DISUSUN OLEH:
JASMINE ARIESTA DWI PRATIWI
030.10.139
PEMBIMBING:
dr. Gita Tarigan, MPS
1. Rekayasa Kasus
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banten mencatat, sebanyak 78
pabrik ditengarai menghasilkan limbah berbahaya. Semua pabrik penghasil limbah
bahan berbahaya dan beracun (B3) ini merupakan pabrik petrokima yang
menghasilkan plastik hingga karbon.
"Limbah B3 dapat menyebabkan penyakit pernafasan, kulit hingga kanker otak.
Bahkan dapat menyebabkan kematian," kata Kepala Seksi Pencegahan BPBD Banten
Uus Koeswaya di Cilegon, Kamis 8 Mei 2015.
Menurut Uus, sebaran pabrik penghasil limbah B3 tersebut terbagi dalam empat
zona. Zona satu, berada di wilayah Anyer hingga perbatasan Ciwandan. Zona dua,
berada di Ciwandan sampai Cilegon, zona tiga di Kawasan Gerem sampai Cilegon.
Sementara zona empat berada kawasan industri di sepanjang kawasan Merak.
Semua itu industri yang memproduksi bahan kimia dengan pencemaran udara yang
sangat tinggi," ucapnya.
Uus menambahkan, ancaman pencemaran limbah ini semakin besar jika terjadi
kebocoran pada pembuangan uap industri dan reaktor pengolahan bahan. Terlebih,
jika limbah tersebut belum disterilisasi. Sayangnya, BPBD Banten belum
mengantongi data akurat mengenai jenis limbah yang dihasilkan oleh masing-masing
industri.
Uus mendesak seluruh industri yang ada di Kota Cilegon untuk lebih terbuka dan
bersedia mengkordinasikan jenis limbah yang mereka produksi. Industri jangan
tertutup. Krakatau Posco meledak seperti kemarin saja, kami susah masuk. kita tidak
ingin kejadian seperti di Cernobyl, Jepang, dan negara-negara lain yang udaranya
tercemar limbah-limbah kimia, ujarnya.
Sebelumnya, ratusan warga dari Kelurahan Gunung Sugih, Kecamatan Ciwandan,
Kota Cilegon, terpaksa angkat kaki dari kampung halamannya. Mereka hengkang
karena kampung halamannya sudah tercemar dan polusi udara. Warga banyak yang
memilih pindah ke Kecamatan Anyar, Kabupaten Serang.
Kami sudah puluhan tahun menetap di sana. Tapi sekarang sudah tidak sehat lagi
karena sudah tercemar oleh polusi dan bunyi bising industri karena jarak kampung
kami sangat dekat dengan pabrik, ujar Ajiz, salah seorang warga kecamatan
Ciwandan, Cilegon.
2. Hazard Mapping
Kota Cilegon adalah sebuah kota di Provinsi Banten, Indonesia. Cilegon berada di
ujung barat laut pulau Jawa, di tepi Selat Sunda. Kota Cilegon dikenal sebagai kota
industri. Sebutan lain bagi Kota Cilegon adalah Kota Baja mengingat kota ini
merupakan penghasil baja terbesar di Asia Tenggara karena sekitar 6 juta ton baja
dihasilkan tiap tahunnya di Kawasan Industri Krakatau Steel, Cilegon. Di Kota
Cilegon terdapat berbagai macam objek vital negara antara lain Pelabuhan Merak,
Pelabuhan Cigading Habeam Centre, Kawasan Industri Krakatau Steel, PLTU
Suralaya, PLTU Krakatau Daya Listrik, Krakatau Tirta Industri Water Treatment
Plant, (Rencana Lot) Pembangunan Jembatan Selat Sunda dan (Rencana Lot)
Kawasan Industri Berikat Selat Sunda.
Berdasarkan letak geografisnya, Kota Cilegon berada dibagian paling ujung sebelah
Barat Pulau Jawa dan terletak pada posisi : 552'24" - 604'07" Lintang Selatan (LS),
10554'05" - 10605'11" Bujur Timur (BT). Secara administratif wilayah berdasarkan
UU No.15 Tahun 1999 tentang terbentuknya Kotamadya Daerah Tingkat II Depok
dan Kotamadya Daerah Tingkat II Cilegon pada tanggal 27 April 1999, Kota Cilegon
mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut:
Cilegon memiliki wilayah yang relatif landai di daerah tengah dan pesisir barat
hingga timur kota, tetapi di wilayah utara cilegon topografi menjadi berlereng karena
berbatasan langsung gunung batur, sedangkan di wilayah selatan topografi menjadi
sedikit berbukit-bukit terutama wilayah yang berbatasan langsung dengan
Kecamatan Mancak.
Kota Cilegon mempunyai iklim tropis dengan suhu rata-rata 22 C-33 C, curah
hujan maksimum terjadi pada bulan Desember-Februari dan minimum pada bulan
Juli-September. Menurut klasifikasi iklim Koppen, pada awalnya iklim di Kota
Cilegon termasuk dalam Iklim Hutan Basah Tropis tetapi semakin dengan pesatnya
perkembangan Kota Cilegon jumlah tutupan Hijau di Kota ini menjadi sangat
berkurang sehingga mengubah jenis tutupan permukaan di wilayah Kota Cilegon.
Kota ini memiliki wilayah strategis yang berhubungan langsung dengan selat sunda,
dan
terhubung dengan
jalan
tol
pembangunan Jembatan Selat Sunda yang nantinya akan terkoneksi dengan jalan
lingkar selatan Kota Cilegon menambah tingkat konektivitas Kota ini dengan daerah
lain di sekitarnya.
3. Vulnerability
Fisik
dekat dengan daerah pemukiman menghasilkan limbah bahan berbahaya dan beracun
Sosial
: banyaknya penduduk lokal, tingkat pengetahuan masyarakat yang
masih rendah, dan masih banyak penduduk yang hidup dibawah garis kemiskinan dan
banyaknya pengangguran
Ekonomi
: tingkat pendapatan yang rendah
Teknologi
: terganggunya sistem pembuangan limbah industri
Penyakit
: penyakit saluran pernapasan, penyakit saluran pencernaan, penyakit
kulit, gangguan pendengaran
4. Capacity
Kapasitas yang dimiliki oleh institusi dan masyarakat yang tinggal di daerah
Kecamatan Grogol, Kota Cilegon dalam menghadapi limbah industri antara lain:
-
Kesigapan dari penduduk serta rasa gotong-royong penduduk yang cukup tinggi
penanganan segera
Kerja sama dengan pemerintah dan badan kesehatan beberapa daerah sekitar
kecamatan grogol dalam menghadapi bencana
5. Siklus bencana
Program Persiapan Pra-Bencana
Persiapan sebelum terjadinya bencana merupakan sebuah tahapan yang sangat
penting karena disinilah program program edukasi dapat dijalankan agar kapasitas
masyarakat di daerah tersebut meningkat. Berikut beberapa hal yang dapat
dilakukan untuk persiapan menghadapi bencana akibat limbah industri:
1. Identifikasi jumlah KK dan jiwa di daerah sekitar industri
2. Penyuluhan kepada warga agar dapat mengindentifikasi pencemaran akibat
limbah industri dan apa yang harus dilakukan ketika sudah mulai terdapat
pencemaran
3. Memberi tahu warga agar segera melapor pada pihak yang berwenang jika
sudah ditemukan tanda-tanda pencemaran
3.
4.
pertolongan segera
Membangun posko pengobatan darurat
Meminta masyarakat sekitar untuk tidak menggunakan air sungai yang telah
tercemar dan pindah ke tempat yang lebih aman
bencana
Menentukan tempat yang aman untuk pengungsian, misalnya balai desa,
sekolah, masjid
Menunjuk command leader di puskesmas yaitu salah satu dokter puskesmas
puskesmas
Melatih kader-kader serta para petinggi masyarakat setempat agar dapat
mensosialisasikan dan membantu puskesmas dalam menghadapi bencana