MODUL OBGYN
TRIGGER III
PAYUDARA
Oleh :
Kelompok Tutorial I
Fasilitator: dr . Sherri Lestari
Ketua: Fransky Yuatama (13-001)
Sekretaris: Puja Sari Anugrah (13-002)
Anggota:
1. Cita Widya Puspa (13-003)
2. Tia Febindra Elza (13-004)
3. Erina Khairinnas (13-005)
4. Gita Delvanof Putri (13-006)
5. Dayu Andriawan (13-008)
6. Diani Nur Pathona (13-009)
7. Yossi Yarnic (13-010)
8. Novia Marven Sabmianti (13-201)
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
PADANG
2015
KATA PENGANTAR
Assalammualaikum wr.wb
Padang,
Maret 2016
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
TRIGGER: 3
PAYUDARA
Wanita muda 20 th mengeluh nyeri payudara kanan dan demam. Tiga minggu yang lalu,
dia menjalanin persalinan normal pervaginaan spontan dan telah menyusui tanpa kesulitan
sampai 2 hari yang lalu, sekarang pasien merasakan nyeri progresif, mengeras, dan
kemerahan pada payudara kanan.
Pada pemeriksaan, tanda vital tubuh 38,8C, tekanan darah 100/70 mmHg, dan denyut
jantung 110x/menit. Pemeriksaan leher lembut tidak ada kelainan. Pada payudara kanan
tampak teagang, keras, kemerahan, dan nyeri pada Upper Outer Region . Ada fluctuasi
dalam jaringan payudara kanan. Payudara kiri tidak tampak ada kelainan. Pemeriksaa paru
dan jantung tidak ada kelainan yang berarti. Pemeriksaan abdomen tidak ada kelainan,
pemeriksaaan panggul normal.
BAB II
PEMBAHASAN
3
STEP I
CLARIFY UNFAMILIAR TERMS
1. Nyeri progresif: nyeri terus menerus, makin lama makin nyeri
2. Upper outer region: bagian atas luar
3. Fluctuasi: tidak menetap
STEP II
DEFINE THE PROBLEM
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Identifikasi kasus!
Mengapa pasien merasakan nyeri progresif mengeras dan kemerahan?
Mengapa hanya pada payudara kanan?
Adakah hubungan riwayat pasien menyusui dengan penyakit pasien sekarang?
Bagaimana ara pemeriksaan payudara?
Bagaiamana penatalaksanaannya?
STEP III
BRAINSTROM THE POSSIBLE HYPOTHESUS or EXPLANATION
1. Identifikasi kasus
Anamnesa
Nama: Ny. X
Umur: 20th
Keluhan utama: - Demam
Mengeras
Kemerahan pada payudara kanan
Vital sign
Keadaan umum: tampak sakit
Kesadaran: CMC
Tekanan darah: 100/70 mmHg
Denyut jantung: 110 x/menit
Suhu: 38,8C
Pemeriksaan fisik:
Leher: normal
Payudara kanan:
- tampak tegang, keras, kemerahan, nyeri pada upper outer region
- ada gluctuasi dala jaringan payudara
Payudara kiri: normal
Paru-paru dan jantung: normal
4
Abdomen: normal
Panggul: normal
Diagnose: Mastitis Akut
2.
Infeksi
Inflamasi
Tersumbat
ductus lactiferus
Nyeri progresif
3.
-
Lecet putting
Lebih aktif di sebelah kanan
4. Ada
5.
upper
outer
inne
r
lower
Inspeksi:
Palpasi:
6. Farmakoterapi:
-
Non farmakoterapi:
-
Tirah baring
Kompres panas
Edukasi cara menyusui yang benar
STEP IV
ARRANGE EXPLANATION INTO A TENTATIVE SOLUTION
Ny. X
20 tahun
Keluhan utama:
-
Identifikasi kasus
Mastitis Akut
Penatalaksanaan
STEP V
DEFINE LEARNING OBJECTIVE
4 M:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Identifikasi kasus
Gejala klnisi
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan fisik
Diagnosa
Diagnosa banding
Penatalaksanaan
STEP VII
SHARE THE RESULT OF INFORMATION GATHERING AND PRIVATE STUDY
1. Identifikasi kasus
Anamnesa
Nama: Ny. X
Umur: 20th
Keluhan utama: - Demam
Mengeras
Kemerahan pada payudara kanan
Vital sign
Keadaan umum: tampak sakit
7
Kesadaran: CMC
Tekanan darah: 100/70 mmHg
Denyut jantung: 110 x/menit
Suhu: 38,8C
Pemeriksaan fisik:
Leher: normal
Payudara kanan:
- tampak tegang, keras, kemerahan, nyeri pada upper outer region
- ada gluctuasi dala jaringan payudara
Payudara kiri: normal
Paru-paru dan jantung: normal
Abdomen: normal
Panggul: normal
Diagnose: Mastitis Akut
2.
Gejala klinis
a.
b.
c.
d.
Memulai palpasi pada posisi yang sehat terlebih dahulu agar tidak terlihat bila ada
kelainan lain. Prosedur yang direkomendasikan yaitu pemeriksaan dimulai dari lateral
atas dan tiap payudara melingkar searah jarum jam kearah dalam sampai ke tengah,
dilakukan dengan tekanan ringan.
Bila pemeriksaan payudara didapatkan nodul, maka hal-hal yang perlu dilaporkan
adalah:
1. Letak lesi dilaporkan sesua dengan kuadran payudara
2. Jumlah nodul, tunggal/multiple
3. Sensitivitas, apakah nyeri bila ditekan
4. Konsistensi nodul keras sepertibatu, kenyal, lunak, atau kistik
5. Perubahan suhu
6. Fiksasi pada dinding dada, apakah melekat pada dinding dada atau dapat
digerakkan
4. Pemeriksaan penunjang
- Uji laboratorium: kultur dan sensitivitas yang diujikan pada sampel air susu
dapat mengidentifikasi bakteri
- USG payudara
5. Diagnose Mastitis Akut
6. Diagnosa Banding:
- Mastitis infeksiosa
- Mastitis noninfeksiosa
- Saluran susu tersumbat
- Pembengkakan payudara
- Inflamasi kanker payudara
7. Penatalaksanaan
A. Pemberian antibiotic
Dosis 500 mg Keflex atau dikloksasilin. Diminum peroral 4x1 selama 7-10 hari
B. Berikan obat analgesic. Bila pemberian asetaminofen tidak efektif berikan
asetaminofen dengan kodein ibuprofen 1,6 gr/hari tidak terdeteksi pada ASI
aman.
Jika gejala mastitis masih ringan dan berlangsungkurang dari 24 jam, maka
perawatan dan berlangsung kurang dari 24 jam, maka perawatan koservatif
(mengalirkan ASI dan perawatan suportif sudah cukup membantu. Jika tidak terlihat,
perbaikan alam 12-24 jam atau ibu tampak sakit berta, antibiotic harus segera
diberikan. Jenis antibiotic yang digunakan adalah dikloksasilin atau flukloksasilin 500
mg setiap 6 jam.
C. Saran obat harus dihabiskan walaupun sudah merasa baik karena dapat
menyebabkan resiko mastitis akut.
9
KESIMPULAN
Berdasarkan dari anamnesa dan pemeriksaan fisik yang dilakukan maka dapat di
diagnose banhwa Ny. X umur 20 tahun dengan keluhan utama nyeri pada payudara kanan, dan
adanya fluctuasi serta payudara tampak tegang dan kemerahan disertai dengan nyeri, diagnose
yang ditegakan adalah Mastitis Akut. Adapun untuk penaalaksanaanya diberikan antibiotic.
10
DAFTAR PUSTAKA
11