Oleh :
Tomi Hidayat
( 1306101020053 )
( 1306101020037 )
Dosen Pembimbing :
KATA PENGANTAR
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..................................................................................................
ii
ABSTRAK ....................................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN .........................................................................................
BAB II
PEMBAHASAN ...........................................................................................
BAB III
PENUTUP .....................................................................................................
11
12
ABSTRAK
Politik Etis atau Politik Balas Budi adalah suatu pemikiran yang menyatakan bahwa
pemerintah kolonial memegang tanggung jawab moral bagi kesejahteraan pribumi. Pemikiran
ini merupakan kritik terhadap politik tanam paksa.
Munculnya kaum Etis yang di pelopori oleh Pieter Brooshooft (wartawan Koran De
Locomotief) dan C.Th. van Deventer (politikus) ternyata membuka mata pemerintah kolonial
untuk lebih memperhatikan nasib para pribumi yang terbelakang.
Pada 17 September 1901, Ratu Wilhelmina yang baru naik tahta menegaskan dalam
pidato pembukaan Parlemen Belanda, bahwa pemerintah Belanda mempunyai panggilan
moral dan hutang budi (een eerschuld) terhadap bangsa pribumi di Hindia Belanda. Ratu
Wilhelmina menuangkan panggilan moral tadi ke dalam kebijakan politik etis, yang
terangkum dalam program Trias Van deventer yang meliputi:
1
Banyak pihak menghubungkan kebijakan baru politik Belanda ini dengan pemikiran dan
tulisan-tulsian Van Deventer yang diterbitkan beberapa waktu sebelumnya, sehingga Van
Deventer kemudian dikenal sebagai pencetus politik etis ini.
Kebijakan pertama dan kedua disalahgunakan oleh Pemerintah Belanda dengan
membangun irigasi untuk perkebunan-perkebunan Belanda dan emigrasi dilakukan dengan
memindahkan penduduk ke daerah perkebunan Belanda untuk dijadikan pekerja rodi. Hanya
pendidikan yang berarti bagi bangsa Indonesia.
Pengaruh politik etis dalam bidang pengajaran dan pendidikan sangat berperan sekali
dalam pengembangan dan perluasan dunia pendidikan dan pengajaran di Hindia Belanda.
Salah seorang dari kelompok etis yang sangat berjasa dalam bidang ini adalah Mr. J.H.
Abendanon (1852-1925) yang Menteri Kebudayaan, Agama, dan Kerajinan selama lima
tahun (1900-1905). Sejak tahun 1900 inilah berdiri sekolah-sekolah, baik untuk kaum priyayi
maupun rakyat biasa yang hampir merata di daerah-daerah.
Sementara itu, dalam masyarakat telah terjadi semacam pertukaran mental antara orangorang Belanda dan orang-orang pribumi. Kalangan pendukung politik etis merasa prihatin
terhadap pribumi yang mendapatkan diskriminasi sosial-budaya. Untuk mencapai tujuan
tersebut, mereka berusaha menyadarkan kaum pribumi agar melepaskan diri dari belenggu
feodal dan mengembangkan diri menurut model Barat, yang mencakup proses emansipasi
dan menuntut pendidikan ke arah swadaya.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Politik etis sebagai suatu kebijakan baru yang diperjuangakan oleh golongan liberal dan
sosiol demokrat yang menginginkan adanya suatau keadilan yang di peruntukan bagi HindiaBelanda yang telah begitu banyak membantu dan meningkatkan defisa dan kemakmuran bagi
pemerintahan Belanda. Awal politik etis di mulai ketika Ratu Wilhemina I diangkat sebagai ratu
baru di Negeri Belanda pada tahun 1898, di mana dalam pernyataannya ia mengungkapkan
bahwa pemerintahan Belanda berhutang moril kepada Hindia-Belanda dan akan segera dilakukan
policy mengenai kesejahteraan di Hindia-Belanda, yang kemudian di buat tim penelitian untuk
keadaan di Hindia-Belanda. Pernyataan itulah yang kemudian di kenal dengan istilah politik etis.
B. Rumusan Masalah
(1) Apakah yang di maksud dengan Politik Etis ?
(2) Bagaimana isi dari Politik Etis di Indonesia?
(3) Bagaimana pelaksanaan Politik Etis di Indonesia?
C. Tujuan
(1) Mengetahui hakikat Politik Etis di Indonesia
(2) Mengetahui perkembangan Politik Etis di Indonesia
(3) Mengetahui dampak dari Politik Etis di Indonesia
BAB II
1
PEMBAHASAN
*Golongan konservatif : menjadi kewajiban kita sebagai bangsa yang lebih tinggi
derajatnya untuk memberadabkan orang-orang yang terbelakang.
Itulah dua doktrin yang berkembang pada saat itu karena bagi mereka tujuan terakhir
politik kolonial seharusnya ialah meningkatkan kesejahteraan dan perkembangan moral
penduduk
pribumi,
evolusi
ekonomi
bukan
eksploitasi
kolonial
melainkan
Haruslah diingat , bahwa paham politik liberal membolehkan usaha swasta, sebab orang
yakin , bahwa hal itu akan menguntungkan penduduk pribumi. Tetapi penghargaan yang
optimis ini menipis ketika ternyata bahwa politik liberal itu justru menuju kearah
kemunduran kesejahteraan penduduk pribumi. Dimulai politik kesejahteraan secara resmi
tercantum pada Pidato Ratu yang sekaligus merupakan pertanda dimulainya zaman baru
dalam pemerintahan kolonial. (Sartono Kartodirdjo, Sejarah Pergerakan Nasional jilid 2,
1990:32-33)
1. Irigate (pengairan dan infrastruktur) :
Merupakan program pembangunan dan penyempurnaan sarana dan prasarana untuk
kesejahteraan rakyat, terutama dalam bidang pertanian dan perkebunan. Hal ini dilakukan
dengan membuat waduk-waduk besar penampung air hujan untuk pertanian, dan
melakukan perbaikan sanitasi untuk mengurangi penyakit kolera dan pes. Selain juga
perbaikan sarana infrastruktur terutama adalah jalan raya dan kereta api sebagai media
untuk pegangkutan komoditi hasil pertanian dan perkebunan.
2. Educate (pendidikan) :
Merupakan program peningkatan mutu SDM dan pengurangan jumlah buta huruf yang
implikasi baiknya untuk pemerintah Belanda juga yaitu mendapatkan tenaga kerja
terdidik untuk birokrasinya namun dengan gaji yang murah, karena apabila
mendatangkan pekerja dari Eropa tentunya akan sangat mahal biayanya dengan gaji yang
mahal dan pemberian saran dan prasarana, yang kemudian akan dibuat sekolah dengan
dua tingkatan yaitu sekolah kelas I untuk golongan bangsawan dan tuan tanah dan
sekolah II untuk pribumi kelas menengah dan biasa dengan mata pelajaran membaca, `
menulis, ilmu bumi, berhitung, sejarah dan menggambar.
3. Emigrate (Transmigrasi) :
Merupakan program pemerataan penduduk Jawa dan Madura yang telah padat dengan
jumlah sekitar 14 juta jiwa tahun 1900, jumlah perkebunan pun sudah begitu luas maka
kawasan untuk pemukiman di Sumatera Utara dan Selatan dimana dibuka perkebunanperkebunan baru yang membutuhkan banyak sekali pengelola dan pegawainya. Untuk
pemukiman Lampung adalah salah satu daerah yang ditetapkan sebagai pusat
transmigrasi dari Jawa dan Madura. ( Djoened Poesponegoro, Marwati & Notosusanto,
Nugroho. Sejarah Nasional Indonesia V 1994:42 )
Itulah program utama yang dilakukan dalam politik etis terlepas dari berhasilnya atau tidak
dan ada kepentingan lain atau tidak, namun dari ketiga program pendidikan itu merupakan
program prioritas karena
pendidikan.
C. Implikasi Pelaksaan Politik Etis
Dampak yang di timbulkan oleh politik etis tentunyaa ada yang negatif dan positif
namun yang perlu kita ketahui adalah bahwa hampir semua program dan tujuan awal dari
politik etis banyak yang tak terlaksana dan mendapat hambatan. Namun satu program yang
berdampak positif dengan sifat jangka panjang bagi bangsa Indonesia adalah bidang
pendidikan yang akan mendatangkan golongan terpelajar dan terdidik yang dikemudian
hari akan membuat pemerintahan Belanda menjadi terancam dengan munculnya Budi
Utomu, Sarikat Islam dan berdirinya Volksraad.Adapun dampak-dampak yang terlihat
nyata adalah dalam tiga bidang :
- Politik : Desentralisasi kekuasaan atau otonomi bagi bangsa Indonesia, namun tetap saja
terdapat masalah yaitu golongan penguasa tetap kuat dalam arti intervensi, karena
perusahaan-perusahaan Belanda kalah saing dengan Jepang dan Amerika menjadikan
sentralisasi berusaha diterapkan kembali.
- Sosial : lahirya golongan terpelajar, peningkatan jumlah melek huruf , perkembangan bidang
p endidikan adalah dampak positifnya namun dampak negatifnya adalah kesenjangan
antara golongan bangsawan dan bawah semakin terlihat jelas karena bangsawan kelas atas
dapat berseolah dengan baik dan langsung di pekerjakan di perusahaan-perusahaan
Belanda.
- Ekonomi : lahirnya sistem Kapitalisme modern, politkk liberal dan pasar bebas yang
menjadikan persaingan dan modal menjadi indikator utama dalam perdagangan. Sehingga
yang lemah akan kalah dan tersingkirkan. Selain itu juga muculnya dan berkembangnya
perusahaan-perusahaan
swasta
dan
asing
5
di
Indonesia
seperti
Shell.
(Http://nurdayat.wordpress.com/2008/02/2012politik-etis-dan-kondisi-umum-indonesia-
bangsa Belanda yang terkenal sebagai politik etis (etiche politiek). Aliran ini dicetuskan oleh Van
Deventer dengan semboyan Hutang Kehormatan. Akhirnya, aliran ini terkenal dengan slogan
edukasi, irigasi, dan emigrsi.
Selain Van Deventer, ada pula Snouck Hourgroje, tokoh Belanda yang mendukung
pemberian pendidikan kepada aristrokat Bumiputera. Menurut balai pustaka jenis sekolah yang
ada, antara lain :
Pendidikan Rendah (lager Onderwijs)
Pada hakikatnya pendidikan dasar untuk tingkat sekolah dasar menggunakan dua sistem
pokok, yaitu :
a. Sekolah Rendah dengan bahasa pengantar bahasa Belanda.
b. Sekolah Rendah dengan bahasa pengantar bahasa daerah.
Pendidikan lanjutan / Pendidikan menengah (Midleboar Onderwijs)
Sebenarnya terdapat satu jenis sekolah lanjutan menurut sistem persekolahan Belanda di
golongan sekolah dasar, yaitu sekoilah dasar yang lebih luas (Meer Vitgebreld lagere Onderwijs)
atu MULO yang berbahasa pengantar bahasa Belanda, denag lama sekolah antara tiga sampai
empat tahun.
Sekolah menengah Umum (Algemeene Middlebares School atau AMS)
Merupakan kelanjutan dari MULO yang berbahasa Belanda dan diperuntukkan untuk
golongan Bumiputera dan Timur Asing dengan lama belajar tiga tahun. AMS terdiri dari 2
jurusan yaitu :
1. Bagian A, Pengetahuan Kebudayaan.
2. Bagian B, Pengetahuan Alam.
Sekolah Warga Negara Tinggi (Hooger Burger School atau HBS).
Sekolah ini disediakan untuk golongan Eropa, bangsawan Bumiputera, atau tokoh tokoh
terkemuka.bahasa pengantar yabg dipakai yaitu bahasa Belanda dan berorientasi ke Eropa barat,
khususnya Belanda. Lama sekolah antara tiga dan lima tahun.
Selain sekolah lanjutan Belanda juga mendirikan sekolah kejuruan sebagai bagian dari
pelaksanaan politik etis. Adapun jenis jenis sekolah kejuruan yang ada sebagai berikut :
Sekolah Pertukangan ( Ambachts Leergang)
Sekolah ini berasal dari sekolah Pekerjaan Tangan (Hondwerk School) dan Sekolah
Kerajinan Tangan (Njverheid School) yang pertama didirikan pada tahun 1881. sekolah ini
berbahasa pengantar Belanda, sedangkan lama sekolah tiga tahun dan bertujuan untuk mendidik
dan mencetak mandor (werkbaas).
Pendidikan ini dipengaruhi oleh gagasan gagasan R.A. Kartini maka pemerintah mulai
memberikan perhatian kepada bidang ini. Pada tahun 1918 didirikan Sekolah Kepandaian Putri
(Lagere Nijverheidschool voor Meisjes). Sekolah sejenis yang didirikan oleh swasta dinamakan
Huishoudschool (Sekolah Rumah Tangga) lama belajar tiga tahun. Disamping itu, ada sekolah
Van Deventer yang memberiokan pendidikan keputrian yang berorientasi Eropa (Belanda).
Sekolah Van Deventer memberikan juga pendidikan untuk menjadi guru Sekolah Taman Kanak
Kanak (Frobel Onderwijs).
Pendidikan Keguruan (Kweekschool).
Lembaga keguruan ini merupakan lembaga tertua dan sudah ada sejak permulaan abad
kesembilan belas. Sekolah Guru Negeri yang pertama didirikan pad tahun 1851 di Surakarta.
Sebelum itu, pemerintah telah menyelenggarakan kursus kursus guru yang diberi nama Normal
Cursus yang dipersiapkan untuk menghasilkan guru guru Sekolah Desa.
Pada abad ke dua puluh para kalangan penganjur politik etis mengemukakan gagasan mereka
untuk segera membentuk Pendidikan Tinggi(Hooger Onderwijs). Dan pada trahun 1910 didirikan
Perkumpulan Universitas Indonesia (Indische Universiteits Veriniging) yang bertujuan untuk
mendirikan pendidikan tinggi, baik melalui pemerintah maupun swasta.Adapun pendidikan
tinggi ini meliputi tiga bidang keahlian sebagai berikut.
Pendidikan Tinggi Kedokteran
Lembaga pendidikan ini di Indonesia dimulai dari Sekolah Dokter Djawa yang didirikan
pada tahun 1851. lama belajar dua tahun, setelah tamat dari sekolah dasar lima tahun. Bahasa
pengantar bahasa melayu dan pada tahun 1913 Sekolah Dokter Djawa diubah namanya menjadi
STOVIA. Pada tahun 1913 disamping STOVIA di Jakarta didirikan pula Nederlandsch Indische
Artsenschool (NIAS) di Surabaya yang syarat dan lama belajarnya sama
Pendidikan Tinggi Hukum dimuli dari Sekolah Hukum (Rechtsschool) yang didirikan pada
tahun 1909. sekolah ini menerima lulusan ELS dan lama pendidikan tiga tahun serta berbahasa
pengantar bahasa Belanda.
Pendidikan Tinggi Teknik
Pada tahun 1920 pemerintah benarr benar mendirikan pendidikan tinggi pertama yang betul
betul memenuhi syarat sebagai perguruan tinggi . tetapi pada periode ini masih terdapat
masalah pendidikan , antara laihn :
a. Masalah semua rakyat Indonesia belum memiliki kesempatan yang sama untuk memasuki
pendidikan.
b. Mata pelajaran yang diperuntukkan untuk Pribadi di sekoilah rendah Bumiputera bertendensi
untuk menjadikan bangsa Indonesia mempunyai rasa harga diri kurang dan tida mendidik supaya
menjadi anak yang cerdas.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Politik etis sebagai politik balas budi atau hutang kehormatan yang di buat oleh pmerintah
kolonial Belanda ternyata menimbulkan suatu kemajuan dan abad pencerahan bagi Bangsa
Indonesia yang mendapat pendidikan, selain itu pula sebagai suatu politik boomerang bagi
Bangsa Belanda karena tealh menelurkan para golongan terpejar yang kemudian menjadi suatu
bola salju yang menghantam pemerintahan Belanda. Hal itu bisa kita lihat dalam dinamika dan
perkembangan sekolah yang semakin tahun semakin banyak bidang dan kuantitas jumlahnya
bagi penduduk pribumi.
11
DAFTAR PUSTAKA
- Djoened Poesponegoro, Marwati & Notosusanto, Nugroho. 1994. Sejarah Nasional Indonesia
V. Jakarta: Balai Pustaka
- Kartodirdjo,Sartono. 1990 .Pengantar Sejarah Indonesia Baru : Sejarah Pergerakan Nasional
dari Kolonialisme Sampai Nasionalisme. Jakarta: Gramedia
- http://nurdayat.wordpress.com/2008/02/12/politik-etis-dan-kondisi-umum-indonesia-padaawal-abad-ke-20/
12