BAB 1
PENDAHULUAN
keterbatasannya, pasti akan dialami oleh seseorang bila ia panjang umur. Pada
Inkontinensia urin merupakan salah satu kondisi umum yang terjadi pada
masalah pada sistem pencernaan juga tak jarang ditemui pada lansia, salah
tahun 1991, konstipasi merupakan keluhan saluran cerna terbanyak pada usia
ketika tekanan di dalam kandung kemih lebih besar dari resistansi uretra.
1
2
pada pasien.
dan Konstipasi ?
1.3 Manfaat
TINJAUAN PUSTAKA
1. Prelansia (prasenelis)
2. Lansia
3
4
RI, 2003).
5. Lansia potensial
lansia dari pendapat berbagai ahli yang dikutip dari Nugroho (2000)
antara usia biologis, psikologis, dan usia sosial. Usia biologis adalh
6
usia yang merujuk pada jangka waktu seseorang sejak lahirnya, berada
dalam keadaan hidup, tidak mati. Usia psikologis adalah usia yang
1. Perubahan Fisik
a. Sel
b. Sistem persarafan
2009).
c. Sistem pendengaran
7
d. Sistem penglihatan
e. Sistem kardiovaskuler
g. Sistem pernapasan
Makhfudli. 2009).
h. Sistem gastrointestinal
i. Sistem genitourinaria
j. Sistem endokrin
k. Sistem integumen
10
lambat, kuku jari menjadi keras dan rapuh, kuku kaki tumbuh
l. Sistem muskuloskeletal
2. Perubahan Mental
Makhfudli, 2009).
3. Perubahan Psikososial
11
berkurang.
of mortality).
1. Teori Biologis
bersifat katastrop.
keausan (tear and wear), di mana tahun demi tahun hal ini
2. Teori Psikososial
a. Disengagement theory
b. Teori aktivitas
kepuasan hidupnya.
c. Teori kontinuitas
d. Teori subkultur
subkultur.
1. Tujuan
2. Sasaran
Batubara, 2008).
15
lanjut.
3) Masyarakat.
Batubara, 2008).
dan berguna.
kedokteran.
sebagai berikut :
masyarakat.
b) Kegiatan olahraga.
kemampuan.
e) Perawatan fisioterapi.
kesejahteraan lansia.
2.2.1. Definisi
karena pakaian basah terus, risiko terjadi dekubitus (luka pada daerah
yang tertekan), dan dapat menimbulkan rasa rendah diri pada pasien.
2.2.2 Epidemiologi
2.2.3 Etiologi
anatomi dan fungsi organ kemih, antara lain: melemahnya otot dasar
menahan air seni. Selain itu, adanya kontraksi (gerakan) abnormal dari
berikut :
2011).
2. Ketidakstabilan Detrusor
Pribakti, 2011).
3. Overflow Inkontinensia
namun tetap hanya sedikit atau tidak ada aktivitas detrusor. Wanita
overflow dibuat bila sisa urin lebih dari 50% dari kapasitas
4. Infeksi
(Darmojo, 2009).
5. Kehamilan
selama sembilan bulan. Faktor risiko yang lain adalah obesitas atau
(Darmojo, 2009).
1. Inkontinensia Stres
2. Inkontinensia Urgensi
urgensi
4. Enuresis
Tanda dan gejala yag ditemukan pada pasien dengan retensi urin
1. Usia
2008).
berikut:
a. Dimensia
c. Penurunan mobilitas
d. Masalah ginjal
2. Diet
3. Cairan
4. Hormon Sex
5. Temperatur
6. Obat-obatan
Perry,2006).
2.2.6 Patofisiologi
serta saraf somatic yang mempersyarafi otot dasar panggul (Potter &
Perry, 2006).
2006).
2.2.7 Penatalaksanaan
1. Non-Farmakologi
atau latihan Kegel, agar otot dasar panggul menjadi lebih kuat dan
2. Farmakologis
kemih.
sekitar uretra.
3 Pembedahan
4 Modalitas lain
2.3.1 Definisi
defekasi kurang dari tiga kali per minggu. Namun, frekwensi feses
2.3.2 Epidemiologi
2.3.4 Etiologi
pada transit dalam kolon atau pada fungsi anorektal, sebagai akibat
penyalahgunaan pencahar.
parut.
2.3.6 Patofisiologi
kerja otot-otot polos dan serat lintang, persarafan, sentral dan perifer,
refleks kontraksi refleks anus eksterna dan kontraksi otot dasar pelvis
otot dinding perut. Kontraksi ini akan menaikkan tekanan dalam perut,
dan keras, menyebabkan upaya mengejan lebih keras dan lebih lama.
34
2.3.7 Penatalaksanaan
a. Cairan
Patricia A, 2005).
b. Serat
c. Latihan jasmani
2. Tatalaksana farmakologik
A, 2005).
b. Pelembut tinja
d. Pencahar stimulant
e. Pencahar hyperosmolar
2.5.1 Pengkajian
1. Identitas klien
38
beresiko mengalaminya.
2. Riwayat kesehatan
miksi.
e. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum
2) Pemeriksaan Sistem
a. B1 (breathing)
b. B2 (blood)
gelisah
c. B3 (brain)
d. B4 (bladder)
e. B5 (bowel)
f. B6 (bone)
persendian.
Rencana tindakan
Diagnosa
No
keperawatan
Tujuan Intervensi Rasional
41
2.5.3 Implementasi
2.5.4 Evaluasi
Meridean, 2001).
2.6.1 Pengkajian
awitan dan durasi konstipasi, pola emliminasi saat ini dan masa lalu, serta
44
dan cairan, serta stress. Riwayat medis dan bedah masa lalu, terapi obat-
obatan saat ini, dan penggunaan laksatif serta enema adalah penting.
Pasien harus ditanya tentang adanya tekanan rektal atau rasa penuh, nyeri
1. Biodata Pasien
2. Keluhan Utama
perut, tidak lampias saat BAB, Feses terasa keras dan kering,
5. Tidak suka makan sayuran dan buah, sering menahan BAB, kurang
6. Riwayat kesehatan
Riwayat medis dan bedah masa lalu, terapi obat-obatan saat ini,
Tanda-tanda Vital
RR : Cenderung Meningkat
46
Distensi abdomen
2.6.4 Diagnosa
nafsu makan.
2.6.5 Intervensi
47
Intervensi Rasional
Mandiri
Tentukan pola defekasi bagi klien Untuk mengembalikan
dan latih klien untuk menjalankannya keteraturan pola defekasi klien
Atur waktu yang tepat untuk defekasi Untuk memfasilitasi refleks
klien seperti sesudah makan defekasi
Berikan cakupan nutrisi berserat Nutrisi serat tinggi untuk
sesuai dengan indikasi melancarkan eliminasi fekal
Berikan cairan jika tidak Untuk melunakkan eliminasi
kontraindikasi 2-3 liter per hari feses
Kolaborasi
Pemberian laksatif atau enema sesuai Untuk melunakkan feses
indikasi
Diagnosa 2: Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d hilangnya nafsu makan
Tujuan: menunjukkan status gizi baik
Kriteria Hasil:
Intervensi Rasional
Mandiri Mandiri
Buat perencanaan makan dengan Menjaga pola makan pasien sehingga
pasien untuk dimasukkan ke dalam pasien makan secara teratur
jadwal makan.
Pasien merasa nyaman dengan
Dukung anggota keluarga untuk makanan yang dibawa dari rumah
membawa makanan kesukaan pasien dan dapat meningkatkan nafsu
dari rumah. makan pasien.
Tawarkan makanan porsi besar Dengan pemberian porsi yang besar
disiang hari ketika nafsu makan dapat menjaga keadekuatan nutrisi
tinggi yang masuk.
Intervensi Rasional
Mandiri Mandiri
Observasi
Mengetahui tingkat nyeri yang
Minta pasien untuk menilai nyeri atau dirasakan klien
ketidak nyaman pada skala 0 – 10 Mengetahui karakteristik nyeri
Gunakan lembar alur nyeri Agar mngetahui nyeri secara spesifik
ØLakukan pengkajian nyeri yang
komperhensif
Health education
Instruksikan pasien untuk Perawat dapat melakukan tindakan
meminformasikan pada perawat jika yang tepat dalam mengatasi nyeri
pengurang nyeri kurang tercapai klien
Berikan informasi tetang nyeri Agar pasien tidak merasa cemas
4. Implementasi
5. Evaluasi
BAB 3
TINJAUAN KASUS
Urin.
3.1.1 PENGKAJIAN
1. Data Biografi
Nama : Ny. Y
Golongan darah : A
Pendidikan terakhir : SD
Agama : Islam
Alamat : H. No. 10
WIB.
50
2. Riwayat Penyakit
51
52
juga mengatakan dia tidak bisa menahan kencingnya, karena dia tidak
sempat lagi untuk sampai toilet. Klien mengaku dia mengurangi minum
apabila keluar rumah, karena mengompol dan bau air kencingnya yang
kateter.
3. Riwayat Keluarga
maupun hipertensi.
53
Genogram :
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien
: Meninggal
: Satu rumah.
4. Riwayat Pekerjaan
1. Kondisi rumah :
ventilasi rumah
2. Tata ruang
= 4 orang
6. Riwayat Rekreasi
a. Hobby/minat : Menjahit
7. Sistem Pendukung
8. Deskripsi Kekhususan
9. Status Kesehatan
Baik, klien tidak memiliki penyakit mau pun riwayat penyakit tertentu.
c. Keluhan utama :
menerusdantidakbisaditahansampaike toilet
e. Obat-obatan
menahan BAK.
c. Dressing :
d. Feeding :
f. Rekreasi
g. Psikologis
1) Murung
2) Mudahtersinggung
3) Isolasi social
4) Perubahanperan
lain )
a. Kepala
Simetris dan tidak ada benjolan, warna rambut putih, distribusi rambut
merata
c. Leher
e. Abdomen
Kelemahan
g. Sistem kardiovaskuler
h. Genetalia
i. Perkemihan
24 jam
j. Sistem endokrin
k. Sistem pengecapan
l. Sistem penciuman
Normal.
m. Tactil respon
Normal.
Interpretasi hasil :
I. ANALISA DATA
3.1.3 DIAGNOSA
tidak adekuat
63
PROSES KEPERAWATAN
Mempertahankan volum
sirkulasi, meningkatkan
64
fungsi ginjal
2. Resiko tinggi Setela dilakukan Tidak mengalami tanda Mandiri:
infeksi intervensi selama 2x24 nfeksi Berikan perawatan perineal Untuk mengah kontaminasi
berhubungan jam diharapkan infeksi dengan air sabun setiap shift. uretra
dengan dapat teratasi Jika pasien inkontinensia,
pemasangan cuci daerah perineal sesegera
kateter mungkin.
Jika di pasang kateter
indwelling, berikan Kateter memberikan jalan
perawatan kateter 2x sehari pada bakteri untuk memasuki
(merupakan bagian dari kandung kemih dan naik ke
waktu mandi pagi dan pada saluran perkemihan
waktu akan tidur) dan
setelah buang air besar
Kecuali dikontraindikasikan,
ubah posisi pasien setiap 2 Untuk mencegah stasis urine.
jam dan anjurkan masukan
sekurang-kurangnya 2400 ml
/ hari. Bantu melakukan
ambulasi sesuai dengan
kebutuhan.
Kolaborasi:
Berikan antibiotic sesuai
indikasi Mungkin diberikan secara
profilaktik sehubungan
dengan peningkatn resiko
infeksi
3. Perubahan pola Mengurangi atau Individu akan Mandiri :
eliminasi mengatasi pola eliminasi Menjadi kontinen Tentukan pola berkemih Kalkulus dapat menyebabkan
berhubungan agar dapat berkemih (terutama selama siang normalpasien dan tentukan eksitalitas saraf, yang
dengan sering normal hari, malam, 24 jam) dan variasi menyebabkan sensasi
berkemih, urgensi mampu mengidentifikasi berkemih segera. Biasanya
penyebab inkontinens dan frekuensi dan urgensi
rasional untuk pengobatan meningkat bila kalkulus
65
Dorong meningkatkan mendekati pertemuan
pemasukan cairan uretrovesikal
Peningkatan hidrasi membilas
bakteri, darah,dan debris dan
Selidiki keluhan kandung dapat membantu lewatnya
kemih penuh, palpasi untuk batu
daerah suprapubik
Retensi urine dapat terjadi
Kolaborasi: menyebabkan distensi
Ambil urine untuk kultur dan jaringan dan potensial resiko
sensivitas infeksi, gagal ginjal
CATATAN PERKEMBANGAN
O:
Klien nampak lebih bersemangat.
Klien lebih memperhatikan edukasi yang
diberikan oleh perawat.
A:
Masalah teratasi sebagian.
P:
67
Intervensi dilanjutkan
6 Senin, 19 S:
68
September Klien mengatakan “iya sus terimah kasih, saya
2014, jam akan menambah minum saya”
11.00-11.40 O:
Porsi munum klien bertambah.
Tidak tampak urin pekat
A:
Tujuan tercapai
P:
Evaluasi akhir terminasi.
69
3.2.1 PENGKAJIAN
1. Data Biografi
Nama : Ny. K
Golongan darah : AB
Agama : Islam
2. Riwayat Penyakit
BAB.
3. Riwayat Keluarga
Genogram :
71
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien
: Meninggal
: Satu rumah.
4. Riwayat Pekerjaan
1) Kondisi rumah :
2) Tata ruang
Perempuan = 3 orang
6. Status Kesehatan
tertentu.
c. Keluhan utama :
e. Obat-obatan
7. Tinjauan Sistem
Total = 15
a. Kepala
Kulit kepala dan rambut bersih, sudah beruban, jumlah rambut sudah
berkurang
b. Leher
jugularis.
74
Bentuk dada simetris, etraksi otot dada (-), suara nafas vesikuler,
d. Abdomen
teraba keras di bagian bawah, tidak ada ascites, tidak kembung, nyeri
tekan (-)
Tidak ada kelainan, kuku jari tangan dan kaki panjang dan agak
kotor
f. Sistem kardiovaskuler
g. Genetalia
h. Sistem endokrin
1) Pengelihatan (mata):
e) Visus: 0/6
2) Pendengaran (telinga):
bantu dengar
3) Pengecapan (mulut):
b) Lidah bersih
4) Sensasi (kulit):
5) Peciuman (hidung):
DO:
1) Usia klien 75 tahun
2) Pengelihatan klien terganggu,
visus 0/6
3) Tremor
4) Kondisi rumah sempit dan ada
tangga yang tinggi tepat di
pintu kamar
DS :
1) Klien tidak pernah keluar
kamar kecuali kalau BAB di
sungai
2) Klien mengatakan aktivitas
sehari-hari hanya di tempat
tidur
3) Ny S mengatakan bahwa klien Penurunan fungsi
masih mampu berdiri sendiri. Immobilisasi sistem tubuh pada
Tetapi sudah tidak bisa proses menua
berjalan sendiri, sehingga lebih
banyak tiduran
DO:
1) Saat kunjungan, klien sedang
berbaring di tempat tidur
2) Klien mampu duduk di tempat
tidur
DS:
1) Klien mengatakan sulit BAB
2) Klien mengatakan, “kalau
BAB, kok lama sekali, kadang
hanya 1 atau 2 kali sebulan.”
3) Klien mengatakan sakit saat
BAB/ mengeluarkan feces dan
harus dibantu dengan
mengurut-urut perutnya
4) Klien mengatakan, feces yang
keluar keras seperti batu Penurunan motilitas
Konstipasi
5) Klien mengatakan perutnya traktus gastrointestinal
juga keras dan terasa tidak
nyaman
6) Klien mengatakan hanya
minum 1-2 gelas sehari
7) Klien mengatakan hanya
makan 3-5 suap setiap kali
makan
DO:
i. Perut bagian bawah teraba
keras
DS: Ketidakseimbangan Ketidakmampuan
77
2. Imobilisasi
4. Konstipasi
3.2.4 DIAGNOSA
proses menua.
lanjut
9. Minta klien
menjelaskan ulang
lingkungan yang
aman
2. Imobilisasi b.d 1. Kaji pengetahuan
penurunan fungsi sistem klien tentang
tubuh pada proses menua imobilisasi:
TIU:
pengertian,
Setelah dilakukan
penyebab, akibat,
perawatan 2x24 jam klien
dan upaya
mampu melakukan
pencegahan
mobilisasi sesuai
2. Diskusikan dengan
kemampuan
klien dan keluarga
TIK:
tentang imobilisasi
Setelah dilakukan
3. Berikan contoh dan
tindakan keperawatan
demonstrasi
selama 3x24 jam, klien
mobilisasi yang
dan keluarga mampu
aman dan dapat
melakukan perawatan
dilakukan oleh klien
pada lansia yang
4. Motivasi klien
imobilisasi dengan
untuk melakukan
kriteria:
mobilisasi sesuai
1. Mampu menjelaskan
kemampuan
pengertian, penyebab,
5. Libatkan keluarga
akibat dan upaya
untuk membantu
pencegahan imobilisasi
mobilisasi klien
2. Mampu memotivasi diri
6. Berikan
untuk melakukan
reinforcement atas
mobilisasi sesuai
usaha pemahaman
kemampuan
informasi dan usaha
mobilisasi yang di
lakukan
3. Ketidak seim-bangan TIU: 1. Diskusikan klien
nutrisi: kurang dari Setelah dilakukan dengan klien dan
kebutuhan tubuh b.d tindakan keperawatan keluarganya kondisi
ketidak-mampuan 1x24 jam klien dapat kurang nutrisi
pemasukan atau memahami mengenai 2. Beri motivasi agar
mencerna makanan atau keseimbangan nutrisi. meningkatkan
mengabsorbsi zat-zat gizi Pengetahuan klien makan porsi kecil
berhubungan dengan bertambah tapi sering (ngemil)
proses menua TIK: 3. Anjurkan klien dan
setelah dilakukan tindakan keluarga lebih
keperawatan selama 2x24 banyak
jam, klien dan keluarga mengkonsumsi buah
dapat melakukan dan sayur
perawatan anggota 4. Jelaskan komplikasi
keluarga dengan nutrisi dari kurang nutrisi
81
berkelanjutan
5. Anjurakan klien
untuk meningkatkan
aktifitas fisik sesuai
kemampuan.
3.2.6 IMPLEMENTASI
A: Tujuan tercapai.
P: Monitor oleh keluarga
3. Sabtu, 4 Mengevaluasi S:
Sept 2004 pemahaman klien Klien mengatakan, “Terimakasih
jam 11.00 tentang nutrisi untuk cucu sudah mau menengok Embah
– 11.30 lansia. dan memberikan banyak hal yang
Mengevaluasi intake bermanfaat untuk Embah, semoga
yang sudah masuk. Allah membalas kebaikan cucu.”
Terminasi dan pamita. O:
Klien memahami dan akan
melaksanakan anjuran-anjuran
perawat.
A: Tujuan tercapai.
P: Monitor oleh keluarga
terjadi berkelanjutan.
Anjurkan klien untuk
meningkatkan aktifitas fisik
sesuai kemampuan..
3. Kamis, 2 Jelaskan resiko bila konstipasi S:
Sept 2004 terjadi berkelanjutan. Klien mengatakan “Saya
jam 14.00 Anjurkan klien untuk masih bisa jalan-jalan di
– 14.45 meningkatkan aktifitas fisik kamar ini, meskipun harus
sesuai kemampuan. pegangan meja.”
Beri reinforcement atas uapay O:
pemahaman informasi Klien memahami akibat buruk
maupun upaya perawatan dari konstipasi
terhadap konstipasi. berkepanjangan..
A: Tujuan tercapai.
P:
Evaluasi akhir.
Terminasi.
4. Sabtu, 4 Mengevaluasi pemahaman S: Klien mengatakan, Kemarin
Sept 2004 klien tentang konstipasi dan saya bisa BAB meskipun
jam 11.00 cara penanganan. masih keras. Sekarang perut
– 11.30 Mengevaluasi BAB klien. saya agak nyaman, tidak keras
Terminasi dan pamitan. seperti kemarin.”
Klien mengatakan, “Sekarang
saya sudah minum 3 gelas
sehari, apa perlu ditambah lagi
atau sudah cukup?”
O: Klien dapat BAB setelah
mengkonsumsi buah, sayur
dan minum banyak.
A: Tujuan tercapai.
P: Monitor oleh keluarga
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
88
DAFTAR PUSTAKA