Anda di halaman 1dari 3

Kopi merupakan salah satu tanaman yang mengandung senyawa kimia yaitu

kafein, yang merupakan salah satu senyawa organik alkaloid.

Alkaloid adalah

senyawa organik yang mengandung nitrogen (biasanya) dalam bentuk siklik dan
berbentuk basa. Senyawa ini tersebar luas dalam dunia tumbuhan dan banyak di
antaranya mempunyai efek fisiologis kuat. Secara umum, golongan senyawa alkaloid
mempunyai sifat-sifat berikut ini:
1. Biasanya berbentuk kristal tak berwarna, tidak mudah menguap, tidak larut dalam air,
larutdalam pelarut organik seperti etanol, eter dan kloroform.
2. Bersifat basa, pada umumnya berasa pahit, bersifat racun, mempunyai efek
fisiologis, sertaoptis aktif.
3. Membentuk endapan dengan larutan

asam

fosfolframat,

asam fosfomolibdat,

asam pikrat, dll. Alkaloid dapat diklasifikasikan berdasarkan sumber dan gugus fungsi
yang dikandungnya.

Menurut

Hegnauer,

alkaloid

digolongkan

menjadi

yaitu alkaloid sesungguhnya, protoalkaloid dan psudoalkaloid (Suprapta, 2014).

(Tabel Komposisi Zat yang Terkandung pada Berbagai Kopi)

Kafein adalah suatu senyawa organik yang mempunyai nama lain


kofein, tein atau 1,3,7 trimetilxantin. Kristal kafein dalam air berupa jarumjarum bercahaya sutra. Bila tidak mengandung air, kafein meleleh pada suhu
234 C sampai 239 C dan menyublim pada suhu yang lebih rendah. Kafein
mudah larut dalam air panas dan dalam kloroform, tetapi sedikit larut dalam
air dingin, alkohol dan beberapa pelarut organik lainnya. Selain dalam biji
kopi, kafein terdapat pula dalam daun teh, daun mete, biji kola, dan coklat. Di

dalam biji kopi atau tumbuhan lain tersebut di atas, tidak hanya terkandung
kafein, tetapi juga terkandung tanin, glukosa, lemak, protein dan selulosa.
Pemisahan kandungan lain dari kafein bergantung

kepada

perbedaan

kelarutan masing-masing senyawa kandungan tersebut. Bila tanin terisolasi


ke dalam air panas, akan terhidrolisis menghasilkan asam klorogenat. Asam
hasil hidrolisis tanin ini akan menghasilkan endapan bila direaksikan dengan
timbal asetat (UPI, 2012)

(Struktur Kimia Kafein / Caffeine)

Mengambil suatu zat terlarut dari daalam larutan air oleh suatuu
pelarut yang tak dapat campur dengan air disebut ekstraksi (dengan) pelarut.
Teknik ini sering kali diterapkan untuk pemisahan (Shevla, 1985:140).
Partisi zat-zat

terlarut antara dua cairan yang tidak dapat campur

(immiscible) menawarkan banyak kemungkinan yang menarik untuk


pemisahan analitis. Bahkan dimana tujuan primernya bukanlah analitis namun
preparatif, ekstraksi pelarut dapat merupakan suatu langkah pennting dalam
urutan
organik,

yang menuju ke
anorganik,

suatu

atau

produk murninya dalam laboratorium

biokimia.

Meskipun

kadang-kadang

digunakan peralatan yang rumit, namun seringkali hanya diperlukan sebuah

corong pisah. Seringkali suatu pemisahan ekstraksi pelarut dapat diselesaikan


dalam beberapa menit. Pemisahan ekstraksi pelarut biasanya bersih dalam
arti tak ada analog; kopresipitasi dengan sistem semacam itu (Underwood,
2002: 457).
Pengeringan udara (temperature lingkungan). Sebagai endapan dapat
dikeringkan secukupnya untuk penentuan analitik tanpa harus melalui
temperature

yang

tinggi. Misalnya, MgNH 4PO4 . 6H2O kadang-kadang

dikeringkan dengan mencuci menggunakan suatu campuran alcohol dan eter


dan menyaring air dari endapan selama beberapa menit. Namun, prosedur ini
normalnya tidak disarankan karena bahaya dari penghilangan air yang tidak
tuntas dengan pencucian (Underwood, 2002: 78).
Banyak sekali reaksi yang digunakan dalam analisis anorganik
kualitatif melibatkan pembentukan endapan. Endapan adalah zat yang
memisahkan diri sebagai suatu fase padat keluar dari larutan. Endapn mungkin
berupa kristal (kristalin) atau koloid, dan dapat dikeluarkan darilarutan dengan
penyaringan atau pemusingan (centrifuge). Endapan terbentuk jika larutan
menjadi terlalu jenuh dengan zat yang
endapan,

menurut

definisi

adalah

bersangkutan. Kelarutan(S) suatu


sama

dengan

konsentrasi

molar

darilarutan jenuhnya. Kelarutan bergantung pada berbagai kondisi, seperti


suhu,tekanan, konsentrasi bahan-bahan lain dalam larutan itu, dan pada
komposisi pelarutnya (Shevla, 1985:72).
Kafein meleleh atau titik lelehnya pada 238 C dan menyublim pada
178 C (Irwandi, 2014).

Anda mungkin juga menyukai