Disusun oleh :
TKK^-1 UAJY
Raphael Ragan Rayputera
130214918
Arindra Sintawati
130215020
140215732
LEMBAR PENGESAHAN
1. Judul
2. Nama Perguruan Tinggi
3. Nama Tim
4. Ketua Tim
a) Nama Lengkap
b) NIM
c) Tahun Angkatan
d) No. Hp
e) Alamat Email
5. Anggota Tim
a) Nama Lengkap
NIM
Tahun Angkatan
b) Nama Lengkap
NIM
Tahun Angkatan
6. Dosen Pembimbing
a) Nama Lengkap
b) NIP
c) No. Hp
Menyetujui,
Kepala Program Studi
Ketua Tim
Dosen Pembimbing
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami haturkan pada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
rahmatnya, kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah Lomba Beton
PESC 2015 ini.
Makalah ini disusun sebagai salah satu syarat dalam mengikuti lomba
beton yang diadakan oleh Politeknik Negri Bali jurusan Teknik Sipil. Dalam
laporan ini kami juga mengucapkan terima kasih pada:
1. Panitia lomba beton nasional PESC 2015 karena telah memperkenankan
kami mengikuti lomba
2. Rekan-rekan satu tim dan juga rekan tim perwakilan dari UAJY
3. Pihak-pihak lain yang ikut membantu dalam kegiatan ini
Akhir kata kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam
makalah ini. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Lembar Pengesahan .............................................................................................. i
Kata Pengantar ...................................................................................................... ii
Daftar Isi................................................................................................................ iii
BAB I Pendahuluan .............................................................................................. 01
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 01
1.2 Tujuan .................................................................................................... 01
1.3 Manfaat .................................................................................................. 02
BAB II Tinjauan Pustaka ...................................................................................... 03
2.1 Definisi Beton dan Bahan-Bahan Penyusun Beton ............................... 03
BAB III Metode Pembuatan.................................................................................. 07
3.1 Metode Pembuatan ................................................................................ 07
BAB IV Hasil dan Pembahasan ............................................................................ 08
4.1 Mix Design ............................................................................................ 08
4.2 Rincian Biaya......................................................................................... 12
4.3 Hasil Uji ................................................................................................. 13
4.4 Pembahasan ........................................................................................... 13
BAB V Kesimpulan ............................................................................................. 14
Daftar Pustaka ....................................................................................................... 15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Negara
Indonesia
merupakan
negara
yang
sedang
mengalami
1.2 Tujuan
Dapat menghasilkan beton ringan mutu tinggi dengan biaya yang
terjangkau dan tanpa menggunakan bahan-bahan yang berpotensi dapat
merusak lingkungan, serta memiliki workability yang cukup baik.
1.3 Manfaat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Fungsi semen ialah untuk merekatkan butir-butir agregat agar terjadi masa
yang kompak atau padat. Selain itu juga untuk mengisi rongga-rongga di antara
butiran agregat. Dalam campuran beton, semen menempati kira-kira 10% dari
volume beton. Karena merupakan bahan aktif maka penggunaannya harus
3
dikontrol dengan baik. Di dalam semen terkandung bahan atau senyawa kimia
yang mengandung kapur, silikat, alumina dan oksida besi yang kesemuanya
menjadi unsur-unsur pokok.
Bahan dasar untuk pembuatan semen portland terdiri atas batu kapur
(limestone), tanah liat atau lempung (clay), pasir silika, pasir besi dan gipsum.
Setelah semen bercampur dengan air terjadi dua macam proses yaitu proses
pengikatan (setting process) dan proses pengerasan (hardening process).
Pada proses hidrasi terjadi pembebasan panas yang disebut panas hidrasi.
Untuk hidrasi dari semen diperlukan air hanya kira-kira 20% dari berat semen itu.
Tetapi air kelebihan juga diperlukan untuk memberikan semacam pelicin pada
butir-butir semen, sehingga adukan mudah diolah dan dikerjakan. Air kelebihan
ini mutlak harus ada, kemudian akan menguap dan meninggalkan pori-pori di
dalam semen yang sedang mengeras, dan memudahkan pembentukan retak-retak
akibat susut. Tetapi jumlah air kelebihan ini harus dibatasi.
Proses pengerasan semen portland merupakan suatu proses kompleks
menuju pembentukan komponen-komponen baru di dalam batu semen yang
semula tidak ada di dalam klinker.
4
Air merupakan bahan dasar pembuat beton yang penting. Air diperlukan
untuk bereaksi dengan semen serta sebagai bahan pelumas antara butir-butir
agregat agar dapat mudah dikerjakan dan dipadatkan. Untuk bereaksi dengan
semen, air yang diperlukan kurang lebih 25% dari berat semen. Namun demikian
dalam kenyataannya nilai faktor air semen yang kurang dari 0,35 sulit
dilaksanakan. Kelebihan air yang ada digunakan sebagai pelumas. Penambahan
air untuk pelumas tidak boleh terlalu banyak karena kekuatan beton akan
berkurang, selain akan menimbulkan bleeding. Hasil bleeding ini berupa lapisan
tipis yang mengurangi lekatan antara lapis-lapis beton.
Agregat halus adalah pasir alam sebagai hasil disintregasi alami batuan
ataupun pasir yang dihasilkan oleh industri pemecah batu dan mempunyai ukuran
butir lebih kecil dari 3/16 inci atau 5 mm (lolos saringan no. 4).
Kerikil sebagai hasil disintegrasi batuan, karena diambil langsung dari alam
(sungai) maka mempunyai bentuk permukaan yang bulat tak beraturan, rata dan
licin akibat gerakan-gerakan atau pengausan oleh air sehingga dapat mengurangi
daya lekat dengan butiran agregat itu sendiri. Sedangkan batu pecah yang
diperoleh dari alat pemecah batu mempunyai bentuk permukaan yang tidak rata,
tidak beraturan, bersudut tajam dan lebih kasar sehingga dapat menambah daya
rekat antara mortar dengan butiran agregat tersebut. Dengan demikian dapat
memperkecil segregasi dan beton yang dihasilkan lebih kuat.
Silica fume atau juga dikenal sebagai microsilica, (Nomor CAS 69012-64-2,
EINECS jumlah 273-761-1) adalah amorf (non-kristal) polimorf dari silikon
dioksida (silika). Ini adalah bubuk sangat halus yang dikumpulkan dari produksi
paduan silikon dan ferosilikon. Terdiri dari partikel berbentuk bola dengan
diameter partikel rata-rata 150 nm. Aplikasi utama dari silica fume adalah sebagai
bahan campuran untuk beton kinerja tinggi.
Karena sangat halus dan kandungan silika yang tinggi, silica fume
merupakan bahan pozzolan sangat efektif. Silica fume ditambahkan ke beton
semen Portland untuk meningkatkan ketahanan kuat tekan, kuat ikatan, dan
ketahanan abrasi nya. Peningkatan ini disebabkan dua peristiwa mekanik yang
dihasilkan dari penambahan bubuk yang sangat halus dengan campuran pasta
semen serta dari reaksi pozzolan antara silica fume dan kalsium hidroksida dalam
pasta semen.
Selain itu silica fume juga mengurangi permeabilitas beton terhadap klorida,
yang nantinya menambah ketahanan baja tulangan beton dari korosi terutama di
lingkungan yang kaya klorida seperti daerah pesisir, daerah lembab dan jembatan
yang berada di perairan air asin.
BAB III
METODE PEMBUATAN
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Mix Design
Material yang digunakan beserta alasan penggunaannya:
a. Pasir
Pasir berguna untuk mengisi rongga-rongga yang tidak terisi oleh agregat
kasar. Pasir yang digunakan diambil dari sungai Progo.
b. Air
Air berguna sebagai pereaksi semen dan silica fume nantinya. Air yang
digunakan berasal dari Lab. Teknologi Bahan Konstruksi Universitas
Atma Jaya Yogyakarta.
c. Semen portland tipe 1
Semen berguna sebagai bahan perekat campuran. Semen yang digunakan
merek Holcim.
d. Pecahan genteng sokka
Pecahan genteng sokka dipilih sebagai pengganti agregat kasar karena
kualitasnya yang terkenal baik dan beratnya yang relatif ringan, namun
tidak memiliki potensi untuk dapat merusak lingkungan.
e. Silica fume
Silica fume digunakan sebagai bahan aditif campuran karena silica fume
dikenal dapat meningkatkan kuat tekan beton saat direaksikan dengan
semen dan air, namun tidak memiliki potensi untuk dapat merusak
lingkungan.
Min
125
50
bawah tanah
90
25
3.
150
75
4.
Kolom
150
75
5.
75
50
6.
Beton massa
75
25
1.
2.
Slump (mm)
12.5
19
25
37.5
50
75
150
207
199
190
179
166
154
130
113
75 sampai 100
228
216
205
193
181
169
145
124
243
228
216
202
190
178
160
Perkiraan Kadar
Udara terjebak (%)
2.5
1.5
0.5
0.3
0.2
181
175
68
160
150
142
122
107
75 sampai 100
202
193
184
175
165
157
133
119
216
205
197
184
174
166
154
4.5
4.0
3.5
3.0
2.5
2.0
1.5
1.0
Cuaaca Sedang
6.0
5.5
5.0
4.5
4.5
4.0
3.5
3.0
7.5
7.0
6.0
6.0
5.5
5.0
4.5
4.0
Hari (Mpa)
40
0.24
35
0.47
0.39
30
0.54
0.45
25
0.61
0.52
20
0.69
0.60
15
0.79
0.70
10
9.5
0.5
0.48
0.45
0.44
12.4
0.59
0.57
0.55
0.53
19
0.66
0.64
0.62
0.60
25
0.71
0.69
0.67
0.65
37.5
0.75
0.73
0.71
0.69
50
0.78
0.76
0.74
0.72
75
0.82
0.80
0.78
0.76
150
0.87
0.85
0.83
0.81
Maka volume padat agregat kasar diperkirakan antara 0,75 0,69 m3, jika
dirata-rata maka hasilnya sebesar 0,72 m3
7. Dengan memperhitungkan perkiraan volume, kadar agregat halus dapat
diperkirakan:
Volume air 181/1000
: 0,181m3
: 0,1143m3
: 0,3927m3
: 0,688m3
Air
Agregat kasar
Agregat halus
Silica fume
: 1 sak = 40kg
1 sak = Rp 51.000,1kg = Rp 1.275,360,146kg = Rp 459.187,-
2. Air
3. Agregat kasar
4. Agregat halus
5. Silica fume
: 1 sak = 25kg
1 sak = Rp 350.000,1kg = Rp 14.000,54,0219kg = 756.306,-
Kuat Tekan
(kgf)
(Mpa)
2188
24600
10,0479
2169
18100
13,6563
Beton
Berat (kg)
11,6
11,5
4.4 Pembahasan
Adukan beton memiliki nilai slump yang tergolong sangat kecil, yaitu
45mm. Hal ini diakibatkan penggunaan air yang sangat minim sehingga
workability yang baik cukup sulit dicapai. Saat memasukkan adukan ke dalam
cetakan perlu dipukul-pukul sehingga rongga-rongga didalam cetakan nanti dapat
terisi dengan baik. Setelah beton tercetak lalu direndam dalam air. Proses ini
dinamakan curing. Proses tersebut dapat membantu beton dalam pengerasannya
dan dapat mengurangi panas yang diakibatkan oleh proses hidrasi. Saat cetakan
dibuka permukaan beton terlihat halus karena pada saat dicetak dibantu dengan
dipukul-pukul sehingga rongga dapat terisi dengan baik.
Pada saat pengujian beton, sayangnya berat jenis beton tidak bisa
memenuhi persyaratan 1900 kg/m3. Beton kami memiliki berat jenis sekitar
2200 kg/m3. Untuk kuat tekan, kami merasa sedikit lebih percaya diri karena
dibandingkan rekan-rekan perwakilan dari UAJY beton kami memiliki kuat tekan
yang paling tinggi, yaitu sekitar 10-13 Mpa pada waktu pengujian 14 hari.
Meskipun kembali tidak memenuhi syarat minimal 21 Mpa kami tetap percaya
diri dengan beton kami.
Kami tidak menyarankan beton ini digunakan sebagai komponen struktur
karena kuat tekan beton yang masih tergolong cukup rendah.
13
BAB V
KESIMPULAN
14
DAFTAR PUSTAKA
Prof. Ir. A. Antono. 1998. Teknologi Beton. Penerbit UAJY Fakultas Teknik
jurusan Sipil.
Prof. Ir. A. Antono. 1998. Bahan Konstruksi Teknik. Penerbit UAJY Fakultas
Teknik jurusan Sipil.
Prof. Ir. A. Antono. 1998. Bahan Konstruksi Teknik II. Penerbit UAJY Fakultas
Teknik jurusan Sipil.
Panitia Pembaharuan PBI. 1978, PBI 1971/n1-2 DPMB Dit. Jendral Cipta Karya
DPU. Bandung. Cetakan ke-6
ACI Committee 226. 1987b. "Silica fume in concrete: Preliminary report", ACI
Materials Journal MarchApril: 15866.
15