Makalah Pakem
Makalah Pakem
Di susun oleh :
KELAS 6C
1. Ikhsan Nur
2. Lies
K7109100
Setyaningrum
K7109119
K7109135
Fitriyani K7109143
K7109153
3. Nita Rizqi L
4. Nurul
5. Priskila DM
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM).
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan IPS di SD
2 di semester 6. Tersusunnya makalah ini berkat bantuan, bimbingan dan dorongan
dari beberapa pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Siti Istiyati, M. Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Pendidikan IPS di SD 2
yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam menyelesaikan
makalah ini.
2. Bapak ibu tercinta yang selalu memberikan dukungan, baik moril maupun
materiil.
3. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini yang tidak dapat
kami sebutkan satu persatu.
Tak ada gading yang tak retak, begitu juga kami yang menyadari bahwa
makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami mohon kritik dan saran
yang bersifat membangun agar menjadi lebih baik lagi. Adapun harapan kami semoga
makalah ini dapat diterima dengan semestinya dan bermanfaat bagi kita. Amin.
Surakarta,
Februari 2012
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Undang-undang RI No. 20 Pasal 40 Ayat 2 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional berbunyi:
Guru dan tenaga kependidikan berkewajiban:
1. Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif,
dinamis, dan dialogis,
menyenangkan,
menantang,
memotivasi
peserta
didik
untuk
berpartisipasi aktif, memberi ruang gerak yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,
dan kemandirian sesuai bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologi
siswa.
Amanat perundang-undangan mengenai penyelenggaraan pendidikan
tersebut sering kali kita dengar dengan istilah PAKEM (Pembelajaran Aktif,
Kreatif, Efektif dan Menyenangkan). Untuk dapat melaksanakan amanat
perundang-undangan tersebut, guru hendaknya mengubah paradigma mengenai
mengajar peserta didik menjadi membelajarkan peserta didik. Di samping itu,
guru harus memahami hakikat PAKEM dan menguasai berbagai strategi/ model
pembelajaran yang berorientasi pada PAKEM.
Berdasarkan hal-hal yang dipaparkan di atas, maka disusunlah makalah
ini. Di dalam makalah ini akan dibahas beberapa hal, antara lain: hakikat
PAKEM, strategi/ model-model pembelajaran yang berorientasi pada PAKEM,
dan lain-lain.
B. Tujuan
Setelah mempelajari uraian materi dalam makalah ini, mahasiswa
diharapkan dapat:
1. Mendeskripsikan hakikat PAKEM.
2. Mendeskripsikan strategi/ model-model pembelajaran yang berorientasi pada
PAKEM.
3. Menerapkan strategi/ model-model pembelajaran yang berorientasi pada
PAKEM dalam perancangan dan pelaksanaan pembelajaran di SD.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat PAKEM
Dalam proses belajar mengajar sangat diperlukan strategi pembelajaran
yang sangat baik dan cocok untuk situasi dan kondisi peserta didik. Strategi yang
sangat cocok dan menarik peserta didik dalam pembelajaran sekarang ini dikenal
dengan nama PAKEM (Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan).
PAKEM adalah sebuah model pembelajaran yang memungkinkan peserta
didik mengejakan kegiatan yang beragam untuk mengembangkan keterampilan
dan pemahaman dengan penekanan kepada belajar sambil bekerja, sementara
guru menggunakan berbagai sumber dan alat bantu belajar termasuk pemanfaatan
lingkungan supaya pembelajaran lebih menarik, menyenangkan dan efektif.
sedemikian
rupa,
sehingga
peserta
didik
aktif
bertanya,
mensetting ruang kelas yang menarik , memajang hasil belajar anak di kelas,
anak didekatkan ke dunia nyata, sehingga anak asyik belajar. Bagi peserta
didik yang berprestasi, guru memberikan penghargaan atas prestasinya. Hal
ini membuat anak tertantang sehingga pembelajaran tidak membosankan.
Secara garis besar gambaran PAKEM adalah sebagai berikut:
1. Peserta didik dilibatkan dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan
pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui
berbuat.
2. Guru menggunakan berbagai alat peraga yang mampu membangkitkan
motivasi peserta didik untuk belajar, termasuk menggunakan lingkungan
sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran lebih menarik,
menyenangkan dan cocok bagi peserta didik.
3. Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang
menarik.
4. Guru menerapkan metode mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif
termasuk metode belajar kelompok.
5. Guru memotivasi peserta didik untuk menemukan caranya sendiri dalam hal
pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya dan melibatkan
peserta didik dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.
B. Ciri-ciri/ Karakteristik PAKEM
Ciri-ciri/karakteristik PAKEM adalah:
1. Pembelajarannya mengaktifkan peserta didik.
2. Mendorong kreativitas peserta didik dan guru.
3. Pembelajarannya efektif.
4. Pembelajarannya menyenangkan utamanya bagi peserta didik.
C. Prinsip PAKEM
Prinsip PAKEM antara lain:
1. Mengalami: peserta didik terlibat secara aktif baik fisik, mental maupun
emosional.
2. Komunikasi: kegiatan pembelajaran memungkinkan terjadinya komunikasi
antara guru dan peserta didik.
merancang
dan
melaksanakan
untuk
berperan
aktif
pembelajaran.
yang
dalam percobaan,
memecahkan
KBM
beragam,
diskusi
masalah,
dalam
misalnya:
kelompok,
mencari
atau wawancara
Mengumpulkan data/jawaban dan
mengolahnya sendiri
Menarik kesimpulan
Memecahkan masalah, mencari rumus
keterampilan.
sendiri
Guru memberi kesempatan kepada peserta Melalui: diskusi, lebih banyak pertanyaan
didik untuk mengungkapkan gagasannya
terus menerus.
E. Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Melaksanakan PAKEM
1. Memahami sifat yang dimiliki anak
Pada dasarnya anak memiliki sifat: rasa ingin tahu dan berimajinasi. Anak
desa, anak kota, anak orang kaya, anak orang miskin, anak Indonesia, atau
anak bukan Indonesia selama mereka normal terlahir memiliki kedua sifat
itu. Kedua sifat tersebut merupakan modal dasar bagi berkembangnya
sikap/berpikir kritis dan kreatif.
Kegiatan pembelajaran merupakan salah satu lahan yang harus kita olah
sehingga subur bagi berkembangnya kedua sifat, anugerah Tuhan, tersebut.
Suasana pembelajaran dimana guru memuji anak karena hasil karyanya, guru
tersebut, kritis dan kreatif, berasal dari rasa ingin tahu dan imajinasi yang
keduanya ada pada diri anak sejak lahir.
Oleh karena itu, tugas guru adalah mengembangkannya, antara lain dengan
sering-sering memberikan tugas atau mengajukan pertanyaan yang terbuka.
Pertanyaan yang dimulai dengan kata-kata Apa yang terjadi jika lebih
baik daripada yang dimulai dengan kata-kata Apa, berapa, kapan, yang
umumnya tertutup (jawaban betul hanya satu).
5. Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik
Ruang kelas yang menarik merupakan hal yang sangat disarankan dalam
PAKEM. Hasil pekerjaan peserta didik sebaiknya dipajangkan untuk
memenuhi ruang kelas seperti itu. Selain itu, hasil pekerjaan yang dipajangkan
diharapkan memotivasi peserta didik untuk bekerja lebih baik dan
menimbulkan inspirasi bagi peserta didik lain.
Yang dipajangkan dapat berupa hasil kerja perorangan, berpasangan, atau
kelompok. Pajangan dapat berupa gambar, peta, diagram, model, benda asli,
puisi, karangan, dan sebagainya. Ruang kelas yang penuh dengan pajangan
hasil pekerjaan peserta didik, dan ditata dengan baik, dapat membantu guru
dalam pembelajaran karena dapat dijadikan rujukan ketika membahas suatu
masalah.
6. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar
Lingkungan (fisik, sosial, atau budaya) merupakan sumber yang sangat kaya
untuk bahan belajar anak. Lingkungan dapat berperan sebagai media belajar,
tetapi juga sebagai objek kajian (sumber belajar). Penggunaan lingkungan
sebagai sumber belajar sering membuat anak merasa senang dalam belajar.
Belajar dengan menggunakan lingkungan tidak selalu harus keluar kelas.
Bahan dari lingkungan dapat dibawa ke ruang kelas untuk menghemat biaya
dan waktu. Pemanfaatan lingkungan dapat mengembangkan sejumlah
keterampilan
seperti
mengamati
(dengan
seluruh
indera),
mencatat,
gagasan
orang
lain,
dan
mengungkapkan
gagasan
maupun
dari
temannya.
Berkembangnya
rasa
takut
sangat
Pada tahap persiapan ini seorang guru harus memperhatikan hal-hal sebagai
berikut :
a. Berpusat pada peserta didik
Dalam pelaksanaan PAKEM, paradigma pembelajaran yang konvesional
yaitu pembelajaran yang mana guru lebih dominan dalam proses
pembelajaran atau dengan kata lain pembelajaran yang berpusat pada guru
(teacher centered learning) harus diubah dengan pembelajaran yang
berbasis kompetensi yaitu pembelajaran yang berorientasi pada aktivitas
peserta didik (student centered learning). Dalam keseluruhan kegiatan
pembelajaran, siswa merupakan subyek utama. Oleh karena itu, dalam
proses ini hendaknya peserta didik menjadi perhatian utama dari para
guru. Semua bentuk aktivitas hendaknya diarahkan untuk membantu
perkembangan peserta didik. Keberhasilan proses pembelajaran terletak
dalam perwujudan diri peserta didik sebagai pribadi mandiri, pelajar
efektif dan pekerja produktif.
b. Guru membuat persiapan mengajar
Persiapan bagi seorang guru merupakan hal mutlak yang harus dikerjakan.
Tanpa persiapan guru akan kehilangan arah dalam proses pembelajaran.
Beberapa metode dengan karakter materi yang akan diajarkan harus sudah
dipersiapkan sebelum diajarkan.
c. Skenario pembelajaran secara rinci dan matang
Skenario pembelajaran merupakan salah satu dari persiapan yang harus
dibuat oleh guru. Skenario pembelajaran juga sering disebut dengan
langkah-langkah pembelajaran atau sekarang lebih dikenal dengan sebutan
RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). Skenario pembelajaran harus
disusun secara rinci dan matang, agar materi dapat tersampaikan kepada
peserta didik sesuai dengan rancangan yang telah disusun oleh guru.
d. Menerapkan asas fleksibilitas
Asas fleksibilitas artinya lebih lentur dalam memahami kondisi yang akan
dihadapi. Dalam hal ini seorang guru tidak bisa kaku (monoton) dalam
menerapkan pola pembelajaran dikelas. Untuk itu sebelum pembelajaran
orang-orang
yang
sangat
dicintainya.
Dalam
proses
1. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah suatu cara penyajian pelajaran, di mana peserta didik
dihadapkan pada suatu masalah yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan
yang bersifat problematik untuk dibahas dan dipecahkan bersama. Teknik
diskusi adalah salah satu teknik belajar mengajar yang dilakukan oleh seorang
guru di sekolah. Di dalam diskusi ini proses belajar mengajar terjadi, di mana
interaksi antara dua atau lebih individu yang terlibat, saling tukar menukar
pengalaman, informasi, memecahkan masalah, sehingga semua peserta didik
menjadi aktif, tidak ada yang pasif sebagai pendengar saja.
Kelebihan Metode Diskusi:
Merangsang kreativitas anak didik dalam mengemukakan ide atau gagasan
dalam pemecahan suatu masalah.
Mengembangkan sikap menghargai pendapat orang lain
Memperluas wawasan.
Membina untuk terbiasa melakukan musyawarah untuk mufakat dalam
suatu pemecahan masalah.
Kekurangan Metode Diskusi:
Pembicaraan terkadang menyimpang, sehingga memerlukan waktu yang
panjang.
Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar.
Peserta mendapat informasi yang terbatas.
Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara atau ingin
menonjolkan diri.
2. Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah suatu cara mengajar di mana guru dan peserta
didik aktif bersama, guru bertanya peserta didik mencari jawaban, peserta
didik mengemukakan ide baru dan dengan ini guru bertujuan menanyakan.
Metode tanya jawab dipergunakan sebagai ulangan pelajaran yang telah
diberikan, sebagai selingan dalam pembicaraan, untuk merangsang anak didik
Peserta didik sulit dikontrol, apakah benar mengerjakan tugas sendiri atau
dikerjakan orang lain.
Khusus untuk tugas kelompok, tidak jarang anak yang aktif mengerjakan
tugas, sedangkan anggota lainnya tidak berpartisipasi dengan baik.
Tidak mudah memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan individu
peserta didik.
Sering memberikan tugas yang monoton (tidak bervariasi) dapat
menimbulkan kebosanan pada peserta didik.
5. Metode Sosiodrama
Unsur yang paling menonjol dalam bermain peran (sosiodrama) adalah unsur
hubungan sosial. Dalam bermain peran, peserta didik dapat mencoba
menempatkan diri sebagai tokoh atau pribadi tertentu. Misalnya sebagai
pahlawan, petani, dokter, guru dan sebagainya. Ini dapat melatih peserta didik
menghargai jasa dan peran orang lain, serta meresapi nilai- nilai kebersamaan
dan tenggang rasa.
Tujuan yang diharapkan dengan penggunaan metode sosiodraman antara lain
adalah :
a. Agar peserta didik dapat menghayati dan menghargai perasaan orang lain.
b. Dapat belajar bagaimana membagi tanggung jawab.
c. Dapat belajar bagaimana mengambil keputusan dalam situasi kelompok
secara spontan.
d. Merangsang kelas untuk berpikir dan memecahkan masalah.
Kelebihan Metode Sosiodrama:
Peserta didik melatih dirinya untuk melatih, memahami dan mengingat isi
bahan yang akan didramakan. Sebagai pemain harus memahami,
menghayati isi cerita secara keseluruhan. Dengan demikian, daya ingatan
peserta didik harus tajam dan tahan lama.
Peserta didik akan terlatih untuk berinisiatif dan berkreatif. Pada waktu
bermain
peran,
seorang
pemain
dituntut
untuk
mengemukakan
pertentangan
antar
anggota
kelompok,
kelompok
yang
maka
hasil
bersikeras
b)
c)
d)
e)
f)
g)
Bentuk penilaian tes dapat dilakukan secara lisan, tertulis, dan perbuatan.
Sementara itu, bentuk penilaian non tes dilakukan dengan menggunakan skala
sikap, cek lis, kuesioner, studi kasus, dan portofolio.
Dalam pembelajaran, dengan pendekatan Pakem rangkaian penilaian ini
seyogiayanya dilakukan oleh seorang guru. Hal ini disebabkan setiap jenis
atau bentuk penilaian tersebut memiliki beberapa kelemahan selain
keunggulan.
2. Merancang dan melaksanakan penilaian pembelajaran model Pakem
a. Merancang penilaian dilakukan bersamaan dengan merancang
pembelajaran tersebut. Penilaian disesuaikan dengan pendekatan dan
metode yang dilaksanakan dalam pembelajaran.
b. Dalam pembelajaran dengan pendekatan model Pakem, penilaian
dirancang sebagaimana dengan penilaian otentik. Artinya, selama
pembelajaran itu berlangsung, guru selain sebagai fasilitator juga
melakukan penilaian dengan berbagai alat yang sesuai dengan kegiatan
yang dilakukan oleh siswa.
I. Indikator Pembelajaran PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan)
KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) mengisyaratkan bahwa
proses pembelajaran yang ideal adalah pembelajaran yang dapat merangsang
peserta didik untuk dapat mengungkapkan segala potensi dirinya untuk dapat
meraih sekian kompetensi sesuai dengan bakat dan minatnya, bukan sebaliknya
hanya disuapi oleh guru dengan segala macam pengetahuan. Pembelajaran yang
(wawancara,
pengamatan,
bermain
peran,
penelitian,
2. Pengelolaan Kelas
a. Kegiatan belajar peserta didik variatif (individual, berpasangan,
kelompok, klasikal). Idealnya lebih dari 3 jenis.
b. Kelompok belajar peserta didik beragam (gender, sosial-ekonomi,
intelegensi). Idealnya lebih dari 3 variabel.
c. Keanggotaan kelompok belajar berubah-ubah sesuai kebutuhan belajar
(sesuai KD, materi, metode, dan alat bantu belajar).
3. Ketrampilan Bertanya
a. Pertanyaan yang diajukan guru dapat memancing/mendukung peserta
didik dalam membangun konsep/gagasannya secara mandiri.
b. Guru mengajukan pertanyaan selalu memberikan jeda (waktu tunggu)
yang memberikan keleluasaan seluruh siswa untuk berfikir, lalu menunjuk
peserta didik yang harus menjawab tanpa pilih kasih secara acak.
c. Guru juga mendorong peserta didik untuk bertanya, berpendapat dan/atau
mempertanyakan gagasan guru/ peserta didik lain.
d. Peserta
didik
menjawab
pertanyaan
guru
dengan
lebih
dulu
4. Pelayanan Individual
a. Terdapat program kegiatan belajar mandiri peserta didik yang terencana
dan dilaksanakan dengan baik.
b. Peserta didik dapat menyelesaikan tugas/permasalahannya dengan
membaca, bertanya atau melakukan pengamatan dan percobaan.
c. Guru menggunakan berbagai jenis penilaian (tes dan non tes) dan
memanfaatkannya untuk kegiatan tindak lanjut.
d. Setiap proses dan hasil pembelajaran disertai dengan reward/penghargaan
dan pengakuan secara verbal dan/ atau non verbal.
9. Refleksi
a. Setiap usai pembelajaran guru meminta peserta didik menuliskan/
mengungkapkan kesan dan keterpahaman peserta didik tentang apa yang
telah dipelajari.
b. Guru melaksanakan refleksi/perenungan tentang kekuatan dan kelemahan
pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Kelas dan pembelajaran yang PAKEM ternyata tidak hanya terlihat dari
segi fisik saja, misalnya banyaknya pajangan di kelas sehingga nampak ramai dan
meriah, namun yang lebih penting dan utama adalah proses pembelajaran dan cara
mengajar yang sudah tidak konvensional lagi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Model pembelajaran PAKEM adalah model pembelajaran yang bertumpu pada 4
prinsip yaitu aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
Ciri-ciri/karakteristik PAKEM adalah: pembelajarannya mengaktifkan peserta
didik, mendorong kreativitas peserta didik dan guru, pembelajarannya efektif, dan
pembelajarannya menyenangkan utamanya bagi peserta didik.
Prinsip PAKEM, antara lain: mengalami, komunikasi, interaksi, dan refleksi.
Gambaran pelaksanaan pendekatan PAKEM diperlihatkan dengan berbagai
kegiatan yang terjadi selama proses pembelajaran.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan PAKEM, antara lain:
memahami sifat yang dimiliki anak, mengenal anak secara perorangan,
memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar, mengembangkan
kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah,
mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik,
memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar, memberikan umpan balik yang
baik untuk meningkatkan kegiatan belajar, dan membedakan antara aktif fisik dan
aktif mental.
Pelaksanaan model pembelajaran PAKEM terbagi menjadi dua tahap, yaitu: tahap
persiapan dan tahap proses.
Metode yang digunakan dalam model pembelajaran PAKEM, antara lain: metode
diskusi, metode tanya jawab, metode karyawisata, metode tugas dan resitasi,
metode sosiodrama, metode kerja kelompok, dan lain-lain.
Jenis penilaian yang sesuai dengan pembelajaran model Pakem adalah penilaian
otentik.
Indikator/tolak ukur bahwa pembelajaran dapat dikategorikan sudah PAKEM,
yaitu: metode pembelajaran, pengelolaan kelas, keterampilan bertanya, pelayanan
individual, sumber belajar dan alat bantu pembelajaran, umpan balik dan evaluasi,
komunikasi dan interaksi, keterlibatan peserta didik, refleksi, hasil karya peserta
didik, dan hasil belajar.
B. Saran
Setelah memahami tentang model pembelajaran PAKEM, mahasiswa
diharapkan dapat menerapkan strategi/ model-model pembelajaran yang
berorientasi pada PAKEM dalam perancangan dan pelaksanaan pembelajaran di
SD dengan baik sehingga KBM dapat berjalan dengan optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Mohammad Syaifuddin, dkk. 2007. Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta:
Depdiknas.