PAGE 2
PERUMPAMAAN AMAL
ABDURROHMAN
UNDEFINED
ABDURROHMAN
UNDEFINED
Di sebuah desa terpencil, di tepi hutan di lembah yang hijau hiduplah UNDEFINED
sekelompok
masyarakat yang mempunyai mata pencaharian bertani dan berdagang. Ke ka itu hari
pasar sedang berlangsung di desa tersebut dan ramai dikunjungi baik dari penduduk
setempat maupun dari desa lainnya. Diantara keramaian pasar ada ga pemuda yang
sedang menjajakan dagangannya yaitu kayu bakar yang mereka bawa dari hutan.
Mereka adalah Umar, Abu, Abbas.
KEGIATAN sehari-hari mereka adalah mencari kayu bakar di hutan lalu dijualnya ke
pasar. Pekerjaan ini mereka lakukan tanpa pernah melirik pada pekerjaan lain,
barangkali kodrat Ilahi sudah menentukan demikian. Ke ga pemuda sebaya itu sangat
akrab satu sama lainnya, walaupun begitu ke ganya mempunyai perangai berbeda.
Umar berperangai sabar, tekun dalam beribadah dan suka bekerja keras. Setelah
Sholat Shubuh di saat matahari belum terbit, ia sudah pergi menjemput kedua
temannya yang masih terlelap untuk mengajak pergi mencari kayu bakar. Abu, kadang
mengerjakan sholat Shubuh kadang dak. Abbas, adalah pe pemalas yang susah
bangun pagi. Kadang ia di nggal saja oleh kedua temannya, karena ia selalu
beralasan,Aku masih ngantuk nih. Duluan saja, nan aku akan menyusul.
Umar memperlihatkan rasa kasih sayang kepada semua orang. Ia sangat
menyayangi saudara dan kedua orangtuanya. Ia juga menyayangi orang-orang di
sekililingnya. Ia akan segera membantu mereka yang perlu bantuannya. Temannya,
Abu, sikapnya biasa-biasa saja. Ia dak terlalu antusias dengan lingkungannya. Jika ia
di ajak Umar untuk membantu masyarakat yang meminta bantuan, barulah ia pergi
membantu. Tapi Abbas, adalah pemuda yang cuek. Ia merasa dak harus banyak
membantu orang lain, karena menurutnya ia adalah orang miskin yang perlu bantuan
orang lain juga. Terhadap keluarganya pun ia dak punya perha an. Ia lebih
mengutamakan kepen ngan dirinya sendiri.
Begitulah, ke ga sahabat itu memang beda, walaupun begitu tetap saja mereka
selalu bersama. Sampai suatu ke ka mereka sepakat untuk pergi ke hutan di sebelah
barat dengan harapan bisa mendapatkan kayu-kayu bakar yang lebih baik kualitasnya
dan lebih banyak dari yang biasa mereka dapatkan.
Seper biasa setelah Sholat Shubuh, hari masih gelap, Umar menjemput kedua
temannya. Kemudian ke ganya berangkat menuju hutan sebelah barat. Perjalanan kali
ini cukup jauh, harus melewa sungai, lembah, dan bukit-bukit terjal di pegunungan.
Menjelang siang hari sampailah mereka di suatu tempat yang banyak kayu bakarnya.
Kemudian mereka mulai mengumpulkan kayu bakar dan mengikatnya.
Ke ka mereka sedang asyik mengumpulkan kayu-kayu bakar ba- ba hujan turun
sangat deras disertai dengan pe r yang bersahutan. Ke ganya sangat bingung dan
ketakutan, mereka lalu berlari mencari tempat berteduh.
Umar melihat sebuah gua, kemudian ia berteriak kepada kedua temannya untuk
berteduh di sana. Mereka pun masuk ke dalam gua yang gelap gulita itu. Di dalam gua,
mereka dak melihat apa-apa di sekelilingnya. Seakan-akan mata mereka buta.
Ke ganya pun berjalan perlahan. Tiba- ba mereka menginjak benda-benda halus licin
seper kerikil. Bersamaan dengan itu mereka di kejutkan dengan sebuah suara yang
menggema ke seluruh ruangan gua. Siapa yang mengambil akan menyesal. Siapa
yang dak akan mengambil akan menyesal.
Ke ganya mendengar suara itu berulang-ulang hingga lama-lama menghilang.
Kemudian Umar, Abu dan Abbas memutar otaknya untuk mencari keuntungan dari
suara gaib itu. Apakah yang akan di ambil? Ada apa di dalam gua ini? begitu pikir
mereka. Tetapi mereka rasakan hanyalah kerikil-kerikil kecil yang mereka injak.
Umar berkata dalam ha nya,Kalau saya ambil, saya akan menyesal, kalau dak
saya ambil, saya juga akan menyesal. Ah, lebih baik ambil saja yang banyak. Ia pun
langsung memenuhi semua kantong baju dan celana dengan kerikil-kerikil itu.
Abu pun berpikiran sama, tapi ia hanya mengambil kerikil-kerikil itu segenggam.
Sebaliknya, Abbas malah dak mau mengambil barang sedikitpun. Kalau sama-sama
menyesal lebih baik dak aku ambil pikirnya.
Ke ganya pun membisu. Mereka masih ketakutan. Kemudian Umar mengajak
kedua temannya untuk keluar dari gua. Mereka pun berlari keluar. Tanpa terasa mereka
berlari terus, menjauh dari gua. Dengan napas terengah-engah akhirnya mereka
berhen . Tidak terasa ternyata hujan juga sudah reda. Ke ganya lalu ingin
membuk kan apa sebetulnya yang telah mereka ambil dari gua. Betapa terperanjatnya
mereka ber ga ke ka mengetahui bahwa kerikil-kerikil itu ternyata adalah berlian!!.
Umar sudah mengantongi banyak berlian merasa menyesal,Waduh! Kalau saja
Ikuti @drexment
Entri Populer
KISAH ALQOMAH
Tersebutlah seorang ahli
ibadah pada masa
Muhammad Rosululloh SAW.
Hari-hari digunakan unt uk
berdzikir dan mengerjakan
sholat tahajjud. Ia ...
KISAH KETABAHAN NABI
AYYUB
N abi Ayyub adalah seorang
bangsa Rum, beliau putra
Aish bin Ishak, seorang
Nabi, ibunya salah seorang
putri Nabi Luth. Beliau
termasuk sal...
0 komentar:
Poskan Komentar
Publikasikan
RAJAJALUT
KISAH KETABAHAN NABI
AYYUB
Pratinjau
powered by
Posting Lebih Baru
Beranda
Posting Lama
converted by Web2PDFConvert.com
BILQIS
S uatu hari disebuah
kerajaan besar dimuka
bumi, berkumpul para
punggawa, mulai dari prajurit
sampai menteri-menteri
kerajaan memenuhi pangg...
ASIYAH ISTRI FIR'AUN
Dahulu kala Mesir
merupakan negeri dengan
tingkat kebudayaan yang
tinggi. Hingga kini
peninggalannya masih
menakjubkan dan penuh
dengan mist...
KISAH TSA'LABAH
S iang itu Rasululah sedang
sholat berjamaah di masjid
bersama para sahabat
beliau. Diantara sederetan
para sahabat yang makmum
di belakang...
converted by Web2PDFConvert.com