Anda di halaman 1dari 13

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA


Kampus I : Jl. Ngagel Dadi III-B/37 Telp. (031) 5053127, 5041097 Fax.
(031) 5662804 Surabaya 60234
Kampus II : Jl. Dukuh Menanggal XII Telp. (031) 8281181, 8281182,
8281183 Surabaya 60234.

INSTRUMEN MAGANG I
Nama

: Yesi Ratnasari

NIM

: 13-530-0059

Program Studi

: Pendidikan Bahasa Inggris

1. Pengamatan Budaya Sekolah


No.

Aspek Yang Diamati

Deskripsi Hasil Pengamatan


SMA Kartika Wijaya menerapkan budaya 5 S
(Salam, Salim, Senyum, Sopan, Santun) dengan
cukup baik, hal ini dapat terlihat saat siswa- siswi
memasuki kelas dan berpamitan pulang mereka
terlebih dahulu mengucapkan salam, meski masih
ada yang menambahi dengan kata-kata seperti
muleh buk, da-dah. Mereka juga bersaliman
ketika berjumpa dengan ibu/bapak guru,
Sikap siswa terhadap guru
tersenyum ketika berpapasan dengan guru dan
teman sejawatnya. Siswa-siswi bersikap cukup
hormat, ramah, dan sopan terhadap guru. Namun
dalam proses belajar mengajar, siswa bersikap
masih belum bisa aktif dan responsif terhadap
guru, mereka masih banyak yang berbicara sendiri,
bahkan ada yang sibuk dengan permainan remi
saat guru menerangkan.
Di SMA Kartika Wijaya Surabaya, terdapat OSIS
yang memberikan pembinaan untuk siswa dengan
kepemimpinan dan sikap gotong royong. Selain
itu, terdapat beberapa ekstrakurikuler sebagai
Pembinaan siswa (keagamaan wadah pembinaan siswa, seperti Paskibraka,
dan lain-lain)
Futsal, Volley, Basket, Pecinta Alam, Desain
Grafis, Samroh, Theater, dan Tae Kwon Do.
Dalam bidang keagamaan, siswa selalu dibiasakan
untuk berdoa bersama sebelum dan sesudah
kegiatan belajar dan mengajar.
1

Sikap siswa di luar kelas

Kesiapan memulai
pembelajaran

Budaya 5S (salam, salim,


senyum, sopan, santun)

kegiatan

Budaya
7K
(kebersihan,
kedisiplinan,
kesehatan,
keindahan,
kesopanan,
kekeluargaan, kerindangan)

Siswa-siswi SMA Kartika Wijaya Surabaya


bersikap baik di luar kelas. Sebagian terlihat siswa
menghabiskan waktu di luar kelas dengan
melakukan olahraga sepak bola dihalaman
sekolah. Selain itu, terdapat pula siswa-siswi yang
berkumpul dan bercengkrama di sekitar halaman
sekolah.
Sebelum berlangsungnya kegiatan pembelajaran,
semua peralatan pembelajaran telah disiapkan,
seperti spidol dan penghapus. Siswa-siswi duduk
dengan dengan rapih dan mengeluarkan bukubuku yang diperlukan diatas meja. Sebelum proses
pembelajaran dimulai siswa-siswi melakukan doa
bersama.
SMA Kartika Wijaya Surabaya memiliki budaya 5
S (salam, salim, senyum, sopan, santun) yang
berlaku kepada seluruh warga sekolah. Budaya ini
untuk membentuk karakter warga sekolah yang
baik. Dalam pengamatan, budaya 5 S cukup
teraplikasi dengan baik. Contohnya adalah siswa
salim kepada guru dengan tersenyum, menguapkan
salam ketika memasuki kelas, dan salah satu
budaya di SMA Kartika Wijaya adalah sebelum
memasuki area sekolah, siswa-siwsi terbiasa
bersaliman dengan petugas keamanan yang
berjaga didepan pagar sekolah.
SMA Kartika Wijaya Surabaya menerapkan 7K
(kebersihan, kedisiplinan, kesehatan, keindahan,
kesopanan, kekeluargaan, kerindangan). Namun
warga sekolah masih belum menerapkan
Kebersihan dengan baik, hal ini dapat terlihat
ketika sedang mengobservasi ke dalam kelas X 2,
terlihat sampah-sampah plastik ataupun kertas
dipojokan kelas. Dalam hal Kedisiplinan Siswa
datang tepat waktu, hamper tidak ada siswa yang
datang
terlambat.
Namun
dalam
hal
berpenampilan, terkadang masih ada siswa
maupun siswi SMA Kartika Wijaya Surabaya yang
berpenampilan kurang rapih, seperti seragam tidak
dimasukkan. Kesehatan, berdasarkan pengamatan,
terdapat UKS di SMA Kartika Wijaya Surabaya,
namun sangat disayangkan UKS sudah tidak lagi
difungsikan. Namun Toilet di SMA Kartika Wijaya
terbilang cukup bersih dan terjaga kebersihannya,
2

dan bersamaan dengan renovasi yang sedang


dilakukan di sekolah, lingkungan sekolah masih
belum bisa dikatakan bersih dan rapih. Dari segi
keindahan SMA Kartika Wijaya Surabaya
memiliki halaman yang dihiasi dengan tanamantanaman hijau yang menghias area sekolah, namun
masih perlu perawatan lebih. Selain itu, ruang
kelas juga terdapat beberapa dekorasi, seperti
gambar-gambar pahlawan Indonesia dan poster
bertuliskan motivasi. Kesopanan, berdasarkan
observasi yang telah saya lakukan, kesopanan
sudah diterapkan dengan cukup baik oleh warga
sekolah, baik itu dari cara berpenampilan, bertutur
kata, maupun dalam bersosialisasi. Namun,
terkadang masih ditemukan siswa yang bersikap
kurang sopan terhadap teman sebayanya seperti
berbicara kotor, teriak-teriak dan lain sebagainya.
Kekeluargaan sudah cukup baik, terlihat dari
siswa-siswinya yang kompak. Namun saat proses
pembelajaran berlangsung, siswa-siswi kurang
bisa terkontrol dan membuat kegaduhan dikelas
dan mereka kurang bisa menghormati dan
menghargai guru saat menerangkan didepan kelas.
Selama pengamatan, belum ditemukan konflik
yang terjadi antar siswa. Hal ini menunjukkan
bahwa kekeluargaan berlangsung dengan baik.
Kerindangan, di SMA Kartika Wijaya Surabaya
cukup
banyak
tumbuhan-tumbuhan
yang
menghijaukan lingkungan sekolah.
Kesimpulan:
Dari hasil pengamatan Magang I di SMA Kartika Wijaya Surabaya, sekolah ini tergolong
memiliki budaya yang cukup baik. Sikap siswa baik terhadap guru, juga terhadap semua
warga sekolah. Pembinaan siswa dapat diwadahi dengan OSIS ataupun kegiatan-kegiatan
ekstrakurikuler. Di sekolah, hal keagamaan cukup bagus, warga sekolah malakukan doa
bersama saat memulai dan mengakhiri pembelajaran. Di sekolah, terdapat budaya 5S (salam,
salim, senyum, sopan, santun), Selain itu, ada pula budaya 7K (kebersihan, kedisiplinan,
kesehatan, keindahan, kesopanan, kekeluargaan, kerindangan). Di setiap kelas, dibentuk
penanggung jawab dari masing-masing elemen 7K. Budaya tersebut telah diaplikasikan
dengan cukup baik, meskipun terkadang masih ditemukan pelanggaran.
2. Kompetensi Dasar Pendidik
a. Kompetensi Pedagogik
3

No.

Aspek Yang Diamati

Penguasaan karakteristik peserta


didik dari aspek fisik, moral,
sosial, kultural, emosional, dan
intelektual.

Penguasaan teori belajar dan


prinsip-prinsip
pembelajaran
yang mendidik.

Pengembangan kurikulum yang


terkait
dengan
mata
pelajaran/bidang pengembangan
yang diampu.

Penyelenggaraan
yang mendidik.

Pemanfaatan teknologi informasi


dan
komunikasi
untuk
kepentingan pembelajaran.

Pemfasilitasan pengembangan
potensi peserta didik untuk
mengaktualisasikan
berbagai
potensi yang dimiliki.

pembelajaran

Deskripsi Hasil Pengamatan


Guru mempunyai kompetensi yang cukup
memadai.
Mencoba
untuk
mengenali
karakteristik peserta didik, sehingga mampu
menentukan bagaimana konsep belajar mengajar
yang paling efektif. Di SMA Kartika Wijaya
Surabaya, masih banyak siswa-siswi
yang
kurang terkontrol sehingga menimbulkan
kegaduhan. Dalam mengatasi kegaduhan
ersebut, Guru memberikan peringatan seperti
hello..., perhatikan dan ayo kamu siswa A apa
yang barusan ibu jelaskan hal tersebut mampu
mengendalikan situasi seperti ini. Selain itu, ada
pula yang pasif. Guru memberikan kesempatan
yang sama kepada setiap peserta didik dengan
melakukan Tanya jawab kepada semua siswa dan
memperbolehkan siswa-siswi untuk bertanya
maupun
berpartisipasi
dalam
proses
pembelajaran.
Guru menguasai materi pembelajaran dan
mampu menyampaikan materi pembelajaran
kepada peserta didik dengan cara menjelaskan
materi dengan sejelas mungkin, memberi contoh,
lalu diselingi dengan tanya jawab. Setelah itu,
guru memberikan latihan-latihan soal terkait
dengan materi yang telah diajarkan.
Di SMA Kartika Wijaya Surabaya, masih
menggunakan kurikulum berbasis KTSP. Maka
dari itu pada saat observasi, guru lebih berperan
aktif dalam membimbing kegiatan pembelajaran.
Dalam mata pelajaran bahasa Inggris, siswa
lebih difokuskan ke materi bukan praktik.
Dalam pengamatan di SMA Kartika Wijaya
Surabaya, dikarenakan masih menggunakan
kurikulum KTSP, guru menyelenggarakan
pembelajaran yang mendidik, namun sedikit
monoton. Contohnya adalah dengan guru hanya
menerangkan dan melakukan tanya jawab.
Di SMA Kartika Wijaya Surabaya menyediakan
projector
untuk
mendukung
proses
pembelajaran, sehingga apabila diperlukan, guru
dapat
menggunakannya
untuk
kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan laptop.
Dalam observasi, saat pembelajaran bahasa
Inggris, sekolah memfasilitasi peserta didik
dengan kegiatan English Conversation, dimana
para peserta didik dapat melatih kemampuan
berkomunikasi dalam konteks yang lebih luas.
Hal tersebut dapat mengembangkan penguasaan
vocabulary (kos- kata) maupun kemampuan 4
berbicara peserta didik dengan sangat baik..
Dalam observasi di SMA Kartika Wijaya
Surabaya, guru mempunyai kemampuan

Kesimpulan:
Guru di SMA Kartika Wijaya Surabaya memiliki kompetensi pedagogik yang cukup
memadai. Kompetensi tersebut melingkupi kemampuan guru dalam mengenali karakteristikkarakteristik peserta didik, sehingga hal tersebut dapat memudahkan guru untuk memilik
metode dan cara belajar yang sesuai. Selain itu juga kemampuan guru terkait bidangnya,
mulai dari penguasaan teori yang baik, pemanfaatan fasilitas-fasilitas yang menunjang
pembelajaran, teknik guru dalam menyampaikan materi pembelajaran, dan sebagainya.
b. Kompetensi Kepribadian
No.

Aspek Yang Diamati

Kesesuaian
norma.

tindakan

dengan

Penampilan diri sebagai pribadi


yang baik dan teladan bagi
peserta didik.

Penampilan diri sebagai pribadi


yang berwibawa dan rasa
percaya diri.

Etos kerja dan tanggung jawab

Deskripsi Hasil Pengamatan


tindakan guru mencerminkan telah mencerminkan
norma. Guru bersikap dengan ramah , sopan dan
santun kepada sesama guru, dan semua warga
sekolah. Tindakan tersebut sangat patut untuk
dicontoh.
Kepribadian guru dapat dinilai baik, dilihat dari
segi tingkah laku, tingkah-laku, maupun dari cara
berbicara yang sangat santun namun tetap tegas.
Sehingga kebribadian tersebut sangat layak untuk
menjadi teladan dan panutan bagi peserta didik.
Guru telah memiliki kepribadian yang baik, maka
dari itu guru tersebut secara tidak langsung
memiliki wibawa. Rasa percaya diri juga dapat
dirasakan dari guru, sehingga menjadikan teladan
yang sangat baik untuk diteladani oleh peserta
didik.
Dari observasi yang telah dilakukan, guru telah
bersikap profesional dengan mempunyai wawasan
teori dibidangnya, mampu menyampaikan ilmu
tersebut ke peserta didiknya, serta datang tepat
waktu menunjukkan bahwa guru memiliki keetosan kerja dan tanggung jawab yang baik.

Kesimpulan:
Guru di SMA Kartika Wijaya Surabaya memiliki kompetensi kepribadian yang cukup
memadai. Kompetensi ini mencakup tindakan, kepribadian, maupun sifat yang baik dan
pantas untuk dicontoh dari diri guru sebagai seorang pendidik yang professional.
c. Kompetensi Sosial
No.
Aspek Yang Diamati
1 Sikap
inklusif,
bertindak
objektif,
serta
tidak
deskriminatif
karena
pertimbangan jenis kelamin,
agama, ras, kondisi fisik, latar

Deskripsi Hasil Pengamatan


Guru memberikan kesempatan yang sama kepada
setiap peserta didik, artinya, guru tidak
mendiskriminasi peserta didik atas dasar latar
belakang tertentu. Setiap siswa berkesempatan
untuk berpartisipasi aktif dalam kelas, misalnya
5

menjawab pertanyaan dari guru, menyampaikan


belakang keluarga dan status
pendapat, ataupun bertanya mengenai materi yang
ekonomi.
kurang dipahami.
Komunikasi secara efektif,
empatik, dan santun dengan
sesama
pendidik,
tenaga
kependidikan, orang tua, dan
masyarakat.

Adaptasi di tempat bertugas


diseluruh wilayah republik
Indonesia
yang
memiliki
keragaman sosial budaya.

Komunikasi dengan komunitas


profesi sendiri dan profesi lain
secara lisan dan tulis atau
bentuk lain.

Selama
pengamatan,
guru
mempunyai
kemampuan berkomunikasi dengan baik, efektif,
empatik, dan santun, tidak hanya ke sesama
pendidik, namun ke semua warga sekolah.
Di tempat bertugas, atau di SMA Kartika Wijaya
Surabaya, guru mampu beradaptasi dengan baik.
Interaksi sosial antara guru dengan warga sekolah
berjalan dengan harmonis, karena guru telah
memiliki kepribadian yang bagus, sehingga
menunjang kemampuan adaptasi sosial yang bagus
pula.
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, guru
mampu berkomunikasi dengan sopan santun dan
baik dengan sesama profesi maupun dengan
profesi lain, missal berkomunikasi dengan kepala
sekolah, guru, staf kebersihan ataupun staf
keamanan di tempat bertugas.

Kesimpulan:
Guru SMA Kartika Wijaya Surabaya memiliki kompetensi sosial yang cukup memadai.
Kompetensi ini berhubungan dengan kompetensi kepribadian, karena apabila mempunyai
kompetensi kepribadian yang baik, maka akan menunjang kemampuan sosial yang baik juga.
misalnya adalah kemampuan berkomunikasi dengan baik dan kemampuan beradaptasi
dengan lingkungan sekitar.
3.

Pemahaman Peserta Didik

No.

Aspek Yang Diamati

Deskripsi Hasil Pengamatan


Dari observasi yang telah dilakukan, dapat
dikatakan bahwa siswa-siswi SMA Kartika Wijaya
Surabaya kebanyakan bersifat aktif, namun ada
pula sebagian yang pasif. Siswa yang aktif sangat
Identifikasi karakteristik belajar responsif terhadap guru, sedangkan untuk
setiap peserta didik di kelasnya. memotivasi siswa pasif supaya menjadi aktif, guru
sering melibatkannya dalam proses pembelajaran.
Misalnya Tanya jawab ke semua siswa termasuk
siswa yang pasif. Dengan begitu semua siswa
dapat memberikan pendapatnya masing-masing.

Guru memberikan kesempatan yang sama kepada


setiap peserta didik untuk berpartisipasi aktif
dalam kegiatan pembelajaran. Tidak ada perlakuan
khusus apapun terhadap siswa yang pandai
Pemberian kesempatan yang maupun yang kurang. Dengan kata lain tidak ada
sama untuk berpartisipasi aktif diskriminasi yang terjadi pada peserta didik.
dalam kegiatan pembelajaran.
Peserta didik boleh berpartisipasi dalam kegiatan
belajar-mengajar mulai dari bertanya, menjawab,
atau
segala
partisipasi
dalam
kegiatan
pembelajaran.

Pengaturan
kelas
untuk
memberikan
kesempatan
belajar yang sama pada semua
peserta didik dengan kelainan
fisik dan kemampuan belajar
yang berbeda.

Identifikasi
sebab
penyimpangan perilaku peserta
didik untuk mencegah agar
perilaku
tersebut
tidak
merugikan peserta didik lainya.

Pengembangan potensi dan


mengatasi kekurangan peserta
didik.

Dalam observasi, pengaturan penempatan bangku


sama seperti kelas-kelas pada biasanya. Siswa
dapat memilih tempat duduknya sendiri selama
tidak menyalahi aturan. Untuk masalah
pembelajaran, guru memberikan kesempatan yang
sama kepada semua siswa.
Selama observasi, penyimpangan perilaku para
siswa-siswi
kebanyakan
adalah
membua
kegaduhan didalam kelas. Karena pada dasarnya
kebanyakan siswa SMA Kartika Wijaya Surabaya
bersifat aktif, sayangnya keaktifan tersebut
terkadang masih kurang terkontrol sehingga
menimbulkan kegaduhan didalam kelas. Untuk
mengatasi hal tersebut, guru memberi peringatan
kepada pesera didik.
Cara guru mengembangkan potensi siswasiswinya yaitu dengan menjelaskan materi
pembelajaran. Selain itu, guru juga memberikan
kebebasan bagi siswa-siswi mereka untuk ikut
berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran,
sehingga
potensi
siswa-siswi
untuk
mengembangkan sikap kritis semakin diasah.
Untuk mengatasai kekurangan peserta didik,
misalnya membuat kegaduhan, maka guru akan
mengambil tindakan yaitu dengan memberi
peringatan kepada siswa-siswinya.

Kesimpulan:
Di SMA Kartika Wijaya Surabaya, pemahaman peserta didik cukup baik. Hal ini tidak tlepas
dari peran guru dalam menyampaikan dan menyajikan materi pemelajaran. Supaya tercapai
pemahaman peserta didik yang baik, guru perlu mengenali karakter peserta didik terlebih
dahulu sehingga memudahkan guru untuk memilih cara atau teknik pembelajaran yang
cocok, hal ini juga sebagai persiapan guru apabila sewaktu-waktu perlu untuk mengatasi
penyimpangan-penyimpangan peserta didik.
PENGAMATAN PROSES PEMBELAJARAN
7

Nama Guru
Nama Sekolah
Mata Pelajaran
Pokok/Sub Pokok Bahasan
Kelas
Semester
Tahun Pelajaran
No
.

: Siti Rochmi Auliyah, S.Pd


: SMA Kartika Wijaya Surabaya
: Bahasa Inggris
: Teks Functional Pendek
: X-2
: 2 (Genap)
: 2015 2016

Aspek Yang Diamati


PERSIAPAN
a. Persiapan ruang kelas, media
pembelajaran

1
b. Pemeriksaan kesiapan siswa

MEMBUKA PELAJARAN
a. Penyampaian kompetensi yang
akan dicapai dan rencana
kegiatan pembelajaran
2
b. Pemberian Apersepsi

INTI PEMBELAJARAN
a. Penguasaan materi pelajaran
b. Kaitan
materi
dengan
pengetahuan lain yang relevan

Deskripsi Hasil Pengamatan


Sebelum guru memasuki ruang kelas, alat tulis
telah dipersiapkan, seperti spidol dan
penghapus. Ruang kelas sudah dalam keadaan
cukup bersih. Bangku tertata cukup rapih.
Guru memeriksa kehadiran siswa, lalu
memastikan bahwa siswa membawa buku dan
kamus. Sebelumnya, guru telah menginfokan
materi yang akan dibahas pada hari ini,
sehingga untuk memeriksa kesiapan siswa,
guru akan bertanya kepada mereka tentang
kesiapan mereka dengan materi yang akan
dibahas.
Materi yang akan dibahas telah diberitahukan
pada pertemuan sebelumnya, yakni tentang
teks Functional pendek. Guru kemudian
menjelaskan apa saja yang akan dilakukan
dengan materi tersebut.
Guru
memberikan
penjelasan
diawal
pembelajaran bahwa materi teks Functional
Pendek bertujuan untuk member informasi
pendek, sperti greeting, invitation, dll. Setelah
itu, member contoh tentang teks Functional
Pendek, Tanya jawab yang berkaitan materi,
dan menugaskan siswa untuk membuat teks
functional pendek.
Guru menguasai materi dengan baik. Para
siswa juga cukup menguasai materi, namun ada
beberapa siswa yang mengalami kesusahan
dalam menenetukan kosa kata yang tepat untuk
digunakan pada teks functional pendek.
Guru memberikan penjelasan kecil mengenai
kaitan materi teks Functional pendek dengan
pengetahuan lain yang relevan. Contoh dari
pengamatan adalah teks Functional pendek
berkaitan erat dengan bagaimana member
informasi singkat.
8

c. Kaitan materi dengan realitas


kehidupan siswa

d. Kesesuaian
pembelajaran
dengan kompetensi yang akan
dicapai

e. Kesesuaian
pembelajaran
dengan tingkat perkembangan
siswa

f. Kegiatan pembelajaran
berorientasi pada siswa

yang

g. Pengelolaan waktu

h. Penggunaan media dan sumber


belajar

i. Pelibatan

siswa
dalam
penggunaan media dan sumber
belajar
j. Penggunaan bahasa lisan

Hampir sama dengan poin diatas sebelumnya,


bahwa guru memberikan penjelasan dasar
bahwa materi berkaitan dengan realitas
kehidupan, seperti contohnya untuk member
pemberitahuan atau untuk mengundang
seseorang.
Materi yang telah dibahas telah sesuai dengan
kompetensi yang ada dalam kurikulum KTSP,
yang mana guru lebih berperan aktif dalam
pembelajran, guru terlebih dahulu memberi
penjelasan kepada siswa berupa penjelasan dan
contoh-contoh yang berkaitan dengan materi.
Dari hasil pengamatan, pembelajaran cukup
sesuai dengan tingkat perkembangan siswa,
dimana guru juga memberikan tugas yang erat
kaitannya dengan kehidupan nyata, yakni
menyebutkan pengumuman-pengumuman yang
ada dimading, undangan ulang tahun, dll.
sehingga siswa akan lebih mudah mendapat
gambaran tentang materi yang sedang
diajarkan, sehingga mudah untuk memahami
dan berkembang.
SMA Kartika Wijaya Surabaya masih
menggunakan kurikulum KTSP, dimana guru
lebih
berperan
aktif
dalam
proses
pembelajaran, namun dalam mewujudkan
kegiatan pembelajaran yang berorientasi pada
siswa, guru melakukan kegiatan Tanya jawab,
sehingga dapat menumbuhkan sikap siswa
yang lebih aktif saat proses pembelajaran.
Pengelolaan waktu terbilang relatif baik. Guru
memulai dan mengakhiri pembelajaran dengan
tepat waktu sesuai jadwal.
Saat pembelajaran bahasa Inggris di kelas X-2
berlangsung, digunakan media kamus manual
untuk kepentingan pembelajaran. Selain itu,
laptop dan projector digunakan sebagai media
guru untuk mengajar siswa. Sumber belajar
berasal dari buku Lembar Kerja Siswa (LKS)
Selain itu, buku adalah hal yang paling umum,
itu merupakan sumber utama siswa dalam
proses belajar dan mengajar.
Bahasa Inggris dan bahasa Indonesia
digunakan dalam pembelajaran. Yang paling
utama adalah bahasa Inggris, kemudian bahasa
Indonesia
adalah
untuk
memudahkan
pemahaman siswa.
9

k. Penggunaan bahasa tulis

l. Penggunaan bahasa isyarat

m. Pemantauan kemajuan belajar

n. Pelaksanaan evaluasi akhir

o. Pengajuan pertanyaan

p. Pembelajaran reinforcement

PENUTUP PEMBELAJARAN
a. Penyusunan rangkuman dan
simpulan dengan melibatkan
siswa
4

b. Pemberian
pengayaan
tindak lanjut

dan

c. Pemberian informasi pada siswa

untuk pertemuan berikutnya

Bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Guru


akan memberikan penjelasan atau keterangan
menggunakan
bahasa
Indonesia
untuk
memudahkan siswa dalam memahami materi .
Guru sama sekali tidak mengguanakan bahasa
isyarat saat proses pembelajaran berlangsung.
Guru cukup memantau kemajuan belajar para
siswa. Contoh dari pengamatan, guru
berkeliling ke bangku-bangku siswa untuk
memastikan bahwa mereka bisa mengerjakan
tugas yang disuruh oleh guru untuk mengetahui
apakah mereka ada kemajuan belajar atau
tidak.
Pelaksanaan evaluasi akhir dilakukan dengan
mempresentasikan hasil dari teks Functional
pendek yang telah dibuat ke depan kelas.
Pengajuan pertanyaan berasal dari guru dan
siswa. Guru mengajukan pertanyaan ke siswa
yang bertujuan untuk mengetahui pemahaman
siswa mengenai materi, sedangkan siswa dapat
mengajukan pertanyaan apabila masih ada yang
kurang jelas.
Pemberian penguatan yang dilakukan oleh guru
adalah dengan memberikan siswa kesempatan
untuk menjawab pertanyaan dari guru ataupun
siswa lainnya, selain itu juga dengan mereview
kembali materi teks Functional pendek..
Guru mengulang kemballi materi yanng baru
diajarkan dan menarik kesimpulan rangkuman
dari materi sembari mengajak siswa untuk ikut
menyimpulkan.
Pemberian pengayaan dan tindak lanjut
dilakukan dengan pemberian tugas membuat
teks Functional pendek.
Sebelum mengakhiri pembelajaran, guru
memberitahukan kepada siswa materi yang
akan dibahas minggu depan. Sehingga siswa
dapat mempersiapkan diri terlebih dahulu.

Kesimpulan:
Dari pengamatan terhadap kelas X-2 saat pembelajaran bahasa Inggris yang diajar oleh Ibu
Aulia Nirwana Permatana, S.Pd., materi yang disampaikan adalah materi teks Functional
pendek. Guru memiliki pengetahuan mengenai teks Functional pendek dan cukup mampu
mengajarkannya kepada siswa. Dalam proses pembelajaran, guru menerangkan materi
dengan jelas dan memberikan contoh-contoh yang berkaitan dengan materi . Untuk menguji
pemahaman peserta didik, guru mengadakan Tanya jawab berkaitan dengan materi yang telah
diajarkan, setelah itu guru memberikan tugas untuk membuat teks Functional pendek, setelah
10

itu siswa dapat mempresantikan hasil kerjanya didepan kelas. Dalam pembelajaran, sumber
belajar berasal dari buku Lembar Kerja Siswa (LKS). Siswa hanya diperbolehkan
menggunakan kamus manual dan tidak diperbolehkan untuk menggunakan handphone untuk
kepentingan kamus elektronik Setelah mempelajari teks Functional Pendek. Pada akhir
pembelajaran guru mengajak siswa menyimpulkan materi yang telah diajarkan pada hari itu,
lalu memberikan tugas kepada siswa. Tidak hanya itu, guru juga memberitahu materi
pembelajarann untuk pertemuan yang akan datang agar siswa dapat bersiap.

REFLEKSI HASIL PROSES PEMBELAJARAN

No.

Aspek Yang Diamati

Deskripsi Hasil Pengamatan


11

Kekurangan saat persiapan hampir tidak ada. Saat


membuka pelajaran, siswa terlihat kebingungan
untuk menjawab pertanyaan guru give me an
example of functional text? yang seharusnya
dijawab invitation atau greeting card, namun siswa
menjawabnya dengan Skripsi, mam sehingga
kurang relevan. Saat inti pembelajaran, para siswa
kurang dikondisikan. Kebanyakan siswa bersifat
sangat aktif namun sayangnya kurang terkontrol
sehingga menimbulkan kegaduhan. Dalam hal ini
guru kurang mampu mengatur kelas agar tidak
gaduh, namun akhirnya dapat mengkondisikan
kembali. Saat menutup pembelajaran juga sudah
bagus.

Mengidentifikasi kesalahan
dan kekurangan pada masingmasing indikator (persiapan,
membuka, inti dan menutup
pelajaran)
proses
pembelajaran yang dilakukan
oleh guru

Dari pengamatan yang telah dilakukan, proses


pembelajaran mulai dari awal persiapan hingga
penutup berlangsung dengan cukup baik. Guru
Menganalisis
hasil menjelaskan materi dan juga memberikan contoh
pengamatan pada masing- teks Functional pendek sehingga siswa mempunyai
masing
indikator
proses gambaran bagaimana bentuk dari teks Functional
pembelajaran
pendek dan bagaiman isi dari Functional pendek
tersebut. Secara keseluruhan, proses pembelajaran
berjalan cukup baik.

Dari pengamatan yang telah dilakukan, dapat


disimpulkan bahwa guru menggunakan teori
Mengaitkan hasil analisis pembelajaran berfokus pada guru (teachers-centered
dengan teori pembelajaran
learning, guru menjelaskan dan member gambaran
serta contoh-contoh yang berkaitan dengan materi,
sehingga siswa dapat memahami materi.
Hampir di seluruh sekolah, guru-guru dengan mata
pelajaran yang sama sering melakukan diskusi
mengenai pengajaran mereka, guna mencapai
mufakat, sehingga siswa akan menerima materi yang
Mendiskusikan dengan guru
sama rata walaupun guru bahasa Inggris mereka
kelas dan pembimbing
berbeda. Begitu halnya dengan di SMA Kartika
Wijaya Surabaya, guru-guru mata pelajaran yang
sama sering melakukan diskusi mengenai bidang
mata pelajaran mereka.
Menyimpulkan
Kesimpulan dari hasil pengamatan proses
pembelajaran di SMA Kartika Wijaya Surabaya
adalah bahwa secara keseluruhan, proses
pembelajaran telah berjalan dengan baik, namun
terkadang yang menjadi kendala adalah perilaku
menyimpang siswa seperti membuat kegaduhan
dikelas yang kurang bisa dikendalikan oleh guru.
12

Namun, pada akhirnya guru memberikan peringatan


satu-dua kali dan jika masih ramai, guru
memerintahkan siswa tersebut untuk pindah ke
bangku depan sehingga kelas ddapat dikembali
tenang meski harus butuh waktu yang cukup lama.
Di pengamatan yang telah dilakukan, guru
menggunakan konsep teachers-centered learning,
dimana guru lebih berperan aktif dalam proses
pengajaran.

Dalam hal ini guru sebaiknya segera mengambil


tindakan tegas kepada siswa yang membuat
Memberikan solusi perbaikan
kegaduhan selama proses pembelajaran, sehingga
berdasar kajian teori
tidak mengganggu konsentrasi siswa lainnya dan
proses belajar dan mengajar akan berjalan lebih baik.

13

Anda mungkin juga menyukai