Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN PRAKTIK PRAKTIKUM A

DI KUA KECAMATAN PADANG BATUNG

Anggota Kelompok :

MUHAMMAD NAFI
RADI
MUAMMAR KADAFI

STAI DARUL ULUM KANDANGAN


PROGRAM STUDI AL-AHWAL AL-SYAKHSIYAH
JURUSAN SYARIAH
2010M/1431H

1
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktik PRAKTIKUM A, Program Studi Al-Ahwal al-Shakhshiyyah


Jurusan Syariah STAI Darul Ulum Kandangan tahun akademik 2009/2010 di
KUA Kecamatan Padang Batung dari tanggal 19 Juli s/d 22 Juli 2010 yang
disusun oleh kelompok III ini telah dikonsultasikan dan diketahui oleh
Dosen Pembimbing dan Kepala KUA Kecamatan Padang Batung serta
disahkan oleh Ketua STAI Darul Ulum Kandangan:

Hari : Kamis
Tanggal : 31 Juli 2010

Kepala KUA Kandangan, Juli 2010


Kecamatan Padang Batung Dosen Pembimbing

MUHAMMAD RAMADLANI, S.Ag Drs. TAMIMUDARI, MH


NIP.197611052006041008
Mengetahui,
Ketua STAI Darul Ulum Kandangan

Drs. H. TAUFIKURRAHMAN, M.Ag

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul ........................................................................................... i


Halaman Pengesahan ................................................................................ ii
Daftar Isi .................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Eksistensi Kegiatan Praktik Praktikum A Bagi Mahasiswa Jurusan
Syari’ah STAI Darul Ulum Kandangan ........................................ 1
B. Standar dan Kompetensi Dasar Kegiatan Praktik Praktikum A... 1

BAB II PROFIL KANTOR URUSAN AGAMA


A. Visi dan Misi Serta Program Kantor Urusan Agama Sarana-
Prasarana Kantor Urusan Agama .............................................. 2
B. Sumber Daya Manusia Kantor Urusan Agama........................... 2
C. Sarana-Prasarana Kantor Urusan Agama................................... 7
D. Peluang, Tantangan dan Hambatan Kantor Urusan Agama....... 7

BAB III PELAKSANAAN PRAKTIK PRAKTIKUM A


A. Administrasi Pernikahan............................................................ 9
B. Pelaksanaan Nikah Di KUA Kecamatan Padang Batung............. 15

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................ 24
B. Saran-saran................................................................................ 24

LAMPIRAN

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Eksistensi PPL Praktikum A bagi Mahasiswa Jurusan Syari’ah STAI


Darul Ulum Kandangan
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Praktikum A adalah program

pengajaran yang bersifat visual, observasi, auditif, dan simulative guna

melatih mahasiswa untuk memperoleh pengalaman nyata dalam praktik

serta pemahaman dan penguasaan yang dilakukan di KUA.

PPL ini bersifat wajib bagi semua mahasiswa program S1 Jurusan

Syari’ah STAI Darul Ulum Kandangan karena merupakan program intra-

kurikuler Jurusan Syariah Prodi Al-Ahwalu al-Syakhisyyah STAI Darul Ulum

Kandangan untuk mencapai kompetensi dalam bidang penguasaan konsep

dan teori tentang Praktikum A, serta memiliki sikap positif tentang

pentingnya pelaksanaan Praktikum A berdasarkan Syari’at Islam dan

mampu menerapkan secara terampil tentang tata cara pelaksanaan

Praktikum A.

B. Standar dan kompetensi dasar kegiatan praktik Praktikum A

1. Untuk meningkatkan penguasaan pengetahuan dan keterampilan

mahasiswa STAI Darul Ulum Kandangan Jurusan Syariah dalam

bidang Munakahat yaitu tentang Nikah, Talak, Cerai dan rujuk.

4
2. Untuk mengetahui berapa pentingnya pelaksanaan Munakahat yang

sesuai hukum islam dan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

3. Agar mahasiswa peserta PPL mampu menguasai dan terampil

melaksanakan administrasi tentang pelaksanaan Nikah melalui

belajar dan praktik langsung di KUA.

4. Agar mahasiswa peserta PPL mampu menguasai dan terampil

tentang pelaksanaan Nikah melalui belajar dan praktik langsung,

baik di KUA maupun di masyarakat.

5
BAB II

PROFIL KANTOR URUSAN AGAMA (KUA)


KECAMATAN PADANG BATUNG

A. Visi dan Misi serta program KUA Kecamatan Padang Batung

1. Visi KUA Kecamatan Padang Batung

Seluruh keluarga muslim Indonesia bahagia dan sejahtera baik cara


materiil maupun spiritual yang mampu memahami, mengamalkan dan
menghayati nilai keimanan, ketaqwaan dan aklaqul karimah dalam
kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara.

2. Misi KUA Kecamatan Padang Batung

Meningkatkan pelayanan prima dalam pencatatan pernikahan,


pengembangan keluarga sakinah, pembinaan produk halal, ibadah
social dan kemitraan umat Islam.

3. Program kerja KUA :

 Pemeriksaan administrasi NR
 Mensosialisasikan UU No. 1 Tahun 1974
 Pembinaan kemasjidan
 Persertifikatan Tanah wakaf
 Pembinaan ibadah sosial
 Peningkatan lintas sektoral
 Peningkatan lembaga BP4
 Pembudayaan baca tulis Al-Qur’an
 Membuat keindahan kantor
 Pengadaan monografi (membuat data-data KUA Kecamatan)
 Penerimaan/penyetoran RN
 Penerimaan/pencatatan putusan TC
 Penerimaan/penyetoran dana LPTQ
 Pelaksanaan manasik Haji

6
B. Sumber Daya KUA Kecamatan Padang Batung1

1. Kepala KUA dari Periode Ke Periode

1. H. Sa’dudin : 1968-1969
2. Xxxx : ---
3. Xxxx : ----
4. Drs. Sayuti HD : 1987-1989
5. Supian Kurdi : 1989-1990
6. Xxxx : 1990-1993
7. H.M. Riduan, BA : 1993-1997
8. Drs. Anwar Musada : 1997-1999
9. M. Yusuf : 1999-2008
10. Xxxx : 2008-2009
11. Muhammad Ramadlani, S.Ag : 2009-sekarang

2. Profil Pegawai KUA Kecamatan Padang Batung

1. Muhammad Ramadlani, S.Ag, NIP. 19761105 200605 1 008;


Kandangan, 05 November 1976; Penata Muda (III/a) Kepala KUA.
2. Ida Royani, S. Th.I; NIP. 150411640; Mawangi, 04 Juni 1978; Penata
Muda (III/a), Pelaksana.
3. Hj. Ainun Sa’diah; NIP. 150274171; Longawang, 01 Mei 1969;
Pengatur Muda Tk.I (II/d); Pelaksana.
4. Yani; NIP. 150385171; Tulung Agung, 20 Agustus 1962; Pengatur
Muda (II/a); Pelaksana.
5. Abdul Hamid, S.H.I.; NIP. 19561008 199303 1 001; Padang Batung,
08 Oktober 1956; Penata Muda (III/a); PAI.
6. Siti Patimah, S.Ag; NIP. 150411612; Kandangan, 28 Oktober 2009;
Penata Muda (III/a); PAI.
7. Ferrianti Rusmita; honorer
8. Taufik Rahman; honorer
9. Muhlis Rahmani; honorer

1
KMA RI No.298 Tahun 2003 Bab 1 huruf C

7
10. Haris Fadilah, S.H.I; honorer
11. Khairuddin; honorer

3. Struktur Organisasi KUA Padang BAtung

1. Kepala : Muhammad Ramadlani, S.Ag


2. Kepenghuluan : Hj. Ainun Sa’diah
3. Binwin/Bendahara : Ida Royani, S.Th.I
4. Doktik/Zawibsos : Yani
5. PAI : Abdul Hamid, S.H.I dan
Siti Patimah, S.Ag
6. PPPN :
a. Desa Jembatan Merah : Abdurrahman
b. Malutu : Abdul Hadi
c. Batu Bini : Ahmad Humaidi
d. Kaliring : Ja’far Siddiq
e. Pahampangan : Zainal Abidin
f. Pandulangan : Nor Alamsyah
g. Durian Rabung : Drs. M. Yusuf Syuaib
h. Tabihi : Ramlianoor
i. Jambu Hulu : Su’aidi, BA
j. Mawangi : H.M. Helmi

4. PPN, Wakil PPN dan P3N

Pegawai pencatatan Nikah (PPN) adalah pegawai negeri sipil yang

diangkat Menteri Agama berdasarkan Undang-Undang 22 Tahun1946

tentang pencatatan nikah, talak, dan rujuk pada tiap-tiap KUA kecamatan.

Sejak berlakunya Undang-Undang Nomor 7 tahun 1989 tentang

peradilan Agama, maka PPN hanya mengawasi nikah dan menerima

8
pemberitahuan rujuk saja. PPN tidak memberikan PPN tidak memberikan

kutipan buku pendaftaran talak dan kutipan buku pendaftaran cerai

kepada pihak-pihak yang bersangkutan karena proses cerai talak dan cerai

gugat di selesaikan di depan sidang Pengadilan Agama dan sekaligus

Pengadilan Agama mengeluarkan Akta Cerai Gugat bagi yang

bersangkutan.

Kepegawaian dalam KUA dikepalai oleh seorang kepala KUA yaitu

sesuai dengan pasal 1 huruf e KMA No.289 Tahun 2003. Kepala PPN adalah

seksi dan ruang lingkup tugasnya melingkupi tugas kepenghuluan pada

jantor Kementrian Agama Kabupaten/Kota. Adapun kewajiban kepala PPN

adalah melakukan pengawasan atas pelaksanaan tugas pegawai pencatat

Nikah dalam melaksanakan tugasnya, PPN di Bantu oleh:

1. Wakil Pegawai Pencatat Nikah (Wakil PPN)

Wakil PPN adalah pegawai negeri yang di tunjuk oleh kepala kantor

Wilayah Kementrian Agama sebagai wakil pegawai pencatat nikah untuk

membantu kelancaran pelayanan kepada masyarakat dalam melakukan

pengawasan Nikah dan Rujuk. Di KUA Padang Batung tidak ada wakil PPN.

2. Pembantu Pegawai Pencatat Nikah (P3N)

P3N adalah pembantu PPN, biasanya diangkat dari tokoh agama

Islam di desa yang di tunjuk dan di perhentikan oleh kepala bidang Urusan

9
Agama Islam / bidang Urusan Agama Islam dan penyelenggara Haji/Bidang

BIMAS Islam dan penyelenggara Haji atas nama Kepala Kantor Wilayah

Kementrian Agama Propinsi berdasarkan Kapala seksi Urusan Agama Islam

/ seksi Urusan Agama Islam dan penyelenggaraan Haji/ seksi BIMAS dan

penyelenggaraan Haji/ seksi Bimbingan Masyarakat dan kependidikan

Agama Islam atas nama kepala kantor Kementrian Agama Kabupaten /

Kota setelah mendengar pendapat Bupati/Wali Kota kepala daerah

setempat.

Lingkup kerja bagi P3N di KUA Kecamatan Padang Batung sesuai

dengan KMA RI No 298 Tahun 2003 Pasal 4, memiliki tugas pokok,

diantaranya sebagai berikut:

1. Pembantu PPN diluar Jawa atas nama pegawai pencatat Nikah,

mengawasi Nikah dan menerima pemberitahuan Rujuk yang dilakukan

menurut peradilan agama Islam di wilayahnya.

2. Pembantu PPN di Jawa, membantu mengantarkan anggota masyarakat

yang hendak menikah ke Kantor Urusan Agama di wilayah dan

mendampinginya dalam pemerikasan dan rujuk.

3. Pembantu PPN di samping melaksanakan tugas membina ibadah,

melayani pelaksanaan ibadah social lainnya dan melaksanakan

10
pembinaan kehidupan beragama untuk masyarakat Islam diwilayahnya,

termasuk membantu.

Badan kesejahteraan Masjid (BKM) Pembinaan Agama Islam

(P2A),Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ) dan Badan

Penasehat, Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4) jadi P3N di

Kecamatan Padang Batung memiliki dua tugas pokok,seteleh menimbang

dan memutuskan dari KMA RI No : 298 Tahun 2003 Pasal 4, sebagai

berikut:

a. Membantu pelayanan Nikah dan Rujuk

b. Melakukan pembinaan kehidupan beragama islam di desa.

3. Bendahara khusus yaitu semua PPN / kepala KUA

Bendahara khusus/penerima adalah bendaharawan yang

berkewajiban menerima dan menyetorkan secepatnya uang biaya

pencataan serta bertanggung jawab atas pengurusan keuangan tersebut.

4. Tenaga Honorer

Kondisi sumber daya KUA Kecamatan Padang Batung dari tahun

2010 mengalami kemajuan baik dari jumlahnya maupun kualitasnya,

11
terdiri dari 6 (enam) orang PNS, 5 orang pegawai honorer, cukup untuk

memenuhi kebutuhan masyarakat 17 desa.

12
Daftar Pegawai KUA Kecamatan Padang Batung
Kantor Kementrian Agama Kabupaten Hulu Sungai Selatan
Tahun 2009/2010

NO NAMA/NIP Gol/Ruang TTL JABATAN


1 MUHAMMAD RAMADLANI, S.Ag Kandangan, 05 Kepala KUA
Penata Muda III/a
NIP. 19761105 200604 1 008 November 1976
2 IDA ROYANI, S. TH.I Mawangi, 04 Juni Pelaksana
Penata Muda
NIP. 150411640 1978;
(III/a)
3 HJ. AINUN SA’DIAH Longawang, 01 Pelaksana
Pengatur Muda
NIP. 150274171 Mei 1969;
Tk.I (II/d)
4 YANI Tulung Agung, 20 Pelaksana
Pengatur Muda
NIP. 150385171 Agustus 1962;
(II/a)
5 ABDUL HAMID, S.H.I. Padang Batung, Penyuluh
Penata Muda
NIP. 19561008 199303 1 001 08 Oktober 1956; Agama Islam
(III/a)
6 SITI PATIMAH, S.AG Kandangan, 28 Penyuluh
Penata Muda
NIP. 150411612 Oktober 2009; Agama Islam
(III/a)
7 Ferrianti Rusmita Honorer

8 Taufik Rahman Honorer

9 Muhlis Rahmani Honorer

10 Haris Fadilah, S.H.I Honorer

11 Khairuddin Honorer

Di KUA Kecamatan Padang Batung tidak ada fungsional penghulu,


jadi selama proses pernikahan fungsi-fungsi penghulu di lakukan oleh
kepala KUA dan sejumlah PPN di KUA Kecamatan Padang Batung. PPN
yang membantu kepala KUA Padang Batung dalam proses pernikahan bisa
dilihat dalam table di bawah ini:

13
Daftar nama-nama P3N Se-Kecamatan Padang Batung
Beserta alamat tugas

No Alamat Tugas / Desa Nama

1 Padang Batung -

2 Karang Jawa -

3 Karang Jawa Muka -

4 Tabihi Ramlianoor

5 Pandulangan Nor Alamsyah

6 Madang -

7 Kaliring Ja’far Siddiq

8 Jembatan Merah Abdurrahman

9 Jambu Hulu Su’aidi, BA

10 Pahampangan Zainal Abidin

11 Batu Bini Ahmad Humaidi

12 Batu Laki -

13 Mawangi H.M. Helmi

14 Jalatang -

15 Durian Rabung Drs. M. Yusuf Syuaib

16 Malutu Abdul Hadi

17 Malilingin -

C. Sarana Prasarana KUA Kecamatan Padang Batung

14
a. Tanah :
1. Luas : 104 m2
2. Status : milik Pemda
3. Dokumen : Sertifikat
b. Gedung
1. Luas : 100 m2
2. Status : Milik sendiri
3. Dokumen : Surat keterangan lain
4. Kondisi : Cukup (perlu direhab)
c. Peralatan kantor yang dimiliki :
1. Mesin ketik : 1 unit
2. Brangkas : -
3. Komputer : 1 unit
4. Telepon/fax : 1 unit
5. Meja/kursi tamu : 1 Set
6. Meja kerja : 9 buah
7. Kursi kerja : 17 buah
8. Lemari kerja : 3 buah
9. Papan nama kantor : 5 buah
10. Papan informsi : 1 buah
11. Gambar Presiden & wakil : 1 buah
12. Lambang Depag & burung Garuda : 1 buah

D. Peluang, tantangan dan hambatan KUA Kecamatan Padang Batung


1. Peluang
Dengan wilayah yang luas lingkup kerjanya,maka dapat memberikan
pengetahuan tentang tata cara munakahat yang benar,baik menurut

15
Hukum Islam maupun Negara. Selain itu dapat mensukseskan dari Visi dan
Misi KUA Kecamatan Padang Batung.
2. Sosialisasi Undang-Undang Perkawinan
Keberadaan KUA ini dapat memberikan informasi kepada
masyarakat tentang hal-hal yang berhubungan dengan ketentuan-
ketentuan yang telah di tetapkan melalui UU No.1 Tahun 1974 dan
Kompilasi Hukum Islam,sehingga masyarakat tahu akan dampak positif
atau negatife antara perkawinan tang dilaksanakan sesuai prosedur hukum
dengan perkawinan yang tidak sesuai dengan prosedur hokum.

3. Penyuluhan Keluarga Sakinah


Faktor-Faktor yang kemungkinan mendukung perkembangan KUA
Kecamatan Padang Batung.
a. Jumlah pegawai yang memadai
b. SDM yang cukup berkualitas
c. Sarana dan Prasarana yang akan segera dibenahi
4. Tantangan
Kasus yang sering terjadi di KUA adalah pemalsuan data identitas
Karena jejaka/duda. Pemaksuan atau kesalahan mengenai wali nikah dan
kurang fahamnya masyarakat mengenai Kompilasi Hukum Islam. Jadi
pegawai KUA harus teliti dan kritis pada waktu pemeriksaan nikah
berlangsung. Oleh sebab itu pegawai maupun petugas KUA harus benar-
benar jeli dalam membedakan nama yang asli dan nama yang palsu. Ada
juga yang penyusun lihat, dan saksikan adanya calon mempelai yang
sebenarnya masih di bawah umur. Namun izin dispensasi nikahnya hanya
sebatas dari camat. Ini adalah akibat dari tafsir permintaan dispensasi bisa
ajukan kepada Pengadilan atau pejabat lain, yang ditunjuk oleh kedua

16
orang tua pihak pria maupun pihak wanita. Dan lebih sering terjadi bahwa
anak yang dibawah umur tersebut diturunkan angka tahun kelahirannya
sehingga bisa memenuhi umur minimal yang dibolehkan nikah.2
5. Hambatan
Pada kegiatan pengadaan sarana dan prasarana computer,terdapat
hambatan karena factor belum adanya dana yang tersedia. Kinerja BP.4
dan LPTQ masih kurang fungsional dan kolektif karena kurangnya
pendanaan dari KUA. Selain itu faktor dari kebiasaan masyarakat dalam
pelaksanaan pernikahan tidak sesuai dengan prosedur, sehingga pihak KUA
merasa kesulitan untuk kelancaran prosesnya.
Pada kegiatan pengadaan modal juga mengalami hambatan karena
belum ada dana bantuan modal untuk keluarga sakinah. Pemecahan atau
solusinya adalah dengan memberikan motifasi kepada keluarga sakinah
untuk berswadaya.

2
Lihat pasal 7 UU Nomor 1 Tahun 1974.

17
BAB III
PELAKSANAAN PPL DI KUA KECAMATAN WIRADESA

A. Administrasi Nikah
1. Proses pelayanan Pencatatan Nikah
a. Kekantor Desa Atau Kelurahan untuk mendapatkan :
1) Surat ketarangan untuk nikah (model N1)
2) Surat keterangan asal-usul (model N2)
3) Surat keterangan orang tua (model N4)
4) Surat keterangan imunisasi TT ke puskesmas
b. Ke puskesmas untuk :
1) Imunisasi TT1 bagi calon pengantin wanita.
2) Imunisasi TT2 dapat di peroleh di mana saja dengan
menunjukkan kartu atau bukti imunisasi TT.
c. Ke Kantor Urusan Agama untuk :
1) Memberitahukan kehendak nikah
2) Pemeriksaan nikah3
3) Membayar biaya pencatatan nikah di BRI /BNI 46 atau di
kantor POS sebesar Rp.30.000,- dengan menggunakan surat
setoran bukan pajak (SSBP)
4) Pengumuman kehendak nikah.
5) Mengikuti penataran calon pengantin dan penasehatan oleh
BP.4 dalam masa 10 hari sebelum akad nikah.
6) Pencatatan nikah.
3
Menurut pasal 6 ayat (1) PP Nomor 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan UU Nomor 1
Tahun 1974, dinyatakan bahwa Pegawai Pencatat yang menerima pemberitahuan kehendak
melangsungkan perkawinan, harus meneliti syarat-syarat perkawinan, termasuk meneliti: Kutipan
Akta Kelahiran, nama, agama/kepercayaan, pekerjaan, alamat, izin tertulis/izin pengadilan bagi
seorang mempelai yang belum mencapai umur 21 tahun; dan surat-surat yang terkait tentang
keabsahan pernikahan baik secara agama maupun formil kenegaraan.

18
2. Pelaksanaan Nikah, untuk:
a. Upacara akad nikah di laksanakan di balai nikah (KUA )
kecamatan.
b. Biaya Nikah dan Rujuk Berdasarkan :
 Peraturan Pemerintahan No. 51 Tahun 2000, menyebutkan
bahwa biaya pencatatan nikah di KUA Kecamatan Padang
Batung sebesar Rp.30.000; dengan di berikan tanda terima (NRI).
 KMA RI No.298 Tahun 1990 pasal 4 ayat 4 tentang pencatan
nikah, yang berkepentingan membayar pula:
a. Honorarium pembantu PPN
b. Biaya transport PPN / pembantu PPN apabila pernikahan di
laksanakan di luar KUA/Balai Nikah.
Honorarium dan biaya transport tersebut ditetapkan oleh kepala
kantor wilayah Kementrian Agama atas usul Kepala bidang Urusan agama
Islam/bidang BIMAS Islam dengan persetujuan Gubernur kepala daerah
setempat.
Biaya Nikah dan rujuk terhitung sejak tahun 2008 sebagai berikut :
a. Nikah di balai Nikah sebesar Rp.30.000,- sesuai dengan PP No.
51 Tahun 2001 terhitung sejak tahun 2008 menghentikan
pungutan biaya yang tidak sesuai dengan PP No.51 Tahun
2000,PP No.47 Tahun 2004.Yang dahulu ada pungutan untuk
LPTQ,BAZIS,BP4 sekarang tidak diupayakan lagi.
b. Di luar balai Nikah sebesar Rp.80.000,- dengan perincian :
- Poin I sebesar Rp.30.000,-
- Ongkos jalan PPN/wakil PPN menghadiri akad nikah
RP.25.000,-

19
- Ongkos jalan PPN/wakil PPN yang memeriksa calon
pengantin. Rp.25.000,-
Mengenai biaya pelaksanaan Nikah di luar balai nikah/Kantor
KUA,hal ini ketentuannya sesuai dengan kesepakatan antara PPN dengan
pihak yang bersangkutan.Oleh sebab itu biaya pernikahan di luar balai
nikah itu bersifat kondisional dan elastis (dapat berubah).
3. Formulir Nikah
Menurut keputusan Agama Nomor 298 ada 16 formulir pencatatan
nikah yang dapat dikategorikan menjadi tiga jenis :
a. Formulir pokok
Yaitu formulir yang secara langsung menjadi tanggung jawab dan
dikerjakan pengisiannya oleh PPN,antara lain :
1) Akta Nikah (model N)
2) Kutipan akta Nikah (model NA)
3) Daftar pemeriksaan (model NB)
4) Pengumuman kehendak Nikah (model Nikah)
Pengisian formulir tersebut dimulai dari NB,NC Kemudian model
N,dan yang terakhir model NA.
b. Formulir pelengkap
Yaitu formulir yang merupakan kelengkapan dari pelaksanaan
pernikahan dan disiapkan sebelum pelaksanaan pernikahan.Sebagian
besar formulir tersebut pengisiannya dilakukan oleh Kepal Desa,yaitu :
1) Surat keterangan untuk Nikah (model N)4
2) Surat keterangan asal-usul (model N2)
3) Surat persetujuan mempelai (model N3)
4) Surat keterangan tentang orang tua (model N4)

4
Lihat Lampiran-lampiran.

20
5) Surat izin orang tua (model N5)
6) Surat keterangan kematian Suami/istri (model N6)
7) Pemberitahuan kehendak menikah (model N7)
8) Pemberitahuan adanya halangan/kekurangan syarat (model
N8)
9) Penolakan pernikahan (model N9)
c. Formulir Mutasi
Yaitu formulir yang dipergunakan untuk memberitahukan
perubahan status seseorang,kepada PPN/Pengadilan Agama yang
sebelumnya telah mencatat perceraiannya,yaitu:
1) Pemberitahuan menikah (model ND)
2) Pemberitahuan Poligami (model NE)

PROSEDUR NIKAH

CALON PENGANTIN KANTOR DESA

PUSKESMAS

KUA/BP.4

Keterangan :

21
1. Datang ke kantor Desa/kelurahan5 untuk mendapatkan surat-surat
diantaranya, yaitu :
 Surat keterangan untuk Nikah (model N1)
 Surat keterangan asal-usul (model N2)
 Surat persetujuan mempelai (model N3)
 Surat keterangan tentang orangtua (model N4)
 Surat izin orangtua (model N5)
Bagi calon pengantin yang belum berumur 21 Tahun.
 Surat keterangan kematian suami/istri (model N6)
Bagi yang duda/janda ditinggal suami.
 Pemberitahuan kehendak Nikah (model N7)
2. Ke KUA6. Syarat-syarat yang harus dibawa adalah :
 Surat-surat yang telah didapatkan di kantor Desa
 Surat Dispensasi PA bagi calon suami yang belum berusia 19
Tahun,bagi istri yang belum berusia 16 Tahun
 Kutipan buku Nikah pendaftaran Talak atau cerai bagi janda atau
duda
 Izin Pengadilan Agama bagi yang akan dipoligami
 Dispensasi dari kecamatan bagi pernikahan yang akan dilaksanakan
kurang dari sepuluh hari kerja sejak pengumuman kehendak Nikah.
3. Ke BP.4 untuk mendapatkan bimbingan seputar perkawinan,tapi
dikarenakan KUA Kecamatan Padang Batung belum mempunyai
gedung khusus untuk BP.4 maka untuk membimbing langsung mereka
dapat di KUA.
4. Pemeriksaan Nikah7
5
KMA RI No.298 Tahun 2003 Bab III Pasal 5
6
KMA RI No.298 Tahun 2003
7
KMA RI No.298 Tahun 2003

22
Pemeriksaan terhadap calon suami,calon istri dan wali nikah
Sebaiknya dilakukan secara bersama-sama tetapi tidak ada halangan
jika dilakukan sendiri-sendiri. Bahkan dalam keadaan yang
meragukan,perlu dilakukan pemeriksaan sendiri-sendiri.Pemeriksaan
dianggap selasai jika ketiga-tiganya selesai diperiksa secara benar.
Apabila pemeriksaan calon suami,calon istri dan wali nikah itu
terpaksa dilakukan pada hari-hari yang berlainan,maka kecuali
pemeriksaan pada hari pertama,di bawah kolom tanda tangan yang
diperiksa ditulis tanggal dan hari pemeriksaan.
a. Pernikahan diawasi oleh PPN
1. Pemeriksaan ditulis di kolom daftar pemeriksaan nikah (model
NB)
2. Masing-masing calon suami,calon istri dan wali nikah mengisi
ruang II,III dan IV dalam daftar pemeriksaan nikah dan ruang
lainnya diisi oleh PPN.
3. Dibaca dan perlu diterjemahkan ke dalam bahasa yang
dimengerti oleh yang bersangkutan.
4. Setelah dibaca kemudian ditanda tangani oleh yang diperiksa
atau dengan cap jari dengan ibu jari tangan kiri.
5. Untuk tertibnya administrasi dan memudahkan ingatan, PPN
membuat buku yang diberi nama “Cara pemeriksaan Nikah”.
6. Pada ujung model NB sebelah kiri atas diberi nomor yang sama
dengan nomor urut buku di atas dan kode Desa serta tahun.
Contoh : 16/7/1991 angka 16 adalah angka urut pemeriksaan
dalam tahun itu,angka 7 adalah kode Desa tempat
dilangsungkan pernikahan,dan 1991 adalah tahun pelaksanaan
pemeriksaan.

23
7. PPN mengumumkan kehendak nikah.
b. Nikah diawasi oleh oleh pembantu PPN (di luar jawa dan Madura)
1. Pemeriksaan ditulis dalam daftar pemeriksaan Nikah (model N1)
rangkap dua.
2. Masing-masing calon suami, calon istri,dan wali nikah nikah
mengisi ruang II,III dan IV dalam daftar pemeriksaan nikah dan
ruang lainnya diisi oleh pembantu PPN.
3. Dibaca dan perlu diterjemahkan ke dalam bahasa yang
dimengerti oleh yang bersangkutan.
4. Setelah dibaca kemudian kedua lembar model NB di atas
ditanda tangani oleh yang diperiksa dan pembantu PPN yang
memeriksa.Jika tidak bisa membubuhkan tanda tangan dapat
diganti dengan cap ibu jari tangan kiri.
5. Untuk tertibnya administrasi dan memudahkan ingatan,
pembantu PPN mencatat dalam buku yang diberi kolom sebagai
berikut:

Hari/tgl Nomor
Pihak
No.urut Tanggal ketentuan Biaya akta nikah keterangan
akad nikah KUA kec.
suami istri
1 2 3 4 5 6 7 8

6. Pada ujung model NB sebelah kiri atas diberi nomor yang sama
dengan nomor buku di atas.
7. Pembantu PPN mengumumkan kehendak Nikah.

24
8. Surat-surat yang diperlukan dikumpulkan menjadi satu bendel
dengan model NB dan disimpan dalam sebuah map.
9. Setelah lewat masa pengumuman dan akad nikah telah
dilangsungkan,maka nikah itu dicatat dalam halaman model
NB.Kemudian dibaca di hadapan suami,istri,wali dan saksi-
saksi,selanjutnya ditanda tangani.Tanda tangan itu dibubuhkan
pada kedua lembar model NB di atas.
10. Selambat-lambatnya 15 hari setelah akad nikah satu lembar
model NB yang dilampiri surat-surat yang perlu dikirimkan
kepada PPN yang bersangkutan serta biayanya.
11. PPN yang menerima model NB dari pembantu PPN memeriksa
dengan teliti,kemudian mencatat dalam akta nikah dan
menandatangani.Kemudian PPN membuat kutipan akta nikah
selanjutnya diberikan kepada pembantu PPN agar disampaikan
kepada suami/istri.

B. Pelaksanaan Nikah Di KUA atau di Desa Kecamatan Padang Batung


 Sebelum pelaksanaan nikah,hendaknya calon pengantin terlebih
dahulu mengetahui rukun nikah yang telah disyariatkan oleh
agama,yaitu :
 Adanya calon mempelai laki-laki
 Adanya calon mempelai perempuan
 Adanya wali nikah dari pihak perempuan
 Adanya saksi, minimal dua orang dengan syarat jujur dan adil
 Shighot (ijab Qobul)
 Pernikahan dilaksanakan setelah hari ke sepuluh sejak
pengumuman kehendak pernikahan oleh PPN. Pengecualian jika

25
ada surat dispensasi waktu dari camat,maka pelaksanaan nikah
dapat dipercepat.
 Hal-hal yang dilaksanakan pada saat akad nikah adalah sebagai
berikut :
a. Akad nikah dilangsungkan di bawah pengawasan/di hadapan
PPN. Setelah nikah dilangsungkan,nikah dicatat dalam akta nikah
rangkap dua (model N).
b. Jika nikah dilaksanakan di luar balai nikah,maka nikah itu dicatat
pada halaman 4 model NB dan ditanda tangani oleh
suami,istri,wali nikah dan saksi-saksi serta PPN yang
mengawasinya.Kemudian segera dicatat dalam akta nikah
(model N),dan ditanda tangani hanya oleh PPN atau wakil PPN.
c. Akta nikah dibaca dan kalau perlu diterjemahkan ke dalam
bahasa yang dapat dimengerti oleh yang bersangkutan dan
saksi-saksi.Kemudian ditanda tangani oleh suami,istri,wali
nikah,saksi-saksi serta PPN atau wakil PPN.
d. PPN membuat kutipan akta nikah (model NA) rangkap
dua,dengan kode dan nomor yang sama.Nomor tersebut
(.../.../.../)menunjukkan nomor urut dalam tahun,bulan,angka
romawi bulan dan angka tahun.
e. Kutipan akta nikah diberikan kepada suami dan istri.
f. Nomor di tengah pada model NB (Daftar pemeriksaan nikah)
diberi nomor yang sama dengan nomor akta nikah.
g. Akta nikah dan kutipan akta nikah harus ditanda tangani oleh
PPN. Dalam hal ini wakil PPN yang melakukan pemeriksaan dan
menghadiri akad nikah di luar balai nikah.Wakil PPN hanya

26
menandatangani daftar pemeriksaan nikah dan pada kolom 5
dan 6 menendatangani akta nikah pada kolom 6.
h. PPN berkewajiban mengirimkan akta nikah kepada pengadilan
Agama yang mewilayahinya,apabila folio terakhir pada buku
akta nikah telah selesai dikerjakan.
i. Jika mempelai adalah seorang duda/janda karena cerai talak
atau cerai gugat,maka PPN memberitahukan kepada pengadilan
agama yang mengeluarkan akta cerai bahwa duda/janda
tersebut telah menikah dengan menggunakan formulir model
ND rangkap dua.
Setelah pemberitahuan nikah tersebut diterima, Pengadilan Agama
kemudian mengirim kembali lembar II kepada PPN setelah membubuhkan
stempel dan tanda tangan penerima.Selanjutnya PPN menyimpan bersama
berkas Daftar Pemeriksaan Nikah (model NB).
Setelah pemberitahuan nikah tersebut diterima,Pengadilan Agama
mengirim kembali lembar II kepada PPN setelah membubuhkan stempel
dan tanda tangan penerima.Selanjutnya PPN menyimpan bersama berkas
Daftar Pemeriksaan Nikah (model NB).
Dalam hal perceraian itu terjadi sebelum berlakunya Undang-
undang Nomor 7 Tahun 1989 tantang Pengadilan Agama:
1. PPN membuat catatan pinggir (catatan lain-lain) pada buku
pendaftaran Talak atau cerai terdahulu bahwa orang
tersebut telah menikah dengan menyebutkan
tempat,tanggal,dan nomor kutipan akta Nikah serta ditanda
tangani dan dibubuhi tanggal oleh PPN.
2. Dalam hal perceraiannya didaftar di tempat lain,PPN
memberitahukan kepada PPN yang mendaftar perceraian

27
tersebut,bahwa duda/janda tersebut telah menikah,dengan
menggunakan formulir model ND rangkap dua.PPN penerima
pengetahuan mencatat hal tersebut dalam catatan lain pada
Buku Pendaftaran Talak atau cerai sebagaimana pada angka
1.Kemudian mengembalikan lembar II model ND setelah
dibubuhi stempel dan tanda tangan penerima.Selanjutnya
PPN mengirim pemberitahuan setelah menerima
kembali,menyimpan model ND lembar II tersebut bersama
berkas Daftar Pemeriksaan Nikah (model NB).
BAGAN POSISI PERNIKAHAN DI KUA (BALAI NIKAH)
KECAMATAN PADANG BATUNG

5
1
4 4

2 2
4 4
3

4 4

4 4 4 4 4 4 4

Keterangan :
I : PPN/Pembantu PPN
II : Saksi
III : Calon Mempelai Laki-laki

28
IV : Hadirin
V : Wali Nikah

Pernikahan dapat dibatalkan apabila setelah berlangsung akad


nikah diketahui adanya larangan menurut hukum ataupun peraturan
perundang-undangan tentang perkawinan.
Pembatalan pernikahan dilakukan oleh Pengadilan Agama dalam
daerah hukum tempat pernikahan dilangsungkan atau tempat tinggal
suami istri.Yang dapat mengajukan pembatalan pernikahan yaitu:
a. Garis keturunan lurus ke atas dari suami atau istri
b. Suami atau istri
c. Pejabat yang berwenang hanya selama perkawinan belum diputuskan
d. Pejabat yang ditunjuk berdasarkan peraturan perundang-undangan
menurut Undang-undang No. 1 Tahun1974 pasal 16 ayat 2.

C. Wali Hakim
Yang dimaksud wali hakim adalah orang yang diangkat oleh
pemerintah untuk bertindak sebagai wali dalam suatu pernikahan.Adapun
sebab-sebab terjadinya wali hakim adalah sebagai berikut :
1. Tidak mempunyai wali nasab sama sekali
2. Walinya mafqud,artinya tidak tentu keberadaannya
3. Wali sendiri yang akan menjadi mempelai pria,sedang wali yang
sederajat dengan dia tidak ada
4. Walinya sedang sakit ayan
5. Walinya dicabut haknya oleh negara
6. Walinya tawaaro (bersembunyi)
7. Walinya udzur

29
8. Walinya adlal artinya tidak bersedia atau menolak untuk menikahkan.

Dalam keadaan sebagaimana tersebut di atas maka hakimlah yang


menjadi wali dalam pernikahan, kecuali apabila wali nasabnya telah
mewakilkan kepada orang lain untuk bertindak sebagai wali, maka orang
yang lain yang mewakilkan itulah yang berhak menjadi wali berdasarkan
peraturan Menteri Agama No. 2 Tahun 1987 yang ditunjuk oleh menteri
Agama sebagai wali hakim adalah Kantor Urusan Agama Kecamatan.
Adapun prosedur wali hakim adalah sebagai berikut :
a. Calon pengantin mengajukan permohonan ke PA dalam wilayahnya
b. Kemudian PA memeriksa calon pengantin dan wali adlal
c. Kemudian menetapkan adlalnya wali dengan cara singkat atas
permohonan calon pengantin.
Seorang wali hakim itu diusahakan menguasai hukum-hukum
munakahat,sehingga tidak semua orang bisa menjadi wali hakim.
Pernikahan dengan menggunakan wali hakim harus diperiksa secara
teliti sebelum mereka dinikahkan,agar kelak di kemudian hari tidak terjadi
pembatalan pernikahan karena walinya salah.

D.

30
D. Pelaksanaan AKAD NIKAH (Riil) di KUA Padang Batung
Selama kami melaksanakan praktikum A dari tanggal 19 s/d 23 Juli,
telah terjadi 7 kali proses pernikahan, yakni:
1. Senin 19 Juli 2010
- 3 di Balai Nikah KUA Padang Batung
- 1 di tempat penganten (desa Malilingin)
2. Kamis, 22 Juli 2010
- 1 di Balai Nikah KUA Padang Batung (jam 9.45 wita).
3. Jumat, 23 Juli 2010
- 2 di Balai Nikah KUA Padang Batung

Dari ketujuh prosesi akad nikah tersebut, prosesinya kurang lebih


sama, sebagai berikut:

1. Para pihak masuk ke dalam ruang nikah KUA


2. PPN atau P3N masuk dan menempati tempat yang telah disediakan
3. Wali dari penganten perempuan berhadapan dengan Kepala KUA
untuk di “syahadatkan, di istighfarkan, di lauha kan dan
disholawatkan.”8
4. ***bila wali mewakilkan*** pada saat itu diucapkan bahwa wali
mewakilkan haknya sebagai wali kepada kepala KUA untuk
menikahkan anaknya yang bernama X dengan seorang laki-laki
yang bernama Y, dengan mahar Z.9
5. Setelah selesai, saksi disuruh mendekat di kanan kiri kepala
KUA/Pengantin Laki-laki.
6. Membaca al-Fatihah bersama-sama, disyahadatkan, diistighfarkan,
dilauhakan, disholawatkan.10
7. Khutbah nikah dengan bahasa Arab oleh Kepala KUA/PPN/P3N.

8
Menurut Kepala KUA Padang Batung, hal tersebut ditujukan agar, keadaan wali nikah
perempuan tersebut terhindar dari keadaan yang diperselisihkan. Dimana seorang wali nikah
harus orang yang adil. Untuk mensiasati hal tersebut maka dibimbing untuk bertaubat agar wali
nikah tersebut menjadi adil, karena telah bertobat baik dari dosa yang kecil maupun yang besar.
9
Kebanyakan orang tua/wali nikah calon mempelai perempuan lebih memilih
mewakilkan kepada PPN atau P3N untuk menikahkan anaknya.
10
Penjelasan yang sama terhadap keadaan saksi yang harus adil, yang sulit mendapatkan
criteria adil saat ini. Sehingga hal tersebut dianggap mencukupi untuk fikihnya.

31
8. Dilanjutkan dengan bahasa di Indonesia tapi tidak lengkap, sedikit
atau dimaksudkan sebagai nasehat.
9. Menalqin: (mensyahadatkan, mengistighfarkan, mehaulakan
mensholawatkan) mempelai laki-laki.
10. Menikahkan: (bismillah ala millati rasulillah, zawajtuka, …. Aku
nikahkan engkau dengan …..binti …… yang walinya mewakilkan
kepadaku, dengan mahar ……)
11. ****sandat*** disuruh mengulang…karena tidak ingat binti …***11
12. Memandu sighat taklik talak
13. Tanda tangan berita acara pernikahan oleh PPN/P3N, mempelai,
dan saksi.
14. Doa
15. Selesai.

E. Rujuk
1. Pengertian Rujuk
Rujuk adalah seorang suami istri kambali dengan satu ikatan
sebelum waktu iddah selesai. Menurut istilah para ulama, rujuk adalah
menarik kembali wanita yang di talak dan di pertahankan
perkawinannya. Dalam rujuk tidak membutuhkan wali, maskawin
seperti hal nya dalam pernikahan. Dasar hukumnya surat al baqoroh
ayat 228 “Dan suami-suaminya berhak merujukinya dalam masa
menanti itu, jika mereka (para suami) itu menghendaki islah”.

11
Ketika penulis bertanya tentang permasalahan ini, kepala KUA Padang Batung
menjelaskan bahwa karena sebagian besar masyarakat menganggap bahwa keabsahan ijab Kabul
adalah bila Kabul pihak mempelai laki-laki bersamaan dengan hentakan tangan PPN/P3N. bila
terlambat sedikit saja atau sendat mengucapkannya, maka dianggap tidak sah. Dan PPN/P3N
membiarkannya selama tidak menyulitkan mempelai, bila hal demikian terjadi berkali-kali,
barulah PPN memberitahukan persoalan fikih tentang ijab Kabul tersebut, dimana waktu adalah
tidak harus tepat dengan hentakan tangan PPN/P3N, boleh ada selang waktu namun tidak lama.
(menurut Kepala KUA Padang Batung, sekedar membaca tasbih).

32
2. Prosedur Rujuk
a. Ke kantor Desa,guna mendapatkan surat keterangan untuk
rujuk (model R.1)
b. Ke KUA,dengan membawa Surat keterangan untuk rujuk dari
kepala Desa dan Akta cerai/talak dari PA.Surat-surat
tersebut digunakan untuk :
- Pemberitahuan rujuk
- Pemeriksaan rujuk
- Mengucapkan rujuk
- pencatatan rujuk
- Membayar biaya pencatatan rujuk
- Memperoleh kutipan buku pencatatan rujuk
Setelah selesai kemudian ke BP-4 untuk mendapat nasehat,lalu ke
KUA lagi agar di beri kutipan pendaftaran rujuk untuk di bawa ke PA agar
dapat di minta kembali buku nikahnya.
c. Ke Pengadilan Agama
Pada saat ke PA mempelai membawa kutipan buku pencatatan
rujuk, untuk :
- Menyerahkan kutipan buku pencatatan rujuk
- PA menyeahkan kembali kutipan akta nikah yang di beri
catatan oleh PA.
Surat-surat tersebut digunakan untuk pelaksanaan dan administrasi
rujuk.Orang yang akan rujuk, harus datang besama istrinya ke PPN atau
pembantu PPN yang mewilayai tempattinggal istri, dengan membawa dan
menyerahkan: surat keterangan untuk rujuk dari kepala desanya (model
R.1) Akta cerai talak yang diterima dari PA.

33
Sebelum rujuk dicatat,di periksa lebih dahulu:
- Apakah suami yang akan merujuk itu memenuhi syarat-syarat rujuk.
- Apakah rujuk yang akan di lakukan itu masih ada dalam iddah talak
raj’i.
- Apakah istri yang akan di rujuk itu bekas istrinya
- Apakah ada persetujuan bekas istrinya.
Setelah itu suami mengucapkan rujuknya dan masing-masing yang
bersangkutan beserta saksi-saksi menandatangani buku pencatat ujuk.
Setelah rujuk itu di laksanakan, PPN menasehati suami istri tentang
hokum-hukum dan kewajiban mereka yang berhubungan dengan rujuk.
Dalam hal rujuk dilakukan di hadapan PPN, Daftar rujuk di buat
rangkap dua di isi dan di tanda tangani oleh masing-masing yang
besangkutan serta saksi-saksi, Sehelai di kirim kepada PPN di daerahnya
(selambat-lambatnya 15 hari), disertai surat-surat keterangan yang di
perlukan untuk dicatat dalam buku pendaftaran rujuk, yang lain di simpan.
PPN membuat suat-surat keterangan (SK) terjadinya rujuk dan
mengirimkan kepada PA di tempat belangsungnya talak yang
bersangkutan. Suami dan istri masing-masing di beri kutipan buku
pendaftaan rujuk, suami astri atau kuasanya, dengan membawa buku
pendaftaran rujuk, dating ke PA, tempat berlangsungnya talak dahulu,
untuk mengurus/mengambil kutipan akta nikah masing-masing yang
bersangkutan setelah di beri catatan oleh PA dalam ruang yang tersedia
pada kutipan akta nikah tersebut bahwa yang besangkutan telah rujuk.

34
3. Administrasi Rujuk
a. Biaya Rujuk
Biaya pencatatan rujuk sama dengan biaya pencatatan nikah, itu
berdasarkan peraturan pemerintah No: 51 tahun 2001 menyebutkan
bahwa biaya pencatatan rujuk di KUA kecamatan sebesar Rp. 30.000,-.
Selanjutnya kepada yang bersangkutan di beri tanda terima (model NR1)
Sementara itu berdasarkan pasal 4 ayat (4) Keputusan menteri
Agama No 298 Tahun 2003 yang bersangkutan membayar pula honorium
pembantu PPN yang besarnya ditetapkan oleh kepala kantor wilayah
Kementrian Agama provinsi dengan persetujuan terlebih dahulu dari
gubernur kepala daerah setempat.
b. Membayar biaya pencatatan
- Biaya pencatatan Rujuk di bayar langsung oleh yang
bersangkutan (suami-istri) kepada bendaharawan khusus/
kepala KUA kecamatan/ PPN yang mencatat peristiwa rujuk,
sebelum rujuk dilaksanakan. Selanjutnya biaya tersebut di
setorkan ke kas Negara, adapun Honorarium pembantu PPN
diserahkan langsung oleh yang bersangkutan kepada pembantu
PPN.
- Biaya pencatatan rujuk yang pemeriksaan dan pencatatannya
dilakukan oleh pembantu PPN dibayar oleh yang bersangkutan
(suami-istri) melalui pembantu PPN sebelum rujuk di
laksanakan,diserahkan kepada bendaharawan khusus kepala
KUA kecamatan PPN yang mewilayahinya.
c. Pembukuan, Penyimpanan dan penyetoran
Biaya pencatatan rujuk yang diterima oleh bendaharawan khusus
dicatat dalam buku kas Tabelaris yang sudah disediakan, sebelum

35
disetorkan, semua biaya pencatatan rujuk harus disimpan dalam brangkas
(peti besi) menurut ketentuan yang berlaku.
Uang biaya pencatatan tersebut segera disetorkan dengan
menggunakan daftar peristiwa dan penyetoran biaya nikah dan rujuk
(model NR2) dan giro untuk masing-masing setoran.
d. Fomulir Rujuk
Dalam keputusan Menteri agama No 298 Tahun 2003 ada tujuh
formulir rujuk yang dikatagorikan menjadi tiga jenis,yaitu formulir pokok,
fomulir pelengkap, dan formulir mutasi.
1. Fomulir Pokok yaitu formulir yang secara langsung menjadi
tanggung jawab dan di kerjakan pengisiannya oleh PPN yang tediri
dari :
- Buku pencatatan Rujuk (model )
- Kutipan buku pencatatan rujuk (model RA)
- Daftar pemeriksaan Rujuk (model RB)
2. Formulir pelengkap yaitu formulir yang merupakan pelengkap dari
pelaksanaan rujuk dan disiapkan sebelum pelaksanaan rujuk, yaitu
surat keterangan rujuk dari balai desa/Lurah yang mewilayahi
tempat tinggal masing-masing (model R1)
3. Formulir mutasi, yaitu formulir yang dipergunakan untuk
memberitahukan perubahan status seseorang kepada PA dan PPN
yang sebelumnya telah mencatat talak dan nikahnya/ rujuknya
(model RC dan model RD)

36
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari penjelasan dalam laporan ini kami ambil beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
a. KUA adalah kantor yang bertugas melaksanakan sebagai tugas
Kementrian Agama Kabupaten atau kota di bidang urusan agama
islam dalam wilayah kecamatan dan dikepalai oleh seorang kepala
PPN.
b. Dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh seorang wakil PPN, P3N
dan staf lainnya.
c. Melaksanakan nikah dan rujuk, mengurus dan membina masjid,
Zakat, Wakaf, Baitul maal dan ibadah sosial, kependudukan dan
membina kesejahteraan keluarga.

B. Saran-saran
Demikianlah laporan praktikum A ini kami buat. Semoga dapat
memberikan manfaat bagi kita semua. Penyusun berharap agar
pembaca kritis dan aktif untuk mendalami atau mengetahui fungsi KUA,
poses administrasi dan tatacara daalam pelaksnaan nikah.
Akhirnya kami mohon maaf apabila ada kekurangan ataupun
kekeliruan dalam laporan ini. Oleh karena itu kritik dan saran yang
bersifat membangun laporan ini sangat kami perlukan.

37

Anda mungkin juga menyukai