Dislokasi Sarahs
Dislokasi Sarahs
pada
suatu
area
secara
terus-menerus
sehingga
Page | 1
Page | 2
BAB I
DISLOKASI TRAUMATIK
A Definisi
Dislokasi traumatik adalah dislokasi yang terjadi karena trauma yang kuat
sehingga dapat mengeluarkan tulang dari jaringan di sekeilingnya dan
mungkin juga merusak struktur sendi, ligamen, saraf, dan sistem vaskular.
B Epidemiologi
C Etiologi
Secara umum dislokasi traumatic disebabkan oleh :
a Cedera olahraga
Olahraga yang biasanya menyebabkan dislokasi adalah sepak bola dan
b
keras
pada
sendi
saat
kecelakaan
motor
biasanya
menyebabkan dislokasi.
Terjatuh
Terjatuh dari tangga atau terjatuh saat berdansa diatas lantai yang licin.
D Patomekanisme
a Klasifikasi
Berdasarkan tipe kliniknya dislokasi traumatik dibagi atas (Brunner &
Suddart, 2002, KMB, edisi 8, vol 3,Halaman 2356) :
a Dislokasi Akut
Dislokasi akut umumnya terjadi pada shoulder, elbow, dan hip.
b
c
oleh karena kuatnya trauma, tonus atau kontraksi otot dan tarikan.
Patofisiologi
Dislokasi traumatik menyebabkan terjadinya tear ligamen dan kapsul
artikuler yang merupakan komponen vital penghubung tulang.
Prognosis
Page | 3
Tingkat kesembuhan pada kasus dislokasi traumatik ini baik jika tidak
menimbulkan komplikasi. Adapun komplikasi yang terjadi pada dislokasi,
yaitu :
1 Komplikasi yang dapat menyertai dislokasi antara lain :
a Fraktur
b Kontraktur
c Trauma jaringan
2 Komplikasi yang dapat terjadi akibat pemasangan traksi :
a Dekubitus
b Kongesti paru dan pneumonia
c Konstipasi
d Anoreksia
e Stasis dan infeksi kemih
f Trombosis vena dalam
E Gambaran Klinis
a At the time of injury
1 An intense sickening pain (nyeri yang menyakitkan)
Dislokasi traumatik akan menyebabkan nyeri yang
sangat
Page | 4
BAB II
DISLOKASI SHOULDHER
A Definisi
Dislokasi adalah cidera pada persendian yang mana kepala tulang lepas
atau bergeser dari mangkoknya. Faktor yang meningkatkan resiko dislokasi
adalah ligamen-ligamennya yang kendor akibat pernah mengalami cedera,
kekuatan otot yang menurun ataupun karena faktor eksternal yang berupa
tekanan energi dari luar yang melebihi ketahanan alamiah jaringan
dalam tubuh (Stevenson et al, 2000).
Dislokasi bahu adalah suatu kerusakan yang terjadi saat bagian atas
tulang humerus tidak menempel lagi dengan scapula. Hal ini terjadi saat
Page | 5
caput humerus keluar dari glenoid, maka dislokasi bahu ini fokus pada
dislokasi dari sendi glenohumeral (Dr H. Subagyo, Sp.B, Sp.OT, 2013).
B Epidemiologi
Dislokasi dan subluksasi sendi glenohumeral sering terjadi pada atlet.
Seorang peneliti mengidentifikasi distribusi dimodal dislokasi sendi bahu
primer dengan puncak dalam dekade kedua dan keenam. Dalam 95% kasus,
dislokasi bahu yang terjadi mengarah ke anterior. Terdapat beberapa fraktur
yang berhubungan dengan dislokasi bahu anterior yaitu kelainan Hill-Sachs
dengan kasus sebanyak 35-40% dari kasus yang ada, lesi Bankart dan
fraktur dari greater tuberosity dengan kasus sebanyak 10-15% dari kasus
yang ada. Sekitar 4% dari kasus yang ada, dislokasi terjadi ke arah posterior.
Sekitar 0,5% dari semua dislokasi yang ada, terjadi dislokasi ke arah inferior
(luxatio erecta). Dan dislokasi ke arah superior jarang sekali ditemukan,
angka kejadiannya lebih kecil dari dislokasi ke arah inferior.
Komplikasi penting dari dislokasi primer adalah dislokasi berulang.
Berdasarkan studi yang dilakukan, sekitar 70% dari mereka yang telah
mengalami dislokasi memiliki kemungkinan untuk mengalami dislokasi
berulang dalam waktu 2 tahun sejak cedera pertama.
Penderita yang lebih muda dan lebih tua memiliki insiden dislokasi bahu
primer yang sebanding. Namun keadaan dislokasi berulang sangat
bergantung pada usia dan lebih sering terjadi pada populasi remaja
dibandingkan dengan populasi yang lebih tua. Telah dilaporkan bahwa
dislokasi rekuren pada 66% sampai 10% pada individu berusia 20 tahun atau
lebih muda, 13% sampai 63% dari individu berusia antara 20 tahun dan 40
tahun. Dan 0% sampai 16% dari individu berusia 40 tahun atau lebih.
(Donnateli, 1991)
Dislokasi bahu cenderung lebih sering terjadi pada pria dibandingkan
dengan wanita. Hal ini mungkin disebabkan karena tipe olahraga yang
dilakukan.
C Etiologi
Penyebab utama dislokasi bahu adalah cedera traumatik. Hamper 95%
dari dislokasi bahu yang terjadi pertama kali adalah akibat dari beberapa
kejadian seperti benturan kuat, jatuh pada lengan terulur, atau gerakan tibatiba yang dapat mengakibatkan bahu terkilir. Pada individu-individu ini,
struktur yang berfungsi menstabilkan gerakan ditarik paksa secara spontan.
Page | 6
Sekitar 5% dari dislokasi yang ada disebabkan oleh kejadian yang atraumatik
(misalnya, overuse, mengangkat lengan). Individu-individu ini mungkin
memiliki kelemahan kapsuler atau pengontrolan otot pada kompleks bahu
atau dapat disebabkan oleh keduanya.
D Patomekanisme
a Klasifikasi
Terdapat empat jenis dislokasi pada bahu yaitu :
1 Dislokasi Anterior
Adalah Pergeseran caput humerus dari sendi glenohumeral dapat
terjadi pada bagian anterior dan medial glenoid, sehingga caput
humeri bergeser ke medial di bawah processus coracoideus.
Dislokasi sendi bahu anterior biasanya terjadi setelah cedera akut
karena lengan dipaksa berabduksi, berotasi eksternal dan ekstensi
sendi bahu.
Dislokasi Posterior
Adalah pergeseran posterior caput humeri yang masih terletak di
lateral dan berada di posterior dalam fosa infraspinatus.
Dislokasi Inferior
Page | 7
Dislokasi Superior
Adalah dislokasi dimana caput humerus terdorong ke atas melawati
rotator cuff. Dislokasi superior sangatlah jarang.
Patofisiologi
1 Dislokasi Anterior
Sekitar 95% dari dislokasi bahu yang terjadi, bagian atas humerus
berada di depan shoulder blade dan menyebabkan dislokasi anterior.
Mekanisme umum dari kerusakan yang terjadi, yaitu abduksi yang
ekstrim, eksorotasi, ekstensi, dan suatu tekanan langsung dari
posterior terhadap humerus. Abduksi atau rotasi eksternal secara
paksa sendiri dapat menyebabkan dislokasi (sekitar 30% dari kasus
yang ada), begitu juga suatu tekanan kuat langsung terhadap bagian
posterior humerus (29%), elevasi dan eksorotasi yang terjadi secara
2
kekuatan
antara
otot
internal
rotators
Page | 8
Prognosis
Tingkat kesembuhan pada kasus dislokasi shoulder ini baik jika tidak
menimbulkan komplikasi. Adapun komplikasi yang terjadi pada dislokasi,
yaitu :
1 Dislokasi Anterior
Dislokasi bahu anterior rekuren disebabkan karena stabilitas dari
bahu bergantung pada integritas dari kapsul sendi, dan karena kapsul
dan labrum anterior hampir selalu mengalami cedera atau terlepas
dari glenoid dan leher dari scapula pada saat dislokasi bahu yang
pertama kali terjadi, maka tidaklah mengagetkan jika pada beberapa
individu dapat terjadi dislokasi berulang yang lebih sering akibat
tekanan yang semakin lama semakin kecil. Selain cekungan jaringan
lunak yang dapat menyebabkan caput humerus untuk bergeser,
sering juga ditemukan cekungan pada aspek posterior dari caput
humerus akibat fraktur kompresi saat dislokasi pertama terjadi.
Cekungan ini (lesi Hill-Sachs) menyebabkan caput humerus yang
eksorotasi untuk bergeser ke arah margin anterior dari rongga
glenoid.
Pada pasien remaja, dislokasi berulang sangatlah merugikan dan
mengganggu. Pasien sangat waspada jika lengan abduksi dan
exorotasi maka akan terjadi dislokasi kembali. Kondisi ini merupakan
indikasi dilakukannya perbaikan secara pembedahan pada jaringan
lunak. Dari berbagai macam dan banyaknya tipe operasi yang ada,
dua tipe operasi yang paling sering dilakukan yaitu operasi Bankart,
dimana labrum dan kapsul disambungkan kembali pada margin
Page | 9
terjadi
secara
bersamaan
yaitu
robekan
pada
Page | 10
secara sengaja.
Dislokasi Inferior
Mendiagnosa dislokasi inferior sangatlah penting oleh karena
tingginya angka kejadian untuk komplikasi. Sebanyak 60% dari kasus
yang ada, kerusakan neurologi (biasanya lesi pada N. Aksilaris)
berhubungan dengan dislokasi inferior. Kerusakan vaskularisasi
terjadi dalam 3,3% dari kasus yang ada, robekan rotator cuff terjadi
dalam 80-100% dari kasus yang ada. Dan fraktur greater tuberosity
dan avulsi pectoralis major juga berhubungan dengan dislokasi
inferior.
Dislokasi Superior
Kerusakan yang dapat terjadi bersamaan dengan dislokasi
superior yaitu kerusakan pada akromioclavicular, fraktur pada
akromion, clavicula, dan tuberositas.
E Gambaran Klinis
a Dislokasi Anterior
Pasien yang mengalami dislokasi bahu akan merasa sangat kesakitan
dan mencegah untuk siapapun untuk melakukan pemeriksaan karena
sakitnya itu. Jika pasien mengalami dislokasi bahu, rentang gerak (ROM)
dari pasien itu tidak luas. Jika bahu terdislokasi ke arah anterior, lengan
berada dalam posisi sedikit abduksi dan exorotasi. Pada pasien yang
kurus, caput humerus yang menonjol dapat dirasakan berada di anterior
dan cekungan dapat dilihat posterior pada bahu. Rotator cuff seringkali
mengalami kerusakan dan harus diperiksa setelah dilakukan reduksi.
Penting untuk menilai fungsi neurovascular aksila dengan meraba nadi
dan melakukan uji sensasi pada daerah bahu. Gerakan biasanya sangat
Page | 11
retroperitoneal.
Dislokasi Posterior
Dislokasi bahu posterior mudah untuk terlewatkan dalam diagnosa,
karena lengan pasien biasanya terletak dalam keadaan endorotasi dan
adduksi (yaitu, pasien memegang lengannya dan meletakkannya pada
perutnya). Pasien tidak dapat melakukan supinasi pada tangannya. Pada
lengan tidak dapat dilakukan eksorotasi ke posisi netral. Pada pasien
yang kurus, caput humerus yang menonjol dapat dilihat dan teraba
diposterior dibawah prosesus acromion, bahu anterior menjadi rata, dan
processus coracoids lebihb menonjol. Dislokasi bahu posterior seringkali
terlewatkan,
karena
ekstremitasnya.
Sebelumnya,
pasien
dislokasi
ini
hanya
pernah
tampak
seperti
terlewatkan
memegang
atau
disalah
Diagnosis Banding
Diagnosis banding utama dari dislokasi anterior adalah fraktur kolum
humerus dan dislokasi fraktur. Frekuensi fraktur ini lebih kecil dibandingkan
dengan kasus dislokasi sederhana. Kesalahan fatal dapat terjadi saat
melewatkan kasus ini dan menganggapnya sebagai dislokasi sederhana lalu
menatalaksananya sesuai prosedur tatalaksana dislokasi sederhana. Jika
pemeriksa dapat membuat siku pasien menyentuh pinggang atau humerus
Page | 12
BAB III
Page | 13
tersebut
mengalami
ketegangan
dan
dapat
juga
Page | 14
Patofisiologi
Ruptur pada ligamen acromioclavicular yang disebabkan oleh trauma
yang dapat menyebabkan dislokasi acromioclavicular.
Ketika seseorang jatuh dengan bahu bagian anterior, maka akan ada
gaya yang mendorong bahu tersebut ke arah posterior sementara
clavicula tetap berada di posisi anatominya, sehingga menyebabkan
ligament acromioclavicular tertarik dan terjadi rupture.
Mekanisme yang paling umum untuk dislokasi acromioclavicular
Page | 15
BAB IV
DISLOKASI ELBOW
A Defenisi
Dislokasi elbow adalah suatu injuri berupa keadaan yang abnormal
pada regio elbow, dimana olekranon tidak berhubungan secara normal
dengan epicondilus humeri, atau bergesernya tulang ulna ke belakang
dari ujung bawah tulang humeri.
B Epidemiologi
Dislokasi elbow dapat terjadi pada anak-anak maupun orang dewasa
akibat suatu trauma tidak langsung.
C Etiologi
Page | 16
Page | 17
Diagnosis Banding
BAB V
DISLOKASI METACARPAL DAN INTERPHALANGEAL
A Definisi
Dislokasi metacarpal dan interphalangeal adalah dislokasi yang disebabkan
oleh gerakan hiperekstensi atau ekstensi persendian metacarpal dan
interphalangeal.
B Epidemiologi
C Etiologi
Dislokasi metacarpal disebabkan oleh trauma langsung maupun tidak
langsung. Contoh jenis trauma langsung misalnya fraktur yang mendapat
ruda paksa (misalnya benturan, pukulan yang mengakibatkan patah tulang).
Sedangkan contoh jenis trauma tidak langsung misalnya penderita jatuh
dengan lengan dalam keadaan ekstensi, sehingga dapat terjadi fraktur pada
pergelangan tangan.
D Patomekanisme
a Klasifikasi
b Patofisiologi
1 Metacarpal
Dislokasi metacarpal dapat disebabkan oleh adanya perubahan
patologis
pada
metacarpophalangeal
2
rheumatoid
1
paling
arthritis
(RA)
memungkinkan
dan
dislokasi
pada
akibat
hiperekstensi injuri.
Interphalangeal
Page | 18
DAFTAR PUSTAKA
Page | 19
HALAMAN KONSULTASI
Page | 20
_______________________
Page | 21
Page | 22