ISI
2.1 Pati dan Selulosa
Stereokimia adalah struktur tiga dimensi dari suatu molekul
Pati dan selulosa adalah polimer yang termasuk golongan dari biomolekul yang
disebut karbohidrat. Suatu polimer adalah molekul besar yang tersusun dari beberapa
unit yang sama yang disebut monomer. Yang terikat bersama dengan ikatan kovalen.
Pati adalah karbohidrat utama dalam biji dan akar tanaman. Ketika kita memakan
gandum, nasi, atau kentang, misalnya, kita mengkonsumsi pati, yang kemudian
dihidrolisis menjadi gula sederhana yaitu glukosa, yang merupakan salah satu dari
senyawa di tubuh kita yang digunakan sebagai energi. Selulosa, merupakan bahan
organik yang paling melimpah di alam, memberikan kekakuan pada batang pohon dan
batang tanaman. Kayu, kapas, dan lenan sebagian besarnya adalah selulosa. Hidrolisis
lengkap dari selulosa juga membentuk glukosa, tetapi tidak seperti pati, manusia tidak
bisa memetabolisme selulosa menjadi glukosa. Dengan kata lain, kita bisa mencerna
pati tetapi selulosa tidak.
Selulosa dan pati, keduanya tersusun dari beberapa unit yang samasebuah cincin
segienam mengandung sebuah atom oksigen dan tiga gugus OHyang digabung
dengan atom oksigen. Pada selulosa dan pati berbeda dalam posisi atom oksigen yang
bergabung dengan cincin secara bersamaan.
Dalam selulosa, atom oksigen bergabung dengan dua cincin menggunakan dua
ikatan equatorial.
Pati dan selulosa adalah isomer karena memiliki senyawa yang berbeda dengan
rumus molekul yang sama (C6H10O5)n. Pati dan selulosa adalah stereoisomer karena
hanya terdiri dari susunan tiga dimensi dari atom-atom yang berbeda.
Bagaimana cincin segienam digabung bersama dengan efek yang besar pada
bentuk dan sifat dari molekul karbohidrat. Selulosa terdiri dari rantai panjang yang
diikat bersama oleh ikatan hidrogen intramolekuler, sehingga terbentuk lembaranlembaran yang menumpuk dalam jaringan tiga dimensi yang luas. Persimpangan cincin
aksial dan equatorial dalam pati menghasilkan rantai yang melipat kedalam heliks.
Selain itu, sistem pencernaan manusia mengandung enzim yang diperlukan untuk
menghidrolisis pati dengan memecah ikatan aksial C-O, tetapi enzim tidak
menghidrolisis ikatan equatorial C-O dalam selulosa.
struktur tiga dimensi dari selulosa dan pati Polimer pati yang terdiri dari lilitan
rantai
kedalam
Dengan demikian, perbedaan kelihatannya
kecil
dalamheliks
susunan tiga dimensi dari
atom-atom yang memberikan sifat sangat berbeda pada pati dan selulosa.
Isomer adalah senyawa yang berbeda dengan rumus molekul yang sama.
Ada dua jenis dari isomer yaitu isomer konstitusional dan stereoisomer.
a. Isomer konstitusional (atau struktural) berbeda pada atom-atom yang dihubungkan
satu sama lain.
Isomer konstitusional memiliki:
Nama IUPAC yang berbeda;
Gugus fungsi yang sama atau berbeda;
Sifat fisik yang berbeda. Dapat dipisahkan oleh teknik fisik seperti destilasi;
dan
Sifat kimia yang berbeda. Menunjukkan reaksi yang berbeda atau memberikan
cermin berarti menyelaraskan semua bagian dari obyek dengan bayangan cermin. Pada
molekul, ini berarti menyelaraskan semua atom-atom dan semua ikatan-ikatan.
Suatu molekul (atau obyek) yang tidak berhimpitan pada bayangan cermin
dikatakan kiral.
Molekul-molekul lain seperti kaus kaki. Sepasang kaus kaki adalah bayangan
cermin yang berhimpitan. Satu kaus kaki bila dipakai bolak-balik, kaki kanan bisa
untuk kaki kiri. Kaus kaki dan bayangan cerminnya adalah identik.
Suatu molekul (atau obyek) yang berhimpitan pada bayangan cermin dikatakan
akiral.
Mari menentukan apakah tiga molekulH2O, CH2BrCl dan CHBrClF
berhimpitan pada bayangan cermin; apakah H2O, CH2BrCl dan CHBrClF kiral atau
akiral?
dan
atom-atomnya.
Untuk
Pada CHBrClF, hasilnya adalah berbeda. Molekul (diberi tanda A) dan bayangan
cerminnya (diberi tanda B) adalah tidak berhimpitan. Tidak masalah bagaimana kamu
memutar A dan B, semua atom-atomnya tidak pernah lurus. Demikian CHBrClF adalah
molekul kiral, dan A dan B adalah senyawa yang berbeda.
A dan B adalah stereoisomer karena mereka adalah isomer yang hanya berbeda
dalam susunan tiga dimensi dari substituennya. Stereoisomer ini disebut enansiomer.
CHBrClF mengandung sebuah atom karbon yang diikat pada gugus yang berbeda.
Sebuah atom karbon diikat pada empat gugus yang berbeda disebut pusat stereogenik
tetrahedral. Kebanyakan molekul mengandung satu atau lebih pusat stereogenik.
Istilah umum pusat stereogenik mengacu pada bentuk apapun dalam molekul yang
mengubah kedua gugus membentuk sebuah stereoisomer. Sebuah atom karbon dengan
empat gugus yang berbeda adalah pusat stereogenik tetrahedral, karena perubahan dua
gugus mengubah satu enansiomer menjadi enansiomer yang lain.
kiral
Atom karbon diikat pada empat gugus yang berbeda.
Molekul-molekul bisa mengandung nol, satu, atau lebih pusat stereogenik.
Dengan tidak ada pusat stereogenik, suatu molekul umumnya bukan kiral. H 2O
dan CH2BrCl tidak memiliki pusat stereogenik dan termasuk molekul kiral.
Dengan satu pusat stereogenik tetrahedral, molekul selalu kiral. CHBrClF
sehingga setengah lain dari molekul adalah refleksi dari setengah lain tersebut.
Molekul akiral biasanya mengandung sebuah bidang simetri tetapi bukan
molekul kiral.
Molekul akiral CH2BrCl memiliki sebuah bidang simetri, tetapi molekul kiral
CHBrClF tidak.
Gambar 5.3 merangkum fakta-fakta utama tentang kiralitas yang kita pelajari
Pada gambar 5.3 menghasilkan rangkuman prinsip dasar dari kiralitas.
2.4
umumnya, molekul kiral harus memiliki satu atau lebih pusat stereogenik.
Adanya sebuah bidang simetri membuat molekul akiral.
Pusat Stereogenik
Pusat stereogenik
Pusat
Stereogenik
H
Br
CH2CH3
CH2CH2C
H3
Gugus CH2 dan CH3 ( lebih dari satu atom H terikat pada atom C)
Semua hibridisasi atom C sp atau sp3 ( kurang dari empat gugus disekitar atom C)
Molekul organik yang lebih besar memiliki dua , tiga atau bahkan seratus pusat
strereogenik. Propoksifena dan efedrine asing asing mengandung dua pusat stereogenik,
dan fruktosa, sebuah karbohidrat sederhana memiliki tiga pusat stereogenik.
Efedrine
( bronkodilator,
dekongestant )
Profoksipena
Nama dagang :
Darvon
(analgesik)
Fruktosa
( gula
sederhana )
* Karbon berwarna
merah merupakan pusat
stereogenik
Setiap molekul dengan satu pusat stereogenik adalah senyawa kiral dan
memiliki sepasang enansiomer
Sebagai contoh, 2-Butanol memiliki satu buah pusat stereogenik. Untuk menggambar
kedua enansiomer, gunakan konvensi khas untuk menggambarkan tetrahedron : letakan
dua buah ikatan pada bidang, satu buah di depan bidang pada ujungnya dan satu
dibelakang bidang pada garis. Kemudian, untuk membentuk enansiomer yang pertama
A, letakan secara sembarang ke empat gugus, H, OH, CH3 dan CH2CH3, dalam ikatan
manapun pada pusat stereogenik.
Gambar molekul ... kemudian cerminkan
gambarnya
=
A
B
enansio
mer
Kemudian, gambarlah cermuina dari bidang dan susun substituen dalam gambar yang
dicerminkan sehingga molekul B merupakan sebuah pantulan dari gugus molekul
yang pertama. Bagaimanapun A dan B dirotasi, tidak mungkin untuk meluruskan
semua atom atom A dan B. Karena A dan B adalah gambar cermin (mirror) dan
bukan superimposable, A dan B adalah sepasang enansiomer. Contoh lain dari
enansiomer diantaranya adalah :
3Bromoheksan
a
Dua gugus
identik,
sama
jauhnya
dari C1
C1 bukan pusat
stereogenik
Metilsiklopent
ana
Karena, 3metilsikloheksana memiliki satu pusat stereogenik, yaitu senyawa kiral dan memiliki
sepasang enansiomer.
Banyak senyawa aktif biologis mengandung satu atau lebih pusat stereogenik pada karbon
cincin. Contohnya, thalidomide, yang mengandung satu jenis pusat stereogenik, telah
digunakan sebagai obat penenang terkenal dan obat anti mual untuk wanita hamil di Eropa
dan Britania raya dari 1959-1962.
Dua buah enansiomer dari
Sayangnya thalidomide dijual sebagai campuran dari kedua enansiomernya, dan setiap
stereoisomer dari masing masingnya memiliki aktivitas biologis yang berbeda.
Meskipunsalah satu enansiomernya memiliki efek terapis, enansiomer yang lainnya
bertanggungjawab atas ratusan bencana kelainan cacat lahir anak yang ibunya
mengkonsumsi obat tersebut pada saat kehamilan. Thalidomida tidak pernah disetujui
untuk digunakan di Amerika serikat karena kegigihan France Oldham Kelsey, seorang
petugas peninjau medis yang bekerja untuk FDA, yang bersikeras bahwa data keamanan
thalidomida tidak memadai.
2.6
Aturan 2 Jika dua atom dalam pusat stereogenik adalah sama, tetapkan prioritas
berdasarkan nomor atom dari atom yang terikat pada atom atom ini. Satu
atom dari nomor atom yang lebih tinggi menentukan prioritas yang lebih
tinggi.
Pada 2-Butanol, atom O mendapatkan prioritas yang paling tinggi (1) dan H
mendapatkan prioritas terendah (4) menggunkan aturan nomor 1. Untuk
menetapkan prioritas ( antara 2 atau 3) pada atom C, lihat atom apa (selain
dari pusat stereogenik) yang terikat pada setiap C.
Urutan dari prioritas pada gugus fungi dalam 2-butanol adalah : -OH (1),
-CH2CH3 (2), -CH3 (3), dan H (4).
Jika prioritas masih belum dapat ditetapkan, lanjutkan sepanjang rantai hingga
perbedaan didapatkan.
Aturan 3 Jika dua isotop terikat pada pusat stereogenik, tetapkan prioritasnya
berdasarkan nomor massa.
Dengan membandingkan tiga isotop dari hidrogen, urutan dari prioritasnya adalah :
Nomor massa
Prioritas
T (tritium)
3 (1 proton + 2 neutron)
1
D (deuterium)
2 (1 proton + 1 neutron)
2
H (hidrogen)
1 (1 proton)
3
Aturan 4 Untuk menetapkan prioritas terhadap suatu atom yang menjadi bagian dari
ikatan rangkap, perlakukan atom dengan ikatan rangkap seperti atom ikatan
tunggal dengan jumlah nomor yang setara.
Sebagai contoh,atom C pada sebuah C=O dianggap terikat pada dua atom O.
Conto
h penetapan prioritas pada pusat stereogenik :
Langkah 1. Tetapkan prioritas untuk setiap gugus yang berikatan dengan pusat
stereogenik
Prioritas untuk empat gugus di sekeliling pusat stereogenik pada 2-butanol seperti
yang telah dijelaskan aturan 2 sebelumnya.
Langkah 2. Orientasikan molekul dengan gugus prioritas terendah (4) dibelakang, dan
visualisasi posisi yang berhubungan dari tiga gugus sisa ( prioritas 1, 2, dan 3)
Untuk setiap enansiomer dari 2-butanol, lihat terhadapa gugus prioritas terendah,
gambarkan dibelakang bidang, turun ke ikatan C-H.
Jika saat menandai terbentuk lingkaran searah jarum jam kearah kanan dari posisi
awal isomernya dianami R.
Jika saat menandai terbentuk lingkaran berlawanan arah jarum jam kearah kiri
dari posisi awal isomernya dianami S.
2.7
Diastreomers
Kita sekarang telah melihat banyak contoh dari satu senyawa tetrahedral pusat
stereogenik. Situasinya lebih komplek untuk senyawa dengan dua pusat streogenik, karena
mungkin banyak streoisomer. Selain itu, molekul dengan dua pusat streogenik mungkin
atau tidak mungkin menjadi kiral.
Tambahkan kelompok H, Br, CH3, dan CH2CH3 pada pusat stereogenik, terbentuk
A. Kemudian gambarlah cerminannya gambar B maka substituen pada B adalah
refleksi dari substituen pada A
Tentukan apakah A dan B adalah superimposabel dengan membalik atau memutar
satu molekul untuk melihat apakah semua atom selaras.
Jika anda memiliki gambar senyawa dan cerminan gambar dengan cara yang jelas,
anda hanya perlu melakukan dua pekerjaan untuk melihat apakah atom selaras.
Tempatkan bagian B langsung diatas A (antara pemikiran anta atau menggunakan
model) dan, putar B 180 dan letakkan di atas A untuk melihat apakah atom selaras.
Pada kasus ini, atom A dan B tidak selaras, membuat A dan B, gambar tidak
superimposibel (tidak berhimpitan) enantiomer. A dan B adalah dua dari empat
kemungkinan stereoisomer untuk 2,3-dibromopentana.
Tahap [2]
Gambar kemungkinan ketiga dari stereoisomer dengan menukar posisi dari gugus yang
mana pun hanya pada satu pusat stereogenik. Kemudian gambarlah cerminannya.
Tukarkan posisi H dan Br (atau dua gugus mana pun) pada satu pusat stereogenik
baik A atau B adalah stereoisomer baru (dinamakan C) yang bebeda dari A dan B.
Kemudian gambarlah cerminan C, dinamakan D. C dan D adalah bayangan
nonsuperimposibel enantiomer. Sekarang kita sudah menggambar empat
stereoisomer untuk 2,3-dibromopentena, sesuai jumlah maksimum yang mungkin.
Dengan model 3D
Senyawa Meso
Untuk mencari dua stereoisomer lainnya (jika ada), tukar posisi dari dua gugus dari satu
pusat stereogenik hanya pada satu enansiomer. Pada kasus ini, tukarkan dari H dan Br
pada satu pusat stereogenik dari A menjadi C, yang berbeda dari keduanya, A dan B dan
demikian adalah stereoisomer baru.
C berisi bidang simetris. Senyawa Meso umumnya memiliki bidang simetris, maka mereka
memiliki dua bagian yang identik.
2.9
2.12
Mengingat bagian 2.2 isomer konstitusional memiliki sifat fisik dan kimia yang
berbeda. Bagaimana membandingkan sifat fisik dan kimia stereoisomer?
Sifat kimia dan fisik dari dua enansiomer adalah identik kecuali berinteraksi
dengan zat kiral.
A. Aktivitas Optik
Dua enansiomer memiliki sifat fisik yang identik (titik leleh, titik didih,
kelarutan) kecuali bagaimana mereka berinteraksi dengan bidang cahaya
terpolarisasi.
Apa itu bidang cahaya terpolarisasi? Lampu biasa terdiri dari gelombang
elektromagnetik yang berosilasi di semua bidang tegak lurus terhadap dimana arah
perjalanan cahaya. Seketika itu juga cahaya terpolarisasi memungkinkan cahaya
hanya melalui satu bidang. Ini adalah bidang cahaya terpolarisasi (atau simpelnya
cahaya terpolarisasi) dan memiliki vektor listrik yang berosilasi di satu bidang.
B. Campuran Rasemat
Apa itu rotasi yang diamati dari enansiomer dengan jumlah yang sama?
Karena dua enansiomer memutar bidang cahaya terpolarisasi ke tingkat yang sama
tetapi arah yang berlawanan, rotasi batal dan tidak ada rotasi yang diamati.
Jumlah yang sama dari dua enansiomer disebut campurat rasemat atau rasemat.
Campuran rasemat adalah optik tidak aktif.
Tabel 5.1 Perbandingan sifat fisik dari enansiomer A dan B
Sifat
A sendiri
B sendiri
Titik leleh
Identik ke B
Identik ke A
Rasemat A + B
Mungkin berbeda
dari A dan B
Titik didih
Identik ke B
Identik ke A
Mungkin berbeda
dari A dan B
Rotasi optik Sama besarnya tetapi Sama besarnya tetapi 0o
berlawanan dari tanda berlawanan dari tanda
B
A
Selain rotasi optik, sifat fisik lain dari rasemat tidak mudah diprediksi. Titik leleh
dan titik didih campuran rasemat belum tentu sama baik dengan enansiomer murni
dan fakta ini tidak mudah dijelaskan. Sifat fisik dua enansiomer dan campuran
rasematnya dirangkum dalam tabel 5.1.
C. Rotasi Spesifik
Rotasi diamati tergantung pada jumlah molekul kiral yang berinteraksi
dengan cahaya terpolarisasi. Hal ini gilirannya tergantung pada konsentrasi sampel
dan panjang tabung sampel. Untuk data standarisasi putaran optik, kuantitas rotasi
spesifik [], didefinisikan menggunakan panjang tabung sampel tertentu (biasanya
1 dm), konsentrasi, temperatur (25o) dan panjang gelombang (589 nm, pancaran
baris D oleh lampu natrium).
= rotasi diamati (o)
Rotasi spesifik = [] = l c
l = panjang tabung sampel
(dm)
1 dm = 10 cm
c = konsentrasi (g/mL)
Rotasi spesifik adalah konstanta fisik seperti titik leleh dan titik didih dan
dilaporkan dalam buku referensi kimia untuk berbagai senyawa.
Kelebihan Enansiomer
Kadang-kadang di laboratorium kita tidak memiliki enansiomer murni
maupun campuran rasemat, tetapi campuran dua enansiomer dimana satu
enansiomer hadir lebih dari yang lain. Kelebihan enansiomer (ee), juga disebut
kemurnian optik, memberitahu berapa banyak lagi dari satu enansiomer.
Kelebihan enansiomer = ee = % enansiomer 1 - % enansiomer lain
D.
Sifat
A+B (1:1)
171
139
+13
R,R
d
171
139
-13
S,S
l
146
125
0
R,S
none
206
139
0
d,l
Apakah sifat fisik dari serangkaian senyawa yang sama atau berbeda
memiliki aplikasi praktis di laboratorium. Sifat fisik mencirikan keadaan fisik
senyawa dan dua senyawa biasanya dapat dipisahkan hanya jika sifat fisik mereka
berbeda.
Karena dua enansiomer memiliki sifat fisik identik, mereka tidak dapat
dipisahkan dengan teknik fisik umum seperti distilasi.
Diastereomer dan isomer konstitusional memiliki sifat fisik yang berbeda dan
karena itu mereka dapat dipisahkan dengan teknik umum.
Jika obat kiral bisa dijual sebagai enansiomer tunggal aktif, mungkin harus
menggunakan dosis yang lebih kecil dengan efek samping yang lebih sedikit.
Banyak obat kiral terus dijual sebagai campuran rasemat, namun karena lebih sulit
dan lebih mahal untuk mendapatkan enansiomer tunggal. Sebuah enansiomer tidak
mudah dipisahkan dari campuran rasemat karenan dua enansiomer memiliki sifat
fisik yang sama. Di Bab 12, kita akan belajar reaksi yang dapat membentuk
enansiomer tunggal aktif, sebuah perkembangan penting dalam membuat obat kiral
yang mudah tersedia. Keputusan baru oleh Food and Drug Administration telah
mendorong pengembangan yang disebut pengganti rasemat, paten dan pemasaran
enansiomer tunggal, bagaimanapun, sebuah perusahaan harus menunjukkan bukti
bahwa hal itu memberikan manfaat yang signifikan atas rasemat.
B. Enansiomer dan Indera Penciuman
Penelitian menunjukkan bau dari molekul tertentu lebih banyak ditentukan
oleh bentuknya daripada kelompok fungsional tertentu. Contohnya,
heksakloroetana (ClCCCl3) dan siklooktana tidak memiliki kesamaan struktural
yang jelas, tapi mereka berdua memiliki bau seperti Champor, sebuah fakta yang
berhubungan dengan bentuk bulat mereka yang sama. Setiap molekul mengikat
berbentuk bola di reseptor penciuman hadir pada ujung saraf di bagian hidung,
mengakibatkan bau yang sama
Karena enansiomer berinteraksi dengan reseptor bau kiral, beberapa
enansiomer memiliki bau yang berbeda. Ada beberapa contoh baik ditandai dari
fenomena alam ini. Contohnya, siklooktana dan molekul lain yang sejenis dalam
bentuk mengikat reseptor penciuman tertentu pada sel-sel saraf yang terletak di
bagian atas rongga hidung. Hasil mengikat dalam bentuk impuls saraf yang menuju
otak, yang menafsirkan impuls dari reseptor tertentu sebagai bau tertentu.
(S)-carvone adalah yang bertanggung jawab dari bau jintan, sedangkan (R)carvone adalah yang bertanggung jawab untuk bau tanaman mint (permen).
Konsep Kunci
Stereokimia
Isomer adalah senyawa yang berbeda dengan rumus molekul yang sama.
1. Isomer konstitusional-isomer yang berbeda dengan cara atom saling
terhubung satu sama lain mereka memiliki :
Nama IUPAC berbeda
Gugus fungsional sama atau berbeda
Sifat fisik dan kimia berbeda
2. Stereoisomer-isomer yang berbeda dengan cara atom terorientasi. Mereka
memiliki kelompok fungsional yang sama dan nama IUPAC yang sama
kecuali untuk awalan seperti cis, trans, R dan S.
Aktivitas optik adalah kemampuan suatu senyawa untuk memutar bidang cahaya
terpolarisasi.
Awalan d (atau +) dan l (atau -) memberikan senyawa arah memutar bidang cahaya
terpolarisasi.
Sifat Fisik
Isomer Konstitusional
Berbeda
Enansiomer
Diastereomer
Campuran Rasemat
Persamaan :
Rotasi spesifik = [] =
lc
(dm)
1 dm = 10 cm
ee = % enansiomer 1 - % enansiomer lain
ee =
[ ]campuran
[ ] enansiomermurni