Anda di halaman 1dari 3

Penanganan Penyakit Periodontal

Perencanaan perawatan adalah blue print untuk manajemen kasus penyakit.


Prinsip yang dianut oleh penanganan penyakit periodontal adalah total treatment.
Total treatment adalah koordinasi dari segala prosedur perawatan yang bertujuan untuk
menciptakan pertumbuhan gigi yang baik didalam lingkungan rongga mulut yang sehat.
Rencana perawatan dasar dari penyakit periodontal meliputi berbagai area dari
target terapi setiap pasien tergantung dari kebutuhannya. Tergantung juga dari penegakan
diagnosis, tingkat keparahan penyakit, dan faktor-faktor lainnya.
Tujuan utama dari rencana perawatan penyakit periodontal adalah eliminasi dari
gingiva yang terinflamasi dan koreksi dari keadaan yang dapat menyebabkan dan/atau
memperparahnya. (Carranza, 2002)
Fase Perawatan Penyakit Periodontal
Urutan prosedur berikut ini mengandung prosedur periodontal dan prosedur diluar
bidang periodontal. Kedua hal ini dikelompokkan menjadi satu daftar untuk menekankan
adanya hubungan yang erat dari terapi periodontal dengan terapi lainnya yang biasa
dikerjakan oleh dokter gigi umum atau spesialis bagian lain.
Fase preliminari
Perawatan disaat kondisi darurat/emergency
Dental atau periapikal
Periodontal
Lainnya
Ekstraksi dari gigi yang tidak bisa diselamatkan lagi dan ketentuan penggantian jika
dibutuhkan (bisa ditunda sampai waktu yang lebih memungkinkan)
Fase Etiotropik (Terapi Fase I)
Kontrol plak dan edukasi pasien
Kontrol diet (pada pasien yang menderita rampant caries)
Pembersihan kalkulus dan root planning
Koreksi restorasi dan faktor iritasi prostetik
Ekskavasi jaringan karies dan tumpatan
Terapi antimicrobial
Terapi oklusal
Pergerakan ortodontik minor
Splinting dan protesa yang bersifat sementara
Evaluasi Respon dari Fase Etiotropik
Pengecekan kembali:
Kedalaman poket dan inflamasi gingiva
Plak dan kalkulus, karies
Fase Bedah (Terapi Fase II)
Terapi periodontal, termasuk penempatan dari implan, terapi endodontik
Fase Restorasi (Terapi Fase III)

Restorasi permanen, alat prostodonsi cekat atau lepasan


Evaluasi Respon dari Prosedur Restorasi
Pemeriksaan periodontal
Fase Maintenance (Terapi Fase IV)
Pengecekan kembali secara periodik/berkala:
Plak dan kalkulus
Kondisi gingival (adanya poket, inflamasi)
Oklusi, pergerakan gigi
Perubahan patologik lain
Dalam penerapannya, urutan yang diaplikasikan kepada pasien tidak harus sesuai
dengan urutan yang dijabarkan diatas. Pada fase etiotropik, walaupun fase tersebut sudah
berhasik diaplikasikan kepada pasien dan progresi dari penyakit periodontal sudah
berhenti, seharusnya setelah tahap I selesai, pasien harus diletakkan pada fase IV yaitu
Fase Maintenance, untuk menjaga hasil yang didapat dan mencegah adanya kemunduran
dan kembalinya penyakit.
Selama pasien berada pada Fase Maintenance dengan check-up berkala, pasien akan
memasuki fase bedah dan fase reparatif dari perawatan (Fase III & IV). Fase ini mencakup
bedah periodontal untuk memperbaiki dan meningkatkan kondisi dari jaringan
periodontal dan jaringan disekitarnya, juga dari segi estetik, dan juga membangun kembali
struktur yang hilang, menempatkan implant, dan membuat tumpatan yang diperlukan.
(Carranza, 2002)

Perawatan Non-Bedah Periodontal


1. Koronoplasti/Occlusal Adjustment
Koronoplasti adalah tindakan pengurangan secara selektif daerah oklusal dengan
maksud utama pada pengaruh mekanis kontak gigi.
Indikasi Koronoplasti:
Traumatic oklusi
Preventive dalam occlusal adjustment
Pembentukan kembali bagian-bagian oklusal gigi
Occlusal Adjustment adalah cara sistematis menentukan hubungan fungsional
pada gigi-geligi yang menguntungkan bagi jaringan dengan membentuk gigi dengan
grinding, restorasi gigi atau menggerakkan igi untuk menghilangkan kekuatan
fungsional yang berlebihan yang merugikan jaringan periodonsium
Indikasi Occlusal Adjustment:
Pada keadaan yang memerlukan selective grinding
Menghilangkan kontak premature dari restorasi gigi maupun gigi asli
Menghilangkan gejala kelainan TMJ
Traumatic oklusi karena kebiasaan jelek
Oklusal disharmoni
Gangguan periodonsium yang menyebabkan luksasi
Kontraindikasi:

Estetik kurang menguntungkan


Dalam selektif grinding pengurangan terlalu banyak

2. Splint
Merupakan alat stabilisasi dan imobilisasi gigi yang goyah karena suatu lesi atau
trauma atau penyakit periodontal.
Splint berguna untuk:
a. Membantu penyembuhan setelah operasi baik gingivektomi, flap
periodontal, dan sebagainya. Hal ini dikerjakan karena setelah operasi sering
gigi menjadi goyah karena tekanan pengunyahan
b. Untuk stabilisasi dan imobilisasi gigi yang telah goyah
c. Mengurangi trauma karena bruxism
Klasifikasi splint dibagi 3 yaitu:
a. Temporer
b. Permanen
c. Professional/diagnostik splint
(Suproyo, 2009)

Anda mungkin juga menyukai