Anda di halaman 1dari 3

Diagnosis Banding Pada Kandidiasis Vulvovaginalis Abstrak Kandidiasis vulvovaginalis atau kandidosis vulvovaginalis termasuk dalam kandidiasis mukokutan

yang menginfeksi vagina dan atau vulva oleh genus Candida. Sebagian besar penyebab KVV adalah Candida albicans, sedangkan penyebab yang lainnya dari jenis Candida glabrata (torulopsis glabrata). Keluhan yang paling sering pada KVV adalah rasa gatal pada daerah vulva dan adanya duh tubuh. Sifat duh tubuh bervariasi dari yang cair seperti air sampai tebal dan homogen dengan bercak seperti keju. Kadang-kadang sekret tampak seperti susu yang disertai gumpalan-gumpalan putih sehingga tampak seperti susu basi/pecah dan tidak berbau. Diagnosis banding dari Kandidiasis vulvovaginalis yaitu Vaginosis bakteri dan Trikhoomoniasis vaginalis. Ketiga peyebab vaginitis tersebut memiliki gejala klinis yang hampir sama, tetapi berbeda pada hasil pemeriksaan Kata Kunci : kandidiasis vulvovaginalis, Trikhomoniasis vaginalis, Vaginosis bakteri Isi Seorang wanita usia 42 tahun datang ke Poliklinik Kulit dan Kelamin dengan keluhan gatal dan perih pada daerah kemaluan sejak 6 bulan yang lalu. Pasien juga mengeluhkan adanya keputihan sudah semenjak satu tahun yang lalu. Keputihan berwarna jernih, tidak bau dan bila digaruk tampak adanya serbuk putih seperti tepung. Rasa nyeri dirasakan ketika berkemih. Penderita mengidap penyakit DM yang diketahui sejak 1,5 tahun yll. Penderita telah berobat ke dokter kandungan tetapi keputihan dan gejala belum berkurang. Dari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum baik, dan Compos Mentis, serta gizi cukup. Vital sign dengan tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 96x/menit,, respirasi 24 x/menit, suhu afebris. Pemeriksaan status dermatologis didapatkan UKK: adanya bercak-bercak putih seperti tepung diatas mukosa yang hiperemia dengan peradangan dan erosi multiple pada labium minora, vagina dan vulva. Hasil Pemeriksaan sekret vagina : ditemukan jamur dalam bentuk pseudohifa, ditemukan bakteri batang gram negatif, ditemukan sel epitel gepeng 4-5/LP OIL Diagnosis Kandidiasis Vulvovagina Terapi Terapi pada penderita meliputi pengobatan kausatif seperti obat anti jamur golongan azole yaitu ketokonazole 200 mg 2x1 selama 5 hari dan pengobatan simtomatik seperti obat antihistamin 2x1 selama 5 hari yaitu untuk mengurangi gatal. Diskusi Diagnosis klinis KVV dibuat berdasarkan keluhan penderita, pemeriksaan klinis, pemeriksaan laboratorium berupa pemeriksaan mikroskopik sediaan basah maupun gram dan pemeriksaan biakan jamur,

selain itu juga pemeriksaan pH cairan vagina. Diagnosis banding dari Kandidiasis vulvovaginalis yaitu Vaginosis bakterial dan Trikhoomoniasis vaginalis. Ketiga peyebab vaginitis tersebut memiliki gejala klinis yang hampir sama, tetapi berbeda pada hasil pemeriksaan. Tabel. Gambaran khas pada vaginitis
Kondisi Kandidiasis Tanda dan Gejala Penemuan pada pemeriksaan Sekret yang meningkat Sekret kental, seperti (putih,kental) susu pecah(curdy) Pruritus Disuria Rasa panas Secret yang meningkat Sekret encer, (putih,encer) berwarna abu-abu Bau yang menyengat keputihan dan homogen kadang berbusa Sekret yang meningkat (kuning,berbusa) Bau menyengat (malodorous) Pruritus ,Disuria Kadang akan tampak sebagai granulasi berwarna merah dan dikenal sebagai strawberry appereance Sekret kuning, berbusa dengan atau tanpa eritem pada vagina atua serviks. pH <4.5 Pseudohifa atau spora >4.5 Clue cells (>20%) Pergantian flora vagina Bau amin setelah penambahan KOH pada sediaan basah Sediaan basah

Vaginosis bacterial

Trikhomoniasis

>4.5 Trikhomonad motil

Pada kasus ini diagnosis dari pasien adalah Kandidiasis Vulvovaginalis berdasarkan hasil dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Penderita mengeluh gatal dan perih pada daerah kemaluan. bila digaruk tampak adanya serbuk putih seperti tepung. Pemeriksaan Sekret vagina ditemukan jamur dalam bentuk pseudohifa. Kesimpulan Diagnosis banding dari Kandidiasis vulvovaginalis yaitu Vaginosis bakteri dan Trikhoomoniasis vaginalis. Ketiga peyebab vaginitis tersebut memiliki gejala klinis yang hampir sama, tetapi berbeda pada hasil pemeriksaan. Referensi 1. Djuanda, Adhi. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 5. FK UI. Jakarta

2. Ella M de Leon, Scott J Jacober, Jack D Sobel, Betsy Foxman.2002. Prevalence and risk factors for vaginal Candida colonization in women with type 1 and type 2 diabetes. BMC Infectious Diseases. http://www.biomedcentral.com/1471-2334/2/1. 3. Linda O. Eckert.2006. Acute Vulvovaginitis. The New England Journal of medicine.p355:1244-52. http://www.nejm.org/doi/pdf/10.1056/NEJMcp053720 4. Sobel JD, Faro S, Force WR, Foxman B, Ledger WJ, Nyirjesy PR, et al. Vulvovaginal Candidiasis : Epidemiologic, Diagnostic, and Therapeutic Considerations. Am J Obstet Gynecol 1999;178:203-211 5. The CDC 2006 Guidelines For The Treatment Of Sexually Tramsmitted Diseases :Diseases Characterized by Vaginal Discharge. Diakses http://www.cdc.gov/std/treatment/2006/vaginal-discharge.htm Penulis Almarissa Ajeng Prameshwara, Program Pendidikan Profesi Dokter. Bagian Ilmu Dermatologi dan Venerologi. RSUD Djojonegoro, Kab.Temanggung, Jawa tengah

Anda mungkin juga menyukai