Anda di halaman 1dari 2

c   

 c 

Abses adalah terjadinya pengumpulan eksudat purulen yang terjebak di dalam


rongga di bawah kulit. Kejadian abses bermula dari trauma yang diikuti masuknya
bakteri. Ketika bakteri/benda asing berada dalam jaringan, terbentuklah eksudat
kemudian terakumulasi, jika tidak segera diekskresikan atau di absorbsi tubuh, maka
akan memicu terbentuknya kapsul fibrous yang juga sering diikuti rupturnya jaringan.
Penanganan yang tertunda akan memicu terbentuknya jaringan ikat pada dinding abses,
jika hal ini terjadi maka ruang abses harus diisi dengan jaringan pengganti.

Abses kulit juga bisa terjadi setelah suatu luka ringan, cedera atau sebagai komplikasi
dari folikulitis atau bisul. Abses kulit bisa timbul di setiap bagian tubuh dan menyerang
berbagai usia.

Ada tiga penyebab utama terjadinya abses yaitu adanya benda asing yang diikuti bakteri
pyogenic. (Stapilokokkus Spp, Escerika Coli, ɴ Hemolytik Streptokokkus Spp,
Pseudomonas, Mycobakteria, Pasteurella multocida, Corino bacteria, Achinomicetes)
dan juga bakteri yang bersifat obligat an aerob (Bakteriodes spp, Clostridium,
Peptostreptokokkus, Fasobakterium).

Abses kulit bisa menyumbat dan mengganggu fungsi jaringan di bawahnya. Infeksi bisa
menyebar, baik secara lokal maupun sistemik. Penyebaran infeksi melalui aliran darah
bisa menyebabkan komplikasi yang berat.

Diagnosa ditegakkan dengan anamnesa, apakah ada trauma/infeksi sebelumnya yang


secara cepat menunjukkan rasa sakit diikuti adanya eksudat tetapi tidak bias
dikeluarkan. Pada pemeriksaan fisik senantiasa ditemukan luka terbuka atau tertutup,
organ/jaringan terinfeksi, massa eksudat, keradangan, abses superficial dengan ukuran
berfariasi, rasa sakit dan bila dipalpasi akan terasa fluktuaktif. Untuk membantu
menentukan penyebabnya, bisa dilakukan pembiakan atau pemeriksaan cairan yang
berasal dari luka di kulit.

Dokter bisa mengobati abses dengan menyayatnya dan mengeluarkan nanahnya.


Sebelum penyayatan dilakukan, diberikan obat bius lokal (misalnya procain atau
lidocain). Setalah semua nanah dibuang, luka dicuci dengan larutan garam. Kadang
kantong abses yang sudah dikeringkan ditutup dengan kasa dan dibuka 24-48 jam.
Kompres hangat bisa membantu mempercepat penyembuhan serta mengurangi
peradangan dan pembengkakan.
Penanganan abses tergantung dari lokasi. Untuk abses yang disebabkan karena sengatan
diperlukan rawat inap. Prinsip penanganannya adalah mengeluarkan eksudat, termasuk
mengeluarkan benda-benda asing dari rongga abses. Eksudat dikeluarkan dengan jalan
dibuat drainage. Saat rawat jalan tetap dilakukan pengeluaran eksudat dengan
mengeluarkan lewat drain. Kompres hangat sangat membantu proses penyembuhan.
Jika diperlukan, dipasang Ellizabeth Collar untuk menjaga agar drain tidak lepas. Pada
kondisi parah, bisa saja dilakukan fluid therapy.

Anti mikrobia efektif untuk mencegah infeksi sekunder. Anti biotik spectrum luas
digunakan untuk membunuh bakteri yang bersifat aerob maupun anaerob, misalnya
amoxicillin, clindamycin, trimetropim/sulfadiazine, untuk kucing menggunakan
doxycyclin. ). Irigasi dengan penstrep (campuran penicillin dan streptomicyn) pada
penanganan awal sudah tepat karena S. aureus merupakan bakteri gram + sehingga
akan mati dengan antibiotic golongan penisilin. Drain dibuat dengan tujuan
mengeluarkan cairan abses yang senantiasa diproduksi bakteri, selain itu mempermudah
untuk memasukkan obat (iodine) dan mencegah pertautan jaringan dengan segera
sebelum abses kering atau sembuh secara sempurna.

Setelah terapi dengan pembedahan dan pemberian obat, pasien senantiasa dipantau,
jika kondisinya sudah membaik, drain perlu dilepas agar tidak terjadi peradangan.
Tindakan pencegahan sangat diperlukan misalnya pasien dijaga agar tidak bertarung
atau terkena trauma lain.

Anda mungkin juga menyukai