BAB 1
PENDAHULUAN
gangguan
sistem
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
a.
b.
c.
d.
: 25-40 tahun
: 40-55 tahun
: 55-65 tahun
: 65 hingga tutup usia.
mengalami
atrofi,
terjadi
pengumpulan
dan
menurunnya
kontraksi
dan
volumenya.
postural
hipotensi,
tekanan
darah
meningkat
kekuaran
otot
pernapasan
(Efendi,
Ferry,
Makhfudli. 2009).
h. Sistem gastrointestinal
Kehilangan gigi, indera pengecapan mengalami penurunan,
esofagus melebar, sensitivitas akan rasa lapar menurun,
produksi asam lambung dan waktu pengosongan lambung
menurun, pristaltik lemah dan biasanya timbul konstipasi,
fungsi absorbsi menurun, hati (liver) semakin mengecil dan
(vesica
urinaria)
melemah,
kapasitasnya
sulit
telinga
menebal,
berkurangnya
elastisitas
akibat
terjadi
terutama
setelah
seseorang
10
11
sehingga
memungkinkan
individu
untuk
antara
kepribadian
dengan
12
13
2) Upaya
preventif,
upaya
pencegahan
terhadap
pengobatan
yang
c.
14
sebagai
keluarnya
urin secara
involunter
yang
Hidayat
(2006),
inkontinensia
urin
merupakan
15
1.
Inkontinen
sia Dorongan
2.
Inkontinen
sia Total
3.
Inkontinen
sia Stress
16
4.
Inkontinen
sia Reflex
5.
Inkontinen
sia
Fungsional
2.2.2
Epidemiologi
Inkontinensia urin merupakan salah satu kondisi umum yang
mengenai setidaknya 14 % wanita berumur di atas 30 tahun. Studi
epidemiologi pun telah dilakukan untuk mengukur besarnya populasi
wanita dengan inkontinensia, dan untuk mendapatkan faktor risiko
spesifik dari para penderita inkontinensia (B, Pribakti, 2011).
Meskipun inkontinensia dianggap merupakan konsekuensi normal
dari proses penuaan dan persalinan, namun banyak faktor predisposisi
lain yang penting. Hubungan antara prolaps genital dan inkontinensia
urine juga perlu diingat, seperti juga perbedaan antara inkontiensi
jaringan dan wanita yang inkonten (B, Pribakti, 2011).
Inkontinensia urin adalah tahap akhir dari banyak proses
patologik, dan penelitian akhir-akhir ini memfokuskan pada dua hal :
diagnosis yang akurat dan penanganan selanjutnya. Acuan dari semua
panelitian ini adalah klasifikasi umum dari disfungsi saluran kemmih
17
dibuat
oleh
penilaian
18
adalah
kondisi
ekstrim
yang
kandung
kemih
inkomplit,
tanpa
terjadinya
bahkan
satu
episode
sangat
retensi
sensitif
urin
terhadap
akut
bisa
19
antibiotika.
Apabila
vaginitis
atau
uretritis
atrofi
20
Merupakan
gejala
paling
umum
pada
perempuan
yang
21
laki-laki,
dan
prevalensi
meningkat
dengan
22
3. Cairan
Kurangnya intake cairan menyebabkan volume darah yang
masuk ke ginjal untuk difiltrasi menjadi berkurang sehingga urine
menjadi berkurang dan lebih pekat (Asmadi, 2008).
4. Hormon Sex
Memburuknya fungsi ovarium yang berhubungan menopause
dimana terjadi penurunan produksi estrogen endogen dan
peningkatan insidensi gejala urin, termasuk disuria, nokturia dan
inkontinensia. Selain itu, infeksi saluran kemih (UTI) menjadi
lebih umum (B, Pribakti, 2011).
5. Temperatur
Seseorang yang demam akan mengalami peningkatan
penguapan cairan tubuh karena meningkatnya aktivitas metabolik.
Hal tersebut menyebabkan tubuh akan kekurangan cairan
sehingga
dampaknya
berpotensi
terjadi
konstipasi
dan
Perry,2006).
Patofisiologi
Pada lanjut usia inkontinensia urin berkaitan erat dengan anatomi
dan fisiologis juga dipengaruhi oleh faktor fungsional, psikologis dan
lingkungan. Pada tingkat yang paling dasar, proses berkemih diatur
23
penghambatan,
akan
merangsang
timbulnya
berkemih.
Penatalaksanaan
1. Non-Farmakologi
Penatalaksanaan
pada
inkontinensia
urin
secara
non
24
farmakologis
tidak
dapat
menyelesaikan
masalah
25
26
2.3.2 Epidemiologi
Sekitar 80% manusia pernah menderita konstipasi dalam
hidupnya dan konstipasi yang berlangsung singkat adalah normal
(ASCRS, 2002). Menurut National Health Interview Survey pada
tahun 1991, konstipasi merupakan keluhan saluran cerna terbanyak
pada usia lanjut. Terjadi peningkatan dengan bertambahnya usia dan
30-40 % orang di atas 65 tahun mengeluhkan konstipasi. Di Inggris
ditemukan 30% penduduk di atas usia 65 tahun merupakan konsumen
yang teratur menggunakan obat pencahar (Corwin, Elizabeth, J, 2009).
2.3.4 Etiologi
Secara patofisiologi, konstipasi umumnna terjadi karena kelainan
pada transit dalam kolon atau pada fungsi anorektal, sebagai akibat
dari gangguan motalitas primer, penurunan kekuatan dan tonus otot,
serta kurangnya aktivitas (Corwin, Elizabeth, J, 2009). Konstipasi
juga dapat disebabkan karena faktor faktor berikut :
1. Obat-obatan: golongan antikolinergik, golongan
golongan
analgetik,
golongan
diuretik,
NSAID,
narkotik,
kalsium
27
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
2.3.6
Patofisiologi
28
akibat
degenerasi
pleksus
myenterikus,
sedangkan
29
usus
dengan
meningkatkan
masa
tinja dan
30
Docusate
sodium
bertindak
sebagaisurfaktan,
dapat
menolong
konstipasi
yang
kronik,
31
protein
atau
elektrolit.
Senna
umumnya
32
masukan
cairan,
usia/kondisi
fisik,kekuatan
33
34
2.5.2
No
Diagnosa
keperawatan
Rencana tindakan
Tujuan
Intervensi
Rasional
35
1.
2.
Inkontinensia
Stres
berhubungan
dengan
kurang
pengetahuan
tentang
latihan dasar
pelvis
Diharapkan
1. Pantau
dan
catat 1. Deteksi
setelah dilakukan
masukan dan haluaran
masalah
tindakan
karakteristik urine kaji
Untuk dapat
keperawatan
kehilangan tonus otot
mengetahui
klien
dapat
karena :
apa penyebab
pegetahui tentang
a. Melahirkan
inkontinensia
latihan
dasar
b. Kegemukan
pelvis
dengan
c. Proses penuaan
kriteria :
2. Minta perwat atau
1.
Mela
bidan untuk latihan 2. Melatih
porkan
lebih efektif
kekuatan
pengurangan
kandung
inkontinensia
3. Ajarkan
untuk
kemih
2.
Mam
mengidentifikasiotot
pu mengukapkan
otot dasar pelvis dan 3. Latihan kegel
penyebab
kekuatan
saat
adalah untuk
inkontinensia dan
melakukan
latihan
menguatkan
alasan
untuk
kegel
dan
perawatan
mempertahank
an tonus otot
pubokogsigeal
yang
menyangga
organ-organ
pelvis.
Inkontinensia
Diharapkan
1. Latih
kelayan 1.
Melatih
refleks
setelah dilakukan
mengoongkan
kelayan untuk
berhubungan
tindakan
kandung kemih
miksi
dengan lesi
keperawatan
2. Lakukan perawatan 2.
Memberik
medula spinalis
klien dapat
kulit dan pakaian
an rasa nyaman
diatas arkus
mencapai
pada Klien
pada kelayan
refleks
penerapan seperti 3. awasi bila ada tanda
ditunjukan oleh
gejala infeksi saluran 3.Infeksi saluran
hal- hal berikut : kemih.
kemih dapat
1. Mengekspresi
memperburuk
kan
keinginan
keadaan klien
untuk mencoba
tehnik
manual
berkemih
2. Proses berkemih
bisa terkontrol
36
3.
4.
5.
Inkontinensia
fungsional
berhubungan
dengan
penurunan
tonus kandung
kemih
Inkontinensia
urgensi
berhubungan
dengan
penurunan
fungsi
persarafan
kandung kemih
Inkontinenia
overflow
berhubungan
dengan
obtruksi pada
kandung kemih
Diharapkan
setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
klien dapat
pegetahuan
tentang faktor
penyebab
penurunan tonus
kandung kemih
dengan kriteria :
1. meminimalkan
atau mengura
ngi episode
inkontinensia
2. mengambarkan
faktor penyebab
inkontinensia
Diharapkan
setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
klien dapat
pegetahui cara
mengoftimalkan
kandung kemih
dengan kriteria :
1.
Klien mampu
mengungkapkan
miksi kalau mau
berkemih
2.
Mengetahi
faktor penyebab
inkontinensia
urgensi
Diharapkan setelah
dilakukan tindakan
keperawatan klien
dapat pegetahui
penyebab obstruksi
kandung kemih,
dengan kriteria :
1.
Klien
mau berkerja
sama dalam
proses
1.
Berikan
1.
Me
keempatan
pada
mberikan
keleyan untuk miksi.
kenyamanan
pada kelayan.
2.
Modifikas
i linkungan tempat 2.
Menjaga
berkemih .
privasi dan
kenyamanan
kelayan.
3. Kolaborasi pemberian 3.
Untuk
obat dengan dokter
merelaksasi
kandung
kemih.
1.
kolaborasi 1.
Unt
pemberian obat dengan
uk merelakasi
dokter
kandung kemih
2.
Ajarkan
kelayan bladder training
3.
2.
Me
latih kelayan
mengembalikan
kontrol miki
Minta
Klien untuk menunda 3.
Ag
waktu ke toilet
ar dapat
menehan miksi
dalam waktu
yang lebih lama
kandung kemih
1. Mengetahui
penyebab
2. Lakukan pembedahan
obstruksi
jika
terjadi
pembesaran prostat.
2. Melancarkan
3. Lakukan
proses
kateterisasi,bila perlu
berkemih
37
pengobatan
4.
2.5.3
Inkontinensia
bisa di atasi
Implementasi
Tahap pelaksanaan merupakan tahap keempat dalam proses keperawatan
Evaluasi
Evaluasi
adalah
tindakan
intelektual
untuk
melengkapi
proses
38
obatan saat ini, dan penggunaan laksatif serta enema adalah penting.
Pasien harus ditanya tentang adanya tekanan rektal atau rasa penuh, nyeri
abdomen, mengejan berlebihan saat defekasi, flatulens, atau diare encer.
Pengkajian objektif mencakup inspeksi feses terhadap warna, bau,
konsistensi, ukuran, bentuk, dan komponen. Abdomen diauskultasi
terhadap adanya bising usus dan karakternya. Distensi abdomen
diperhatikan. Area peritonial diinspeksi terhadap adanya hemoroid, fisura,
dan iritasi kulit.
1. Biodata Pasien
2. Keluhan Utama
3. Kesulitan BAB, mengejan saat BAB, rasa tidak nyaman pada
perut, tidak lampias saat BAB, Feses terasa keras dan kering,
frekuensi BAB berkurang, sering kelelahan saat aktivitas.
4. Riwayat Penyakit Sekarang
5. Tidak suka makan sayuran dan buah, sering menahan BAB, kurang
minum, atau sering merasa cemas
6. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan dibuat untuk mendapatkan informasi
tentang awitan dan durasi konstipasi, pola emliminasi saat ini
dan masa lalu, serta harapan pasien tentang elininasi defekasi.
Informasi gaya hidup harus dikaji, termasuk latihan dan tingkat
aktifitas, pekerjaan, asupan nutrisi dan cairan, serta stress.
Riwayat medis dan bedah masa lalu, terapi obat-obatan saat ini,
dan penggunaan laksatif serta enema adalah penting. Pasien
harus ditanya tentang adanya tekanan rektal atau rasa penuh,
nyeri abdomen, mengejan berlebihan saat defekasi, flatulens,
atau diare encer.
7. Riwayat / Keadaan Psikososial
1. Masalah yang mempengaruhi pasien
2. Persepsi pasien terhadap penyakitnya
39
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Analisa Data
Pengkajian objektif mencakup inspeksi feses terhadap warna, bau,
konsistensi, ukuran, bentuk, dan komponen. Abdomen diauskultasi
terhadap adanya bising usus dan karakternya. Distensi abdomen
diperhatikan. Area peritonial diinspeksi terhadap adanya hemoroid,
40
2.6.5
Rasional
Untuk mengembalikan
keteraturan pola defekasi klien
Untuk memfasilitasi refleks
defekasi
Nutrisi serat tinggi untuk
melancarkan eliminasi fekal
Untuk melunakkan eliminasi
feses
Untuk melunakkan feses
Diagnosa 2: Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d hilangnya nafsu makan
Tujuan: menunjukkan status gizi baik
Kriteria Hasil:
Rasional
Mandiri
Buat perencanaan makan dengan
pasien untuk dimasukkan ke dalam
jadwal makan.
Mandiri
41
tinggi
Kolaborasi
Observasi
Health Edukasi
Rasional
Mandiri
42
Observasi
4.
5.
BAB 3
TINJAUAN KASUS
PENGKAJIAN
1. Data Biografi
Nama
: Ny. Y
Jenis kelamin
: Perempuan
Golongan darah
: A
Pendidikan terakhir
: SD
Agama
: Islam
Status perkawinan
: Janda (Mati)
: 143cm, 51 kg
Alamat
: H. No. 10
: Bp. R (Menantu)
: H. No. 10 / 081-1708-45**
Tgl. Masuk RS
WIB.
43
2. Riwayat Penyakit
a.
44
45
Genogram :
46
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien
: Meninggal
: Satu rumah.
4. Riwayat Pekerjaan
a. Pekerjaan saat ini
: Tidak bekerja
b. Alamat pekerjaan
c. Alat transportasi
d. Pekerjaan sebelumnya
e. Alat transportasi
: 3, Jumlah tongkat : -
47
: Tidak ada
: Tidak ada
6. Riwayat Rekreasi
a. Hobby/minat
: Menjahit
: Tidak ada
7. Sistem Pendukung
a. Perawat/bidan/dokter/fisioterapi : Dokter umum, jaraknya 9 km
b. Rumah sakit
: RS. K, jaraknya 16 km
c. Klinik
: Tidak ada
: Tidak ada
: Sayur
f. Perawatan
dilakukan
sehari-hari
yang
keluarga
Membantu
48
g. Lain-lain
: Tidak ada
8. Deskripsi Kekhususan
a. Kebiasaan ritual : Tidak ada.
b. Yang lainnya
9. Status Kesehatan
a. Status kesehatan umum selama setahun yang lalu :
Klien mengalami penurunan aktivitas, seperti mudah lelah ketika
berjalan terlalu lama. Klien tidak mempunyai penyakit tertentu, hanya
terkadang merasa lelah dan mudah mengantuk.
b. Status kesehatan umum selama 5 tahun yang lalu :
Baik, klien tidak memiliki penyakit mau pun riwayat penyakit tertentu.
c. Keluhan utama :
Kliendatangdengankeluarganyake RS dengankeluhaningin BAK terusmenerusdantidakbisaditahansampaike toilet
d. Pemahaman dan penatalaksanaan masalah kesehatan : Klien dan
keluarga menggunakan pampers untuk menangani masalah pada klien.
e. Obat-obatan
Klien tidak pernah menggunakan obat-obatan medis sebelumnya.
f. Status imunisasi (catat tanggal terbaru)
1) Tetaus, difteri : Tidak pernah imunisasi sebelumnya.
2) Influensa
: Tidak ada.
49
1) Obat-obatan
: Tidak ada.
2) Makanan
: Tidak ada.
(-) Rheumatoid
(-) Asthma
(-) Dimensia
menahan BAK.
b. Bathing
50
Murung
Mudahtersinggung
Isolasi social
Perubahanperan
: Klientampaklemas, dangelisah
Tingkat kesadaran
: Compos mentis.
Tanda-tanda vital
51
i. Perkemihan
Inkontinensia urine, BAK .> 10 kali, Lebihdari 1500-1600 ml dalam
24 jam
j. Sistem endokrin
Penuruhan hormon estrogen.
k. Sistem pengecapan
Penurunan sistem pengecapan, penurunan sensasi terhadap rasa asin.
l. Sistem penciuman
52
Normal.
m. Tactil respon
Normal.
12. Status Kognitif / Afektif / Sosial
1. Short Portable Mental Status Questionnaire (SPMSQ)
BENAR
SALAH
NO
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
Jumlah : 6
Jumlah : 4
Score total
PERTANYAAN
Tgl berapa hari ini?
Hari apa sekarang ini?
Apa nama tempat ini?
Dimana alamat anda?
Berapa umur anda?
Kapan anda lahir?
Siapa presiden Indonesia sekarang?
Siapa presiden Indonesia sebelumya?
Siapa nama ibu anda?
20-3, 10-3, 5-3
: 10
Interpretasi hasil :
Salah 4
: Kerusakan intelektualringan
NO
ASPEK
KOGNITIF
NILAI
MAKS
NILAI
KLIEN
1.
Orientasi
2.
Orientasi
3.
Registrasi
KRITERIA
Menyebutkan dengan benar:
Tahun
Musim
Tanggal
Hari
Bulan
Dimana kita sekarang berada?
Negara Indonesia
Propinsi Jawa Timur
K.
Sebutkan nama 3 objek (oleh
pemeriksa) detik untuk mengatakan
53
4.
Perhatian
dan kalkulasi
5.
Mengingat
6.
Bahasa
Total nilai
I.
23
Menyalin gambar
Normal tidak ada kerusakan kognitif
ANALISA DATA
NO
1. DS :
Klien
Data
mengatakan
Etiologi
Sering berkemih,
ingin urgensi
Masalah
Perubahan pola
eliminansi
54
2.
-
3.
-
3.1.2
Resiko tinggi
infeksi
Kekurangan
volum cairan
PRIORITAS MASALAH
3.1.3 DIAGNOSA
1. Perubahan pola eliminasi berhubungan dengan sering berkemih, urgensi
2. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan pemasangan kateter
3. Kekurangan volum cairan berhubungan dengan intake dan output yang
tidak adekuat
55
56
PROSES KEPERAWATAN
No Dx keperawatan
1. Kekurangan volum
cairan
berhubungan
dengan intake dan
output yang tidak
adekuat
Tujuan
Kriteria hasil
Setelah
dilakukan TTV stabil
intervensi
selama Membrane
mukosa
2x24 jam diharapkan
bibir lembab
Klien
menunjukkan Turgor kulit elastic
hidrasi yang adekuat/ Intake dan output
kekurangan
cairan
seimbang
dapat diatasi
Intervensi
Mandiri :
Dapatkan
riwayat
pasien/orang
terdekat
sehubungan
dengan
lamanya gejala seperti
muntah dan pengeluaran
urine yang berlebihan
Pantau
TTV,
catat
adanya perubahan TD
warna
kulit
dan
kelembaban-nya
Pantau masukan dan
pengeluaran urine
Pertahankan
untuk
memberikan cairan paling
sedikit 2500 ml/hari dalam
batas yang dapat ditoleransi
jantung
Kolaborasi:
Berikan terapi cairan sesuai
indikasi
Berikan cairan IV
Rasional
Untuk
memperoleh
data
tentang penyakit pasien, agar
dapat melakukan tindakan
sesuai yang dibutuhkan
Indicator
hidrasi/volum
sirkulasi
dan
kebutuhan
intervensi.
Membandingkan
keluaran
actual dan yang diantisipasi
membantu dalam evaluasi
adanya/
derajat
stasis/
kerusakan ginjal
Peningkatan BB yang cepat
mungkin berhubungan dengan
retensi
Mempertahankan
keseimbangan cairan
Mempertahankan
volum
57
sirkulasi, meningkatkan fungsi
ginjal
2.
3.
Resiko
tinggi
infeksi
berhubungan
dengan
pemasangan
kateter
Perubahan
pola
eliminasi
berhubungan
dengan
sering
berkemih, urgensi
Setela
dilakukan Tidak mengalami
intervensi selama 2x24 nfeksi
jam diharapkan infeksi
dapat teratasi
Mengurangi
atau
mengatasi pola eliminasi
agar dapat berkemih
normal
tanda
Mandiri:
Berikan perawatan perineal
dengan air sabun setiap shift.
Jika pasien inkontinensia,
cuci daerah perineal sesegera
mungkin.
Jika di pasang kateter
indwelling,
berikan
perawatan kateter 2x sehari
(merupakan bagian dari
waktu mandi pagi dan pada
waktu akan tidur) dan
setelah buang air besar
Kecuali dikontraindikasikan,
ubah posisi pasien setiap 2
jam dan anjurkan masukan
sekurang-kurangnya 2400 ml
/ hari. Bantu melakukan
ambulasi sesuai dengan
kebutuhan.
Kolaborasi:
Berikan antibiotic sesuai
indikasi
Individu akan
Mandiri :
Menjadi
kontinen Tentukan pola berkemih
(terutama selama siang
normalpasien dan tentukan
hari, malam, 24 jam) dan
variasi
mampu mengidentifikasi
penyebab inkontinens dan
58
rasional untuk pengobatan
Dorong
meningkatkan
pemasukan cairan
Selidiki keluhan kandung
kemih penuh, palpasi untuk
daerah suprapubik
frekuensi
dan
urgensi
meningkat
bila
kalkulus
mendekati
pertemuan
uretrovesikal
Peningkatan hidrasi membilas
bakteri, darah,dan debris dan
dapat membantu lewatnya
batu
Kolaborasi:
Ambil urine untuk kultur dan
sensivitas
CATATAN PERKEMBANGAN
No.
1.
Hari &
Tanggal
Pukul
Minggu, 13
September
2014, jam
13.00 13 40
Diagnosa
Keperawatan
Implementasi
Evaluasi
Kekurangan volum
cairan berhubungan
dengan intake dan
output yang tidak
adekuat
1.
S:
O:
TD : 160 / 90 mmHg
2.
59
3. Memberikan terapi cairan sesuai indikasi
A:
P:
2.
Senin, 14
September
2014, jam
08.00 08.40
S:
Klien mengatakan Iya sus, jika diperlukan
pembersihan dengan sabun, saya akna
melakukannya .
O:
Klien tampak lebih menjaga kebersihan,
terutama daerah perineal.
Klien tidak mengelih gatal ataupun
tidak nyaman di daerah perineal.
A:
Tujuan tercapai
P:
Evaluasi akhir terminasi
Selasa, 15
September
2014, jam
13.00-13.45
Perubahan pola
eliminasi berhubungan
dengan sering
berkemih, urgensi
S:
Klien mengatakan kencingnya sudah mulai
berkurang, karena saya mengontrol minum
mapun makan saya yang berkuah.
O:
60
A:
P:
Rabu, 16
September
2014, jam
08.00 08.45
Kamis, 17
September
2014, jam
08.00-08.40
Minggu, 18
September
2014, jam
11.00 11.40
S:
Klien mengatakan badan saya sudah tidak
lemas lagi, bisa jalan-jalan keluar kamar,
kencingnya berkurang
O:
Klien tampak lebih segar dan semangat
Turgor kulit klien elastis dan tidak
kering.
A:
Tujuan tercapai
P:
Evaluasi akhir terminasi
S:
Klien mengatakan terima kasih sus, sudah
membantu saya, sehingga punggung saya tidak
terasa capek lagi.
O:
Pasien mengetahui cara berpindah posisi
tanpa menggeser posisi slang keteter.
Tidak rembesai urin di tempat tidur pasien.
A:
Tujuan tercapai
P:
61
Senin, 19
September
2014, jam
11.00-11.40
S:
Klien mengatakan iya sus terimah kasih, saya
akan menambah minum saya
O:
Porsi munum klien bertambah.
Tidak tampak urin pekat
A:
Tujuan tercapai
P:
Evaluasi akhir terminasi.
62
: Ny. K
Jenis kelamin
: Perempuan
Golongan darah
: AB
Pendidikan terakhir
: SD.
Agama
: Islam
Status perkawinan
: Janda (Mati)
: 145cm, 47 kg
Alamat
: Dusun S. No. 19
: H. No. 10 / 089-0677-85**
Tgl. Masuk RS
2. Riwayat Penyakit
a. Keluhan utama saat ini
Klien mengatakan kesulitan saat BAB sehingga perutnya keras.
b. Riwayat kesehatan sekarang.
Klien mearasa perutnya keras dan tidak nyaman karena jarang
BAB. Selain itu klien mngatakan mengatakan punya penyakit maag
yang sudah lama dan kadang-kadang masih kambuh. Perut juga
sering terasa gemetar, tetapi klien tidak pernah muntah.
c. Riwayat kesehatan dulu
Klien mengatakan pernah mondok di RS Panti Rapih selama 9
bulan karena melahirkan anka pertamanya. Sebelum klien dibawa
ke RS Panti Rapih, klien sudah di tangani di Puskesmas Melati II
63
klien,
klien
pernah
mengalami
disentri
dan
keluarga
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien
64
: Meninggal
: Satu rumah.
4. Riwayat Pekerjaan
Pekerjaan saat ini
: Tidak bekerja
Alamat pekerjaan
Alat transportasi
1) Kondisi rumah :
a) Penerangan : penerangan baik, pada siang hari ada cahaya
dari ventilasi rumah
b) Lantai : lantai tidak licin
c) Keadaan rumah datar
2) Tata ruang
a) Tata ruang tidak sering diubah
b) Kamar mandi jauh, didekat dapur
c) Peralatan yang diperlukan tidak jauh dari jangkauan
c.
d.
Dusun S. No 15 (031-77675**)
65
6. Status Kesehatan
a. Status kesehatan umum selama setahun yang lalu :
Klien mengalami pennurunan aktivitas, seperti mudah lelah
ketika berjalan terlalu lama. Klien tidak mempunyai penyakit
tertentu, hanya terkadang merasa lelah dan mudah mengantuk.
b. Status kesehatan umum selama 5 tahun yang lalu :
Baik, klien tidak memiliki penyakit mau pun riwayat penyakit
tertentu.
c.
Keluhan utama :
Klien datang dengan keluarganya ke RS dengan keluhan
kesulitan saat BAB sehingga perutnya keras.
Obat-obatan
Klien tidak pernah menggunakan obat-obatan medis sebelumnya.
f.
: Tidak ada.
2) Makanan
: Tidak ada.
3) Faktor lingkungan
66
(-) Rheumatoid
(-) Asthma
(-) Dimensia
Total = 15
Tanda-tanda vital : Pulse = 82 x/menit, Temp = 37 C, RR = 18
x/menit, Tensi = 140/90 mmHg
a. Kepala
Kulit kepala dan rambut bersih, sudah beruban, jumlah rambut sudah
berkurang
b.
Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar Tyroid atau pembesaran vena
jugularis.
Abdomen
teraba keras di bagian bawah, tidak ada ascites, tidak kembung, nyeri
tekan (-)
67
Tidak ada kelainan, kuku jari tangan dan kaki panjang dan agak
kotor
f. Sistem kardiovaskuler
Tekanan darah dalam batas normal.
g.
Genetalia
Kelemahan otot vagina dan uterus.
h.
Sistem endokrin
Penuruhan hormon estrogen.
68
b) Lidah bersih
c) Sensasi rasa manis, asin dan pahit (+)
4) Sensasi (kulit):
a) Sensari nyeri (+), sensasi taktil (+), sensasi suhu (+)
b) Turgor kulit: baik agak kering
5) Peciuman (hidung):
a) Lubang hidung simetris
b) Septum nasi: lurus
c) Tidak ada sekret
3.2.2
ANALISA DATA
SYMTOMP
DS:
1) Klien mengatakan pernah jatuh
di
tangga
depan
pintu
kamarnya 2 kali
2) Ny S mengatakan bahwa klien
sudah tidak pernah pergi-pergi
dari kamarnya, kecuali untuk
BAB saja
3) Ny S mengatakan klien sudah
tidak bisa berjalan sendiri,
apabila pergi BAB harus di
tuntun.
DO:
1) Usia klien 75 tahun
2) Pengelihatan klien terganggu,
visus 0/6
3) Tremor
4) Kondisi rumah sempit dan ada
tangga yang tinggi tepat di
pintu kamar
DS :
1) Klien tidak pernah keluar
kamar kecuali kalau BAB di
sungai
2) Klien mengatakan aktivitas
sehari-hari hanya di tempat
PROBLEM
ETIOLOGI
Immobilisasi
Penurunan fungsi
sistem tubuh pada
proses menua
69
tidur
3) Ny S mengatakan bahwa klien
masih mampu berdiri sendiri.
Tetapi sudah tidak bisa berjalan
sendiri, sehingga lebih banyak
tiduran
DO:
1) Saat kunjungan, klien sedang
berbaring di tempat tidur
2) Klien mampu duduk di tempat
tidur
DS:
1) Klien mengatakan sulit BAB
2) Klien mengatakan, kalau
BAB, kok lama sekali, kadang
hanya 1 atau 2 kali sebulan.
3) Klien mengatakan sakit saat
BAB/ mengeluarkan feces dan
harus
dibantu
dengan
mengurut-urut perutnya
4) Klien mengatakan, feces yang
keluar keras seperti batu
5) Klien mengatakan perutnya
juga keras dan terasa tidak
nyaman
6) Klien
mengatakan
hanya
minum 1-2 gelas sehari
7) Klien
mengatakan
hanya
makan 3-5 suap setiap kali
makan
DO:
i.
Perut bagian bawah
teraba keras
DS:
1) Klien mengatakan makan
hanya 3-5 suap, kalau lebih
dari itu makanan terasa tidak
enak
DO:
1) BB: 27Kg, TB: 142 Cm
2) IMT: 13,39 (dibawah ideal
>20%)
3) Intake makanan kurang
4) Mudah merasa kenyang sesaat
setelah menguyah makanan
5) Keengganan untuk makan
DS:
1) Klien mengatakan sulit untuk
Konstipasi
Penurunan motilitas
traktus gastrointestinal
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Ketidakmampuan
pemasukan atau
mencerna makanan
atau mengabsorbsizatzat gizi berhubungan
dengan proses menua
70
tidur
2) Klien mengatakan tdur hanya
2-3 jam dalam sehari
3) Klien mengatakan tidak dapat
tidur siang
DO:
1) Saat perawat datang, klien
sedang tiduran tetapi tidak
tidur
DS:
1) Klien mengatakan, ngak apa,
meskipun saya tinggal di
kolong tikus seperti ini, tetapi
saya lebih senang tinggal
disini, karena lebih luas, dapat
melihat suasana di luar dan
kalau disana, saya perkewuh
(tidakenak) dengan banyak
orang
2) Ny S mengatakan bahwa
sewaktu klien berada di rumah
induk,
pernah
terjadi
pencurian, oleh karena itu klien
meminta untuk pindah kamar
di belakang rumah agar rumah
induk dapat dikunci pada saat
semua orang pergi kerja.
DO:
1) Klien bearada di sebuah kamar
sempit dan berada di belakang
rumah
2) Kamar klien terpisah dari
rumah induk
3) Keluarga jarang menemani
klien, kontak sering dilakukan
bila memberi memberi makan
dan menyiapkan air hangat
untuk mandi
3.2.3
usia
Resiko untuk
kesepian
Isolasi fisik
PRIORITAS MASALAH
71
4. Konstipasi
5. Gangguan pola tidur
6. Resiko untuk kesepian
3.2.4
DIAGNOSA
3.2.5
RENCANA KEPERAWATAN
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1. Resiko untuk jatuh b.d
umur >65 tahun
RENCANA KEPERAWATAN
NOC
NIC
TIU:
1. Kaji
pengetahuan
Setelah
dilakukan
klien
terhadap
tindakan
keperawatan
perubahan fisik pada
3x24 jam klien sudah
lanjut
usia
dan
mulai stabil.
akibatnya
TIK:
2. Berikan pujian atas
Setelah dilakukan 2x24
pengetahuan positif
jam klien dapat mengenal
yang
disampaikan
adanya
resiko
jatuh
oleh klien
kembali dengan kriteria:
3. Diskusikan dengan
72
1. Dapat
menjelaskan
perubahan fisik yang
terjadi pada lanjut usia
2. Mampu menyebutkan
akibat perubahan fisik
tersebut
3. Mampu menjelaskan
cara pencegahan agar
tidak jatuh
4. Dapat
mendemonstrasikan
cara
pencegahan
5. Keluarga menyatakan
akan
memodifikasi
lingkungan
sehingga
menajadi lebih aman
6. Tampak
adanya
modifikasi
terhadap
lingkungan rumah
2. Imobilisasi b.d
TIU:
penurunan fungsi sistem Setelah
dilakukan
tubuh pada proses menua perawatan 2x24 jam klien
mampu
melakukan
mobilisasi
sesuai
kemampuan
TIK:
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 3x24 jam, klien
dan keluarga mampu
melakukan
perawatan
klien
mengenai
perubahan
pada
lanjut usia; proses
menua, batasan usia
lanjut;
perubahan
pada sistem tubuh,
akibat perubahan
4. Monitor
sumbersumber
dalam
keluarga yang ada
dan dapat digunakan;
peralatan,
biaya,
tenaga
5. Kaji
faktor
pendukung terjadinya
jatuh
ulangan;
kondisi
rumah,
kondisi penderita
6. Diskusikan
dan
ajarkan
cara-cara
pencegahan
jatuh
pada klien
7. Diskusikan mengenai
keadaan rumah yang
sekarang
dan
keterkaitannya
dengan
kesehatan
klien
8. Diskusikan
dan
jelaskan lingkungan
yang aman bagi usia
lanjut
9. Minta
klien
menjelaskan
ulang
lingkungan
yang
aman
1. Kaji
pengetahuan
klien
tentang
imobilisasi:
pengertian,
penyebab, akibat, dan
upaya pencegahan
2. Diskusikan dengan
klien dan keluarga
tentang imobilisasi
3. Berikan contoh dan
demonstrasi
mobilisasi yang aman
73
pada
lansia
yang
imobilisasi
dengan
kriteria:
1. Mampu menjelaskan
pengertian, penyebab,
akibat
dan
upaya
pencegahan imobilisasi
2. Mampu
memotivasi
diri untuk melakukan
mobilisasi
sesuai
kemampuan
3. Ketidak seim-bangan
nutrisi: kurang dari
kebutuhan tubuh b.d
ketidak-mampuan
pemasukan atau
mencerna makanan atau
mengabsorbsi zat-zat
gizi berhubungan dengan
proses menua
TIU:
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
1x24 jam klien dapat
memahami mengenai
keseimbangan nutrisi.
Pengetahuan klien
bertambah
TIK:
setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 2x24 jam, klien
dan keluarga dapat
melakukan perawatan
anggota keluarga dengan
nutrisi yang kurang
dengan kriteria:
1. Klien dapat
menjelaskan alasan
mengapa ia berada
pada nutrisi yang
kurang
2. Klien dan keluarga
dapat menyebutkan
nutrisi seimbang
4. Konstipasi b.d
penurunan motilitas
traktus gastro intestinal
TIU:
Setelah
dilakukan
perawatan
selama
1
minggu
klien
tidak
mengalami
konstipasi
74
TIK:
Setelah dilakukan 2 kali
kunjungan klien dapat :
1. Menggambarkan aturan
usus terapiotik
2. Menjelaskan
secara
rasional
untuk
intervensi
3. BAB secara lancar dan
feses lembek
seimbang
Diskusikan pilihan
diet
Dorong
penggunaan buah
dan sayur
Dorong
pemasukan cairan
adekuat kira-kira
2L (8-10 gelas)
Anjurkan
untuk
minum segelas air
hangat
sebelum
sarapan yang bisa
menstimulasi
pengosongan usus
Anjurkan waktu
yang teratur untuk
eliminasi
3. Libatkan
kleuarga
dalam
penyediaan
diet
4. Jelaskan resiko bilas
konstipasi
terjadi
berkelanjutan
5. Anjurakan
klien
untuk meningkatkan
aktifitas fisik sesuai
kemampuan.
3.2.6 IMPLEMENTASI
1) Diagnosa 1. Resiko untuk Jatuh berhubungan dengan usia >65 tahun
No Waktu
1. Selasa, 31
Agt 2004,
Jam 13.00
13.45
Implementasi
Evaluasi
Kaji
pengetahuan S:
Klien mengatakan Saya
pasien
tentang
imobilisasi:
sudah tidak kuat lagi kalau
pengertian, penyebab,
jalan-jalan.
akibat dan upaya
Ny S mengatakan seharipencegahan.
harinya klien hanya tiduran di
tempat tidur.
O:
Klien mengetahui dampak
75
2.
Rabut, 1
Sept 2004,
Jam 16.00
16.30
3.
Kamis, 2
Sept 2004
jam 14.00
14.45
4.
Sabtu, 4
Sept 2004
jam 11.00
11.30
imobilisasi
A: Masalah belum teratas.
P:
Jelaskan manfaat mobilisasi.
Berikan
contoh
dan
demonstrasi mobilisasi yang
aman dan dapat dilakukan
oleh klien.
Diskusikan dengan
S:
klien dan keluarga
Klien mengatakan Sebenernya saya
tentang imobilisasi,
berdiri dan jalan-jalan di sekitar
terutama manfaat
kamar ini juga masih mampu.
mobilisasi.
O:
Berikan contoh dan
Klien mampu mendemonstrasikan
demonstrasi mobilisasi
mobilisasi dengan baik.
yang aman dan dapat
A: Tujuan tercapai sebagian.
dilakukan oleh klien.
P:
Beri motivasi klien untuk melakukan
mobilisasi sesuai kemampuan.
Libatkan keluarga dalam motivasi
dan pengawasan.
Motivasi klien untuk
S:
melakukan mobilisasi
Klien mengatakan Ya.., saya akan
sesuai kemampuan.
melakukannya setiap hari.
Libatkan keluarga untuk O:
membantu mobilisasi
Klien Nampak bersemangat dengan
klien.
kegiatan mobilisasi yang dianjurkan
Beri reinforcement atas perawat.
upaya pemahaman
A: Tujuan tercapai.
informasi dan usaha
P:
mobilisasi yang
Evaluasi akhir.
dilakukan.
Terminasi.
Mengevaluasi
S:
pemahaman klien
Klien mengatakan, Terimakasih
tentang imobilisasi.
cucu sudah mau menengok Embah
Mengevaluasi
dan memberikan banyak hal yang
mobilisasi pada klien.
bermanfaat untuk Embah, semoga
Terminasi dan pamitan. Allah membalas kebaikan cucu.
O:
Klien memahami dan akan
melaksanakan anjuran-anjuran
perawat.
A: Tujuan tercapai.
P: Monitor oleh keluarga
76
No Waktu
Implementasi
2. Selasa, 31 Kaji pengetahuan pasien
Agt 2004,
terhadap perubahan fisik
Jam
pada usia dan akibatnya
13.00
Berikan
pujian
atas
13.45
pengetahuan positif yang
disampaikan oleh klien.
Diskusikan dengan klien
mengentai
perubahan
pada lanjut usia; proses
menua,
batasan
usia
lanjut; perubahan pada
sistem
tubuh,
akibat
perubahan.
Minta
klien
untuk
mengulangi hal-hal yang
telah
dijelaskan
dan
didiskusikan.
Beri pujian atas hasil yang
dicapai
2. Rabut, 1
Gali pengetahuan klien
Sept
mengenai upaya pencegahan
2004,
agar tidak jatuh.
Jam
Monitor sumber-sumber
16.00
dalam keluarga yang ada
16.30
dan dapat digunakan;
peralatan, biaya, tenaga.
Kaji faktor pendukung
terjadinya jatuh ulangan;
kondisi rumah, kondisi
penderita.
Diskusikan dan ajarkan
cara-cara pencegahan jatuh
pada klien.
Evaluasi pelaksanaan cara
pencegahan sesuai dengan
yang telah diajarkan.
Beri motivasi klien untuk
mempraktekkan cara
pencegahan.
Beri pujian atas usaha yang
dilakukan.
3. Kamis, 2 Gali pengetahuan keluarga
Sept 2004 terhadap lingkungan aman.
jam 14.00 Diskusikan mengenai
14.45
keadaan rumah yang
sekarang dan keterkaitannya
Evaluasi
S:
Klien mengatakan :Kalau
sudah tua itu ya sudah
peot,
ompong,
sempoyongan,
berdiri
tidak
tegap
lagi,
gemetaran, dan sakitsakitan.
O:
Klien mampu mengulangi
hal-hal
yang
telah
dijelaskan.
A: Tujuan tercapai sebagian
P:
Kontrak untuk kunjungan
berikutnya
Jelaskan
pencegahan
jatuh dan demonstrasikan.
S:
Klien mengatakan Makanya
saya tidak keluar kamar
sendirian, kecuali dituntun anak
saya.
O:
Klien menjelaskan dan mampu
mendemonstrasikan pencegahan
jatuh.
A: Tujuan tercapai sebagian.
P:
Kontrak untuk kunjungan
berikutnya.
Jelaskan lingkungan yang aman
bagi klien.
S:
Klien mengatakan Saya bisa
kalau hanya turun dari tempat
tidur ini.
O:
77
4.
S:
Klien mengatakan, Terimakasih
cucu sudah mau menengok
Embah dan memberikan banyak
hal yang bermanfaat untuk
Embah, semoga Allah membalas
kebaikan cucu.
O:
Klien memahami dan akan
melaksanakan anjuran-anjuran
perawat.
A: Tujuan tercapai.
P: Monitor oleh keluarga
78
2.
3.
dan sayur.
Ajarkan
teknikteknik
modifikasi
jenis makanan dan
cara penyajian.
Instruksikan kepada
keluarga
untuk
menyajikan makanan
selagi hangat.
Rabut, 1
GJelaskan komplikasi
Sept 2004, dari kurang nutrisi.
Jam 16.00 Tingkatkan kesadaran
16.30
klien tentang tindakantindakan yang
mendukung masukan
makanan.
Anjurkan keluarga
untuk melakukan
penimbangan BB klien
secara periodik.
Beri reinforcement atas
pemahaman informasi
dan partisipasi
keluarga.
Sabtu, 4
Mengevaluasi
Sept 2004 pemahaman klien
jam 11.00 tentang nutrisi untuk
11.30
lansia.
Mengevaluasi intake
yang sudah masuk.
Terminasi dan pamita.
S:
Klien mengatakan Makanya saya
tidak keluar kamar sendirian, kecuali
dituntun anak saya.
O:
Klien menjelaskan dan mampu
mendemonstrasikan pencegahan
jatuh.
A: Tujuan tercapai sebagian.
P:
Kontrak untuk kunjungan berikutnya.
Jelaskan lingkungan yang aman bagi
klien.
S:
Klien mengatakan, Terimakasih
cucu sudah mau menengok Embah
dan memberikan banyak hal yang
bermanfaat untuk Embah, semoga
Allah membalas kebaikan cucu.
O:
Klien memahami dan akan
melaksanakan anjuran-anjuran
perawat.
A: Tujuan tercapai.
P: Monitor oleh keluarga
79
diet.
Dorong penggunaan
buah dan sayuran.
Dorong pemasukan
cairan adekuat kirakira 2 liter (8-10
gelas).
2.
Rabut, 1
Sept
2004,
Jam
16.00
16.30
3.
Kamis, 2
Sept 2004
jam 14.00
14.45
4.
Sabtu, 4
Sept 2004
jam 11.00
11.30
Mengevaluasi pemahaman
klien tentang konstipasi dan
cara penanganan.
Mengevaluasi BAB klien.
Terminasi dan pamitan.
Klien
mampu
mnyebutkan penyebab
konstipasi
dan
pentingnya sayur, buah
dan minum banyak
untuk
lemancarkan
BAB.
A: Tujuan tercapai sebagian
P:
Anjurkan waktu yang
teratur untuk eliminasi.
Libatkan
keluarga
dalam penyediaan diet
S:
Ny S mengaktan, Ya, Mbak,
Besok Embah saya antar turun
ke sungat untuk BAB
meskipun tidak ingin BAB.
O:
Klien menyatakan
kesanggupan untuk mencoba
pola eliminasi secara teratur.
A: Tujuan tercapai sebagian.
P:
Jelaskan resiko bila konstipasi
terjadi berkelanjutan.
Anjurkan klien untuk
meningkatkan aktifitas fisik
sesuai kemampuan..
S:
Klien mengatakan Saya
masih bisa jalan-jalan di
kamar ini, meskipun harus
pegangan meja.
O:
Klien memahami akibat buruk
dari konstipasi
berkepanjangan..
A: Tujuan tercapai.
P:
Evaluasi akhir.
Terminasi.
S: Klien mengatakan, Kemarin
saya bisa BAB meskipun
masih keras. Sekarang perut
saya agak nyaman, tidak keras
seperti kemarin.
Klien mengatakan, Sekarang
80
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran & Kritik
81
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. (2008). Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi. Jakarta :
Salemba Medika.
B, Pribakti. (2011). Dasar-dasar Uroginekologi.Jakarta : Sagung Seto.
Corwin, Elizabeth, J. (2009). Patofisiologi : Buku Saku. Jakarta : ECG.
Darmojo B. 2009. Geriatri Ilmu Kesehatan Usia Lanjut.Edisi keempat. Jakarta:
Balai Penerbit FKUI.
Doengoes, E Marilynn, 2002. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC
Efendi, Ferry, Makhfudli. (2009).Keperawatan Kesehatan Komunitas : teori dan
Praktik dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Hidayat, Aziz, A.(2006). Pengantar Kebutuhan Dasar manusia: Aplikasi konsep
dan proses keperawatan.Jakarta : Salemba Medika.
Maryam, Siti, R, dkk. (2008).Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta :
Salemba Medik
Mass, L, Meridean, dkk. (2001). Asuhan Keperawatan Geriatrik : Diagnosis
NANDA, Kriteria Hasil NIC NOC, dan Intervensi NIC. Jakarta : Buku
Kedokteran EGC.
Nugroho, Wahjudi.2000. Keperawatan Gerontik.Jakarta : EGC
Potter, Patricia A. (2005). Buku ajar fundamental keperawatan: Proses dan
praktik. Ed. 4. Jakarta: EGC
Uliyah, Musfiratul. 2008. Ketrampilan Dasar praktik Klinik. Jakarta : Salemba
Medika
Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC