Anda di halaman 1dari 7

I.

Pendahuluan
I.1Latar Belakang
Dalam pembelajaran biologi berkaitan dengan cara mencari tahu
dan memahami tentang alam sekitar secara sistematis, sehingga
ilmu biologi bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan
yang berupa fakta-fakta konsep, penemuan pendidikan biologi
diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari
dirinya sendiri dan alam sekitar beserta isinya yang terdiri dari
dua macam yaitu makhluk hidup (biotik) dan makhluk tidak
hidup (abiotik).
Ruang lingkup yang dipelajari dalam biologi sangat luas, agar
mudah mepelajarinya biologi dibagi menjadi berbagai cabang
ilmu berdasarkan bidang yang dipelajari seperti mikologi, dimana
mikologi yaitu ilmu yang mempelajari tentang jamur serta
peranannya bagi kehidupan manusia. Kata jamur atau fungi
mungkin akan selalu kita maknai sebagai cendawan, yaitu
organisme yang pendek, seperti serbuk atau spons, tubuhnya
berwarna-warni, dan tumbuh di atas tanah seperti tumbuhan.
Meskipun cendawan adalah organisme yang umum kita sebut
sebagai jamur (jamur yang sebenarnya), dan sebagian besar
jamur tersebut terlihat hidup di atas tanah, tetapi kata fungi
memiliki makna yang lebih luas.
I.2Rumusan Masalah
- Mengapa adonan roti bisa mengembang ?
I.3Batasan Masalah
1. Ragi/fermipan/Saccharomyces cerevieceae
I.4Manfaat Penelitian
- Mengetahui adanya CO2 sebagai hasil fermentasi ragi
(Saccharomyces cerevisiae)
1.5

Dasar Teori

Ragi
Fermipan merupakan ragi instant yang biasa dipergunakan dalam
pembuatan roti dan kue. Fermipan atau ragi digunakan agar
bahan kue atau roti menjadi mengembang ketika dipanggang.
Pada percobaan tadi, kita mengetahui bahwa ragi yang dicampur
dengan gula mulai menimbulkan endapan dan gelembung ke
atas permukaan air. Maka setelah kita tahu bahwa gelmbungnya
mengembang, berarti ada reaksi dari fermipan atau ragi dengan
gula dan air.
Reaksi fermipan sebagai berikut
C6H12O6 2C2H5OCOOH + ENERGI

Ragi atau fermipan itu sendiri merupakan zat yang menyebabkan


fermentasi. Ragi mengandung mikroorganisme yang melakukan
fermentasi dan media biakan ini dapat berbentuk butiran-butiran
kecil atau cairan nutrient. Mikroorganisme yang digunakan di
dalam ragi umumnya terdiri atas berbagai bakteri dan fungi,
yaitu Rhizopus aspergillus, Mucor, Amylomyces, Endomycopsis,
Saccharomyces, Hansenula anomala, Lactobacillus, Acetobacter,
dan sebagainya.
Berbagai jenis ragi yang digunakan di berbagai Negara dan
kebudayaan di dunia dibuat menggunakan media biakan tertentu
dan campuran tertentu.
Salah satunya yang menjadi jamur percobaan adalah jamur
saccharomyces cerevieceae
Saccharomyces cerevieceae ,khamir berbentuk oval
Mikostruktur Saccharomyces cerevieceae
1.Kapsul
2.Dinding Sel Dinding sel khamir pada sel-sel yang muda sangat
tipis, namun semakin lama semakin menebal seiring dengan
waktu. Pada dinding sel terdapat struktur yang disebut bekas
lahir (bekas yang timbul dari pembentukan oleh sel induk) dan
bekas tunas (bekas yang timbul akibat pembentukan anak sel).
Setiap sel hanya dapat memiliki satu bekas lahir, namun bisa
membentuk banyak bekas tunas. Saccharomyces cerevisiae
dapat membentuk 9 sampai 43 tunas dengan rata-rata 24 tunas
per sel, dan paling banyak lahir pada kedua ujung sel yang
memanjang. Dinding sel khamir terdiri dari komponen-komponen
sebagai berikut:
>Glukan Khamir (30-35% berat kering dinding sel)
>Mannan (30% dari berat kering dinding khamir
>Protein (6% berat kering dinding sel)
>Kitin (1-2 %)
>Lipid (8.5-13.5 %)
3. Membran Sitoplasma
4. Nukleus
5. Vakuola
6. Mitokondria
7. Globula Lipid Saccharomyces cerevisiae mengandung lipid
dalam jumlah sangat sedikit. Lipid ini disimpan dalam bentuk
globula yang dapat dilihat dengan mikroskop setelah diberi
pewarna lemak seperti Hitam Sudan atau Merah Sudan.
8. Sitoplasma
Saccharomyces cerevisiae berkembang biak dengan cara berikut:
1. Pertunasan multipolar, dimana tunas muncul dari sekitar ujung
sel 2. Pembelahan tunas, yaitu gabungan antara pertunasan dan
pembelahan. Pada proses ini mula-mula terbentuk tunas, tetapi
tempat melekatnya tunas pada sel induk relatif besar, kemudian
terbentuk septa yang memisahkan tunas dari induk selnya. Pada
Saccharomyces, areal tempat melekatnya tunas pada induk

sedemikian kecilnya sehingga seolah tidak pernah terbentuk


septa (tidak dapat dilihat oleh mikroskop biasa) 3.Pembentukan
askospora. Pada khamir diploid seperti Saccharomyces
cerevisiae, meiosis dapat terjadi langsung dari sel vegetatif.
Spora berbentuk bulat atau oval dengan permukaan halus.
Saccharomyces cerevisiae berfungsi dalam pembuatan roti dan
bir, karena Saccharomyces bersifat fermentatif (melakukan
fermentasi, yaitu memcah glukosa menjadi karbon dioksida dan
alkohol) kuat. Namun, dengan adanya oksigen, Saccharomyces
juga dapat melakukan respirasi yaitu mengoksidasi gula menjadi
karbon dioksida dan air

II.

Metode Penelitian
II.1
Alat dan Bahan
- Ragi roti (Saccharomyces cerevisiae)
- Gula pasir
- Kapur sirih
- Gelas
- Gelas ukur
- Sendok makan
- Sendok teh
- Handphone berkamera
- Tissue
- Pipet tetes
- Air mineral
II.2
Waktu Penelitian
Praktikum dilaksanakan pada hari Selasa 14 Januari 2015
pukul 12.30 sampai 14.00 WIB di Laboratorium SMA NEGERI 2
PALANGKARAYA.
II.3
-

Cara Kerja
Tuang air bersih kedalam gelas sebanyak setengah gelas
(150ml)
Masukkan 1 sendok makan gula pasir kedalam setengah
gelas air tersebut, aduk hingga larut
Masukkan 1 sendok teh ragi kedalam larutan gula, diamkan
selama 20 menit
Catat perubahan yang terjadi setiap 5 menit
Buat larutan kapur dengan cara : tuang air bersih kedalam
gelas ukur sebanyak 50ml
Masukkan 1 sendok teh kapur sirih kedalam 50ml air
bersih, aduk hingga larut
Setelah larutan gula dan ragi didiamkan selama 20 menit,
ujilah gelembung udara yang terdapat pada larutan gula

dan ragi dengan cara meneteskan air kapur sampai ada


perubahan
Catatlah hasil pengamatan kedalam tabel pengamatan

RAGI + LARUTAN GULA

5 menit : mulai muncul


gelembung co2

10 menit : gelembunggelembung busa semakin


banyak dan mengembang

15 menit : gelembunggelembung terus bertambah


banyak

20 menit : gelembunggelembung busa telah menutupi


permukaan gelas .

III.

RAGI + LARUTAN GULA + AIR KAPUR

setelah larutan kapur di teteskan ke


dalam larutan larutan gula + ragi
yang terjadi adalah gelembunggelembung karbon dioksida semakin
cepat terbentuk. Muncul gelembung
dari dasar gelas menuju permukaan
gelas

Pembahasan
Ragi (yeast) adalah mikroorganisme hidup dari keluarga fungus,
spesies Saccaharomyces Cerevisiae. Di dalam resep adonan roti,
ragi berfungsi memfermentasi adonan sehingga adonan dapat
mengembang dan terbentuk serat / pori roti. Di dalam proses
fermentasi, ragi merubah gula dan karbohidrat di dalam adonan
menjadi gas karbondioksida (CO2) . Dengan adanya gula, ragi
bisa berkembang lebih cepat dan proses fermentasi menjadi
berjalan dengan baik.
Gambar ragi + gula setelah diaduk

Gambar setelah 5 menit

Gambar setelah 10 menit

Gambar setelah 15 menit

Gambar setelah 20 menit

Gambar Setelah Ditetesi Larutan Kapur

Kesimpulan :
Roti
dapat
mengembangg
karena adanya ragi dalam
adonan roti. ragi melakukan
respirasi. Respirasi yang
dilakukan oleh ragi ini
mengubah
oksigen
dan
gula (glukosa) dari tepung
menjadi
karbondioksida,
air,
dan energi. Namun respirasi
ini
tentu hanya dapat terjadi di
lingkungan
yang
punya
oksigen. Jika tidak ada oksigen, ragi akan melakukan fermentasi.
Fermentasi ini akan mengubah glukosa menjadi karbondioksida dan
alkohol (umumnya ethanol). Inilah yang terjadi pada roti
Cepat atau lamanya Fermentasi dipengaruhi oleh banyaknya
fermipan / saccharomyces
Saat reaksi fermentasi terjadi pembentukan energy, menghasilkan
gas CO2 dan alkohol

Anda mungkin juga menyukai