Oleh:
FUJA NOVITRA
15175015
Dosen Pengampu:
Prof. Dr. FESTIYED, M.S
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2015
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa selalu
melimpahkan berkat rahmat dan hidayahNya, hingga akhirnya penyusunan makalah yang
berjudul Pendekatan, Metode, dan Model Pembelajaran ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. Shalawat beriring salam tak lupa buat Nabi besar kita Nabi Muhammad SAW,
Rahmatan Lilalamin.
Ucapan terimakasih penulis haturkan kepada semua pihak, terutama pada dosen
pembimbing Prof. Dr. Festiyed, M.s yang telah memberikan arahan dan bimbingan kepada
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini tanpa kendala yang cukup
berarti . Dan semua pihak yang telah membantu dan memberi dorongan penulis dalam
penyusunan makalah ini yag tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini belum sempurna, karena keterbatasan
pada penulis. Untuk itu, penulis dengan ikhlas menerima semua saran dan kritik yang bersifat
membangun demi kesempurnaan tulisan ini. Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat
bagi berbagai pihak.
Padang ,
Oktober 2015
Penulis
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR................................................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN......................................................................................
A. Latar Belakang........................................................................................
B. Rumusan
1
.
i
ii
1
1
2
Masalah....................................................................................
C. Tujuan...................................................................................................... 2
BAB II KAJIAN TEORI........................................................................................... 3
A. Landasan
3
Agama......................................................................................
B. Pendekatan Pembelajaran........................................................................
C. Metode Pembelajaran..............................................................................
D. Model Pembelajaran................................................................................
BAB III PEMBAHASAN .........................................................................................
BAB IV PENUTUP....................................................................................................
A. Kesimpulan..............................................................................................
4
22
29
39
41
41
.
B. Saran........................................................................................................ 41
.
DAFTAR
42
PUSTAKA....................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Peningkatan kualitas sumber daya manusia di Indonesia terus diupayakan dan
dikembangkan seiring dengan perkembangan zaman yang semakin global. Peningkatan
sumber daya manusia ini juga berpengaruh terhadap dunia pendidikan. Keberhasilan
suatu negara dapat dilihat dari mutu pendidikan di negara tersebut. Karena kemajuan
pembangunan suatu negara tidak lepas dari dukungan mutu pendidikan yang baik.
Pendidikan merupakan salah satu tujuan pembangunan nasional Indonesia, yaitu untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa. Dari tujuan tersebut tercermin bahwa pendidikan
merupakan faktor yang sangat strategis sebagai dasar pembangunan bangsa.
Oleh karena itu salah satu cara untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah
dengan meningkatkan sumber daya manusia melalui proses belajar mengajar di sekolah,
maka dapat dikatakan pendidikan adalah hal yang sangat penting bagi kemajuan bangsa.
Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa supaya mampu
menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya, dan dengan demikian akan
menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya berfungsi dalam
kehidupan bermasyarakat (Hamalik, 2001).
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai pengalaman sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2010). Pembelajaran mengandung makna
adanya kegiatan belajar dan mengajar, dimana pihak yang mengajar adalah guru yang
akan mengajarkan materi atau sebagai fasilitator dalam upaya pengembangan
pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa yang merupakan sasaran pembelajaran.
Menurut Warsono dan Hariyanto (2012) menyatakan bahwa, Pada abad XXI ini,
banyak orang semakin menyadari bahwa sekedar mengetahui pengetahuan (knowing of
knowledge) terbukti tidak cukup berhasil menghadapi hidup dan kehidupan yang semakin
kompleks, semakin cair, dan berubah dengan cepat. Dalam hal ini guru berperan sebagai
ujung tombak di dalam dunia pendidikan yang akan menentukan bagaimana proses
belajar mengajar di dalam kelas. Guru harus dapat mengkondisikan metode belajar agar
siswa selalu melakukan pengalaman belajar yang bermakna dan senantiasa berpikir
tentang apa yang akan dilakukan selama proses belajar-mengajar dan dapat membentuk
generasi muda yang terampil memecahkan masalah, bijak dalam menentukan sebuah
keputusan, berpikir kritis dan kreatif, suka bermusyawarah, berkomunikasi secara efektif
dalam mengemukakan gagasan, dan mampu berkerja secara efisien secara individu dan
kelompok dalam pembangunan bangsa.
Dalam kegiatan pembelajaran tidak terlepas dari berbagai variabel pokok yang
saling berkaitan yaitu kurikulum, guru, pembelajaran, peserta. Guru adalah orang
memberikan kontribusi yang besar bagi kualitas pendidikan. Untuk itu, dibutuhkan guru
yang berkompetensi untuk mengelola pembelajara, Menurut Undang-Undang no 14
tahun 2005, salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah
kompetensi pedagogik.
Kompetensi pedagogik
seorang
guru
ditandai
dengan
kemampuannya,
*
2
*
*
Al Imam Al Fairuz Abadi dalamTafsirul Quran menjelaskan ayat ini bahwa ketika
seorang hamba seperti Abu Jahal dan para pengikutnya ditimpa kemadharatan (kesusahan
dan bencana), ia berharap kepada Allah agar menghilangkan kesusahan dan musibah
tersebut darinya. Kemudian jika musibah dan kesusahan itu diganti dengan nikmat, orang
itu lupa atas apa yang telah dilakukannya dahulu sebelum diberi nikmat (yaitu berdoa
kepada Allah), dan melakukan perbuatan syirik lagi menyimpang lalu menyesatkan orang
lain dari jalan yang benar. Dalam ayat berikutnya Allah mengabarkan bahwa tidaklah
sama keberuntungannya antara orang-orang (yaitu nabi dan Abu Bakar Ash Shidiq
juga para sahabat ) yang mentaati Allah siang dan malam, melakukan ibadah, mengingat
kehidupan akhirat yang mereka mengetahui tauhidullah, perintah dan laranganNya
dengan orang yang tidak mengetahui hal tersebut (seperti Abu Jahal dan pengikutnya).
Dan yang dapat mengambil pelajaran tersebut hanyalah orang-orang yang berakal dan
mau berfikir lah yang mendapat nasehat agung dari Al Quran.
Berdasarkan analisis diatas dapat disimpulkan bahwa diantara faedah dari ayat ini
adalah:
1. Salah satu metodologi pendidikan Qurani adalah menyelesaikan problem peserta
didik yang mengalami kesulitan dalam belajar dengan memberikan perumpamaan
yang mudah dipahami oleh anak didik.
2. Diperbolehkan bagi setiap pendidik untuk menguji peserta didik dalam menentukan
pilihan atas dua permasalahan yang sama kuat.
3. Sepantasnya bagi seorang pendidik untuk mengajak anak didik agar mampu
mengidentifikasi keistimewaan waktu dan amal perbuatan tertentu.
4. Termasuk metodologi pendidikan yang terkandung dalam ayat ini adalah
diperbolehkannya seorang pendidik memberikan punishment kepada siswa yang
tidak mengikuti rambu-rambu syariat dan tata tertib.
5. Salah satu cara mengembalikan perhatian siswa kepada tema materi pembelajaran
adalah dengan memanggil mereka dengan panggilan yang lembut seperti wahai
anak-anakku dan sebagainya.
6. Memberikan sebuah instruksi/perintah kepada siswa sebaiknya dibarengi dengan
reward sebagai bentuk motivasi dan membangkitkanpositif thinkingbahwa siswa
pasti mampu menyelesaikan tugas yang diberikan.
B. Pendekatan Pembelajaran
1. Pengertian Pendekatan Pembelajaran
Menurut Wahjoedi (dalam ahmad:2011) bahwa, pendekatan pembelajaran adalah
cara mengelola kegiatan belajar dan perilaku peserta didik agar ia dapat aktif melakukan
tugas belajar sehingga dapat memperoleh hasil belajar secara optimal. Menurut
Syaifuddin Sagala (dalam ahmad 2005: 68) bahwa, Pendekatan pembelajaran
merupakan jalan yang akan ditcmpuh oleh pendidik dan peserta didik dalam mencapai
tujuan instruksional untuk suatu satuan instruksional tertentu.
Pendekatan pembelajaran juga dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut
pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang
terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi,
menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis
tertentu.
Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan ke
dalam strategi pembelajaran. Newman dan Logan (Abin Syamsuddin Makmun, 2003)
mengemukakan empat unsur strategi dari setiap usaha, yaitu:
a. Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put) dan
sasaran (target) yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi dan selera
masyarakat yang memerlukannya.
b. Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang paling
efektif untuk mencapai sasaran.
c. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan dtempuh
sejak titik awal sampai dengan sasaran.
d. Mempertimbangkan dan menetapkan tolak ukur (criteria) dan patokan ukuran
(standard) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan (achievement) usaha.
Jika kita terapkan dalam konteks pembelajaran, keempat unsur tersebut adalah:
a. Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni perubahan profil
perilaku dan pribadi peserta didik.
b. Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran yang dipandang
paling efektif.
c. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur, metode dan
teknik pembelajaran.
d. Menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan atau kriteria dan
ukuran baku keberhasilan.
Adapun ciri-ciri pendekatan pembelajaran yang baik adalah sebagai berikut:
a. Sesuai dengan kebutuhan materi ajar yang dituangkan dalam perencanaan
pembelajaran,
b. Tidak kaku,
4
Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi, baik interaksi antara
siswa maupun interaksi siswa dengan guru bahkan antara siswa dengan
lingkungan. Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru
bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur lingkungan atau pengatur
interaksi itu sendiri.
3) Prinsip Bertanya
Peran guru yang harus dilakukan dalam menggunkaan model inkuiri adalah guru
sebagai penanya. Sebab kemampuan siswa untuk menjawab setiap pertanyaan
pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses berpikir.
4) Prinsip Belajar untuk Berpikir
Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah proses
berpikir (learning how to think) yakni proses mengembangkan potensi seluruh
otak, baik otak kiri maupun otak kanan. Pembelajaran berpikir adalah
pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal.
5) Prinsip Keterbukaan
Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan berbagai
kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya. Tugas guru
adalah menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan kepada siswa
mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis
yang diajukan.
Berdasarkan tingkat kematangan siswa, pendekatan inkuiri dapat dilakukan
dalam lima tingkatan, yaitu inkuiri tradisional, inquiri terbimbing, inkuiri mandiri,
keterampilan prosedur ilmiah, Penelitian siswa. Terdapat tiga aspek yang sama
penting dalam pembelajaran, yaitu tujuan pembelajaran, Kegiatan Belajar/Mengajar
dan materi, hasil evaluasi. Proses yang baik diasumsikan akan mendapatkan hasil
yang baik. Proses belajar yang efektif harus melibatkan sebanyak mungkin alat
indera. Pendekatan inkuiri, melibatkan semua indera sehingga pengetahuan siswa
akan menjadi tahan lama. Perumusan indikator, harus memikirkan efek samping
terutama pada tahapan perkembangan psikologi siswa. Kelemahan pendekatan
inkuiri (kekacauan pembelajaran), dapat terjadi kalau guru tidak melakukan
pembimbingan secara terarah dan bertanggung jawab. Guru penting melakukan
monitoring atau pengontrolan terhadap aktivitas siswa.
b. Pendekatan Saintifik
Abidin (2014) secara terperinci menjelaskan keterampilan-keterampilan
belajar yang membangun pendekatan ilmiah dalam belajar sebagai berikut:
1) Mengamati
6
Metode Mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta
didik. Dengan mengamati, peserta didik menemukan fakta bahwa ada hubungan
antara objek yang dianalisis dengan materi pembelajaran yang digunakan oleh
guru.
2) Menanya
Pada saat guru bertanya, pada saat itu pula guru dapat membimbing atau
memandu peserta didiknya dengan baik. Begitu pula ketika guru menjawab
pertannyaan peserta didiknya, ketika itu pula dia mendorong anak didiknya
untuk menjadi penyimak dan pembelajar yang baik.
3) Menalar
Penalaran adalah proses berpikir yang logis dan sistematis atas fakta kata
empiris
yang
dapat
diobservasi
untuk
memperoleh
simpulan
berupa
pengetahuan.
4) Mencoba
Agar pelaksanaan percobaan dapat berjalan lancar, maka:
a. Guru hendaknya merumuskan tujuan eksperimen yang akan dilaksanakan
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
peserta didik.
Guru bersama peserta didik mempersiapkan perlengkapan yang dipergunakan
Perlu memperhitungkan tempat dan waktu.
Guru menyediakan kerja untuk pengarahan kegiatan peserta didik.
Guru membicarakan masalah yang akan dijadikan eksperimen.
Membagi kertas kerja kepada peserta didik.
Peserta didik melaksanakan eksperimen dengan bimbingan guru.
Guru mengumpulkan hasil kerja peserta didik dan mengevaluasinya, bila
diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat (US Departement of
Education, 2001). Dalam konteks ini siswa perlu mengerti apa makna belajar,
manfaatnya, dalam status apa mereka dan bagaimana mencapainya. Dengan ini siswa
akan menyadari bahwa apa yang mereka pelajari berguna sebagai hidupnya nanti.
Sehingga, akan membuat mereka memposisikan sebagai diri sendiri yang
memerlukan suatu bekal yang bermanfaat untuk hidupnya nanti dan siswa akan
berusaha untuk menggapainya.
Pendekatan konstektual merupakan pendekatan yang membantu guru
mengaitkan antara materi yang diajarkanya dengan situasi dunia nyata siswa dan
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya
dalam
kehidupan
mereka
sebagai
anggota
keluarga
dan
adalah
strategi
yang
paling
hebat
dan
merupakan
inti
pada
pemahaman
bukan
hapalan
Doantara
Yasa
(dalam
web
http://ipotes.wordpress.com)
Menurut Blanchard, ciri-ciri kontekstual: 1) Menekankan pada pentingnya
pemecahan masalah. 2) Kegiatan belajar dilakukan dalam berbagai konteks 3)
Kegiatan belajar dipantau dan diarahkan agar siswa dapat belajar mandiri. 4)
Mendorong siswa untuk belajar dengan temannya dalam kelompok atau secara
mandiri. 5) Pelajaran menekankan pada konteks kehidupan siswa yang berbedabeda. 6) Menggunakan penilaian otentik.
d. Pendekatan Konstruktivisme
Pendekatan konstruktivisme merupakan pendekatan dalam pembelajaran yang
lebih menekankan pada tingkat kreatifitas siswa dalam menyalurkan ide-ide baru
yang dapat diperlukan bagi pengembangan diri siswa yang didasarkan pada
pengetahuan.Pada dasarnya pendekatan konstruktivisme sangat penting dalam
peningkatan dan
keterampilan dasar yang dapat diperlukan dalam pengembangan diri siswa baik
dalam lingkungan sekolah maupun dalam lingkungan masyarakat.
Dalam pendekatan konstruktivisme ini peran guru hanya sebagai pembimbing
dan pengajar dalam kegiatan pembelajaran. Olek karena itu, guru lebih
mengutamakan keaktifan siswa dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menyalurkan ide-ide baru yang sesuai dengan materi yang disajikan unutk
meningkatkan kemampuan siswa secara pribadi.
Jadi, pendekatan konstruktivisme merupakan pembelajaran yang lebih
mengutamakan pengalaman langsung dan keterlibatan siswa dalam kegiatan
pembelajaran. Secara umum yang disebut konstruktivisme menekankan kontribusi
seseorang pembelajar dalam memberikan arti, serta belajar sesuatu melalui aktivitas
individu dan sosial. Tidak ada satupun teori belajar tentang konstruktivisme, namun
terdapat beberapa pendekatan konstruktivis, misalnya pendekatan yang khusus
dalam pendidikan matematik dan sains. Beberapa pemikir konstruktivis seperti
Vigotsky menekankan berbagi dan konstruksi sosial dalam pembentukan
pengetahuan (konstruktivisme sosial); sedangkan yang lain seperti Piaget melihat
konstruksi individu lah yang utama (konstruktivisme individu).
1) Konstrukstivisme Individu
Para psikolog konstruktivis yang tertarik dengan pengetahuan individu,
kepercayaan, konsep diri atau identitas adalah mereka yang biasa disebut
9
e. Pendekatan Deduktif
Pendekatan deduktif
(deductive
approach)
adalah
pendekatan
yang
Pendekatan
induktif merupakan proses penalaran yang bermula dari keadaan khusus menuju
keadaan umum.
g. Pendekatan Konsep
Belajar konsep merupakan hasil utama pendidikan. Konsep-konsep merupakan
batu-batu pembangun (building blocks) berpikir (Dahar,1989). Konsep-konsep
merupakan dasar bagi proses-proses mental yang lebih tinggi untuk merumuskan
prinsip-prinsip dan generalisasi-generalisasi. Untuk memecahkan masalah, seorang
siswa harus mengetahui aturan-aturan yang relevan, dan aturan-aturan ini didasarkan
pada konsep-konsep yang diperolehnya.
Pendekatan konsep merupakan bentuk instruksional kognitif yang memberi
kesempatan siswa berpartisipasi secara aktif dengan konsep-konsep dan menemukan
prinsip sendiri (Arifin, Mulyati, dkk., 2000). Selain itu, Pendekatan konsep diartikan
juga sebagai pendekatan yang mengarahkan peserta didik meguasai konsep secara
benar dengan tujuan agar tidak terjadi kesalahan konsep (miskonsepsi). Konsep
adalah klasifikasi perangsang yang memiliki ciri-ciri tertentu yang sama. Konsep
merupakan struktur mental yang diperoleh dari pengamatan dan pengalaman. Jadi,
Pendekatan Konsep merupakan suatu pendekatan pengajaran yang secara langsung
menyajikan konsep tanpa memberi kesempatan kepada siswa untuk menghayati
bagaimana konsep itu diperoleh.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan guru dalam merencanakan
pembelajaran dengan pendekatan konsep (Dahar, 2003) :
1) Konsep-konsep yang akan diajarkan harus dinyatakan secara tegas dan lengkap.
12
Ramalan berbeda dari terkaan, ramalan didasarkan pada hubungan logis dari hasil
pengamatan yang telah diketahui sedangkan terkaan didasarkan pada hasil
pengamatan.
5) Membuat hipotesis
Hipotesis adalah suatu perkiraan yang beralasan untuk menerangkan suatu
kejadian atau pengamatan tertentu. Penyusunan hipotesis adalah salah satu kunci
pembuka tabir penemuan berbagai hal baru.
6) Mengendalikan variabel
Variabel adalah faktor yang berpengaruh. Pengendalian variabel adalah suatu
aktifitas yang dipandang sulit, namun sebenarnya tidak sesulit yang kita
bayangkan. Hal ini tergantung dari bagaimana guru menggunakan kesempatan
yang tersedia untuk melatih anak mengontrol dan memperlakukan variabel.
7) Merencanakan penelitian/eksperimen
Eksperimen adalah melakukan kegiatan percobaan untuk membuktikan apakah
hipotesis yang diajukan sesuai atau tidak.
8) Menyusun kesimpulan sementara
Kegiatan ini bertujuan untuk menyimpulkan hasil dari percobaan yang telah
dilakukan berdasarkan pada pola hubungan antara hasil pengamatan yang satu
dengan yang lainnya.
14
15
6) disediakan program bimbingan remedial bagi peserta yang lambat, dan program
pengayaan bagi peserta yang lebih cepat menguasai kompetensi.
3. Implementasi Pendekatan Dalam Proses Pembelajaran Fisika
Pendekatan mengajar merupakan titik tolak bagi guru dalam menggunakan
metode mengajar. Penggunaan metode mengajar akan berhasil baik apabila disertai
dengan pendekatan mengajar yang baik dalam arti sesuai atau tepat. Ada beberapa
pendekatan yang dapat digunakan dalam pembelajaran fisika misalnya:
a. Pendekatan Konsep
Ilmu fisika tumbuh dan berkembang berdasarkan eksperimen-eksperimen.
Sebagai ilmu yang tumbuh secara eksperimental, maka ilmu fisika mengandung
baik pengetahuan deklaratif maupun pengetahuan prosedural. Seperti halnya
pengetahuan deklaratif pada umumnya, pengetahuan fisika juga disusun oleh
konsep-konsep dalam suatu jaringan proposisi. Untuk mengikuti perkembangan
ilmu fisika yang sangat pesat, belajar konsep fisika merupakan kegiatan yang
paling sesuai bagi pembentukan pengetahuan fisika dalam diri siswa
(Dahar,1989)
Menurut hasil penelitian, fakta-fakta yang terlepas-lepas tentang pelajaran
fisika akan cepat dilupakan, tetapi konsep ilmiah akan lebih lama diingat. Selain
itu, bila siswa benar-benar memahami suatu konsep maka siswa akan dapat
menerapkan konsep itu pada situasi baru.
b. Pendekatan Proses
Hakikat ilmu fisika mencakup dua hal, yaitu fisika sebagai produk dan
fisika sebagai proses. fisika sebagai produk meliputi sekumpulan pengetahuan
yang terdiri atas fakta-fakta, konsep-konsep, dan prinsip-prinsip . fisika sebagai
proses meliputi keterampilan-keterampilan dan sikap-sikap yang dimiliki oleh
para ilmuwan untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuan fisika.
Keterampilan-keterampilan tersebut disebut keterampilan proses, dan sikapsikap yang dimiliki para ilmuwan disebut sikap ilmiah.
Oleh karena itu, pembelajaran fisika tidak boleh mengesampingkan proses
ditemukannya konsep-konsep fisika. Sehubungan dengan hal tersebut, untuk
menjelaskan konsep-konsep fisika ditempuh dengan pendekatan proses.
Dalam pendekatan proses pendekatan pembelajaran didasarkan pada
anggapan bahwa ilmu fisika itu terbentuk dan berkembang akibat diterapkannya
suatu proses, yang dikenal dengan metode ilmiah, dengan menerapkan
keterampilan-keterampilan proses Sains, yaitu mulai dari menemukan masalah
17
contoh
kita
memperoleh
hukum
Boyle-Gay-Lussac
dengan
menganggap bahwa hukum Boyle adalah benar dan hukum Gay-Lussac adalah
benar. Contoh lain kita memperoleh hukum Keppler III dengan menganggap
bahwa hukum II Newton dan hukum Newton tentang gravitasi adalah benar.
e. Pendekatan inquiry
Pendekatan inquiry adalah pendekatan dengan cara menyelidiki atau
mencari. Menurut Kuslan dan Stone dalam bukunya Teaching Children
Science an Inquiry Approach, Inquiry teaching as that teaching by which
teacher and children study scientific phenomena with approach and spirit of
scientist Kutipan di atas dapat diartikan bahwa: pengajaran dengan pendekatan
inquiry adalah pengajaran dimana guru dan siswa mempelajari gejala-gejala
ilmiah dengan pendekatan jiwa ilmuwan. Dalam menyajikan pelajaran dengan
pendekatan inquiry, guru membimbing siswa untuk beraktivitas melalui
penyelidikan dan mencari atau mendapatkan data secara eksperimen. Data
tersebut kemudian diolah dan dianalisis atau disimpulkan menjadi suatu hukum
atau rumusan, sehingga diharapkan siswa dapat memperoleh konsep konsep
pengatahuan dari hasil eksperimennya sendiri. Ilmu pengetahuan atau
18
kesimpulan yang didapat siswa, sebagian besar harus berdasarkan atas hasil
usaha siswa itu sendiri. Pengamatan, penyelidikan maupun percobaan, dan
analisis datanya harus dilakukan siswa sendiri dengan mendapatkan bimbingan
dari guru.
Di dalam membelajarkan IPA/Fisika guru dituntut sejauh mungkin
menggunakan pendekatan inquiry (inquiry approach) atau pendekatan dengan
menyelidiki. Dengan pendekatan inquiry, siswa dituntut sebanyak-banyaknya
melakukan eksperimen atau pengamatan. Dengan demikian sekolah harus
memiliki sejumlah alat alat pelajaran IPA yang memadai baik secara kualitas
maupun kauantitas. Apabila alat-alat tersebut tidak ada, guru dituntut untuk
mengadakan alat-alat tersebut dengan menggunakan bahan yang sesederhana
mungkin namun dapat mempunyai fungsi yang sama dengan alat-alat buatan
pabrik. Pengamatan dan eksperimen tidak merupakan satu-satunya cara untuk
mempelajari IPA/Fisika, dalam berbagai hal cara-cara menggunakan teori juga
harus dibahas. Untuk itu guru harus mempunyai konsep yang jelas mengenai
teori dalam IPA/Fisika. Percobaan atau eksperimen jangan dipandang sebagai
pelengkap atau penyerta pelajaran, melainkan sebagai bagian yang terintegrasi
dengan pelajaran.
Metode penyampaian dipilih sedemikian rupa sehingga sesuai dengan
bahan yang akan diajarkan. Metode ceramah sebaiknya dikurangi. Proses
pembelajaran sebaiknya menjadikan siswa lebih aktif, guru hanya sebagai
pembimbing atau fasilitator sedangkan siswa aktif melakukan kegiatan-kegiatan.
Siswa hendaknya dituntut keaktifannya baik fisik maupun mental ( intelectualemotional). Metode yang sekiranya baik untuk pembelajaran IPA/Fisika adalah
metode eksperimen, metode demonstrasi, metode tanya jawab, diskusi, metode
tugas, metode proyek, dll.
Pendekatan inquiry dalam pembelajaran IPA-Fisika bertolak dari
perkataan inquiry (inquire) berarti menanyakan, menyelidiki, memeriksa.
Proses-proses mental dalam inquiry meliputi : merumuskan problema,
mendesain
eksperimen,
melaksanakan
eksperimen,
mengorganisir
data,
menaganalisis data, menarik kesimpulan. Selain itu juga adanya sikap jujur,
objektif, hasrat ingin tahu, terbuka, mau menerima gagasan-gagasan baru atau
pendapat orang lain, dsb. Sehubungan dengan hal tersebut maka pembelajaran
dengan pendekatan inquiry harus meliputi pengalaman-pengalaman yang
menjadikan siswa dapat mengembangkan kemampuan-kemampuan inquiri.
19
C. Metode Pembelajaran
1. Pengertian Metode Pembelajaran
Metode berasal dari Bahasa Yunani Methodos yang berarti cara atau jalan yang
ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah,maka metode menyangkut masalah cara
kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Fungsi
metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan.
Pengetahuan tentang metode-metode mengajar sangat di perlukan oleh para
pendidik, sebab berhasil atau tidaknya siswa belajar sangat bergantung pada tepat atau
tidaknya metode mengajar yang digunakan oleh guru.
Metode belajar yang mampu membangkitkan motif, minat atau gairah belajar
peserta didik dan menjamin perkembangan kegiatan kepribadian peserta didik adalah
metode diskusi. Metode diskusi merupakan suatu cara mengajar yang bercirikan oleh
suatu keterikatan pada suatu topik atau pokok pertanyaan atau problem. Di mana para
anggota diskusi dengan jujur berusaha mencapai atau memperoleh suatu keputusan atau
pendapat yang disepakati bersama
Jadi, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan
praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.
2.
a.
juga dengan siswa, mereka akan belajar manakala ada guru yang memberikan materi
pelajaran melalui ceramah, sehingga ada guru yang berceramah berarti ada proses
belajar dan tidak ada guru berarti tidak ada belajar. Metode ceramah merupakan cara
yang digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran ekspositori.
b.
Metode Demonstrasi
Demonstrasi merupakan metode yang sangat efektif, sebab membantu siswa
untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta atau data yang benar.
Metode demonstrasi merupakan metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan
mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik
sebenarnya atau hanya sekadar tiruan. Sebagai metode penyajian, demonstrasi tidak
terlepas dari penjelasan secara lisan oleh guru. Walaupun dalam proses demonstrasi
peran siswa hanya sekadar memerhatikan, akan tetapi demonstrasi dapat menyajikan
bahan pelajaran lebih konkret. Dalam strategi pembelajaran, demonstrasi dapat
c.
pembelajaran tidak diorganisir sebelumnya serta tidak disajikan secara langsung kepada
siswa, matari pembelajaran ditemukan dan diorganisir oleh siswa sendiri, karena tujuan
utama metode ini bukan hanya sekadar hasil belajar, tetapi yang lebih penting adalah
proses belajar.
Secara umum ada dua jenis diskusi yang biasa dilakukan dalam proses
pembelajaran. Pertama, diskusi kelompok. Diskusi ini dinamakan juga diskusi kelas.
Pada diskusi ini permasalahan yang disajikan oleh guru dipecahkan oleh kelas secara
keseluruhan. Pengatur jalannya diskusi adalah guru. Kedua, diskusi kelompok kecil.
Pada diskusi ini siswa dibagi dalam beberapa kelompok.
Setiap kelompok terdiri dari 3-7 orang. Proses pelaksanaan diskusi ini dimulai
dari guru menyajikan masalah dengan beberapa submasalah. Setiap kelompok
memecahkan submasalah yang disampaikan guru. Proses diskusi diakhiri dengan
d.
22
Jenis-jenis tugas sangat banyak tergantung pada tujuan yang akan dicapai,
f.
g.
h.
i.
j.
23
formal saja, tetapi dapat melibatkan orang luar yang dianggap perlu sesuai dengan
keahlian yang dibutuhkan.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan metode Team Teaching:
1) Harus ada program pelajaran yang disusun bersama oleh team tersebut, sehingga
betul-betul jelas dan terarah sesuai dengan tugas masing-masing dalam team
tersebut.
2) Membagi tugas tiap topik kepada guru tersebut, sehingga masalah bimbingan pada
siswa terarah dengan baik.
3) Harus dicegah jangan sampai terjadi jam bebas akibat ketidak hadiran seseorang
k.
l.
m.
n.
e. Karya wisata
Metode karya wisata bertujuan memahami penerapan konsep-konsep sains
dalam kehidupan nyata, dengan membawa siswa ke objek penelitian secara
langsung, misalnya mengamati ekosistem alami seperti laut/pantai, meninjau ke
pabrik/industri makanan/minuman kaleng, dan sebagainya. Karena metode karya
wisata dilakukan di luar sekolah, metode ini memerlukan waktu yang cukup lama
sehingga harus dilakukan sebagai kegiatan ekstrakurikuler yang harus diprogramkan
26
dengan baik. Pada metode ini, guru dapat memberikan lembar tugas yang harus
dikerjakan oleh siswa berdasarkan pengamatan di lapangan. Metode ini melatih
siswa melakukan pengamatan, wawancara dengan narasumber dan menyusun
laporan atau berkomunikasi secara lisan dan tertulis.
f. Proyek
Metode proyek dapat diberikan sebagai tugas akhir semester baik tugas
individual maupun tugas kelompok. Siswa diminta mengajukan proposal untuk
melakukan penelitian mengenai masalah-masalah sains terkini yang terdapat di
lingkungannya. Dalam proposal harus dicantumkan alasan mengapa siswa
melakukan penelitian tersebut, bagaimana siswa mengumpulkan dan mengolah
data/informasi, serta instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan dan mengolah
data/informasi. Metode ini melatih siswa melakukan penelitian serta mengkaitkan
antara sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat (salingtemas).
D. Model Pembelajaran
1. Pengertian Model Pembelajaran
Instructional models is merely a set of strategy components; it is a complete
method with all of its parts (elementary components) described in detail. An instructional
models usually an integrated set of strategy component has betters (for desired
outcomes) than any other set under given conditions (Reigeluth, 1983;21). Model
pembelajaran adalah seperangkat lengkap komponen strategi, yang merupakan metode
lengkap dengan semua bagiannya yang dijelaskan secara rinci. Atau, model pembelajaran
adalah seperangkat lengkap komponen strategi yang dapat memberikan hasil lebih baik
di bawah kondisi tertentu.
Models of Teaching merupakan perencanaan yang dapat digunakan sebagai pola
face to face/saling berhadapan dalam pengajaran di kelas, atau pengaturan dalam tutorial
atau bentuk dari bahan-bahan instruksional. Termasuk buku-buku. Film, tapes, computer,
kurikulum . setiap models di desian untuk membantu siswa mendapatkan bermacammacam hasil.
Menurut Joyce, dkk, Models of teaching atau model pembelajaran adalah model
pelajaran, untuk membantu siswa mendapatkan informasi, ide, keterampilan, nilai-nilai,
kemampuan berfikir, dan dapat mengaktualisasi diri, juga diajarkan kepada siswa
bagaimana belajar yang efektif dan sistematis sehingga kedepan dihasilkan siswa yang
dapat meningkatkan kemampuannya belajar lebih mudah dan efektif dalam keilmuan dan
keterampilan, karena mereka sudah memdapat proses pembelajaran yang tuntas. Models
of teaching are really models of learning. As we help students acquire information ,
27
ideas, skills, values, ways of thingking, and means of expressing themselves, we are olso
teaching them how to learn. In fact the most importand long term out come of instruction
may be the students increased capabilities to learn more easily, and effectively in the
future, both because of the knowledge and skill they have acquired and because they
have mastered learning process".
Berdasarkan pengertian tersebut, Joyce & Weil (1982) mendefinisikan model
pembelajaran sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam
melakukan pembelajaran. Dengan demikian, model pembelajaran merupakan kerangka
konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar.
Makna yang sama tentang definisi model pembelajaran dikemukakan oleh
Zainsyah, A.E., dkk. (1984) yaitu suatu rencana atau pola yang digunakan dalam
menyusun kurikulum, mengatur pengajaran, dan memberi petunjuk kepada pengajar di
kelas dalam setting pengajaran atau setting lainnya.
Jadi keberadaan model pengajaran adalah berfungsi membantu siswa memperoleh
informasi, gagasan, keterampilan, nilai-nilai, cara berfikir, dan pengertian yang
diekspresiakan mereka. Karena itu posisi guru adalah mengajar siswa bagaimana cara
belajar . Untuk jangka panjang sebenarnya pembelajaran harus menciptakan iklim yang
memungkinkan siswa meningkatkan kemampuan pembelajaran yang lebih mudah dan
efektif pada masa depan. Sebab pengertian dan keterampilan diperoleh mereka dengan
baik apabila mereka sudah melakukan pembelajaran tuntus(mastering learning), Jadi
pembelajaran tuntas merupakan salah satu metode pembelajaran seperti halnya model
pembelajaran bersama (cooperative learning).
Model pembelajaran ini membutuhkan guru yang berpengalaman mengarahkan
siswanya, didukung oleh sumber pengetahuan yang memadai seperti buku,
perpustakaan ,internat sehingga dapat membuka wawasan siswa , memotivasi mereka
untuk mencari, menggali informasi, dan saling bekerja sama dengan temannya, sehingga
timbul kreatifitas yang dapat menambah pengetahuan dan keterampilannya dikemudian
hari dalam masyarakat
2. Komponen Model Pembelajaran
Model pembelajaran memiliki lima unsur dasar (Joyce & Weil, 1982), yaitu:
a. Syntax, yaitu langkah-langkah operasional pembelajaran,
b. Social system, adalah suasana dan norma yang berlaku dalam pembelajaran,
c. Principles of reaction, menggambarkan bagaimana seharusnya guru memandang,
memperlakukan, dan merespon siswa,
28
d. Support system, segala sarana, bahan, alat, atau lingkungan belajar yang
mendukung pembelajaran, dan
e. Instructional dan nurturant effectshasil belajar yang diperoleh langsung
berdasarkan tujuan yang ditetapkan (instructional effects) dan hasil belajar di luar
yang ditetapkan (nurturant effects).
3. Ciri Model Pembelajaran yang Baik
Adapun ciri-ciri model pembelajaran yang baik adalah:
a. Adanya keterlibatan intelektual emosional peserta didik melalui kegiatan
mengalami, menganalisis, berbuat, dan pembentukan sikap
b. Adanya keikutsertaan peserta didik secara aktif dan kreatif selama pelaksanaan
model pembelajaran
c. Guru bertindak sebagai fasilitator, koordinator, mediator dan motivator kegiatan
belajar peserta didik
d. Penggunaan berbagai metode, alat dan media pembelajaran
4. Fungsi dan Peran Model Pembelajaran
Seperti sudah kita ketahui bahwa model pembelajaran bermaksud menolong para
guru dalam proses belajar mengajar dan memegang peranan dalam beberapa hal yaitu:
a. Membimbing. Suatu model pembelajaran sangat berguna dalam menolong guru
menentukan apa yang harus dilakukannya dalam rangka pencapaian tujuan
pembelajaran.
b. Mengembangkan
kurikulum.
Suatu
model
pembelajaran
menolong
mendetail macam-macam jenis materi pengajaran yang akan digunakan oleh guru
demi terjadinya perubahan-perubahan pada kepribadian para siswa.
d. Peningkatan dalam mengajar. Suatu model menolong proses belajar mengajar
dalam hal peningkatan efektifitas mengajar.
5. Efektifitas dalam Pemilihan Model Pembelajaran
Tidak ada model pembelajaran yang paling efektif untuk semua mata pelajaran
atau untuk semua materi. Dalam pemilihan model pembelajaran untuk diterapkan
guru di dalam kelas mempertimbangkan beberapa hal:
1. Tujuan pembelajaran
2. Sifat materi pelajaran
29
3. Ketersediaan fasilitas
4. Kondisi peserta didik
5. Alokasi waktu yang tersedia
6.
fungsi-fungsi
atau
keadaan
istem,
dan
garis-garis
Model
Model
Tokoh
berpikir
induktif
Model
latihan
inkuiri
Tujuan
Dirancang untuk pengembangan
Hilda Taba
proses
mental
induktif
penalaran
akademik/
pembetukan teori
Pemecahan masalah
Richard Suchman
terutama
dan
melalui
sosial,
penemuan
Inkuiri Ilmiah
Joseph.J. Schwab
sosial
diajarkan
mungkin
dalam
meningkatkan
upaya
pemahaman
terutama
mengembangkan
4
Penemuan konsep
Jerome Bruner
induktif,
perkembangan
konsep.
31
untuk
penalaran
juga
dan
untuk
analisis
Pertumbuhan
Kognitif
menjadi
sumber
bagi
penemuan berikutnya.
Dirancang untuk meningkatkan
Model
Lanjutan
Penata
efisiensi
David Ausubel
menyerap
Harry Lorayne
Jerry Lucas
Sumber : (Rusman, 2012: 141-142)
7
pemrosesan
Memori
kemampuan
informasi
dan
untuk
mengaitkan
bidang-bidang pengetahuan.
Dirancang untuk meningkatkan
kemampuan meningkat
b. Model Personal
Model pembelajaran ini lebih memusatkan perhatian pada pandangan
perseorangan dan berusaha menggalakan kemandirian yang produktif sehingga
manusia menjadi semakin sadar diri dan bertanggungjawab atas tujuannya.
Dalam rumpun model personal ini terdapat 4 model pembelajaran, yaitu;
1) Pengajaran tanpa arahan (non directive teaching), bertujuan untuk membentuk
kemampuan dan perkembangan pribadi (kesadaran diri, pemahaman, dan
konsep diri).
2) Model sinetik (synectics model), untuk mengembangkan kreativitas pribadi dan
memecahkan masalah secara kreatif.
3) Latihan kesadaran (awareness training), bertujuan meningkatkan kemampuan
interpersonal atau kepedulian siswa.
4) Pertemuan kelas (classroom meeting), perkembangan pemahaman diri dan
tanggungjawab kepada diri sendiri dan kelompok sosial.
Tabel 2. Rumpun Model Personal
No
1
Model
Pengajaran
Tokoh
non- Carl Rogers
Direktif
Tujuan
Penekanan pada pembentukan
kemampuan
untuk
diri.
Meningkatkan
kemampuan
Latihan
Kesadaran
Firtz Perls
Willian Schultz
pada
Sinektik
Sistem-sistem
konseptual
Pertemuan Kelas
William Gordon
kreativtas
dan
pemecahan
masalah kreatif.
Dirancang untuk meningkatkan
David Hunt
William Glasser
33
Model
Tokoh
Tujuan
Perkembangan
keterampilan
demokratis
melalui
Penentuan
Herbert
Telen
Kelompok
John Dewey
&
pada keterampilan-keterampilan
antarpribadi
(kelompok)
dan
keterampilan-keterampilan
penentuan
akademik.
perkembangan
Aspek
pribadi
Inkuiri Sosial
Metode
Laboratori
Jurisprudensial
Bermain Peran
Maine
Taching
Library)
Donal
Oliver
James P.Shaver
&
melalui
sosial,
penemuan
dan
kelompok
kesadaran
dan
keluwesan pribadi.
Dirancang
terutama
untuk
sebagai
cara
isu sosial.
Faiinnie Shatel & Dirancang untuk memengaruhi
George Fhatel
34
menjadi
sumber
bagi
penemuan berikutnya.
Dirancang untuk membantu
siswa mengalami bermacammacam proses dan kenyataan
6
Simulasi Sosial
Harold Guetzkov
mereka,
serta
untuk
memperoleh
konep
keterampilan
pembuatan
keputusan.
Sumber : (Rusman, 2012: 138)
Model
Manajemen
Kontingensi
Kontrol Diri
Relaksasi (santai)
Rimm &
Wolpe
Masters
Pengurangan
Ketegangan
Rimm &
Wolpe
Masters
Latihan
Asertif Wolpe,
Desensiatsi
Salter
Tokoh
B. F Skinner
B.F. Skinner
Gagne,
Smith
Sumber : (Rusman, 2012: 144)
Latihan Langsung
35
Lazarus,
Smith
&
Tujuan
Faktafakta,
konsep,
keterampilan
Perilaku/ keterampilan sosial
Tujuan-tujuan
pribadi
(mengurangi ketegangan dan
kecemasan)
Mengalihkan kesantaian kepada
kecemasan dalam situasi sosial
Ekspresi
perasaan
secara
langsung dan spontan dalam
situasi sosial
Pola-pola
perilaku,
keterampilan
BAB III
PEMBAHASAN
Pendekatan pembelajaran diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita
terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu
proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi,
menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.
Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan ke
dalam strategi pembelajaran. Adapun ciri-ciri pendekatan pembelajaran yang baik, yaitu
Sesuai dengan kebutuhan materi ajar yang dituangkan dalam perencanaan pembelajaran,
Tidak kaku, Lugas dan Terencana.
Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan
praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Keberadaan model pengajaran adalah berfungsi membantu siswa memperoleh
informasi, gagasan, keterampilan, nilai-nilai, cara berfikir, dan pengertian yang
diekspresiakan mereka. Karena itu posisi guru adalah mengajar siswa bagaimana cara
belajar . Untuk jangka panjang sebenarnya pembelajaran harus menciptakan iklim yang
memungkinkan siswa meningkatkan kemampuan pembelajaran yang lebih mudah dan
efektif pada masa depan. Sebab pengertian dan keterampilan diperoleh mereka dengan
baik apabila mereka sudah melakukan pembelajaran tuntus(mastering learning),
Model pembelajaran memiliki lima unsur dasar, yaitu (a) Syntax, yaitu langkahlangkah operasional pembelajaran, (b) Social system, adalah suasana dan norma yang
berlaku dalam pembelajaran, (c) Principles of reaction, menggambarkan bagaimana
seharusnya guru memandang, memperlakukan, dan merespon siswa, (d) Support system,
segala sarana, bahan, alat, atau lingkungan belajar yang mendukung pembelajaran, dan
(e) Instructional dan nurturant effectshasil belajar yang diperoleh langsung
berdasarkan tujuan yang ditetapkan (instructional effects) dan hasil belajar di luar yang
ditetapkan (nurturant effects).
Adapun ciri-ciri model pembelajaran yang baik adalah (a) Adanya keterlibatan
intelektual emosional peserta didik melalui kegiatan mengalami, menganalisis, berbuat,
dan pembentukan sikap, (b) Adanya keikutsertaan peserta didik secara aktif dan kreatif
selama pelaksanaan model pembelajaran, (c) Guru bertindak sebagai fasilitator,
koordinator, mediator dan motivator kegiatan belajar peserta didik, (d) Penggunaan
berbagai metode, alat dan media pembelajaran.
Model pembelajaran bermaksud menolong para guru dalam proses belajar
mengajar dan memegang peranan dalam beberapa hal, yaitu (a) Membimbing. Suatu
36
model pembelajaran sangat berguna dalam menolong guru menentukan apa yang harus
dilakukannya dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran, (b) Mengembangkan
kurikulum. Suatu model pembelajaran menolong pengembangan kurikulum bagi kelaskelas pada tingkat pendidikan yang berbeda, (c) Penentuan materi pelajaran. Suatu
model pembelajaran menyebutkan secara mendetail macam-macam jenis materi
pengajaran yang akan digunakan oleh guru demi terjadinya perubahan-perubahan pada
kepribadian para siswa, (d) Peningkatan dalam mengajar. Suatu model menolong proses
belajar mengajar dalam hal peningkatan efektifitas mengajar.
Dalam pemilihan model pembelajaran untuk diterapkan guru di dalam kelas
mempertimbangkan beberapa hal, yaitu tujuan pembelajaran, sifat materi pelajaran,
ketersediaan fasilitas, kondisi peserta didik, dan lokasi waktu yang tersedia.
Adapun Kedudukan Pendekatan, Metode, dan Model Dalam Hirarki Pembelajaran:
2. Ada beberapa macam pendekatan pebelajaran yang kita gunakan dalam kegiatan
pembelajaran : pendekatan inkuiri, pendekatan konseptual, pendekatan kontruktivsme,
pendekatan induktif, pendekatan deduktif, pendekatan berbasis masalah, dan
pendekatan belajar tuntas.
3. Aspek-aspek yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan pendekatan pembelajaran
yang efektif adalah dengan mempertimbangkan aspek-aspek berikut ini: Identifikasi
tujuan, Analisis tujuan, Penetapan tujuan, Spesifikasi pengetahuan, keterampilan, dan
sikap, Identifikasi kebutuhan pendidikan dan latihan, Evaluasi, Organisasi sumbersumber belajar.
4. Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan
praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.
5. Model pembelajaran adalah suatu kerangka konseptual yang didisain berisi prosedur
dan pengorganisasian kegiatan pembelajaran sehingga terjadi perubahan atau
perkembangan pada siswa.
6. Aspek-aspek yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan model pembelajaran yang
efektif adalah dengan mempertimbangkan aspek-aspek berikut; tujuan pembelajaran,
sifat materi pelajaran ketersediaan fasilitas, kondisi peserta didik dan alokasi waktu
yang tersedia.
B. Saran
Dalam mempersiapkan kegiatan pembelajaran di kelas, guru harus mengunakan
pendekatan, metode, dan model pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai. Hal ini betujuan agar kegiatan pembelajaran lebih bermakna dan
berkesan bagi siswa. Siswa akan meraakan bahwa belajar itu adalah salah satu kebutuhan
pokok dari hidupnya. Dengan demikian, peningkatan mutu pendidikan di Indonesia
dengan mudah dapat ditingkatkan.
DAFTAR PUSTAKA
Akhmad, S. 2008. Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, dan Model Pembelajaran.
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/ 02/02/teori-teori-belajar (diakses pada
tanggal 10 Oktober 2015).
Bruce Joyce, Masha Weil , with Beverly Shower, Models of teaching, 4 th edition, Allyn and
Bacon. USA.
38
39