Anda di halaman 1dari 10

Indikator Pengendalian

Manajemen mengabaikan aktivitass pengendalian internal yang signifikan terkait


pembelian, ppersediaan, dan harga pokok penjualan.
Pemasok baru atau tidak umum yang tampaknya tidak masuk melalui proses persetujuan
pemasok yang sesuai prosedur.
Kelemahan dalam proses penghitungan persediaan.
Indikator Perilaku atau Indikator Verbal
Respon yang tidak konsisten, tidak jelas, atau tidak masuk akal dari majememen atau
pegawai terhadap munculnya pernyataan atau prosedur analitis terkait persediaan,
pembelian, atau harga pokok penjualan.
Penolakan akses terhadap fasilitas, pegawai, catatan, pelanggan, pemasok atau pihak
lain yang menjadi sumber bukti terkait persediaan dan harga pokok penjualan.
Tekanan waktu yang tidak masuk akal yang diberikan oleh manajemen untuk
menyelesaikan sejumlah permasalahan terkait persediaan atau harga pokok penjualan
yang kompleks atau masih diperdebatkan.
Penundaan yang tidak umum dari entitas dalam menyediakan informasi yang dibutuhkan
terkait persediaan atau harga pokok penjualan.
Perilaku atau respon yang mencurigakan dari menajemen ketika ditanya mengenai
transaksi terkait persediaan atau harga pokok penjualan, pemasok, keusangan, dan akunakun.
Indikator Gaya Hidup
Indikator yang serupa dengan kecurangan pendapatan (misalnya, penjualan saham,
bonus, dan kepemilikan saham). Namun, harus diingat bahwa indikator gaya hidup sering
kali tidak efektif dalam mendeteksi adanya kecurangan laporan keuangan.
Informasi dan Pengaduan
Informasi dan pengaduan yang dihasilkan melalui sistem whistle-blowing atau melalui
media lain dapat menunjukkan bahwa skema kecurangan persediaan mungkin saja
sedang terjadi.
Pencarian secara Proaktif Indikator Kecurangan Persediaan
Mengamati indikator kecurangan merupakan kunci dalam mendeteksi kecurangan laporan
keuangan terkait persediaan.
Pencarian Indikator Analitis Persediaan dan Harga Pokok Penjualan
Indikator kecurangan persediaan dapat ditemukan melalui salah satu dari dua cara berikut:
1. Tunggu sampai Anda menemukan indikator-indikator tersebut secara kebetulan.
2. Secara proaktif mencari indikator-indikator tersebut.
Cara paling praktis dalam mencari indikator analitis adalah berfokus pada perubahanperubahan dalam dan dari laporan keuangan. Ingatlah bahwa indikator analitis terkait akunakun atau hubungan-hubungan yang terlalu tinggi atau rendah atau menunjukkan
karakteristik umum.

Fokus pada Perubahan Saldo yang Tercatat dari Periode ke Periode


Terdapat tiga cara untuk berfokus pada perubahan saldo yang tercatat dari periode ke
periode. Metode pertama yang biasanya kurang efektif dengan berfokus pada perubahan
dalam angka-angka yang terdapat dalam laporan keuangan yang sebenarnya. Cara yang
kedua, metode yang sama digunakan untuk mempelajari laporan arus kas. Cara yang terakhir
untuk menganalisis perubahan saldo akun dari periode ke periode adalah dengan
menggunakan analisis horizontal.
Fokus pada Perubahan Hubungan dari Periode ke Periode
Terdapat dua metode utama yang dapat digunakan untuk berfokus pada perubahan
hubungan dari periode ke periode. Metode pertama adalah dengan menganalisis perubahan
rasio dari satu periode ke periode berikutnya. Rasio yang paling membantu untuk digunakan
memeriksa hubungan-hubungan persediaan dan harga pokok penjualan adalah:
Rasio (margin) laba kotor, Perputaran persediaan, Jumlah hari untuk penjualan persediaan.
Metode kedua adalah dengan mengonversi laporan keuangan ke dalam bentuk laporan
common size dan menggunakan analisis vertikal untuk menganalisis perubahan persentase
dari periode ke periode. Jika persediaan sebagai persentase dari total aset atau sebagai
persentase dari penjualan terus mengalami peningkatan, atau jika harga pokok penjualan
sebagai persentase dari penjualan bersih terus mengalami penurunan, terdapat kemungkinan
terjadi kecurangan.
Membandingkan Informasi Laporan Keuangan dengan Perusahaan Lain
Peningkatan jumlah persediaan dalam perusahaan akan menjadi sebuah pertanyaan
besar, terutama jika perusahaan pesaing tidak meningkatkan saldo persediaan mereka.
Peningkatan jumlah persediaan dapat menunjukkan buruknya kualitas keputusan manajemen,
kecurangan, atau peningkatan ekspektasi penjualan, yang jika tidak dapat dicapai, dapat
menyebabkan kerugian yang signifikan bagi perusahaan. Hasil-hasil keuangan yang tidak
konsisten dengan perusahaan-perusahaan lain yang sejenis sering mengindikasikan adanya
permasalahan. Perbandingan dapat dilakukan dengan menggunakan analisis horizontal atau
vertikal, analisis rasio, perubahan-perubahan yang dilaporkan dalam laporan arus kas, atau
perubahan-perubahan lain pada angka-angka laporan keuangan itu sendiri.
Perbandingan Jumlah dalam Laporan Keuangan dengan Jumlah Aset yang
Direpresentasikan
Membandingkan jumlah yang tercatat dalam laporan keuangan dengan jumlah aset
yang seharusnya direpresentasikan adalah cara yang paling sesuai untuk mendeteksi
kecurangan laporan keuangan terkait persediaan.

TABEL 3.7 ANALISIS KECURANGAN PERSEDIAAN DALAM LAPORAN KEUANGAN

Menganalisis saldo laporan

Mencari perubahan-

Mencari perubaha-perubahan

keuangan dan hubunganhubungan daalm laporan


keuangan.

perubahan yang tidak wajar


dalam saldi akun persediaan
dan harga pokok penjualan
dari periode ke periode.

Membandingkan jumlah dan


hubungan-hubungan yang
ada dalam laporan keuangan
dengan informasi lainnya.

Membandingkan hasil-hasil
keuangan dan trend
perusahaan dengan
perusahaan sejenis yang ada
pada industri yang sama.

yang tidak wajar dalam


hubungan di antara
persediaan dan harga pokok
penjualan dari periode ke
periode.
Membadingkan jumlahjumlah yang tercatat dalam
laporan keuangan dengan
jumlah-jumlah pada laporan
nonkeuangan.

Pencarian secara Aktif Indikator Akuntansi atau Indikator Dokumentasi


Cara umum yang digunakan manajemen untuk melakukan kecurangan persediaan
adalah dengan cara memposting ayat jurnal topside pada catatan akuntansi. Perangkat lunak
seperti ACL atau IDEA dapat digunakan untuk mententukan apakah setiap ayat jurnal tidak
umum, ditinjau dari 5W, yaitu who, what, when, where, why.
Pencarian secara Aktif Indikator Pengendalian Persediaan
Pengendalian persediaan harus diperiksa secara seksama. Tidak memadainya
pengendalian yang utama akan menciptakan peluang kecurangan yang membentuk segitiga
kecurangan (fraud triangle). Ketika pengendalian persediaan menjadi lemah atau dapat
dengan mudah diabaikan, hilangnya sistem pengendalian atau pengabaian terhadap sistem
pengendalian mempresentasikan adanya indikator kecurangan, bukan hanya sekedar
kelemahan pengendalian. Dengan demikian, kelemahan pengendalian harus menjadi
perhatian sebagaimana indikator kecurangan lainnya.
Pencarian secara Aktif Indikator Perilaku atau Indikator Verbal dan Indikator Gaya
Hidup
Indikator gaya hidup lebih banyak membantu ketika berusaha mendeteksi kecurangan
yang dilakukan oleh pegawai dibandingkan dengan kecurangan laporan keuangan karena
banyak kecurangan laporan keuangan tidak secara langsung mendatangkan keuntungan bagi
pelakunya.Selain itu, pencarian informasi secara verbal dan pengamatan pribadi secara efektif
yang dilakukan oleh auditor terhadap pihak-pihak yang terkait (manajamen, anggota komite
audit, personil audit internal, dan/atau pegawai-pegawai lainnya) dapat mengidentifikasi
adanya kecurangan persediaan.
Pencarian secara Aktif Informasi dan Pengaduan
Cara terbaik untuk melakukan pencarian informasi dan pengaduan untuk berbagai
macam kecurangan adalah dengan membuat saluran pengaduan, sistem whistle blower, atau
sistem lainnya yang memungkinkan orang-orang dapat menyampaikan informasi dan
pengaduan anonim. Meskipun, sebagian besar perusahaan saat ini memiliki sistem whistle
blower, namun harus tetap meminta informasi secara aktif baik kepada pengelola persediaan
maupun kepada pemasok.

BAB 4
Kecurangan terkait Liabilitas, Aset dan Pengungkapan yang Tidak Memadai

Pada umumnya, audit laporan keuangan menggunakan prosedur audit yang dapat
diprediksi, yang diwajibkan dalam Standar Audit Berlaku Umum, sehingga memungkinkan
pelaku kecurangan dapat menemukan cara untuk menyembunyikan skemanya dari auditor.
Kecurangan laporan keuangan dapat dipandang sebagai rangkaian kesatuan dari yang mudah
terdeteksi dan mungkin seharusnya dapat terdeteksi oleh auditor yang bekerja sesuai Standar
Audit Berlaku Umum sampai sulit untuk dideteksi dan bahkan mungkin tidak pernah
terdeteksi oleh setiap auditor yang melaksanakan audit berdasarkan Standar Audit Berlaku
Umum.
Liabilitas yang Kurang Saji
Cara Memanipulasi Liabilitas
Pada beberapa kecurangan yang besar, pelaku melakukan manipulasi terhadap
liabilitas dengan cara yang lebih kompleks, tidak sekedar mencatat kurang saji atau
menyembunyikan liabilitas. Salah satu cara untuk memanipulasi liabilitas adalah
menggunakan restrukturisasi dan cadangan-cadangan liabilitas lainnya secara tidak sesuai.
Dalam menetapkan besarnya nilai cadangan, perusahaan harus mematuhi PABU dengan
mencatat cadangan hanya ketika liabilitas ada. Pada saat cadangan sudah dibuat, pembayaran
yang dilakukan oleh perusahaan benar-benar berkaitan dengan cadangan tersebut,
mengimbangi terhadap adanya cadangan dan bukan dilaporkan sebagai biaya periode
berjalan.
Cadangan biasanya disalahgunakan oleh perusahaan untuk mengelola laba mereka.
Perusahaan-perusahaan tersebut membentuk cadangan laba dalam jumlah yang berlebihan
(dengan cara pda awalnya mengakui liabilitas secara berlebihan) pada satu periode akuntansi
dan kemudian menurunkan cadangan yang berlebih tersebut pada periode-periode akuntansi
berrikutnya. Cadangan yang berlebihan ini, sering juga disebut dengan istilah cookie jar,
karena seperti uang disimpan dalam toples kue, ini mewakili simpanan laba akuntansi yang
dapat digunakan untuk menyokong persepsi mengenai kinerja perusahaan pada masa yang
akan datang.
TABEL 4.1 TRANSAKSI-TRANSAKSI TERKAIT LIABILITAS

TRANSAKSI
1. Pembelian persediaan

AKUN-AKUN YANG
MENYERTAI
Persediaan, Utang Dagang

SKEMA KECURANGAN
1. Mencatat utang dagang
pada periode berikutnya.
2. Tidak mencatat pembelian.
3. Nilai retur pembelian dan
potongan pembelian yang
lebih saji.
4. Mencatat pembayaran
yang telah dilakukan pada

2. Pengakuan atas gaji dan


upah dan liabilitas yang
masih harus dibayar.

3. Penjualan produk.

4. Penjualan jasa,
pembayaran kembali
deposit, atau pembelian
kembali sesuatu pada
masa yang akan datang
(komitmen pada masa
akan datang).

5. Peminjaman uang.

6. Pengakuan liabilitas
bersyarat.

periode-periode akhir
sebagai pembayaran yang
dilakukan pada periodeperiode awal.
5. Kecurangan pencatatan
pembayaran.
6. Tidak mencatat liabilitas
yang masih harus dibayar.
7. Mencatat liabilitas yang
masih harus dibayar pada
periode berikutnya.

Biaya Pajak Penghasilan,


Biaya Gaji, macam-macam
biaya, Utang gaji, Utang
Pajak Penghasilan, berbagai
liabilitas yang masih harus
dibayar.
Piutang dagang, Pendapatan 8. Mencatat pendapatan
Penjualan, Pendapatan
diterima di muka sebagai
Diterima di Muka.
pendapatan saat ini (atau
sebaliknya ketika
menciptakan cadangan
cokkir jar).
Biaya Garansi (Jasa),
9. Tidak mencatat liabilitas
Liabilitas Jasa atau Garansi.
garansi (jasa).
10. Mencatat liabilitas secara
tidak lengkap.
11. Mencatat deposit sebagau
pendapatan.
12. Tidak mencatat
kesepakatan dan
komitmen pembelian
kembali.
Kas, Utang wesel, Utang
13. Meminjam dari pihakHipotik, dll.
pihak terkait bukan pada
transaksi yang wajar.
14. Tidak mencatat liabilitas.
15. Meminjam dengan
jaminan kepemilikan
atas aset.
16. Menghapus liabilitas.
17. Mengklaim liabilitas
sebagai utang pribadi dan
bukan utang entitas.
Kerugian atas Kontigensi,
18. Tidak mencatat
Kerugian atas Utang.
kemungkinan adanya
liabilitas bersyarat.
19. Mencatat liabilitas
besyarat pada jumlah
yang terlalu rendah.

Indentifikasi Eksposur Kecurangan Liabilitas yang Kurang Saji


Cara termudah dalam mengeindentifikasi ekposur kecurangan terkait liabilitas yang
kurang saji adalah dengan melakukan identifikasi terhadap berbagai transaksi yang
melibatkan liabilitas dan yang dapat disajikan terlalu rendah, sehingga mengakibatkan adanya
kurang saji pada liabilitas.
Utang Dagang yang Kurang Saji
Kategori pertama skema kecurangan melibatkan berbagai masalah pisah batas yang
terkait dengan pembelian persediaan. Walaupun kemungkinan terjadi berbagai masalah pisah
batas pada banyak perusahaan adalah kecil, tetapi salah saji laporan keuangan dalam jumlah
besar dapat terjadi akibat dari melakukan hal tersebut.
Nilai Liabilitas yang Masih Harus Dibayar Kurang Saji
Liabilitas yang masih harus dibayar, yang seharusnya dicatat pada akhir periode
akuntansi tapi tidak dilakukan, sering kali bernilai jutaan dollar. Beberapa liabilitas yang
masih harus dibayar diantaranya adalah utang gaji, utang pajak penghasilan, utang sewa,
utang utilitas, utang bunga, dan lain-lain. Ketika liabilitas-liabilitas ini tidak dicatat atau
nilainya kurang saji, laba bersih akan menjadi lebih saji, karena sisi (debit) lainnya dari akun
yang masih harus dibayar merupakan akun-akun biaya. Kecurangan terkait laporan keuangan
jenis ini, biasanya junlahnya lebih sedikit, mudah dilakukan, dan berakhir dengan laporan
keuangan salah saji.
Mengakui Pendapatan Diterima di Muka (Liabilitas) sebagai Pendapatan
Kategori ketiga liabilitas yang mungkin digunakan secara sengaja nilanya kurang saji
(atau nilainya lebih saji pada kasus cadangan cookie jar) adalah pendapatan diterima dimuka.
Kadang kas diterima sebelum jasa diberikan atau sebelum pengiriman barang. Juga beberapa,
perusahaan bisa jadi meminta pelanggan (penyewa) memberikan deposit atas barang atau jasa
di masa yang akan datang, yang sengaja dicatat sebagai pendapatan. Perusahaan yang
menerima pembayaran di muka dan sengaja ingin membuat nilai liabilitas kurang saji, dapat
melakukannya dengan hanya mencatat pendapatan pada saat kas diterima, dan tidak
melakukan pencatatan pada saat jasa diberikan atau saat barang dikirimkan.
Pencatatan Kewajiban di Masa yang akan Datang secara Tidak Lengkap
Kategori yang keempat, yaitu pencatatan kewajiban di masa yang akan datang secara
tidak lengkap, seperti garansi atau jasa, juga merupakan jenis kecurangan yang dapat dengan
mudah dilakukan dan hasilnya nilai laba bersih yang lebih saji serta nilai liabilitas yang
kurang saji.
Tidak Mencatat atau Mencatat Berbagai Jenis Utang secara Tidak Lengkap (Utang
Wesel, Utang hipotek, dll)

Cara lainnya untuk mencatat utang atau liabilitas yang serupa secara tidak lengkap,
termasuk diantaranya:
Dengan tidak melaporkan atau mencatat utang pada pihak-pihak terkait secara tidak
lengkap.
Meminjam tapi tidak mencantumkan niali utang yang muncul karena adanya batasan
kredit maksimum yang diperbolehkan (lines of kredit).
Tidak mencatat nilai pinjaman yang terjadi
Mengajukan klaim bahwa utang yang ada telah dihapuskan oleh pihak kreditur.
Mengajukan klaim bahwa utang yang ada dalam pembukuan perusahaan adalah utang
pribadi dari pemilik atau pihak-pihak yang berkepentingan dalan perusahaan, dan
bukan utang perusahaan.
Liabilitas Bersyarat yang Tidak Dicantumkan
Statement of Financial Accounting Standards No. 5, Akuntansi untuk Kontigensi,
mengharuskan liabilitas bersyarat untuk dicatat sebagai liabilitas dalam laporan posisi
keuangan jika kemungkinan adanya kerugian atau pembayarab bersifat mungkin. Jika
kemungkinan adanya kerugian adalah kemungkinan yang cukup beralasan, maka liabilitas
bersyarat harus diungkapkan dalam catatan kaki sebuah laporan keuangan. Liabilitas
bersyarat dapat digunakan secara curang untuk melakukan salah saji pada laporan keuangan
melalui penyajian perkiraan probabilitas keterjadian secara tidak lengkap dan tidak mencatat
atau mengungkapkan liabilitas bersyarat dalam laporan keuangan.
Mendeteksi Indikator Kecurangan Liabiltas yang Kurang Saji
Indikator Analitis
Indikator analitis terkait adanya nilai utang dagang yang kurang saji biasanya
berhubungan dengan saldo-saldo yang dilaporkan, dinilai terlalu rendah.
Indikator analitis dari pengakuan penadapatan diterima di muka sebelum waktunya
melibatkan adanya liabilitas di awal yang terlihat terlalu rendah dan akun pendapatan yang
terlalu tinggi
Indikator analitis untuk jasa garansi atau komitmen masa datang lainnya baik yang
tidak dicatat ataupun dicatat secara tidak lengkap diantaranya saldo terhadap akun-akun
seperti garansi, pembelian kembali, atau deposit yang dinilai terlalu rendah.
Indikator analitis untuk utang wesel dan hipotek yang tidak dicatat diantaranya:
hubungan yang tidak masuk akal antara biaya bunga dan liabilitas yang tercatat, penutunan
yang signifikan atas utang yang tercatat, dll.
Terakhir, indikator analitis biasanya tidak sepenuhnya dapat membantu dalam
menemukan adanya liabilitas bersyarat yang tidak dicatat.
TABEL 4.2 JENIS ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

Analisis saldo-saldo
keuangan dan hubungannya
dalam laporan keuangan.

Mencari perubahanperubahan yang tidak biasa


dalam saldo dari periode ke
periode (trend) dengan cara
(1) berfokus pada perubahan
angka-angka laporan

Mencari perubahanperubahan yang tidak biasa


dalam hubungannya dengan
liabilitas dari periode ke
periode (trend) dengan cara
(1) menghitung rasio-rasio

keuangan yang aktual, (2)


mempelajari laporan arus
kas, dan (3) menggunakan
analisis horinzontal.
Membandingkan jumlahjumlah dalam laporan
keuangan atau hubungannya
dengan infiormasi yanbg
terkait.

Membandingkan hasil-hasil
keuangan dan trend dengan
perusahaan sejenis dalam
industri yang sama.

yang relevan dan memeriksa


perubahan dalam rasio-rasio
tersebut dari periode ke
periode, (2) menggunakan
analisis vertikal.
Membandingkan jumlah
tercatat dalam laporan
keuangan dengan jumlahjumlah di luar laporan
keuangan.

Indikator Akuntansi atau Dokumentasi


Indikator dokumentasi yang terkait dengan semua jenis kecurangan liabilitas yang
kurang saji adalah:
Hanya tersedia salinan catatan-catatan yang terkait dengan pembelian di mana
dokumen yang asli seharusnya tersedia.
Ketidaksesuaian yang tidak biasanya diantara catatan-catatan entitas dan jawabanjawaaban konfirmasi.
Transaksi yang tidak dicatat secara lengkap atau secara tepat waktu dan mencatat
jumlah secara tidak tepat.
Saldo-saldo atau transaksi yang tidak memiliki dokumen pendukung, termasuk
penyesuaian yang dibuat oleh entitas yang secara signifikan berpengaruh terhadap
hasil-hasil keuangan.
Dokumen-dokumen yang hilang.
Barang-barang yang tidak bisa dijelaskan proses rekonsiliasi
Penolakan akses terhadap catatan, fasilitas, atau pegawai, pelanggan, dan pemasok
tertentu, atau pihak-pihak lain darimana bukti audit dapat ditemukan.
Pencarian Proaktif Indikator terkait Pelaporan Liabilitas yang Tidak Lengkap
Pencarian indikator analitis secara proaktif berarti bahwa kita mencari akun-akun
yang tidak biasa dilihat dalam berbagai cara (seperti terlalu tinggi atau terlalu rendah, dan
lain-lain).
Berorientasi pada Perubahan-Perubahan Saldo Tercatat dari Periode ke Periode
Mencari perubahan yang tidak wajar dalam saldo liabilitas dari periode ke periode
dengan cara: (a) berfokus pada perubahan angka-angka laporan keuangan yang aktual; atau
(b) mempelajari laporan arus kas; dan (c) Menggunakan analisis horizontal.
Fokus pada Perubahan Hubungan dari Periode ke Periode
Berfokus pada perubahan hubungan untuk mengindentifikasi indikator analitis
kecurangan adalah salah satu cara terbaik dalam mendeteksi kecurangan liabilitas yang
kurang saji. Cara kedua untuk fokus pada hubungan-hubungan dalam laporan keuangan
adalah menyiapkan laporan keuangan common size dan melakukan analisis vertikal.

Membandingkan Informasi Laporan Keuangan dengan Perusahaan lain


Membandingkan saldo liabilitas perusahaan dengan perusahaan lain tidak sama
bergunanya dengan membandingkan pendapatan, piutang dagang, persediaan, dan saldosaldo lainnya. Perusahaan dapat membiayai opersionalnya dengan tiga cara: laba, pinjaman,
dan investasi jangka pendek. Jumlah dari setiap metode pembiayaan yang digunakan sering
kali merupakan masalah sudut pandang pihak menajemen daripada norma industri.
Membandingkan Jumlah yang Ada dalam Laporan Keuangan dengan Aset yang Seharusnya
dapat Merepresentasikan atau dengan Faktor-Faktor di Luar Laporan Keuangan
Dikarenakan sebagian besar liabilitas tidak dapat merepresentasikan aset tertentu,
biasanya sulit untuk membandingkan saldo liabilitas dengan sejumlah informasi non
keuangan.
Mencari Indikator Akuntansi dan Indikator Dokumentasi secara Aktif
Indikator dokumentasi dapat sangat membantu dalam mendeteksi kecurangan
liabilitas yang kurang saji. Menemukan liabilitas yang kurang saji adalah salah satu jenis
kecurangan yang paling sulit untuk ditemukan. Pencarian liabilitas yang tidak dicatat dengan
memeriksa risalah rapat direksi, konfirmasi bank dan pemasok, dan surat dari pengacara akan
sangat membantu. Dalam banyak cara, menemukan kecurangan liabilitas yang tidak dicatat
sama dengan menemukan kecurangan yang tidak ada di laoran keuangan karena tidak ada
bukti kecurangan tersebut.
Kecurangan Aset yang Lebih Saji
Salah satu bentuk kecurangan laporan keuangan terkait aset yang lebih saji yaitu
ketika aset yang mengalami penurunan nilai secara tidak tepat, sehingga biaya atau kerugian
perusahaan menjadi kurang saji dan laba bersih akan menjadi lebih saji.
Mengidentifikasi Kecurangan Aset yang Lebih Saji
Kebanyakan organisasi memiliki berbagai jenis aset dalam laporan posisi keuangan mereka.
Sebagaimana halnya dengan liabilitas, aset yang berbeda dapat dibuat menjadi lebih saji
nilainya dengan cara yang berbeda.
Mengapitalisasi Biaya sebagai Aset yang Seharusnya Dibebankan secara Tidak Tepat pada
Periode Saat Ini
Mengapitalisasi biaya yang seharusnya dibebankan memberikan dampak pada
peningkatan laba bersih dengan jumlah yang sama dengan biaya yang dikapitalisasi tersebut,
karena biaya yang harusnya dikurangkan dari pendapatan tidak dikurangkan hingga periode
yang akan datang ketika biaya tersebut diamortisasi. Dalam banyak kasus, biaya yang
dikapitalisasi secara curang ini tidak dihapuskan selama beberapa tahun hingga di masa yang
akan datang.
Bagian Mengkhawatirkan dari Majemen Laba
Kecurangan laporan keuangan sering dimulai ketika manajemen menerapkan metode
atau asumsi akuntansi yang agresif ketika hal yang terlihat sebagai perubahan yang tidak
ada salahnya pada metode akuntansi akan memberikan organisasi keuntungan yang
dibutuhkan untuk memenuhi target laba.

Anda mungkin juga menyukai