude Oil.
Ash
Content
Ash (abu) adalah material padat yang tidak bisa terbakar habis ketika pembakaran
berlangsung. Yang termasuk Abu seperti kotoran, logam karat yang terdapat di crude oil.
Terdapat korelasi yang dekat antara ash content dan sediment content. Metode standar yang
digunakan untuk menentukan ash (abu) yaitu ASTM D 482, Test Method for Ash from
Petroleum Products.
Asphalten
Asphalten adalah molekul organik yang memiliki berat molekul yang tinggi. Kesulitan yang
dihadapi yaitu saat penyimpanan dan handling. Metode standar yang digunakan untuk
menentukan kandungan asphalten di crude oil yaitu ASTM D 6560, Test Method for
Determination of Asphalten in Crude Petroleum and Petroleum Products.
Vito Ivan Irawan
Manual Sampling
Automatic Sampling
Fasa cair
Fasa padat
Air (air bersih, air minum dalam kemasan, air buangan, air formasi)
dll material.
Tujuan Sampling
Pengujian di Lapangan
Pengujian di Laboratorium
Pameran
ASTM D 4057, Practice for Manual Sampling of Petroleum and Petroleum Products.
ASTM D 5842, Practice for Sampling and Handling of Fuels for Volatility
Measurements.
ASTM D 4306, Practice for Aviation Fuel Sample Containers for Test Affected by
Trace Contamination.
ASTM D 5854, Practice for Mixing and Handling of Liquid samples of Petroleum and
Petroleum Products.
Apabila ada peralatan tambahan harus disesuaikan dengan metode dan tidak
menimbulkan intepretasi yang bias.
Safety helm
Safety shoes
Safety uniform
Safety ear
HT
dll
Tank tiket
Labeling
3. Melakukan pengukuran level/isi produk baik dengan metode innage atau outage sesuai
kebutuhan
Tongkat yang bersekala mempunyai panjang kurang lebih 1 meter yang digunakan
untuk mengukur tinggi air bebas di tangki darat /kompartemen.
3. Reference Deef
Jarak atau tinggi antara datum plate/meja ukur suatu tangki dengan bibir lubang ukur
pada bagian atas tangki, dan ditentukan pada waktu kalibrasi tangki.
4. Tank Tiket
5. Datum plate
Meja dari kontruksi besi yang berada pada bagian dasar tangki sebagai titik nol
pengukuran tinggi cairan suatu tangki timbun.
6. Reference point
Titik /tanda yang disepakati /disetujui terdapat pada bibir lubang ukur dan merukan
titik tempat ukur sah suatu tangki.
7. Level indikator
Angka tinggi cairan suatu saatyang ditunjukkan di samping dinding tegak suatu
tangki.digunakna sebagai angka pembanding ukuran manual.
8. Cut point
Batas reaksi antara pasta yang terdapat pada pita ukur dengan cairan pada waktu
pengukuran tinggi caieran.
9. Innage
Cara pengukuran tinggi cairan dalam suatu tangki dari permkaan cairan sampai datum
ukur.
10. Outage/ullage
Pengukuran tinggi cairan suatu tangki dengan cara mengukur tingginya ruang kosong
pada tangki tersebut.
SG [Specific Gravity]
2. Proses Konversi
Adalah proses perubahan kimia dengan suatu reaksi kimia
a. Dekomoposisi Molekul :
Thermal Cracking
Hydro Cracking
Catalytic Cracking
b. Sintesa Molekul :
Polymerisasi
Alkylasi
Isomerisasi
Reforming
3. Treating
Adalah proses memisahkan impurities-impurities yang terikut dari minyak bumi.
Desalter
Soda Treating
Acid Treating
Desulphurisasi
4. Blending
Adalah proses pencampuran additive/bahan kimia dengan minyak bumi. Bertujuan untuk
memperbaiki :
SG
Viscositas
ON [Nomor Oktan]
dll
Vito Ivan Irawan
Teknik pengangkatan fluida reservoir kepermukaan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
dengan metode sembur alam (Natural Flow) atau metode pengangkatan buatan (Artificial
Lift) yang akan diterapkan apabila tekanan reservoir sudah tidak mampu lagi mengangkat
fluida reservoir kepermukaan. Metode pengangkatan buatan menggunakan pompa (ESP).
Natural Flowing
Natural Flowing adalah sumur yang dapat mengangkat fluida ke permukaan dengan
sendirinya tanpa dibantu oleh sebuah unit pompa karena tekanan reservoirnya masih besar.
Pada sumur natural flowing biasanya memiliki water cut/ rata-rata kandungan airnya 0%.
Pada sumur seperti ini memiliki tekanan reservoir yang besar sehinnga untuk mengatur fluida
yang keluar dengan mengatur chock pada x-mast tree. Safety device pada sumur natural
flowing ini adalah sssv (sub-surface safety valve). SSSV ini digunakan untuk keamanan
dimana pressure pada sumur tidak akan melebihi set point yang telah ditentukan.
Untuk peralatan di bawah permukaan pada sumur ini berbeda dengan sumur yang
menggunakan ESP. Perbedaannya selain sumur ini tidak menggunakan pompa, yaitu sumur
ini menggunakan packer sebagai alat penyekat antara tubing dan production casing. Fungsi
packer ini adalah untuk mencegah adanya fluida yang masuk pada anulus. Sehingga fluida
masuk
pada
tubing.
angkat/corong). Stage umumnya terbuat dari metal m-resist atau ryton yang tahan terhadap
karat, sedangkan shaft terbuat dari besi k-monel yang juga tahan karat dan sangat keras.
Selain itu dalam rangkaian pompa dilengkapi dengan Pump, Gas Separator, Protector, Motor,
Downhole
Monitoring
Tool
(DMT)
dan
Power
Cable.
Untuk memproduksikan sumur ESP secara optimum perlu adanya analisa terhadap pompa
ESP terpasang, dimana nantinya harus disesuaikan dengan inflow reservoir sehingga
didapatkan optimum pompa.
Unit pompa ESP sendiri meliputi beberapa bagian sebagai berikut:
a.
Pump
Pompa yang dipasang harus multistage centrifugal pump. Ukuran atau seri pompa tergantung
besarnya diameter casing ESP, sedangkan rate atau kapasitas pompa tergantung besarnya
produksi yang diinginkan. Pump, tersusun dari beberapa stages yang masing-masing stages
terdapat satu impeller dan satu diffuser yang statis. Makin banyak stages maka makin besar
tekanan
dan
rate
yang
didapat
pompa.
Impeller dan diffuser dipasang pada pompa yang dibuat dari monel. Jumlah stage (tingkat)
akan tergantung besarnya head yang harus diatasi pompa.
Gambar. Pump
b.
Gas
Separator
Gas separator dipasang di antara protector dan pompa, berfungsi sebagai pump intake dan
pemisah antara gas dan cairan. Gas separator dipakai pada sumur yang mempunyai Gas Oil
Ratio tinggi atau di atas 1000 cuft/bbl. Prinsip kerja alat ini ialah membawa aliran produksi
dari lubang sumur kearah bawah, sehingga ada kesempatan gas untuk membebaskan diri.
Komponen
utama
:
Coupling
Shaft
Fluid tube, sebagai sarana mengalirkan cairan yang sudah bebas dari gas.
Pick up impeller, sebagai pendorong fluida yang masuk melalui intake ke pompa.
Coupling
Shaft
Elastomeric
bag/Labyrinth
chamber
Shaft
seal
Dielectric
oil
Thrust bearing
d. Motor
Motor adalah alat untuk menggerakan pompa dengan cara mengubah electrical energy
menjadi mechanical energy. Energi ini menggerakkan protector dan pompa melalui shaft
yang terdapat pada setiap unit yang dihubungkan dengan coupling.
Gambar. Motor
e. Power Cable
Power cable gunanya untuk mengalirkan arus listrik dari switchboard ke motor. Power Cable
terdiri atas round cable, flat cable dan cable clamp. Round Cable ialah kabel berpenampang
bulat, yang terpasang pada sepanjang rangkaian tubing sampai ke transformer. Flat Cable
ialah kabel berpenampang pipih yang terpasang sepanjang ujung pompa sampai motor, kabel
terbungkus oleh suatu pelindung yang terbuat dari baja (armor). Kabel terbuat dari tembaga
dengan rancangan yang disesuaikan dengan kondisi sumur serta besar/kecil horse power(HP)
dari
motor.
Komponen
power
cable
:
Armor,
terbuat
dari
lapisan
baja
dan
galvanize.
Filler,
terbuat
dari
pelat
tipis
dari
kuningan(brass
shim).
Lead
jacket,
terbuat
dari
timah.
Insulation,
terbuat
dari
karet.
Conductor,
terbuat
dari
tembaga
sebagai
penghantar
arus.
dalam tubing tidak turun ke bawah saat ESP mati. Turunnya fluida akan memutar balik
pompa dan merusak motor pompa. Check valve dipasang satu joint tubing diatas pompa
dengan
tujuan
:
Menjaga tubing selalu penuh oleh cairan.
Mencegah turunnya cairan di tubing pada waktu pompa berhenti bekerja dan menahan
partikel-partikel padat agar tidak mengendap dalam pompa(waktu pompa mati/shut down).
Mengurangi lost time saat terjadi back spin motor
k Tank
torage Tank
oid Tank
: Tangki yang berbentuk bola untuk menahan tekanan fluida yang ditampung.
zontal Tank
: Tangki yang berbentuk horizontal. Tangki ini lebih mengutamakan diameter yang lebar
daripada ketinggian tangki.
cal Tank
: Tangki yang berbentuk vertical. Tangki ini lebih mengutamakan ketinggian tangki daripada
diameternya.
Jenis tangki berdasarkan phisical atau pertimbangan safety dibedakan menjadi 3 kelas,
yaitu:
Kelas A
: Tangki yang digunakan untuk menampung fluida dengan flash point kurang dari 730F.
Kelas B
: Tangki yang digunakan untuk menampung fluida dengan flash point antara 730F s/d 1500F.
Kelas C
: Tangki yang digunakan untuk menampung fluida dengan flash point lebih dari 1500F.
Sedangkan jenis tangki berdasarkan konstruksi atau cara pembuatanya dibedakan atas:
1. Tangki las
2. Tangki keling
3. Tangki mur-baut
2. Bagian-bagian Tangki
Adapun bagian-bagian tangki dalam CPA adalah sebagai berikut:
ole
: Lubang lalu orang untuk keperluan pameriksaan, pembersihan, maupun perbaikan dalam
tangki. Terdapat pada atap maupun dinding tangki.
Breaker
: Safety device untuk memasukan udara ke dalam tangki sebagai pencegah vacum dalam
tangki.
arester
: Safety device untuk menceegah api balik di atap tangki (vacum breaker)
Sprinkle
chamber
tch
: Lubang untuk memasukan roll meter atau deep stick guna mengukur level tangki.
plate
: Plate yang terletak di tepi atap tangki yang berfungsi untuk meratakan aliran dari water
n Content
eather
: pipe line untuk keluar/masuknya gas blanket untuk gas pernafasan pada tangki.
: safety device untuk membuang tekanan berlebih gas pada tangki.
Rail
Switch
: Safety device untuk mendeteksi level fluida dalam tangki high-high level maupun low-low
level.
: untuk mengisi fluida dalam tangki.
: untuk mengosongkan atau mengalirkan fluida keluar dari tangki.
pipe
Oil Separator
Sumur hydricarbon pada umumnya memproduksi fluida multiphase. Fluida
sebagian besar terdiri dari gas, minyak, dan air. Masing-masing fluida ini merupakan
fariasi yang berbeda untuk pengukuran dan memprosesnya. Untuk itu perlu
dipisahkan dengan alat pemisah. Peralatan yang digunakan untuk proses pemisah
adalah separator minyak dan gas, water separator, dan knock outs, de-emulsifier,
Coalescers ( mist extractor ) dan scrubber.
Untuk pemisahan fluida dari well yang akan diproduksi biasanya memakai
unit production separator.
Production separator adalah alat yang digunakan untuk memisahkan phasephase fluida seperti gas, minyak, dan air. Jenis separator berdasarkan bentuknya
dibedakan menjadi 3 yaitu:
1.
2.
3.
Vertical
Horizontal
Sperical
Kelebihan separator vertical antara lain :
Separator vertical dapat menangani slug cairan dalam jumlah yang relatif besar
tanpa terjadi liquid carryover pada outlet gas.
Separator vertical dapat menangani pasir dalam jumlah yang lebih besar.
Meminimalisasi turbulensi pada bagian gas di separator untuk memastikan
pengendapan yang baik.
4.
1.
2.
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
1.
2.
3.
1.
Memiliki mist extractor di dekat outlet gas untuk menangkap dan menggumpalkan
partikel cairan yang lebih kecil yang tidak dapat dibuang dengan pengendapan
gravitasi.
Adapun kekurangan dari separator vertical antara lain :
Separator vertical lebih mahal pembuatannya, dan juga lebih mahal biaya
pengiriman ke lokasi.
Separator vertical untuk kapasitas yang sama, biasanya memiliki ukuran yang
lebih besar dari separator horisontal. Hal ini disebabkan aliran gas ke arah atas pada
separator vertical bertentangan dengan arah jatuhnya droplet cairan.
Separator horizontal merupakan separator yang bentuknya memanjang kesamping.
Fluida akan mengalir masuk menuju inlet, menabrak penghalang bersudut,
kemudian kerangka separator, yang menghasilkan pemisahan utama yang efisien
seperti halnya pada separator horizontal. Kelebihan separator horizontal antara lain :
Separator horizontal memiliki luas batas antar muka gas-cairan yang lebih besar,
sehingga memperbolehkan kecepatan gas yang lebih tinggi.
Separator horizontal dapat menangani gas dalam jumlah yang besar secara
ekonomis dan efisien.
Separator horizontal lebih murah untuk dibuat dan dikirim ke lokasi dibandingkan
separator vertikal.
Separator horizontal lebih mudah dan lebih murah untuk dipasang dan diperbaiki.
Separator horizontal meminimalisasi terjadinya turbulensi dan buih.
Adapun kekurangan dari separator horizontal antara lain :
Pengaturan tingkat cairan sangat penting, dan ruangan untuk buih agak terbatas.
Separator horizontal lebih sulit dibersihkan, sehingga tidak dianjurkan untuk
digunakan pada sumur yang memproduksi banyak pasir.
Kebutuhan ruangan separator horizontal dapat dikurangi dengan menumpuk
beberapa separator horizontal pada pemisahan bertingkat.
Separator spherical didesain untuk mengoptimalkan penggunaan semua
metode pemisahan gas dan cairan seperti pengendapan gravitasi, penurunan
kecepatan, gaya sentrifugal dan kontak permukaan. Aliran inlet dialihkan, sehingga
aliran sumur menyebar mengelilingi dinding separator. Cairan dipisahkan menjadi
dua aliran yang bergabung kembali setelah melewati setengah dari dinding
separator, kemudian jatuh ke bagian penampungan cairan. Kelebihan separator
spherical antara lain :
Separator spherical murah, lebih murah dari separator vertikal maupun horisontal.
Separator spherical berukuran kecil, dan memberikan fasilitas pembersihan sumur
dan pengeringan dari bawah yang lebih baik dari separator vertikal.
Separator spherikal dapat digunakan untuk aliran sumur dengan GOR rendah
sampai menengah.
Adapun kekurangan dari separator spherical antara lain :
Pengaturan tingkat cairan sangat penting bagi efisiensi separator spherical.
Separator spherikal memiliki ruangan untuk buih dan bagian pengendapan cairan yang
terbatas. Karena keterbatasan ruang dalam, separator spherikal sulit digunakan untuk
pemisahan tiga fasa (gas-minyak-air).
Electric
Thermal
e Separator
: adalah separator yang proses pemisahan fluidanya dengan memberikan arus listik
pada fluida, sehingga emulsi-emulsi air dapat terkupul dan terpisahkan.
: adalah separator yang proses pemisahan fluidanya dengan cara menaikan
themperature fluida. Yaitu untuk mengusir fraksi ringan atau gas yang terkandung
dalam liquid dengan cara menguapkannya.
-
Chemical
ase Separator : Separator yang memisahkan tiga phase fluida sekaligus yaitu gas, air, dan minyak.
Separator merupakan salah satu jenis vesel. Jenis vesel dapat dibedakan
atau diberi nama lain sesuai dengan fungsinya masing-masing. Pada instalasi gas
separator diberi nama lain, karena fungsifungsi yang dilakukannya didalam sistem
proses. Sebuah Scrubber melakukan kerja yang sama pada sebuah Knockout drum.
Tetapi, biasanya Scrubber memisahkan suatu flow yang berisi rasio tinggi gas dan
cairan. Knockout drum digunakan jika cairan mengalir bersama gas.
ector
: Merupakan sebuah plate yang terletak di dalam separator yang berfungsi untuk
memecah aliran yang masuk.
ightening vanes
: Sebuah plate / bendungan yang berfungsi untuk memisahkan minyak dari air, dan
mencegah masuknya air ke dalam tampungan minyak.
Extractor
: Berfungsi untuk mencegah / menangkap minyak atau kondensat yang terikut dalam
gas.
ex Breaker
gauge
meter
uge
wn Valve
: Safety device yang dapat mematikan proses jika tekanan melebihi ambang batas
yang telah ditentukan.
ntrol Valve
: Valve yang berfungsi mengatur level cairan (oil/water) dengan cara mengatur aliran
outlet.
Control Valve
Safety Valve : Safety device yang berfungsi untuk membuang tekanan gas ketika tekanan dalam
separator melebihi batas aman dan PCV sudah tidak dapat mengatasi kelebihan
tekanan tersebut (bukaan peuh).
Meter
corder
disk
: safety device berupa plate untuk membuang tekanan gas yang pecah/beroprasi
http://paidixxx.blogspot.com/2012/04/storage-tank.html