Disusun Oleh :
Tri Diah Luthfiani
21080113120034
Lelyana Octavia 21080113120038
Alifa Istiani
21080113120043
Nurul Annisa
21080113120046
Elis Listiani
21080113120049
Tirta Tri Buanawati
21080113120051
Suci Wulandari
21080113120052
Luthfia Syahnaz. P
21080113120053
Selly Marwa Bela. P
21080113120054
Latifah Herdian. C 21080113130057
Cut Fadhila Keumala
21080113130059
WARUNG WASABI
Ringkasan Eksekutif
Wasabi merupakan salah satu tempat makan yang menyajikan
kuliner jepang, mulai dari katsu, ramen, takoyaki sampai dengan sushi.
Wasabi didirikan oleh pasangan suami istri yang memang menggemari
masakan jepang , awalnya Wasabi didirikan di daerah Krapyak kondisi
warung awal hanya dengan 4 meja dan 2 karyawan saja. Berkaca dari
hasil usaha kuliner jepang yang dirasa cukup menjanjikan maka Ibu
Enday mulai mengembangkan usahanya dengan pemilihan tempat
dengan proyeksi kepadatan yang cukup bagus di wilayah Tembalang,
Semarang tepatnya di Jalan Tirto Agung No. 77, hingga saat ini Wasabi
terus mengalami perkembangan hingga mampu menciptakan berbagai
variasi menu, menu yang ada di Wasabi lebih banyak dari sushi,
Wasabi mengembangkan hingga 55 varian sushi menggunakan bahanbahan lokal olahan sendiri, dan tentunya tidak membuang bahan baku
makanan hingga semua bahan terolah sempurna tanpa mengurangi
citarasanya.
Wasabi diperuntukkan untuk masyarakat awam yang belum begitu
mengenal makanan jepang, terutama sushi. Dulu makanan jepang
seperti sushi hanya bisa ditemui di restoran-restoran jepang dengan
harga yang mahal. Untuk itu Wasabi hadir dengan konsep mengusung
makanan jepang yang berkualitas baik dari segi rasa, penampilan dan
juga harga yang terjangkau. Hal ini mengacu pada Visi dari Wasabi itu
sendiri yaitu Membuat masyarakat khususnya mahasiswa untuk tetap
dapat menikmati masakan jepang dengan rasa yang khas dan harga
yang terjangkau
Di Wasabi berusaha mengolah sushi dengan bahan lokal sehingga
terjamin kehalalannya namun dengan citarasa yang tetap jepang.
Sehingga tidak ditemui bahan seperti sake, mirin, pork, sebagai
penggantinya diolah bahan-bahan lain yang menyerupai rasanya.
Latar Belakang
bekal
lebih
untuk
dapat
mengkreasikan
makanan
personal
karena
dirasa
dapat
menumbuhkan
rasa
Analisis Produksi
Pada bisnis kuliner jepang ini semua proses mulai dari pemilihan
bahan, pengolahan, sampai pemasaran dilakukan sendiri oleh pekerja
Wasabi. Produksi makanan dilakukan oleh juru masak sebanyak 4
orang yang sudah memiliki bekal memasak dari hasil pelatihan dan
mengalaman yang di dapat. Selama proses produksi berjalan mutu dari
makanan sangat dijaga dengan membuat takaran khusus agar
mendapat hasil yang maksimal dan seefisien mungkin. Semua bahan
baku salmon akan digunakan, selain dapat menyajikan masakan yang
beraneka ragam, menggunakan semua bahan baku dari salmon juga
akan mengurangi limbah dan tentunya dapat menghasilkan produk
yang banyak dan meningkatkan pendapatan.
Analisis SDM
Dalam mendukung rencana bisnisnya Ibu Enday tidak mematok
untuk mendapatkan orang-orang yang memang menggeluti profesi
chef masakan jepang, Ibu Enday lebih menekankan kepada orang yang
memang mau belajar dan berusaha. Ibu Enday mengajari secara
langsung karyawan yang akan bekerja di tempatnya dengan tujuan
agar dapat memantau secara langsung dan dapat lebih dekat dengan
karyawan serta menjaga agar cita rasa sajian makanan di Wasabi tetap
terjaga. Saat ini jumlah pekerja di Wasabi sendiri sebanyak 11 orang
termasuk pekerja part-time yang notabene mahasiswa. Dalam satu
shift kerja dibutuhkan 4 orang juru masak, 2 waiter, dan cashier. Ibu
Enday belum merencanakan secara pasti berapa karyawan baru yang
akan dia pekerjakan, tetapi dia sudah merencanakan pembukaan
cabang Wasabi sehingga tetap akan dilakukan penambahan jumlah
karyawan.
Analisis Keuangan
Awal memulai usaha kuliner jepang Ibu Enday mengeluarkan modal
hanya sekitar 15 juta rupiah, 10 juta untuk menyewa kantor tempat
usaha di daerah Krapyak, dan 5 juta sebagai bahan makanannya.
Omset yang diperoleh fluktuatif setiap bulannya, dari 12 bulan dalam
setahun, hanya efektif 8 bulan saja perkuliahan mahasiswa, sehingga
Ibu Enday juga mulai merambah ke customer keluarga.
Risiko Usaha
Hambatan utama yang ditemui adalah kendala SDM, karena dari awal
perekrutan
sushi-maker
atau
DOKUMENTASI
Gambar 4
Gambar 5
Gambar 6
Gambar 4,5,6 : Foto Bersama Ibu Enday Pemilik Usaha