Anda di halaman 1dari 8

FRAKTUR PADA KEKERASAN TUMPUL DAN TAJAM

Fraktur adalah suatu diskontinuitas tulang. Istilah fraktur memiliki sedikit makna pada
ilmu forensik. Pada bedah, fraktur dibagi menjadi fraktur sederhana dan komplit atau terbuka.
Terjadinya fraktur selain disebabkan suatu trauma juga dipengaruhi beberapa faktor
seperti komposisi tulang tersebut. Anak-anak tulangnya masih lunak, sehingga apabila terjadi
trauma khususnya pada tulang tengkorak dapat menyebabkan kerusakan otak yang hebat
tanpa menyebabkan fraktur tulang tengkorak. Wanita usia tua sering kali telah mengalami
osteoporosis, dimana dapat terjadi fraktur pada trauma yang ringan.
Luka akibat trauma benda tumpul adalah kerusakan jaringan disebabkan oleh benda
atau alat yang tidak bermata tajam, konsistensi keras atau kenyal, dan permukaan halus atau
kasar. Cara kejadian trauma benda tumpul lebih sering disebabkan oleh kecelakaan atau
penganiayaan, jarang karena bunuh diri.
Jenis luka yang ditimbulkan akibat trauma benda tumpul yang sering dijumpai dalam
kasus kecelakaan lalu lintas antara lain luka memar, luka babras, luka robek dengan tepi tidak
rata, serta patah tulang. Bagian tubuh yang paling banyak terkena adalah kepala dan anggota
gerak atas dan bawah. Luka-luka tersebut dapat menyebabkan dampak kerusakan jaringan
maupun organ bervariasi mulai dari ringan hingga berat, bahkan lebih parah yaitu kematian.
Sebab kematian terjadi karena kerusakan organ vital atau perdarahan yang banyak.
Luka trauma benda tumpul yang terjadi akibat kecelakaan lalu lintas merupakan
akibat dari benda yang mengenai atau melukai orang yang relatif tidak bergerak dan orang
bergerak ke benda yang tidak bergerak. Kekerasan tumpul yang cukup kuat dapat
menyebabkan patah tulang. Bila terdapat lebih dari satu garis patah tulang yang saling
bersinggungan maka garis patah yang terjadi belakangan akan berhenti pada garis patah yang
telah terjadi sebelumnya.Patah tulang jenis impresi terjadi akibat kekerasan benda tumpul
pada tulang dengan luas persinggungan yang kecil dan dapat memberikan gambaran bentuk
penyebabnya. Penyebab dari fraktur impresi ini adalah trauma yang biasa disebabkan akibat
terjatuh, kecelakaan kendaraan bermotor, perkelahian fisik, dan olahraga.
Trauma Akselerasi dan Deselerasi
Trauma tumpul dapat diklasifikasikan menjadi dua mekanisme utama yaitu
cederaakselerasi

(kompresi)

dan

cedera

deselerasi

(perlambatan).

Cedera

akselerasi(kompresi) merupakan suatu kondisi trauma tumpul langsung ke area abdomen atau

bagian pinggang. Kondisi ini memberikan manifestasi kerusakan vascular dengan respons
terbentuknya formasi hematom di dalam viseria. Cedera kompresiyang kuat dapat juga
mengakibatkan peningkatan tekanan transien intraluminalyang memberikan respon adanya
rupture pada organ di dalam abdomen.Peningkatan tekanan transien inraabdomen adalah
mekanisme umum traumatumpul yang mencederai usus kecil.Cedera deselerasi adalah suatu
kondisi di mana suatu peregangan yang berlebihanmemberikan manifestasi terhadap cedera
intraabdomen. Kekuatan peregangansecara longitudinal memberikan manifestasi rupture
(robek) pada struktur di persimpangan antara segmen intraabdomen. Cedera deselerasi yang
paling seringadalah cedera pada hepar sepanjang ligamentum teres dan cedera lapisan
intimaarteri ginjal. Kondisi lain juga akan memberikan manifestasi pergeseran usus besar,
thrombosis, dana cedera mesenterika disertai dengan cedera pada sistem vaskular splanknik.
Kondisi cedera akselerasi memberikan berbagai masalah pada pasien sesuai organ
intraabdominal yang mengalami gangguan. Hal ini memberikan implikasi kedaruratan klinis,
respon sistemik, dan dampak intervensi medis.
Fraktur pada trauma tumpul akan disertai dengan tanda-tanda kekerasan trauma
tumpul lainnya seperti luka memar, luka lecet atau luka robek
Klasifikasi Trauma Tumpul Berdasarkan Jaringan atau Organ yangTerkena
1. Kulit

Luka Lecet

Luka Memar

Luka Robek

2. Kepala

Tengkorak

Jaringan Otak

3. Leher dan Tulang Belakang


4. Dada

Tulang

Organ dalam dada

5. Perut

Organ Parenkim

Organ berongga

6. Anggota Gerak

Fraktur akibat trauma benda tajam


Akibat trauma tajam yang langsung dapat menyebabkan tulang patah dengan luka
terbuka sampai ke tulang yang disebut patah tulang terbuka.
Trauma benda tajam pada tulang yang menakibatkan fraktur disebabkan oleh tekanan
kompresi dinamis yang berfokus sempit pada bagian permukaan tulang dan dapat diakibatkan
oleh berbagai jenis senjata dan peralatan. Jika tekanan yang cukup diberikan, maka luka yang
terbentuk pada titik tekanan, dapat dikelompokan menjadi :

Tusukan /Puncture : luka dsebabkan oleh alat yang diposisikan secara vertikal (atau
mendekati vertikal) pada permukaan tulang, dan dapat berbentuk kerucut. Contoh dari
jenis puncture adalah luka tusuk (stab wounds), jika hanya unung dari pisau yang

menusuk permukaan tulang.


Potong/ belah (clefts/ notches) : luka ini diakibatkan oleh tekanan dinamin yang
diletakan secara vertikal menggunakan instrumen yang memiliki ujung yang tajam,
panjang, dan umumnya menyebabkan luka cincang (Hacking trauma). Contoh

intrumen yang menyebabkan luka jenis ini adalah seperti kapak, golok, dan parang.
Sayat/ Insisi (incision) : Kelompok ini digolongkan karena ukuran luka lebih panjang
dari pada lebarnya. Sayatan pada tulang terjadi ketika tekanan diberikan melintasi
permukaan tulang dengan instrument yang memiliki ujung yang tajam dan panjang.
Insisi pada tulang juga dapat terjadi akibat tusukan luka melalui lapisan jaringan lunak
yang menutupi tulang, yang menciptakan sayatan superfisial selagi melintasi
permukaan kulit. Luka ini sering kali disebabkan oleh beberapa jenis pisau pendek,
meskipun tanda gergaji juga dapat masuk pada kategori ini.

Fraktur benda tajam terjadi akibat adanya tenaga kompresi ataupun jarak pendek terfokus.
Fraktur akibat trauma benda/ senjata tajam menyebabkan terjadinya cetakan benda-benda
tajam yang menghantamnya. Hal ini disebabkan oleh adanya struktur tulang rawan yang
melindunginya. Luka tersebut dapat berupa luka tusukan (puncture), luka potong (cleft/
notches), luka sayat. Pada luka tusukan, terdapat adanya bentuk kerucut pada patahan tulang
akibat mekanisme instrument yang ditempatkan secara vertical. Sedangkan, pada luka potong
ditemukan adanya tanda-tanda pada daerah / batas-batas superior dan inferior tulang tersebut.
Ini biasanya terjadi akibat instrument dengan tepi tajam, panjang, disertai dengan adanya
kekuatan dinamis. Ini terdapat pada enajata, seperti parang. Lalu, pada luka sayat dapat
terjadi fraktur akibat tekanan diaplikasikan di seluruh permukaan tulang dengan instrumen

yang bersisi tajam dan panjang. Selain itu, luka sayatan pada tulang dapat terjadi sebagai
akibat luka tusukan yang melewati lapisan jaringan lunak dan menembus tulang, sehingga

menciptakan

sayatan

dangkal

sementara

perjalanan

di

atas

permukaan

tulang.

Kesimpulan
Fraktur pada kekerasan tumpul dan kekerasan tajam memiliki beberapa perbedaan, di
antaranya :
- Kekerasan tumpul yang cukup kuat dapat menyebabkan patah tulang. Sedangkan
fraktur kekerasan tajam terjadi akibat adanya tenaga kompresi dinamis yang
berfokus sempit pada bagian permukaan tulang baru akan menyebabkan patah
tulang.
- Pada fraktur karena kekerasan tumpul disebabkan oleh trauma yang biasa
disebabkan akibat terjatuh, kecelakaan kendaraan bermotor, perkelahian fisik,
dan olahraga. Sedangkan pada kekerasan tajam dapat disebabkan oleh berbagai
jenis senjata dan peralatan.
- Pada fraktur karena kekerasan tumpul deformitas belum tentu terjadi, sedangkan
fraktur pada kekerasan tajam dapat ditandai dengan adanya deformitas.
- Pada fraktur karena kekerasan tumpul belum tentu disertai fraktur terbuka.
Sedangkan fraktur pada kekerasan tajam sering terjadi fraktur terbuka.

DAFTAR PUSTAKA
1. https://www.academia.edu/8016424/TRAUMA_TUMPUL
2. http://emedicine.medscape.com/article/1680107-overview
3. Sjamsuhidajat R, Wim De Jong, Buku Ajar Ilmu Bedah, ed Revisi, EGC,
Jakarta:1998. Pp. 1138-1196
4. Catherine Jay Tennick. The Identification and Classification of Sharp Force Trauma
On Bone Using Low Power Microscopy. University of Central Lancashire. July 2012:
30-40. Tersedia: http://clok.uclan.ac.uk/7132/1/Catherine%20Tennick%20Final
%20PhD%20Thesis%20PDF%20(2).pdf ( Diakses 1 Mei 2016)

Anda mungkin juga menyukai