Analisis Biaya Kualitas Dalam Meningkatkan Profitabilitas Pada PT X
Analisis Biaya Kualitas Dalam Meningkatkan Profitabilitas Pada PT X
PT. X
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Era globalisasi ekonomi dunia saat ini membuat manajemen perusahaan saling bersaing
dan berkompetisi dalam berbisnis. Kompetisi yang semakin ketat ini secara langsung
memberikan tekanan kepada perusahaan untuk senantiasa meningkatkan kualitas produknya baik
itu barang maupun jasa dalam upaya meningkatkan kepuasan pelanggan. Keberhasilan suatu
perusahaan tidak dapat dicapai begitu saja tanpa adanya usaha yang maksimal dari usaha
perusahaan yang bersangkutan. Usaha yang dapat ditempuh oleh perusahaan antara lain dengan
jalan menentukan tujuan yang pasti yang harus ditentukan dengan tepat dan metode
pencapainnya harus direncanakan serta dilakukan dengan semestinya.
Perusahaan agar dapat mempertahankan aktivitas operasi dan manajemen yang baik,
maka harus terus melakukan perbaikan dari periode ke periode. Perbaikan itu diantaranya adalah
kualitas produk, inovasi, ketepatan waktu saat produksi, dan memangkas biaya yang tidak perlu
terjadi. Perusahaan harus memperluas pangsa pasarnya agar bisa mencapai penjualan produk
hingga ke luar negeri, dengan mengikuti standar kualitas internasional. Semakin meningkatnya
persaingan dalam dunia usaha maka semakin banyak perusahaan dituntut untuk menghasilkan
produk yang berkualitas. Bagi perusahaan yang profit oriented, laba merupakan hal penting yang
ingin dicapai perusahaan untuk mempertahankan eksistensinya. Dengan meningkatkan kualitas
dapat menjadi kunci perjuangan hidup perusahaan. Karena, dengan meningkatnya kualitas dapat
memperbaiki keuangan perusahaan dan posisi persaingan. Hal ini membuat perusahaan untuk
tidak dapat memilih alternatif lain selain memperbaiki kembali produk untuk menghasilkan
produk yang baik dan tetap mempertahankan kepercayaan konsumen terhadap produk yang
dihasilkan.
Semakin meningkatnya kualitas produk maka akan semakin memperluas daerah
pemasaran dan perusahaan dapat menjadi lebih bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain
dengan cara meningkatkan produktifitas dan memperbaiki kualitas. Memperbaiki kualitas secara
terus menerus merupakan sesuatu yang penting dalam membangun masa depan bisnis yang
berkelanjutan. Pertanyaan adalah bagaimana kualitas ini dapat diukur sehingga dapat digunakan
sebagai alat perencanaan, pengendalian, atau bahkan pengambilan keputusan atas kualitas dari
suatu produk yang dihasilkan. Pengukuran kualitas melalui biaya kualitas dapat dilakukan karena
kualitas tidak hanya dapat ditentukan oleh gambaran visual bentuk fisik saja, tetapi juga dapat
dilihat dari biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh produk yang berkualitas tersebut.
Biaya kualitas adalah biaya yang mengacu pada biaya-biaya yang terjadi untuk mencegah
atau biaya-biaya yang timbul sebagai hasil dari memproduksi suatu produk yang berkualitas.
Perbaikan kualitas produk sangat penting, sehingga produk dapat dijual dengan harga yang lebih
tiggi, akan tetapi konsumen lebih menginginkan produk yang murah tetapi berkualitas. Hal ini
dapat membuat konsumen mencari perusahaan lain yang menjual produk dengan harga yang
murah dengan kualitas yang baik. Biaya kualitas akan semakin meningkat jumlahnya jika pihak
manajemen tidak memberikan perhatian yang khusus dalam masalah kualitas. Peningkatan
kualitas secara berkesinambungan diharapakan dapat mengurangi biaya karena terjadi
pemborosan akibat rendahnya kualitas, pengerjaan ulang suatu produk karena ketidaksesuaian
dengan standar dan biaya lain-lain, sehingga akan dapat meningkatkan keuntungan dari
penjualan dan mengurangi biaya.
Produk dengan kualitas yang sesuai dengan yang distandarkan perusahaan diperoleh
dengan mengadakan pengawasan bahkan sebelum proses produksi dimulai. Pemrosesan
dilanjutakan dengan menghasilkan produk jadi sebagai hasil produksinya yang diharapkan
mempunyai nilai jual yang lebih tinggi dari pada sebelum diproses. Kemampuan dalam
mengendalikan operasi dipakai perusahaan secara efektif dan efisien terutama yang menyangkut
dangan peningkatan laba yang dijadikan sebagai evaluasi manajemen perusahaan dan sebagai
dasar pengambilan keputusan oleh pemimpin.
Berapa besar biaya sebenarnya yang dikeluarkan perusahaan dalam pengendalian
kualitasnya dan kegiatan apa saja yang menefisienkan biaya yang terjadi tanpa menurunkan
kualitas produk yang dihasilkan dapat diketahui dengan menganalisis biaya kualitas. Pencegahan
terhadap timbulnya produk cacat membuat biaya produksi akan menjadi efisien karena
perusahaan tidak perlu menurunkan harga jual produknya karena cacat dan tidak perlu
mengerjakan ulang produk cacat, sehingga bahan baku dan tenaga kerja yang ada dapat
digunakan seefisien mungkin.
Membahas mengenai pengukuran terhadap kualitas, tidak akan terlepas dengan aspek
kuantitatif yang melekat padanya, yaitu mengenai biaya kualitas (cost of quality). Biaya kualitas
ini merupakan salah satu cara menerjemahkan bahasa kualitas kedalam bahasa yang dapat di
kuantifikasikan sehingga memudahkan dalam pengukurannya. Biaya kualitas merupakan
indikator finansial kinerja kualitas perusahaan. Biaya kualitas dapat diartikan sebagai
pengorbanan yang dikeluarkan perusahaan untuk meningkatkan dan mempertahankan kualitas
suatu produk. Sementara itu biaya kualitas sendiri dapat dikelompokan menjadi 2 bagian yaitu
pengendalian yang terdiri dari biaya pencegahan (prevention cost) dan biaya penilaian (apprasial
cost) serta biaya kegagalan yang terdiri dari biaya kegagalan internal (internal failure cost) dan
biaya kegagalan eksternal (eksternal failure cost)
Paparan sebelumnya bahwa biaya kualitas sebagai ukuran kuantitatif yang dipergunakan
untuk mengukur kualitas dan pengaruhnya terhadap tingkat profitabilitas perusahaan , maka
penulis tertarik untuk membahas dan meneliti lebih lanjut mengenai seberapa besar pengaruh
biaya kualitas terhadap tingkat profitabilitas perusahaan serta untuk mengetahui apakah dengan
adanya biaya kualitas yang dikeluarkan perusahaan akan memberikan andil terhadap peningkatan
profitabilitas atau tidak.
Berdasarkan permasalahan diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan
mengambil judul Analisis Biaya Kualitas Dalam Meningkatkan Profitabilitas Pada PT. X
1.2 Rumusan Masalah
Masalah yang diangkat dari peneliatan ini adalah sebagai berikut:
1.
2.
Bagi perusahaan
Diharapakan dapat memberikan informasi berkaitan dengan biaya kualitas yang dapat digunakan
dalam menetapkan kebijakan-kebijakan di masa yang akan datang terhadap profitabilitas
perusahaan
2. Bagi penulis
Menambah wawasan keilmuan serta memberikan manfaat dalam hal implementasi dan
penerapan teori akuntansi terutama mengenai biaya kualitas pada perusahaan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Akuntansi
aktivitas
bisnis,
memproses
informasi
tersebut
menjadi
laporan,
dan
Berdasarkan hubungan dengan objek informasi, alternatif yang akan dipilih dan
wewenang manajer, informasi akuntansi manajemen dapat dibagi atas tiga tipe informasi
akuntansi menurut Ahmad (2011:3) yaitu:
a.
Jika akuntansi manajemen dihubungkan dengan objek informasi, seperti produk, departemen,
atau aktivitas, maka akan dihasilkan konsep informasi akuntansi penuh.
b. Jika informasi akuntansi manajemen dihubungkan dengan alternatif yang akan dipilih, maka
akan dihasilkan konsep informasi akuntansi diferensial yang sangat diperlukan oleh manajemen
dalam pengambilan keputusan pemilihan alternatif.
c.
informasi
akuntansi
pertanggungjawaban,
yang
terutama
bermanfaat
untuk
akuntansi pertanggungjawaban yang berisi informasi masa yang akan datang bermanfaat untuk
penyusunan anggaran.
2.3 Akuntansi Biaya
Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian
biaya pembuatan dan penjualan produk atau jasa, dengan cara-cara tertentu serta penafsiran
terhadapnya. Akuntansi biaya menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk akuntansi
manajemen dan akuntansi keuangan. Akuntansi biaya mengukur dan melaporkan setiap
informasi keuangan dan non keuangan yang terkait dengan biaya perolehan atau pemanfaatan
sumber daya dalam suatu organisasi. Akuntansi biaya memasukan bagian-bagian akuntansi
manajemen dan akuntansi keuangan tentang bagaimana informasi biaya dikumpulkan dan
dianalisis.
Disimpulkan bahwa akuntansi biaya merupakan proses pencatatan, perhitungan,
penganalisisan dan pelaporan berbagai macam biaya yang terjadi didalam kegiatan suatu
perusahaan. Akuntansi biaya merupakan alat bagi manajemen dalam merencanakan,
mengorganisir, mengawasi perusahaan agar tercapai tujuan yang diinginkan secara efektif dan
efisien.
2.4 Manfaat Akuntansi Biaya
Manfaat terbesar dari akuntansi biaya adalah timbulnya sikap sadar akan biaya. Harga
pokok produksi dan jasa merupakan refleksi kemampuan suatu organisasi dalam memproduksi
barang dan jasa, semakin tinggi kemampuan mengelola maka akan semakin baik produk dan jasa
yang ditawarkan pada pelanggan baik dari sisi harga maupun kualitas. Manfaat lain dari
akuntansi biaya adalah:
1.
Sebagai pemasok informasi dasar untuk menentukan harga jual produk barang dan jasa.
2. Sebagai bagian dari alat pengendalian manajemen, terutama yang berkaitan dengan pengukuran
kinerja manajer pusat pertanggungjawaban.
3. Sebagai pemasok informasi pada pihak eksternal berkenaan dengan seluruh aspek biaya operasi,
misalnya saja untuk kepentingan pajak.
Akuntansi biaya memberikan klasifikasi dan pembagian biaya yang tepat dalam
mengontrol bahan baku, bahan penolong, upah tenaga kerja dan biaya-biaya tak langsung
menetapkan standar untuk mengukur efisiensi, memberikan data dan menyusun anggaran serta
untuk menetapkan harga pokok produk atau jasa yang dihasilkan.
2.5 Tujuan Akuntansi Biaya
Akuntansi biaya merupakan bagian dari ilmu akuntansi dan telah berkembang
menjadi tools of mangement, yang berfungsi menyediakan informasi biaya bagi kepentingan
manajemen agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik. informasi biaya diperlukan oleh
manajemen untuk tujuan sebagai berikut:
1. Penentuan Harga Pokok
Dalam penentuan harga pokok, biaya-biaya dihimpun menurut pekerjaan (job), bagian-bagian
(departements) atau dirinci lagi menurut pusat-pusat biaya (cost pools), produk-produk dan jasajasa.
2. Perencanaan Biaya
Akuntansi biaya menyediakann informasi yang dapat membantu manajemen dalam membuat
keputusan operasi jangka pendek dan keputusan alokasi sumber daya jangka panjang dan
merumuskan strategi-strategi untuk masa yang akan datang, antara lain mengenai:
a.
Pembelian
Perluasan pabrik
3. Pengendalian Biaya
Pengendalian merupakan usaha manajemen untuk mencapai tujuan yang telah diterapkan dengan
melakukan perbandingan secara terus-menerus antara pelaksanaan dengan rencana. Melalui
proses membandingkan hasil yang sesungguhnya dengan program atau anggaran yang disusun,
maka manajemen dapat melakukan penlitian atas efisiensi usaha dan kemampuan memperoleh
laba dari berbagai produk.
4. Dasar Untuk Pengambilan Keputusan Yang Khusus
Akuntansi biaya memberikan informasi biaya yang berbeda agar dapat dibandingkan dengan
pendapatan (revenue) dari berbagai tindakan alternatif yang akan dipilih oleh manajemen.
1. Actual Cost System atau disebut sistem biaya historis (historical cost system), biaya
dikumpulkan dan diperhitungkan terhadap harga pokok produk berdasarkan biaya yang telah
terjadi, atau biaya yang telah dikeluarkan/dimasukkan dalam suatu proses produksi. Pada sistem
ini, harga pokok produksi baru dapat dihitung pada akhir periode setelah biaya sesungguhnya
dikumpulkan.
2. Standard Cost System, harga pokok produksi serta operasi produksi dihitung berdasarkan biaya
yang telah ditentukan dimuka (pre-determined cost) baik dari segi kualitas maupun nilai
uangnya.
2.7 Biaya
Biaya dalam arti luas yaitu sebagai berikut: Biaya dalam arti luas adalah pengorbanan
sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau kemungkinan akan
terjadi untuk tujuan tertentu.
Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang
atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau dimasa datang bagi organisasi.
Berdasarkan beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa biaya adalah sesuatu yang
dikorbankan guna mendapatkan barang dan jasa yang diinginkan.
2.8 Penggolongan Biaya
Biaya dapat digolongkan menurut:
1. Objek Pengeluaran
2. Fungsi pokok dalam perusahaan
Biaya produksi
Merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengelolah bahan baku menjadi produk jadi yang
siap untuk dijual. Secara garis besar biaya produksi ini dibagi menjadi adalah biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.
b. Biaya pemasaran
Merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk, seperti
biaya iklan, biaya promosi, dan biaya angkutan.
c.
Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadinya tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang
dibiayai, sehingga biaya ini tidak mudah untuk diidentifikasikan atau dilacak pada objek biaya.
Biaya tidak langsung adalah biaya overhead pabrik.
4. Penggolongan biaya menurut perilakunya dalam hubungan dengan perubahan volume kegiatan
Dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, biaya dapat digolongkan menjadi:
a.
Biaya Variabel
Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume
kegiatan.
b. Biaya Semivariabel
Biaya semivariabel adalah biaya yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume
kegiatan, biaya ini mengandung unsur biaya tetap dan unsur biaya variabel.
c.
Biaya Semifixed
Biaya semifixed adalah biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu dan berubah
dengan jumlah yang konstan pada volume produksi tertentu.
d. Biaya tetap
Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar volume kegiatan tertentu.
5. Penggolongan biaya atas dasar jangka waktu manfaatnya
Atas dasar jangka waktu manfaatnya, biaya dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
a.
Biaya pencegahan terjadi untuk menghindari kualitas yang buruk. Biaya pencegahan adalah
biaya yang terjadi untuk menghalangi produksi dari produk yang tidak memenuhi spesifikasi.
Item biaya pencegahan antara lain biaya rencangan desain, rancangan proses, evaluasi pemasok,
pemeliharaan perlengkapan, pencegahan, dan pelatihan kualitas. Biaya pencegahan apabila naik
maka diharapkan cost of failure turun. Dengan demikian biaya pencegahan dikeluarkan untuk
menurunkan jumlah produk yang tidak memenuhi syarat (nonconforming unit). Contoh biaya
pencegahan terdiri dari rekayasa ulang kualitas, pelatihan kualitas, perencanaan kualitas, audit
kualitas, pengkajian rancangan, dan quality circles.
b.
Biaya penilaian sebagai biaya yang terjadi untuk menditeksi unit individu mana yang tidak
memenuhi spesifikasi. Contohnya biaya inspeksi dan biaya pengujian produk.
c.
Biaya kegagalan internal adalah biaya yang terjadi pada suatu produk yang cacat sebelum
dikirim ke pelanggan. Contohnya yaitu biaya cacat produksi, pengerjaan kembali, biaya sisa,
pemeliharaan dari kerusakan dan kegagalan internal pada rancangan produksi/proses.
d.
Biaya kegagalan eksternal yaitu biaya yang dikeluarkan untuk memperbaiki kerusakan kualitas
setelah produk atau jasa yang tidak dapat diterima mencapai pelanggan. Contoh biaya kegagalan
eksternal yaitu biaya penanganan keluahan dan klaim pelanggan, biaya penggantian garansi,
biaya perbaikan dan ongkos kirim produk yang dikembaliakn, biaya tuntutan lebih jauh dari
pelanggan karena menerima produk yang tidak memenuhi standar kualitas.
Struktur biaya kualitas sangat dipengaruhi oleh interaksi antara keempat jenis biaya
kualitas , yaitu prevention cost, appraisal cost, internal failure cost, daneksternal failure cost.
Keempat komponen biaya ini bersama-sama akan mempengaruhi biaya kualitas. Adapun
perilaku masing-masing komponen adalah sebagai berikut:
a.
Kenaikan prevention cost akan menghasilkan pengurangan defect (cacat) yang pada gilirannya
akan
mengurangi appraisal
cost,
karena
akan
menyebabkan
berkurangnya biaya untuk inspeksi dan test produk yang dihasilkan sudah tidak
mengandung defectlagi.
b. Kenaikan prevention
cost juga
untuk
mempengaruhi
biaya
sendiri.
kegagalan
Jadi
karena
apabila prevention
Pengurangan biaya kualitas total akan menyebabkan peningkatan level kualitas produk dan
perbaikan produktivitas perusahaan.
Prevention dan appraisal cost merupakan biaya kualitas yang dapat dikendalikan oleh
produsen (controllable quality cost). Artinya, tinggi rendahnya biaya ini dapat ditentukan terlebih
dahulu oleh produsen. Perencanaan dan pelaksanaan proses produksi yang baik akan
menyebabkan tingkat defect yang semakin rendah. Defect yang semakin rendah ini pada
gilirannya akan mengurangiinternal dan eksternal failure cost yang tidak dapat dikendalikan oleh
produsen (uncontrollable quality cost). Biaya ini muncul akibat adanya defect. Dengan kata lain,
tinggi rendahnya uncontrollable quality cost ini muncul akibat adanya perlakuan atau sikap
produsen terhadap controllable quality cost.
2.11 Pelaporan Biaya Kualitas
Tujuan utama pelaporan biaya kualitas adalah memperbaiki dan mempermudah
perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan manajerial. Contoh laporan biaya
kualitas dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 2.1
PT. ABC Laporan Biaya kualitas Untuk tahun yang berakhir Tanggal 31 maret 20XX
Deskripsi
Biaya pencegahan
Biaya pelatihan kualitas
Biaya rekayasa kualitas
Biaya pencegahan total
Rp. xx.xxx.xxx
xx.xxx.xxx
xxx.xxx.xxx
Biaya penilaian:
Biaya inspeksi bahan baku
Biaya akseptasi produk
Biaya akseptasi proses
Biaya penilaian total
Rp. xx.xxx.xxx
xx.xxx.xxx
xx.xxx.xxx
xx.xxx.xxx
Rp. xx.xxx.xxx
xx.xxx.xxx
xx.xxx.xxx
Rp. xx.xxx.xxx
xx.xxx.xxx
xx.xxx.xxx
xx.xxx.xxx
xxx.xxx.xxx
2.12
2.13 Profitabilitas
Profitabilitas merupakan alat yang digunakan untuk menganalisis kinerja manajemen,
tingkat profitabilitas akan menggambarkan posisi laba perusahaan Profitabilitas juga mempunyai
arti penting dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka panjang, karena
profitabilitas menunjukkan apakah badan usaha tersebut mempunyai prospek yang baik di masa
yang akan datang. Profitabilitas tidak terbatas hanya pada pemilik usaha atau manajemen saja,
tetapi juga bagi pihak luar perusahaan, terutama pihak pihak yang memiliki hubungan atau
kepentingan dengan perusahaan. Setiap badan usaha akan selalu berusaha meningkatkan
profitabilitasnya, karena semakin tinggi tingkat profitabilitas suatu badan usaha maka
kelangsungan hidup badan usaha tersebut akan lebih terjamin.
Operasi bisnis perusahaan dapat dikatakan berhasil apabila dari masa ke masa dapat
mengumpulkan keuntungan secara memadai, dengan jumlah dan tingkat keuntungan yang
memadai manajemen perusahaan dapat meningkatkan kepercayaan para pemilik serta para
investor yang berniat membeli saham baru. Disamping itu perusahaan juga dapat membina
kepercayaan para kreditur untuk menyediakan fasilitas pinjaman yang dibutuhkan.
2.14 Hubungan Biaya Kualitas Dengan Profitabilitas
Penggolongan biaya kualitas kedalam empat kategori yaitu biaya pencegahan, biaya
penilaian, biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan eksternal adalah sebagai perangkat bagi
manajemen atau pihak lain untuk mempermudah melakukan analisis terhadap elemen-elemen
biaya kualitas baik itu dari segi perilakunya maupun hubungan antar masing-masing elemen dari
biaya tersebut serta pengaruhnya terhadap variabel lain diluar biaya kualitas, misalnya dengan
tingkat produktivitas dan profitabilitas perusahaan. Empat golongan biaya kualitas tersebut dapat
dikelompokan lagi kedalam 2 kelompok besar, yaitu biaya pengendalian / cost of control yang
terdiri dari biaya pencegahan dan peniaian. Semakin besar perusahaan menginvestasikan
modalnya pada aktifitas pengendalian, maka semakin kecil biaya kegagalan terjadi.
Meningkatnya biaya pencegahan yang dilakukan oleh perusahaan akan menyebabkan biaya
penilaian yang dikeluarkan juga akan meningkat. Hal itu terjadi karena kedua biaya tersebut
merupakan suatu kesatuan usaha pengendalian yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas.
Usaha pengendalian kualitas yang dilakukan dengan melakukan biaya pencegahan dan penilaian
akan menyebabkan berkurangnya kualitas produk cacat yang dihasilkan sebelum produk tersebut
dikirim ke konsumen. Menurunnya produk cacat tersebut maka biaya-biaya yang dikeluarkan
untuk memperbaiki produk yang cacat (biaya kegagalan internal) akan semakin menurun.
Menurunnya produk cacat sebelum dikirim ke pelanggan, maka ini akan berdampak kepada
jumlah produk yang rusak di pelanggan akan menurun, sehingga akan mengurangi tingkat retur
atas produk cacat dari pelanggan dan tentu ini berdampak pada menurunnya biaya garansi
(jaminan) dan perbaikan yang merupakan komponen biaya kegagalan eksternal.
Biaya kegagalan internal dan eksetrnal akan menurun apabila pencegahan dan penilaian
meningkat. Hal ini akan berpengaruh terhadap kualitas produk yang dihasilkan meningkat,
karena produk akan sesuai dengan spesifikasi desain awal tanpa memiliki suatu kecacatan baik
sebelum maupun setelah produk akan sesuai dengan spesifikasi desain awal tanpa memiliki suatu
kecacatan baik sebelum maupun setelah produk dikirim ke konsumen.
Meningkatnya kualitas produk juga dapat menurunkan biaya produksi melalui reduksi atau
eliminasi dari biaya kegagalan internal yang memiliki porsi yang paling besar jika dibandingkan
dengan biaya penilaian maupun pencegahan dalam biaya produksi. Produk yang berkualitas akan
menyebabkan rendahnya persediaan di gudang, baik persediaan bahan baku, suku cadang dan
produk jadi. Sebab perusahaan dapat mengerjakan proses produksi sesuai dengan jadwal yang
telah ditentukan sebelumnya sehingga perputaran persediaan menjadi lebih lancar dan tentunya
pendapatan/laba akan dapat terealisir dengan lebih cepat. Sementara itu pelanggan merasa bahwa
produk yang berkualitas itu adalah produk yang memiliki nilai yang tinggi sehingga
memungkinkan naiknya harga jual serta mendapatkan pangsa pasar yang luas.
2.15 Penelitian Terdahulu
No
Nama
Peneliti /
tahun
Judul
Tujuan
Metode
penelitian
Hasil
Penelitian
Persamaan
Perbedaaan
1.
DNB
(2013)
Penerapan
Biaya Kualitas
Untuk
Meningkatkan
Efisiensi
Biaya
Produksi Pada
PT Tani
Untuk
mengetahui
apakah PT tani
telah
menerapkan dan
melaporkan
biaya kualitas
dan juga apakah
biaya kualitas
dapat
meningkatkan
efisiensi biaya
produksi
Metode
analisa
yang
digunakan
adalah
metode
deskriptif.
Biaya kualitas
ternyata
sangat
berpengaruh
terhadap
penggunaan
biaya
produksi.
Peneliti
melakukan
penelitian
mengenai
faktor yang
sama yaitu
biaya kualitas
Subjek dan
objek dalam
penelitian
berbeda.
2.
B S (2005)
Pengaruh
Biaya Kualitas
Terhadap
Tingkat
Profitabilitas
Pada PT. Y
Bandung
Untuk
mengetahui
realisasi biaya
kualitas dan
profitabilitas.
Metode
deskriptif
Berhasil
meningkatkan
profitabilitas
perusahaan
karena biaya
kualitas dapat
dikontrol.
Menggunakan
biaya kualitas
dan
profitabilitas
Objek dalam
penelitian
berbeda.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan penulis pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif,
mendefinisikan:
a descripive study is undertaken in order to ascertain and be able to describe the
characteristics of the variables of interest in a situation
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang menggambarkan dan mendeskripsikan suatu
keadaan dalam bentuk data dan menganalisa data tersebut.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitan ini dilaksanakan di PT. X
3.3 Prosedur Penelitian
Langkah- langkah yang dilakukan oleh penulis dalam penulisan skripsi ini yaitu :
1. Pendahuluan
Mempelajari teori-teori yang berkaitan dengan masalah yang berkaitan dengan biaya kualitas
dan teori pendukung lainnya dan melakukan survey awal pada perusahaan yang diteliti untuk
mengetahui gambaran umum perusahaan.
2. Mengajukan permohonan penelitian
Memasukan surat permohonan penelitian dengan pimpinan Fakultas Ekonomi dan Bisnis untuk
melakukan penelitian pada objek yang digunakan.
3. Pengumpulan Data
Tahap ini peneliti mulai mengumpulkan data pendukung penelitian yang akan digunakan dalam
penyusunan skripsi, yaitu data mengenai profil perusahaan yang berisi visi dan misi, struktur
organisasi, berbagai produk yang dihasilkan, biaya produksi yang ada.
4. Pengelolahan Data
Tahap ini peneliti menganalisis biaya-biaya yang berhubungan dengan kualitas, menghitung
biaya dari setiap kegiatan yang berkaitan dengan biaya kualitas dan membandingkan biaya
kualitas dengan perkiraan perubahan biaya kualitas, serta menganalisis efisiensi biaya produksi.
5. Penutup
Menarik kesimpulan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan.
2. Teknik Dokumentasi, selain melalui wawancara dan observasi, informasi juga bisa diperoleh
lewat fakta yang tersimpan dalam bentuk surat, catatan harian, jurnal kegiatan dan sebagainya.
Data berupa dokumen seperti ini bisa dipakai untuk menggali informasi yang terjadi di masa
silam.
3.6 Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini, menggunakan metode analisis deskriptif. Yaitu, metode yang
menggambarkan atau menguraikan hasil penelitian melalui pengungkapan berupa narasi, grafik,
maupun gambar.
Tahap-tahap analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menggolongkan biaya-biaya yang termasuk ke dalam biaya kualitas.
2. Melakukan perhitungan biaya kualitas.
3. Melakukan pelaporan terhadap perhitungan biaya kualitas.
4. Melakukan perbandingan terhadap biaya kualitas sesungguhnya dengan taksiran.
3.7 Definisi Operasional
1. Akuntansi Biaya
Akuntansi biaya merupakan salah satu cabang akuntansi yang merupakan alat manajemen untuk
mempelajari bagaimana cara mencatat, mengukur, dan melaporkan tentang informasi biaya.
2. Biaya Kualitas
Biaya kualitas (cost of quality) merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk
meningkatkan dan mempertahankan kualitas suatu produk atau jasa.
3. Biaya Pencegahan
Biaya pencegahan merupakan biaya yang timbul akibat adanya upaya untuk mencegah
rendahnya kualitas jasa yang diberikan.
4. Biaya Penilaian
Biaya penilaian merupakan biaya yang timbul akibat adanya upaya evaluasi / audit secara
berkesinambungan terhadap standar jasa untuk memenuhi harapan pelanggan.
5. Biaya Kegagalan Internal
Biaya kegagalan internal merupakan biaya yang timbul akibat ketidaksesuaian proses internal
untuk menghasilkan jasa sesuai dengan standar yang ditetapkan dan kebutuhan pelanggan.