Pneumonia Delvi

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 31

Tutorial Klinik

Pneumonia
Pembimbing : dr. Pratiknyo
DELVI APRINELDA
140221095

KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN RADIOLOGI


PERIODE 18 OKTOBER 2015 25 NOVEMBER 2015
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA,
KAB. SEMARANG, JAWA TENGAH

DEFINISI
Peradangan pada parenkim paru, distal dari bronkus
terminalis (mencakup bronkioulus respiratorius dan
alveoli) menyebabkan KONSOLIDASI (timbulnya
eksudat) jaringan paru terjadi gangguan
pertukaran gas setempat.
mikroorganisme / penyebab infeksi
(bakteri, virus, jamur, parasit)

PNEUMONI
A

penyebab non infeksi


(aspirasi dan radiasi)

PNEUMONI
TIS

EPIDEMIOLOGI
Salah satu penyakit ISNBA, penyebab kematian tertinggi
80 % terjadi di masyarakat (pneumonia komuniti) maupun di
dalam rumah sakit (pneumonia nosokomial)

9-27 % dari pasien yang di intubasi

Sering dijumpai pada orang-orang yang daya tahan tubuhnya


menurun atau tidak memadai (orang dengan penyakit yg
mengganggu daya tahan tubuh, lansia, orang yang lemah karena
penyakit kronik, bayi dan anak kecil)

Faktor Resiko

Usia diatas 65 tahun


Aspirasi secret orofaringeal
Pasca Infeksi Virus
Sakit yang parah dan menyebabkan kelemahan
(DM,uremia)
Kanker (terutama kanker paru)
Trakeostomi (Pemakaian selang endotrakeal)
Pascabedah thorax
Pengobatan dengan imunosupresif
AIDS
Merokok
Alkoholisme
Malnutrisi

KLASIFIKASI
Berdasarkan KLINIS DAN EPIDEMIOLOGIS
Berdasarkan MIKROORGANISME PENYEBAB
Berdasarkan LOKASI ANATOMIS / PREDILEKSI INFEKSI

1. Berdasarkan KLINIS / EPIDEMIOLOGIS


Pneumonia KOMUNITAS ( Community-Acquired Pneumonial )
Pneumoni yang terjadi akibat infeksi di luar RS
Pneumonia NOSOKOMIAL ( Hospital-Acquired Pneumonial )
Pneumoni yang terjadi > 48 jam / lebih stlh dirawat di RS,
baik dirawat di ruang umum atau ICU tapi tidak memakai
ventilator

Pneumonia ASPIRASI
terbawanya bahan yang ada di orofaring pada saat respirasi ke SNB dan
menimbulkan kerusakan parenkim paru. Fx. Yang menyebabkan terjadinya aspirasi
berulang kali :
- penurunan kesadaran
- disfagia sekunder
- kerusakan sfingter esofagus karena selang nasogastrik
Pneumonia pada penderita IMMUNOCOMPROMISED (AIDS dan keganasan)

2. Berdasarkan MIKROORGANISME PENYEBAB


Pneumonia TIPIKAL ( disebabkan oleh bakteri )
Pneumonia ATIPIKAL
Disebabkan oleh Mycoplasma, Legionella dan Chlamydia
Pneumonia VIRUS
Pneumonia JAMUR

3.Berdasarkan LETAKNYA/PREDILEKSI
Pneumonia LOBARIS
Pneumonia yang terjadi pada satu lobus atau segmen,
kemungkinan sekunder disebabkan oleh adanya obstruksi
bronkus misalnya pada aspirasi benda asing, atau adanya
proses keganasan. Sering pada pneumonia bacterial, jarang
pada bayi dan orang tua

BRONKOPNEUMONIA (Pneumonia Lobularis)


Ditandai

dengan

adanya

bercak-bercak

infiltrate

pada

lapangan paru. Dapat disebabkan oleh bacteri maupun virus.


Sering pada bayi dan orang tua

Pneumonia INTERSTISIAL (Bronkiolitis)


Radang pada dinding alveoli (intertisium), peribronkhial dan
jaringan interlobular

PATOGENESIS DAN
inhala
si

PATOLOGI

kolonisa
si

PD
Perluasan
jar. Sekitar

Dalam keadaan
sehat

Tidak akan terjadi


pertumbuhan Mo di
paru

MEKANISME
PERTAHANAN

Saluran Pernapasan Atas


Bulu hidung
Lapisan mukus
Gerakan silia
Antibodi IgA dalam sekret mukosa saluran
pernapasan
Enzim lisozim
Reflek batuk
Organ-organ sistem RES

Saluran Pernapasan Bawah


Reflek epiglotis
Gerakan silia
Sekret
Aliran limfe
sel-sel fagosit
Flora normal

inhala
si
kolonisa
si

PD
Perluasan
jar. Sekitar

Ukuran
KOLONISASI
droplet PD
BAKTERI
SAL. NAPAS
- Ukuran
10
tidak dapat
ATAS
melewatifaring
- 3 - 10 dapat
ASPIRASI
KE SAL.
berjalan
NAPAS sampai
BAWAHke
saluran napas yang

besar
INOKULASI
- 0.5 3 dapat
sistem
mencapai
INFEKSI
alveolaris

INFEKSI

INFEKSI

reaksi peradangan

STADIUM I
Dilatasi Dan Kongesti Kapiler
KONGESTI

4-12 JAM )
disusul dengan infiltrasi sel-sel PMN, fibrin (dan
eksudasi eritrosit

Konsolidasi
STADIUM II

HEPATISASI MERAH
oDeposisi fibrin semakin bertambah
( 48 JAM BERIKUTNYA )
oTerdapat fibrin dan leukosit PMN di alveoli
o
STADIUM IITerjadi proses fagositosis yang cepat

HEPATISASI
KELABU terjadi resolusi dengan banyak bakteri yang
( 3-8 HARImati,
)
leukosit, dan alveolar makrofag

STADIUM III
RESOLUSI
( 8-11 HARI )

DIAGNOSIS
Anamnesa
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang

(Laboratorium dan Radiologi )

Anamnesis
Pasien mengeluh keadaan demam
Menggigil
Suhu tubuh meningkat sampai dapat > 40 derajat
batuk dengan dahak mukoid atau purulen
disertai darah
sesak napas
nyeri dada

kadang-kadang

Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan dada tergantung luas lesi di paru.

Pada Inspeksi : Terlihat bagian dada yang sakit tertinggal waktu


bernapas, RETRAKSI RETROSTERNAL

Pada palpasi

: Fremitus dapat mengeras

Pada perkusi : Redup

Pada Auskultasi

: Terdengar suara napas bronkovesikuler sampai

bronchial, dapat disertai ronkhi basah halus yang kemudian menjadi


ronki basah kasar pada stadium resolusi.

Pemeriksaan Penunjang
LABORATORIUM
- Leukositosis umumnya menandai adanya infeksi bakteri;
- leukosit normal atau rendah infeksi virus.
- mikoplasma atau pada infeksi yang berat sehingga tidak terjadi respons leukosit,
orang tua, lemah.
- leukopenia menunjukkan depresi imunitas, misalnya neutropenia pada infeksi kuman
Gram negative atau S. Aureus pada pasien dengan keganasan dan gangguan
kekebalan

- peningkatan LED
- Kultur darah

: dapat positif 20-25 % pada penderita

yang tidak diobati


- Analisis Gas Darah : menunjukkan hipoksemia dan hipokarbia,
pada stadium lanjut dapat terjadi asidosis respiratorik.
- Pemeriksaan Dahak, Kultur Darah dan Serologi (Untuk
menentukan diagnosis etiologi)

GAMBARAN RADIOLOGI
Dengan

foto

toraks

(posisi

PA/Lateral)

merupakan

pemeriksaan penunjang utama untuk menegakkan diagnosis.


Gambarannya berupa :
Dapat berupa infiltrate sampai konsolidasi dengan air
bronchogram, penyebaran bronkogenik dan intertisial serta
gambaran kaviti.

Foto Toraks tidak dapat secara khas menentukan penyebab pneumonia,


hanya merupakan petunjuk ke arah diagnosis etiologi.
Misalnya
- Gambaran pneumonia Lobaris sering disebabkan oleh Streptococcus pneumonia
- Pseudomonas aeruginosa sering memperlihatkan infilltrat bilateral atau
gambaran bronkopneumonia
- Klebsiela pneumonia sering menunjukkan konsolidasi yang terjadi pada lobus atas
kanan.

KOMPLIKASI
Efusi pleura
Empiema
Abses paru
Pneumothoraks
Gagal napas
Sepsis

PENATALAKSANAAN
Pengobatan pada pneumonia terdiri dari pengobatan kausal dan suportif
PENGOBATAN KAUSAL
tergantung mikroorganisme penyebab
Bakteri, diberikan antibiotic spectrum luas yang kemudian sesuai hasil kultur
diubah menjadi spectrum sempit sesuai hasil mikroorganisme penyebab. Umumnya
terapi diberikn selama 7-10 hari
Viral, diberikan antiviral sesuai virus penyebab.
Virus influenza amantadin, rimantidin, oseltamivir, zanamivir
Jamur, diberikan anti jamur sesuai dengan jamur penyebab

PENGOBATAN SUPORTIF
Terapi O2, untuk mencapai PaO2 80-100 mmHg atau saturasi 95-96% berdasarkan
pemeriksaan analisis gas darah
Humidifikasi dengan nebulizer untuk pengenceran dahak yang kental, dapat disertai
nebulizer untuk pemberian bronkodilator bila terdapat bronkspasme
Fisioterapi dada untuk pengeluaran dahak, khususnya anjuran untuk batuk dan napas
dalam
Posisi tidur setengah duduk untuk melancarkan pernapasan
Pengaturan cairan. Keutuhan kapiler paru sering terganggu pada pneumonia

Pemberian kortikosteroid pada fase spsis berat perlu


dilakukan
Obat inotropik seperti dobutamin atau dopamine, jika
terdapat komplikasi gangguan sirkulasi atau gagal
ginjal prerenal

Ventilasi mekanis. Indikasi intubasi dan pemasangan ventilator pada


pneumonia adalah : - Hipoksemia menetap walaupun telah diberika O2
100% dengan menggunakan masker Gagal napas yang ditandai oleh
peningkatan CO2 didapat asidosis
Drainase empiema bila ada
Bila ada gagal napas, diberikan nutrisi yang cukup kalori terutama
didapatkan dari lemak, hingga dapat dihindari produksi CO2 yang
berlebihan.

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai