c
Abses kulit juga bisa terjadi setelah suatu luka ringan, cedera atau sebagai komplikasi
dari folikulitis atau bisul. Abses kulit bisa timbul di setiap bagian tubuh dan menyerang
berbagai usia.
Ada tiga penyebab utama terjadinya abses yaitu adanya benda asing yang diikuti bakteri
pyogenic. (Stapilokokkus Spp, Escerika Coli, ɴ Hemolytik Streptokokkus Spp,
Pseudomonas, Mycobakteria, Pasteurella multocida, Corino bacteria, Achinomicetes)
dan juga bakteri yang bersifat obligat an aerob (Bakteriodes spp, Clostridium,
Peptostreptokokkus, Fasobakterium).
Abses kulit bisa menyumbat dan mengganggu fungsi jaringan di bawahnya. Infeksi bisa
menyebar, baik secara lokal maupun sistemik. Penyebaran infeksi melalui aliran darah
bisa menyebabkan komplikasi yang berat.
Anti mikrobia efektif untuk mencegah infeksi sekunder. Anti biotik spectrum luas
digunakan untuk membunuh bakteri yang bersifat aerob maupun anaerob, misalnya
amoxicillin, clindamycin, trimetropim/sulfadiazine, untuk kucing menggunakan
doxycyclin. ). Irigasi dengan penstrep (campuran penicillin dan streptomicyn) pada
penanganan awal sudah tepat karena S. aureus merupakan bakteri gram + sehingga
akan mati dengan antibiotic golongan penisilin. Drain dibuat dengan tujuan
mengeluarkan cairan abses yang senantiasa diproduksi bakteri, selain itu mempermudah
untuk memasukkan obat (iodine) dan mencegah pertautan jaringan dengan segera
sebelum abses kering atau sembuh secara sempurna.
Setelah terapi dengan pembedahan dan pemberian obat, pasien senantiasa dipantau,
jika kondisinya sudah membaik, drain perlu dilepas agar tidak terjadi peradangan.
Tindakan pencegahan sangat diperlukan misalnya pasien dijaga agar tidak bertarung
atau terkena trauma lain.