Pendidikan Anti-Korupsi
Untuk Perguruan Tinggi
1 1
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI
07
DELIK KORUPSI DALAM RUMUSAN UNDANG-UNDANG
Never let corruptors unpunished
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI
Bab
3/8/2013
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI
Kompetensi Dasar
1. Mahasiswa memahami sejarah pemberantasan Tindak Pidana Korupsi; 2. Mahasiswa memahami alasan dan latar belakang perubahan peraturan perundang-undangan Tindak Pidana Korupsi dan peraturan perundang-undangan lain yang terkait; 3. Mahasiswa mengetahui Tindak Pidana Korupsi dalam peraturan perundang-undangan; 4. Mahasiswa mampu menjelaskan bentuk-bentuk perbuatan korupsi yang dilarang.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI
POKOK BAHASAN Tindak Pidana Korupsi dalam Peraturan Perundang-undangan di Indonesia SUB POKOK BAHASAN
1. 2. Sejarah Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi; Latar Belakang Lahirnya Delik Korupsi dalam Perundang-undangan Korupsi; Delik Korupsi menurut Undangundang Nomor 31 tahun 1999 juncto Undang-undang Nomor 20 tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi; Gratifikasi.
3
3.
4.
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI
3/8/2013
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI
6.
7. 8.
9.
Undang-Undang No.28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme Undang-Undang No.31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Undang-undang No. 20 tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-undang No. 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Undang-undang No. 30 tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
Delik Korupsi Dalam Rumusan Undang-Undang 6
3/8/2013
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI
Pengesahan United Nation Convention Against Corruption (UNCAC) 2003 11. Peraturan Pemerintah No. 71 tahun 2000 tentang Peranserta Masyarakat dan Pemberian Penghargaan dalam Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi 12. Instruksi Presiden No. 5 tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI
3/8/2013
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI
Pegawai Negeri adalah setiap warga negara Republik Indonesia yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri, atau diserahi tugas negara lainnya, dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI
10
10
3/8/2013
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI
11
11
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI
12
12
3/8/2013
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI
13
13
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI
1. 2. 3. 4.
14
14
3/8/2013
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI
15
15
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI
16
16
3/8/2013
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI
17
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI
Delik Korupsi dalam Rumusan Undang-undang Pasal 13: Setiap orang Memberi hadiah/janji Kepada pegawai negeri Dengan mengingat kekuasaan/ wewenang yang melekat pada jabatan/kedudukannya, atau oleh pemberi hadiah/janji dianggap melekat pada jabatan/kedudukan tersebut
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI
18
18
3/8/2013
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI
Pasal 15: Setiap orang Yang mencoba/ membantu/ bermufakat jahat untuk melakukan tindak pidana korupsi
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI
19
19
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI
20
20
10
3/8/2013
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI
21
21
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI
22
22
11
3/8/2013
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI
23
23
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI
24
24
12
3/8/2013
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI
2.
25
25
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI
26
26
13
3/8/2013
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI
27
27
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI
ayat (1) huruf b Barangsiapa memberi atau menjanjikan sesuatu kepada seorang, yang menurut ketentuan undang-undang ditentukan menjadi advokat untuk menghadiri suatu sidang pengadilan, dengan maksud untuk mempengaruhi nasihat atau pendapat yang akan diberikan berhubung dengan perkara yang diserahkan kepada pengadilan untuk diadili
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI
28
28
14
3/8/2013
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI
29
29
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI
2.
30
15
3/8/2013
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI
31
31
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI
2.
M.A. 13 Desember 1960 No. 50 K/Kr/1960. Undang-undang atau hukum tidak mengenal ketentuan, bahwa apabila seorang pegawai negeri dituduh melakukan kejahatan yang dimaksud oleh Pasal 418 KUHP, maka orang yang memberi kepada pegawai negeri itu harus dituntut lebih dahulu atas kejahatan tersebut di dalam Pasal 209 KUHP
Delik Korupsi Dalam Rumusan Undang-Undang 32
32
16
3/8/2013
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI
33
33
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI
34
34
17
3/8/2013
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI
35
35
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI
36
36
18
3/8/2013
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI
37
37
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI
38
38
19
3/8/2013
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI
39
39
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI
40
40
20
3/8/2013
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI
41
41
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI
42
42
21
3/8/2013
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI
43
43
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI
Gratifikasi
Dasar Pemikiran: Tidak sepantasnya pegawai negeri/pejabat publik menerima pemberian atas pelayanan yang mereka berikan Seseorang tidak berhak meminta dan mendapat sesuatu melebihi haknya sekedar ia melaksanakan tugas sesuai tanggungjawab dan kewajibannya
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI
44
44
22
3/8/2013
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI
Gratifikasi
Gagasan Plato (427 SM 347 SM) Para pelayan bangsa harus memberikan pelayanan mereka tanpa menerima hadiah-hadiah. Mereka yang membangkang, kalau terbukti bersalah, harus dibunuh tanpa upacara
45
45
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI
Gratifikasi
Dasar hukum: Pasal 12 B UU No. 31/1999 jo UU No. 20/2001 Setiap gratifikasi kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara dianggap pemberian suap, apabila berhubungan dengan jabatannya dan yang berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya. Pengertian: adalah pemberian dalam arti luas, meliputi pemberian uang, rabat (diskon), komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas lainnya. (Penjelasan Pasal 12B)
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI
46
46
23
3/8/2013
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI
Gratifikasi
Gratifikasi merupakan setiap penerimaan seseorang dari orang lain yang bukan tergolong ke dalam tindak pidana suap. Gratifikasi kepada pegawai negeri/penyelenggara negara yang berhubungan dengan jabatan atau kedudukannya dianggap suap.
47
47
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI
Gratifikasi
Rumus:
48
48
24
3/8/2013
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI
Gratifikasi
Pembuktian Gratifikasi
1. oleh penerima gratifikasi, apabila nilainya Rp. 10,000,000,00 (sepuluh juta rupiah) atau lebih. 2. oleh penuntut umum, apabila nilainya kurang dari Rp. 10,000,000,00 (sepuluh juta rupiah)
49
49
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI
Gratifikasi
Gratifikasi tidak dianggap sebagai suap apabila penerima menyampaikan laporan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi, selambat-lambatnya 30 hari sejak menerima gratifikasi tersebut
50
50
25
3/8/2013
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI
Tatacara Pelaporan dan Penentuan Status Gratifikasi (Pasal 16 UU No. 31/1999 jo. UU No. 20/2001
1. Laporan ditujukan kepada KPK, dibuat secara tertulis dengan mengisi formulir dan melampirkan dokumen terkait (bila ada). Laporan setidaknya memuat nama serta alamat pemberi dan penerima gratifikasi, jabatan, tempat/waktu/nilai gratifikasi.
2.
51
51
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI
Tatacara Pelaporan dan Penentuan Status Gratifikasi (Pasal 16 UU No. 31/1999 jo. UU No. 20/2001
3. Dalam kurun waktu 30 hari sejak laporan diterima, KPK akan menetapkan status gratifikasi tersebut menjadi milik penerima atau milik negara. Gratifikasi yang menjadi milik negara wajib diserahkan kepada Menteri Keuangan paling lambat 7 (tujuh) hari setelah ditetapkan.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI
52
52
26
3/8/2013
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI
53
53
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI
Selamat datang generasi muda anti-korupsi Indonesia akan lebih baik jika tanpa korupsi
Lomba poster KPK, Karya : Christian Tumpak
54
54
27
3/8/2013
Terimakasih kepada: Institut Teknologi Bandung, Universitas Paramadina, Universitas Indonesia, Universitas Padjadjaran, Universitas Negeri Semarang, UNIKA Soegijapranata, dan KPK, TIRI, ICW
Produksi: Bagian Hukum dan Kepegawaian Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI copyrights dikti 2012
28