Anda di halaman 1dari 6

Borang Portofolio Internship RSU Berkah Pandeglang Periode November 2015- 2016

Nama Peserta
Nama Wahana
Topik
Tanggal (kasus)
Nama Pasien
Tanggal Presentasi
Tempat Presentasi
Obyektif presentasi
Keilmuan
Diagnostik
Neonatus
Lansia
Deskripsi

dr. Ian Suryadi Suteja


RSU Berkah Pandeglang
Luka Bakar
7 Desember 2015
Tn. D

No. RM :
Nama Pendamping : dr. Agustina

RSU Berkah Pandeglang


Keterampilan
Penyegaran
Tinjauan Pustaka
Manajemen
Masalah
Istimewa
Bayi
Anak
Remaja
Bumil
Laki-laki, 56 tahun, terkena ledakan gas dan mengalami luka bakar seluas

Tujuan :
Bahan bahasan :
Cara membahas :

50% area tubuh. Luka bakar derajat 2A.


Penatalaksanaan luka bakar luas
Tinjauan Pustaka
Riset
Diskusi
Presentasi dan Diskusi

Data Pasien :
Nama Klinik :

Nama : Tn D
Usia : 56 tahun
No Registrasi :
RSU Berkah Pandeglang
Telepon :
Terdaftar Sejak :

Kasus
Email

Audit
Pos

Data Utama untuk bahan diskusi :


1. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien mengalami kecelakaan meledaknya tabung gas. Terdapat luka bakar di hampir
seluruh tubuh. Pasien segera dilarikan ke puskesmas Panimbang dan kemudian dirujuk ke
RSU Berkah Pandeglang. Pasien dalam keadaan sadar, tampak sangat kesakitan, sedikit
sesak, mual (+), muntah (-), lemah (+), tidak BAK.
2. Riwayat Pengobatan :
Tidak ada pengobatan rutin. Telah diberikan suntikan ATS, ketorolac, ampicillin, dan
3.
4.
5.
6.
7.

ranitidine dari puskesmas Panimbang.


Riwayat Kesehatan :
Pasien mengaku dirinya sehat dan tidak pernah dirawat di Rumah Sakit sebelum ini.
Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak ada
Riwayat Pekerjaan :
Usaha membuka warteg, sering berurusan dengan kompor gas untuk memasak.
Kondisi lingkungan sosial dan fisik (Rumah, Lingkungan, Pekerjaan)
Pasien hanya tinggal bersama istrinya. Dapur yang kurang ventilasi.
Riwayat Imunisasi (disesuaikan dengan pasien dan kasus)

Pasien tidak mengingat apakah sudah pernah di imunisasi Tetanus atau belum
8. Lain-lain (Pemeriksaan fisik dan Penunjang)
Tanda Vital (Puskesmas 7/12/2015 pk : 17.00)
TD : 100/70 mmHg
Nadi : 82x/ menit
RR : 22x/ menit
Suhu : 37 C
Tanda Vital ( UGD RSU Berkah 7/12/2015 pk 19.00)
TD : 80/60 mmHg
Nadi : 120x/ menit
RR : 28x/ menit
Suhu : 37 C
GCS : E3M6V4 (13)
Mata : Konjungtiva anemis -/-, Sklera ikterik -/ Leher : JVP tidak distensi, dalam batas normal
Paru : Vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/ Jantung : S1, S2 takikardia, irama sinus, murmur -/-, gallop -/ Abdomen : Datar lembut. Bising usus (+). Hepar dan lien tidak teraba
Ekstremitas : CRT < 2 detik, Edema -/-, terdapat multiple bulla di keempat

ekstremitas
Status Lokalis : Penyebaran luka bakar seperti gambar di bawah. Dasar luka
sebagian besar eritem, sebagian lainnya pucat. Nyeri sangat nyata. Tidak ada lagi
rambut pada permukaan kulit. Terdapat banyak bulla di daerah luka bakar.

= luka bakar
Kesimpulan : Wajah (9%) + Lengan kiri (9%) + Lengan kanan (4,5%) + Dada
(9%) + Perut (9%) + Tungkai bawah kiri (4,5%) + Tungkai bawah kanan (4,5%) =
49,5% luas tubuh

Hasil Laboratorium (7/12/2015)


Hb : 14,2 g/dl
Ht : 47%
Leukosit : 10.500/ uL
Trombosit : 185.000/uL

Daftar Pustaka:
1. Fauci AS, et al. Harrisons Principles of Internal Medicine. 18th Ed. USA: The McGrawHill Companies; 2012.
2. Wyatt J.P, et al. Oxford Handbook of Emergency Medicine. 4 th Ed. UK: Oxford
University Press; 2012.
Hasil Pembelajaran
1. Temuan pemeriksaan Luka bakar
2. Diagnosis Luka bakar

3.
4.
5.
6.
7.
8.

Pemeriksaan penunjang yang diperlukan


Resusitasi luka bakar
Tatalaksana lanjutan luka bakar
Tatalaksana bedah
Komplikasi yang dapat terjadi
Edukasi kepatuhan perawatan di rumah dan kontrol kesehatan

Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio:


1. Subyektif:
Pasien mengalami luka bakar akibat ledakan gas di dapur. Kecelakaan seperti
mengakibatkan hilangnya fungsi kulit dan iritasi pada ujung syaraf sensoris sehingga
pasien sangat merasa nyeri dan muncul tanda-tanda dehidrasi. Luka bakar pada wajah
menyebabkan kerusakan jalan napas dan mengakibatkan sesak.
2. Obyektif:
Tanda vital : TD = 80/60 mmHg, Nadi = 120x/menit RR : 28x/menit
menandakan suatu syok hipovolemik akibat kekurangan cairan yang disebabkan
karena hilangnya fungsi protektif dari kulit. Takipneu tanpa disertai dengan tandatanda kelainan pada paru menandakan kecurigaan pada trauma inhalasi seperti

edema laring.
Status Lokalis : Luka bakar meliputi 49,5% luas permukaan tubuh. Dasar luka
sebagian besar eritem, sebagian lainnya pucat. Nyeri sangat nyata. Tidak ada lagi
rambut pada permukaan kulit. Terdapat banyak bulla di daerah luka bakar.

Temuan klinis ini menunjukkan sebagian besar luka bakar derajat 2A.
Hasil laboratorium : menunjukkan adanya peningkatan hematokrit (47%)
menandakan suatu hemokonsentrasi akibat kekurangan cairan plasma.

3. Assessment :
Lapisan kulit terdiri dari epidermis, dermis, dan subdermis. Bagian epidermis memiliki
beberapa lapisan yaitu stratum disjungtum, stratum korneum, stratum lusidum, stratum
granulosum, stratum spinosum, stratum basale. Fungsi utama epidermis adalah untuk
melindungi kulit dari faktor kimia dan fisika. Bagian dermis memiliki struktur yang
kompleks karena terdiri dari banyak syaraf, pembuluh darah, rambut, otot rambut,
kelenjar keringat, kelenjar minyak dan lain sebagainya. Bagian subdermis atau

hipodermis terletak di bawah dermis. Fungsinya untuk menempelkan kulit ke tulang dan
otot yang mendasarinya. Bagian ini terdiri dari jaringan ikat longgar dan elastin. Jenis sel
utama adalah fibroblast, makrofag dan sel lemak (hipodermis mengandung 50% lemak
tubuh). Lemak berfungsi sebagai bantalan dan isolasi untuk tubuh. Kulit juga banyak
mengandung flora normal yang fungsinya untuk mencegah kolonisasi kuman pathogen.
Luka bakar diklasifikasikan berdasarkan kedalaman kerusakan kulitnya, dimana dibagi 3
derajat yaitu derajat 1, 2(2A dan 2B), dan 3. Derajat 1 hanya mengenai epidermis,
gambaran klinis berupa eritema saja tanpa kehilangan struktur kulit. Derajat 2A mengenai
epidermis dan 1/3 bagian dermis, gambaran klinis berupa eritema, nyeri, terdapat bulla.
Sedangkan derajat 2B mengenai 2/3 bagian dermis sehingga terjadi kerusakan pembuluh
darah. Masih dapat dijumpai bulla, tidak terlalu nyeri, dan kulit sudah tampak pucat.
Derajat 3 luka bakar mengenai seluruh tekstur kulit, kulit tampak pucat dan kering, tidak
ada lagi sensasi nyeri, kadang terbentuk gumpalan protein yang disebut eskar.
Pasien dengan luka bakar yang luas dapat dengan mudah terjadi komplikasi mulai dari
dehidrasi, syok, kerusakan paru, hipermetabolisme, emboli, gagal ginjal akut, infeksi
sepsis, hingga sampai komplikasi psikososial dan estetika. Penanganan yang cepat dan
tepat merupakan kunci dalam tatalaksana luka bakar.
4. Planning :
Terapi resusitasi 24 jam pertama:
Infus NaCl sebanyak 4cc x 50% x 50kg = 10.000cc 5.000 cc habis dalam 8

jam dan 10.000 cc habis dalam 16 jam berikutnya.


Pasang kateter urin untuk pantau UO 0,5cc/kgBB/jam
Antibiotika : Cefotaxim 3x 1 gram, metronidazole 3x 500mg infus
Suportif : Omeprazole 2x1 amp, Ondansetron 2x1 amp, Ketorolac 3x 1 amp,

Paracetamol infus 3x1 gram


Terapi lanjutan: Anjurkan pasien untuk rehidrasi per-oral dan berikan IVFD NaCl

2.500cc /24jam. Pantau balance cairan. Diet tinggi protein.


Terapi bedah : debridement jaringan nekrotik. Skin graft dapat dilakukan saat jaringan

kulit sudah granulasi.


Perawatan luka :
Bila luka sudah bersih, oleskan salep antibiotic garamycin secara tipis dan

menyeluruh.
Tutup luka menggunakan kassa steril. Basahi kassa agar mencegah dehidrasi.
Ganti verban minimal 2 kali sehari.

Beberapa salep seperti zibro/mebo/bioplacenton dapat digunakan untuk

membantu reepitelisasi dan mengurangi nyeri.


Saat mandi, gosok permukaan kulit secara lembut untuk membantu mengangkat

kulit yang mati.


Jaga kebersihan lingkungan dan pakaian.
Kontrol rutin ke puskesmas/ poliklinik bedah.

Anda mungkin juga menyukai