18. Hak asasi manusia dari perempuan adalah bagian dari hak
asasi manusia yang tidak dapat dicabut, integral, dan tidak
dapat dipisahkan. Partisipasi perempuan yang seutuhnya
dan sejajar dalam kehidupan politik, sipil, ekonomi, sosial,
budaya pada tingkat nasional, regional, dan internasional,
serta pemberantasan semua bentuk diskriminasi
berdasarkan jenis kelamin adalah tujuan utama bagi
masyarakat internasional.
19. Mempertimbangkan
pentingnya
pemajuan
dan
perlindungan hak orang-orang dari kelompok minoritas
serta sumbangan dari pemajuan dan perlindungan
semacam itu terhadap stabilitas sosial dan politik dari
negara di mana mereka hidup,
Konferensi Dunia Hak Asasi Manusia menegaskan kembali
kewajiban negara untuk menjamin bahwa orang-orang
dari kelompok minoritas dapat menerapkan secara efektif
dan seutuhnya, semua hak asasi manusia dan kebebasan
asasi tanpa adanya diskriminasi dan dengan kesamaan hak
seutuhnya di mata hukum, sesuai dengan Deklarasi
mengenai Hak Orang-orang dari Kelompok Minoritas dari
Segi Kebangsaan atau Etnis, Agama dan Bahasa.
Mereka yang merupakan anggota kelompok minoritas
mempunyai hak untuk menikmati kebudayaan mereka
sendiri, menganut dan mempraktekkan agamanya, serta
menggunakan bahasanya secara pribadi maupun di depan
publik, dengan bebas dan tanpa campur tangan maupun
diskriminasi dalam bentuk apapun.
20. Konferensi Dunia Hak Asasi Manusia mengakui martabat
yang inheren dan kontribusi unik dari masyarakat asli
terhadap pembangunan serta pluralitas masyarakat, dan
dengan sangat menegaskan kembali komitmen masyarakat
internasional terhadap kesejahteraan ekonomi, sosial, dan
budaya mereka, serta untuk memungkinkan mereka
menikmati
hasil
dari
pembangunan
yang
berkesinambungan. Negara harus menjamin adanya
partisipasi masyarakat asli yang bebas dan seutuhnya
dalam seluruh aspek masyarakat, terutama yang
menyangkut hal-hal yang menjadi kepedulian mereka.
Dengan mempertimbangkan pentingnya pemajuan dan
31. Konferensi Dunia Hak Asasi Manusia meminta negaranegara untuk menghentikan tindakan sewenang-wenang
yang tidak sesuai dengan hukum internasional dan Piagam
PBB yang menciptakan hambatan bagi hubungan dagang
antar negara, serta merintangi perwujudan hak asasi
manusia secara utuh sebagaimana ditetapkan dalam
Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia dan instrumeninstrumen hak asasi manusia internasional, terutama hak
semua orang atas standar kehidupan yang memadai untuk
kesehatan dan kesejahteraan mereka, termasuk pangan
dan layanan kesehatan, perumahan dan layanan sosial
yang diperlukan. Konferensi Dunia Hak Asasi Manusia
dan
31. Konferensi Dunia Hak Asasi Manusia mendesak negaranegara untuk menjamin partisipasi penuh dan bebas dari
masyarakat asli dalam semua aspek kehidupan
bermasyarakat, terutama dalam masalah-masalah yang
berkaitan dengan mereka.
32. Konferensi Dunia Hak Asasi Manusia memberikan
rekomendasi kepada Sidang Umum PBB untuk
mencanangkan dasawarsa internasional masyarakat asli
dunia, mulai Januari 1994, termasuk penetapan programprogram yang berorientasi pada aksi, yang diputuskan
dalam kemitraan dengan penduduk asli. Dana perwalian
sukarela yang memadai harus disediakan untuk tujuan ini.
Dalam kerangka kerja dasawarsa seperti itu, pembentukan
forum permanen untuk masyarakat asli dalam perangkat
PBB harus dipertimbangkan.
Pekerja Migran
33. Konferensi Dunia Hak Asasi Manusia mendesak semua
negara untuk menjamin perlindungan hak asasi manusia
dari semua pekerja migran dan keluarganya.
34. Konferensi Dunia Hak Asasi Manusia memandang penting
adanya kondisi yang mendorong terciptanya harmoni dan
toleransi yang lebih besar antara pekerja migran dan
kelompok masyarakat lainnya di negara yang mereka
tempati.
35. Konferensi Dunia Hak Asasi Manusia meminta negara
untuk mempertimbangkan kemungkinan ditandatangani
4. Hak anak
45. Konferensi Dunia Hak Asasi Manusia menyatakan kembali
prinsip Anak adalah Panggilan Pertama dan, dalam hal
ini, menekankan pentingnya usaha-usaha utama yang
dilaksanakan secara nasional maupun internasional,
terutama yang termasuk dalam Dana Anak PBB, untuk
memajukan penghormatan terhadap hak anak untuk
bertahan hidup, perlindungan, pembangunan dan
partisipasi.
46. Tindakan harus diambil agar Konvensi Hak Anak sudah
akan diratifikasikan secara universal selambat-lambatnya
tahun 1995 serta Deklarasi Dunia tentang Hak untuk
Bertahan Hidup, Perlindungan dan Pembangunan Anak
dan Rencana Aksi yang disetujui oleh Konferensi Dunia
untuk Anak, serta agar penerapannya yang efektif
ditandatangani secara universal. Konferensi Dunia Hak
Asasi Manusia mendesak negara-negara untuk menarik
kembali keberatan terhadap Konvensi Hak Anak yang
tidak sesuai dengan sasaran dan tujuan dari Konvensi, atau
berlawanan dengan hukum perjanjian internasional.
47. Konferensi Dunia Hak Asasi Manusia mendesak semua
negara untuk mengambil tindakan-tindakan maksimal
dengan sumberdaya mereka yang ada, dengan bantuan
kerjasama internasional, untuk mencapai tujuan Rencana
Aksi Konvensi Dunia Hak Asasi Manusia. Konferensi
memohon negara-negara untuk memasukkan Konvensi
Hak Anak dalam rencana aksi nasionalnya. Dengan
memakai rencana aksi nasional ini dan melalui usahausaha internasional, prioritas khusus harus diberikan pada
69. Konferensi
Dunia
Hak
Asasi
Manusia
sangat
merekomendasikan agar dibuat suatu program terpadu
dalam PBB untuk menolong negara yang sedang dalam
tugas membangun dan memperkuat struktur nasional
berdampak langsung pada ketaatan terhadap hak asasi
manusia dan pemeliharaan norma hukum secara
keseluruhan. Program seperti itu, yang akan dikoordinasi
oleh Pusat Hak Asasi Manusia dan atas permintaan
pemerintah yang berminat, harus dapat menyediakan
bantuan teknis dan keuangan bagi proyek-proyek nasional
dalam memperbaiki peraturan yang berkenaan dengan
hukuman, pendidikan dan pelatihan hak asasi manusia
untuk para pengacara, hakim dan pasukan keamanan hak
asasi manusia, serta kegiatan lainnya yang relevan dengan
berfungsinya norma hukum dengan baik. Program
tersebut harus menyediakan bantuan bagi negara, dalam
menerapkan rencana aksi bagi pemajuan dan
perlindungan hak asasi manusia.