Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN
Kenapa Mata Saya Kabur ?
Pada saat stase di Poliklinik Mata RSUD Dr. Moewardi, Dokter Muda Chandra
mendapatkan 2 pasien dengan keluhan yang sama yaitu penurunan visus.
seorang perempuan usia 47 tahun dengan keluhan penglihatan kedua mata kabur sejak 6
bulan yang lalu meskipun sudah memakai kacamata. Pasien tidak mengeluhkan mata merah.
Setelah dilakukan pemeriksaan didapatkan kondisi: VOD 6/24, VOS 6/24, segmen anterior
kedua mata tenang, dilakukan uji pinhoe visus maju. Setelah dilakukan koreksi OD dan OS
dengan S+1.50 D visus mencapai 6/6, dengan S +1.75 D visus mencapai 6/6, sedangkan dengan
S+2.00 D visus menjadi 6/7.5. Untuk membaca dekat dikoreksi dengan S +1.75 D pasien merasa
nyaman. Kemudian Chandra menulikskan resep kacamata. Setelah disetujui oleh staf resep
diberikan kepada pasien dan pasien diperbolehkan pulang.
Pasien kedua, seorang perempuan usia 47 tahun dengan keluhan penglihatan kedua mata
kabur. Kondisi mata kanan: visus 6/60. Adapun kondisi mata kiri: visus 6/40, segmen anterior
kedua mata tenang. Dilakukan uji pinhole, visus kedua mata tidak maju. Kemudian staff
meminta untuk dilakukan pemeriksaan mata lebih lanjut yang diperlukan.

BAB II
DISKUSI DAN TINJAUAN PUSTAKA
A. Langkah I : Membaca skenario dan memahami pengertian beberapa istilah dalam skenario.
1. Visus
ketajaman atau kejernihan penglihatan. Visus bergantung dari ketajaman fokus retina
dalam bola mata dan sensitivitas dari interpretasi di otak. Visus terbagi menjadi dua

yaitu visus sentralis dan visus perifer. Visus sentralis dibagi dua yaitu visus sentralis
jauh dan visus sentralis dekat. Visus sentralis jauh merupakan ketajaman penglihatan
untuk melihat benda benda yang letaknya jauh. Pada keadaan ini mata tidak
melakukan akomodasi. Visus sentralis dekat yang merupakan ketajaman penglihatan
untuk melihat benda benda dekat misalnya membaca, menulis dan lain lain. Pada
keadaan ini mata harus akomodasi supaya bayangan benda tepat jatuh di retina. Visus
perifer menggambarkan luasnya medan penglihatan dan diperiksa dengan perimeter.
2. Segmen anterior
Segmen bagian depan mata yang dimulai dari palpebra, konjungtiva, kornea, aquoas
humor, sclera, Camera Oculi Anterior, iris, pupil dan lensa.
3. Uji Pinhole
uji yang dilakukan dengan cara penderita diperintahkan untuk melihat lagi huruf
snellen melalui sebuah lempengan dengan lubang kecil untuk mencegah sebagian
besar berkas yang tidak terfokus memasuki mata. Jika uji pinhole membaik/maju
artinya ada kelainan refraksi, tapi jika tidak membaik artinya terdapat kelainan di
media refrakta.
4. VOD
Visus Oculi Dextra, menunjukkan ketajaman penglihatan pada mata kanan.
5. VOS
Visus Oculi Sinistra, menunjukkan ketajaman penglihatan pada mata kiri.
6. Visus Mata Maju
Apabila ada perbaikan penglihatan atau sudah tidak kabur lagi setelah diuji pinhole.
B. Langkah II : Menentukan/mendefinisikan permasalahan.
1. Bagaimana anatomi, histology, fisiologi dan fisika dari mata?
2. Apa pengaruh usia dan jenis kelamin pasien 1 dan 2 terhadap keluhan masing-masing?
3. Bagaimana etiologi dan mekanisme terjadinya mata kabur?
4. Mengapa pasien 1 visus maju sedangkan pasien 2 visus tidak maju?
5. Mengapa pasien 1 diberi kacamata sedangkan pasien 2 disarankan pemeriksaan
lanjutan?
6. Bagaimana cara koreksi mata?
7. Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan pasien 1 dan 2?
8. Mengapa pasien 1 penglihatannya tetap kabur walau sudah memakai kacamata?
9. Apa pemeriksaan lanjutan untuk pasien 2?
10. Mengapa visus kedua mata dapat berbeda?
11. Bagaimana cara menulis resep kacamata?
12. Apa diagnosis banding dari pasien 1 dan 2?
13. Apa perbedaan antara mata tenang visus menurun, mata merah visus normal dan mata
merah visus menurun?

C. Langkah III : Menganalisis permasalahan dan membuat pernyataan sementara mengenai


permasalahan.
1. Anatomi, histology, fisiologi dan fisika Mata

Anatomi & histologi


Mata tertanam di dalam corpus adiposum orbitae, tetapi dipisahkan dari corpus
adiposum ini oleh selubung fascial bola mata. Bola mata terdiri dari 3 lapisan.
Lapisan bola mata :
a

Tunica fibrosa
Terdiri atas :
1

Sclera : terdiri atas jaringan fibrosa padat dan berwarna putih. Di posterior
ditembus oleh nervus opticus dan menyatu dengan duramater.

Cornea : lapisan yang transparan, mempunyai fungsi memantulkan cahaya


yang masuk ke mata. Di posterior, cornea berhubungan dengan humor
aquous. terdiri atas lapis :
a. Epitel, tebalnya 50 m terdiri atas 5 lapis sel epitel tidak bertanduk
yang saling tumpang tindih ; satu lapis sel basal, sel poligonal dan sel
gepeng.
b. Membran Bowman, terletak di bawah membran basal epitel kornea
yang merupakan kolagen tersusun tidak teratur seperti stroma dan

berasal dari bagian depan stroma. Lapis ini tidak mempunyai daya
regenerasi.
c. Stroma, terdiri atas lamel yang merupakan susunan kolagen yang sejajar
satu dan lainnya, pada permukaan terlihat anyaman yang teratur dan di
bagian perifer bercabang. Terbentuknya kembali serat kolagen
terkadangmemakan waktu sampai 15 bulan.
d. Membran Descement merupakan membran aselular dan merupakan
batas belakang stroma kornea, dihasilkan sel endotel dan merupakan
membran basalnya.
e. Endotel, berasal dari mesotelium, berlapis satu, bentuk heksagonal,
besar 20-40 m.
b

Tunica vaskulosa pigmentosa


Terdiri atas :
1.) Choroidea : lapisan luar berpigmendan lapisan dalam yang sangat
vascular.
2.) Corpus ciliare
Tediri atas:
a Corona ciliaris
b

adalah

bagian

posterior

corpus

ciliare,

dan

permukaannya mempunyai alur-alur dangkal disebut striae ciliare.


Processus ciliaris adalah lipatan-lipatan yang tersusun secara radial,

posterior melekat pada ligamentum suspensorium iridis.


c M.ciliaris terdiri atas serabut otot polos meridianal dan sirkuler.
3.) Iris dan pupil : Iris adalah diapragma berpigmen yang tipis dan kontraktil
c

dengan lubang ditengahnya, yaitu papila.


Tunica nervosa
Terdiri atas :
Retina terdiri atas pars pigmentosa disebelah luar melekat dengan
choroidea dan pars nervosa di sebelah dalam berhubungan dengan corpus

vitreum.
Isi bola mata :
a

Humor aquous
Humor aquous merupakan cairan bening yang mengisi camera anterior
dan camera posterior bulbi. Diduga cairan ini merupakan sekret dari processus
ciliaris camera posterior camera anterior (pupil) celah angulus

iridocornealis canalis schlemmi. Hambatan aliran keluar humor aquous


b
c

mengakibatkan meningkatnya tekanan intraocular disebut glaukoma.


Corpus vitreum
Mengisi bola mata di belakang lensa dan merupakan gel yang transparan.
Lensa
Struktur bikonveks yang transparan, yang dibungkus oleh capsul
transparan. Terletak di belakang iris dan di depan corpus vitreum, serta

dikelilingi processus ciliaris.


Lensa terdiri dari :
i
Capsula lentis, yang membungkus struktur
ii
Epithelium cuboideum, yang terbatas pada permukaan anterior lensa
Fibrae lentis, yang dibentuk dari epithelium cuboideum pada equator
lentis. Fibrae lentis menyusun bagian terbesar lensa (Snell et al, 2006)
Kelopak atau palpebra mempunyai fungsi melindungi bola mata, serta
mengeluarkan sekresi kelenjar yang membentuk film air mata di depan kornea. Kelopak
merupakan alat menutup mata yang berguna untuk melindungi bola mata terhadap
trauma, trauma sinar dan pengeringan bola mata.
Kelopak mempunyai lapis kulit yang tipis pada bagian depan sedang di bagian
belakang ditutupi selaput lendir tarsus yang disebut konjungtivita tarsal.
Gangguan penutupan kelopak akan mengakibatkan keringnya permukaan mata
sehingga terjadi keratitis et lagoftalmos. Pada kelopak terdapat bagian-bagian:
-

Kelenjar seperti : kelenjar sebasea, kelenjar Moll, atau kelenjar keringat, kelenjar

Zeiz pada pangkal rambut, dan kelenjar Meibom pada tarsus.


Otot seperti : M. Orbikularis okuli yang berjalan melingkar di dalam kelopak atas
dan bawah, dan terletak di bawah kulit kelopak. Pada dekat tepi margo palpebra
terdapat otot orbikularis okuli yang disebut sebagai M. Rioland, M. Orbikularis
berfungsi menutup bola mata yang dipersarafi N. Fasial. M. Levator palpebra,
yang berorigo pada anulus foramen orbita dan berinsersi pada tarsus atas dengan
sebagian menembus M. Orbikularis okuli menuju kulit kelopak bagian tengah.
Bagian kulit tempat insersi M. Levator palpebra terlihat sebagai sulkus (lipatan)
palpebra. Otot ini dipersarafi oleh N III, yang berfungsi untuk mengangkat

kelopak mata atau membuka mata.


Di dalam kelopak terdapat tarsus yang merupakan jaringan ikat dengan kelenjar di
dalamnya atau kelenjar Meibom yang bermuara pada margo palpebra.

Septum orbita yang merupakan jaringan fibrosis berasal dari rima orbita

merupakan pembatas isi orbita dengan kelopak depan.


Tarsus ditahan oleh septum orbita yang melekat pada rima orbita pada seluruh
lingkaran pembukaan rongga orbita. Tarsus (terdiri atas jaringan ikat yang
merupakan jaringan penyokong kelopak dengan kelenjar Meibom 40 di kelopak

atas dan 20 di kelopak bawah)


Pembuluh darah yang mempersarafinya adalah a. Palpebra
Persarafan sensorik kelopak mata atas didapatkan dari rumus frontal N. V, sedang
kelopak bawah oleh caang ke II saraf ke V.
Konjungtiva tarsal yang terletak di belakang kelopak hanya dapat dilihat dengan

melakukan eversi kelopak. Konjungtiva tarsal melalui forniks menutup bulbus okuli.
Konjungtiva merupakan membran mukosa yang mempunyai sel Goblet yang
menghasilkan musin.
Cavum orbita terdiri dari 7 tulang yaitu :

Os. Sphenoidale
Os. Ethmoidale
Os. Frontalis
Os.Maxillaris
Os. Lacrima
Os. Palatina
Os. Zygomatik

Cavum orbita merupakan rumah bagi bulbus okuli. Pada cavum orbita, terdapat
tiga struktur khas, yaitu :
1. Canalis Opticus : berisi Nervus Opticus dan Arteria Ophthalmica
2. Fissura Orbitalis Superior : berisi Nervus Cranialies III, IV, VI, V cabang 1,
dan Vena Ophthalmica Superior.
3. Fissura Orbitalis Inferior : berisi Nervus Craniales V cabang 2 dan Vena
Ophthalmica Inferior (Drake RL et al, 2010).
Sistem lakrimal atau sekresi air mata terletak di daerah temporal bolamata. Sistem
lakrimal terdiri atas 2 bagian, yaitu :
a. Sistem produksi atau glandula lakrimal. Glandula lakrimal terletak di
temporo antero superior rongga orbita.
b. Sistem ekskresi, yang terdiri atas pungtum lakrimal, kanalikuli lakrimal,
sakus lakrimal dan duktus nasolakrimal.

Fisiologi
a. MekanismePenglihatan

Manusia dapat melihat benda karena adanya cahaya. Cahaya yang ditangkap mata
berturut-turut akan melalui kornea, aqueous humor, pupil, lensa, vitreus humor, dan
retina. Lensa mata berfungsi memfokuskan cahaya yang terpantul dari benda-benda yang
terlihat sehingga menjadi bayangan yang jelas pada retina. Cahaya ini akan merangsang
fotoreseptor untuk menyampaikan impuls ke saraf penglihat dan berlanjut sampai lobus
oksipitalis pada otak besar.
Cahaya yang masuk melalui kornea diteruskan ke pupil. Pupil merupakan lubang
bundar anterior di bagian tengah iris yang mengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata.
Pupil membesar bila intensitas cahaya kecil (bila berada di tempat gelap), dan apabila
berada di tempat terang atau intensitas cahayanya besar, maka pupil akan mengecil.
Rangsang saraf parasimpatis merangsang otot sfingter pupil, sehingga memperkecil celah
pupil; ini disebut miosis. Sebaliknya, rangsang saraf simpatis merangsang serat otot
radial iris dan menimbulkan dilatasi pupil, yang disebut midriasis. Yang mengatur
perubahan pupil tersebut adalah iris. Iris merupakan cincin otot yang berpigmen dan
tampak di dalam aqueous humor, karena iris merupakan cincin otot yang berpigmen,
maka iris juga berperan dalam menentukan warna mata. Setelah melalui pupil dan iris,
maka cahaya sampai ke lensa.
MEKANISME AKOMODASI
Pada anak-anak, daya bias lensa mata dapat ditingkatkan dari 20 dioptri
menjadi kira-kira 34 dioptri; ini berarti terjadi akomodasi sebesar 14 dioptri. Untuk itu,
bentuk lensa diubah dari yang tadinya konveks-sedang menjadi lensa yang sangat
konveks. Mekanismenya adalah sebagai berikut.
Pada orang muda, lensa terdiri atas kapsul elastis yang kuat berisi cairan
kental yang mengandung banyak protein namun transparan. Bila berada dalam keadaan
relaksasi tanpa tarikan terhadap kapsulnya, lensa akan berbentuk hampir sferis, terutama
akibat retraksi elastis kapsul lensa. Terdapat kira-kira 70 ligamen suspensorium yang

melekat di sekeliling lensa secara radial, menarik tepi lensa ke arah lingkar luar bola
mata. Ligamen ini secara konstan diregangkan oleh perlekatannya pada tepi anterior
koroid dan retina. Regangan pada ligamen ini menyebabkan lensa tetap relatif datar
dalam keadaan mata istirahat.
Walaupun demikian, di tempat perlekatan lateral ligamen lensa pada bola
mata juga terdapat otot siliaris, yang memiliki dua serat otot polos yang terpisah :
1.
Serat meridional
Serat meridional membentang dari ujung perifer ligamen suspensorium sampai
peralihan kornea-sklera. Bila serat otot ini berkontraksi, insersi perifer dari ligamen lensa
tadi akan tertarik ke medial ke arah tepi kornea, sehingga mengurangi regangan ligamen
terhadap lensa.
2.
Serat sirkular
Serat sirkular tersusun melingkar mengelilingi perlikatan ligamen, sehingga pada
waktu berkontraksi terjadi gerak seperti sfingter, mengurangi diameter lingkaran
perlekatan ligamen; hal ini juga menyebabkan tarikan ligamen terhadap kapsul lensa
berkurang
Jadi, kontraksi salah satu set serat otot polos dalam otot siliaris akan
mengendurkan ligamen kapsul lensa, dan lensa akan berbentuk lebih cembung, seperti
balon, akibat sifat elastisitas alami kapsul lensa.
Setelah cahaya sampai ke retina, maka selsel batang dan selsel kerucut yang
merupakan selsel yang sensitif terhadap cahaya akan meneruskan sinyalsinyal cahaya
tersebut ke otak melalui saraf optik.
Di retina, terjadi pengubahan energi cahaya menjadi sinyal listrik untuk selanjutnya
ditransmisikan ke sistem saraf pusat dan diolah di sana sehingga memberikan informasi
berupa bayangan benda yang kita lihat.
Proses pengubahan energi cahaya menjadi sinyal listrik (fototransduksi) dilakukan di
retina oleh sel- sel fotoreseptor yaitu sel batang dan sel kerucut. Bagian dari retina yang
mengandung sel fotoreseptor ini terdiri dari tiga lapisan sel peka rangsang, yaitu
(1) Lapisan paling luar mengandung sel batang dan sel kerucut
(2) Lapisan tengah mengandung sel bipolar
(3) Lapisan dalam mengandung sel ganglion

Sinar harus melewati sel ganglion dan sel bipolar sebelum mencapai fotoreseptor di
semua bagian retina kecuali di fovea. Di fovea, yaitu cekungan seukuran pentul jarum
yang terletak tepat di tengah retina, lapisan sel ganglion dan sel bipolar tersisih ke tepi
sehingga cahaya langsung mengenai fotoreseptor. Fotoreseptor terdiri dari tiga bagian,
yaitu
1. Segmen luar, bagian yang mendeteksi rangsangan cahaya
2. Segmen dalam, bagian yang mengandung perangkat metabolik sel
3. Terminal sinaps, bagian yang menyalurkan sinyal yang dihasilkan oleh
fotoreseptor karena stimulasi cahaya ke sel- sel selanjutnya di jalur penglihatan.
Segmen luar, yang berbentuk batang pada sel batang dan kerucut pada sel kerucut,
terdiri dari tumpukan lempeng- lempeng membranosa gepeng yang mengandung banyak
molekul fotopigmen peka cahaya. Fotopigmen terdiri dari dua komponen, yaitu opsin
( suatu protein yang merupakan bagian integral dari membrane diskus ) dan retinen
( suatu turunan vitamin A yang terikat di bagian dalam molekul opsin ). Retinen adalah
bagian fotopigmen yang menyerap cahaya.
Fototransduksi pada dasarnya sama

untuk

semua

fotoreseptor,

tetapi

mekanismenya bertentangan dengan cara biasa reseptor berespons terhadap stimulus


adekuatnya.
Aktivitas fotoreseptor dalam gelap dapat dijelaskan sebagai berikut:
Membran plasma segmen luar fotoreseptor mengandung saluran Na+ bergerbang
kimia, yang berespons terhadap pembawa pesan kedua internal, cGMP. Pengikatan cGMP
ke saluran Na+ ini membuat saluran ini tetap terbuka. Tanpa cahaya, konsentrasi cGMP
tinggi. Karena itu, saluran Na+ fotoreseptor terbuka jika tidak terdapat rangsangan yaitu
dalam keadaan gelap. Kebocoran pasif Na+ masuk ke sel menyebabkan depolarisasi
fotoreseptor. Penyebaran pasif depolarisasi ini dari segmen luar ke ujung sinaps ( tempat
penyimpanan neurotransmitter fotoreseptor ) membuat saluran Ca2+ berpintu voltase di
ujung sinaps tetap terbuka. Masuknya kalsium memicu pelepasan neurotransmitter dari
ujung sinaps selama dalam keadaan gelap.
Aktivitas fotoreseptor pada keadaan terang dapat dijelaskan sebagai berikut : pada
pajanan ke sinar, konsentrasi cGMP menurun melalui serangkaian proses biokimiawi
yang dipicu oleh pengaktifan fotopigmen. Retinen berubah bentuk ketika menyerap sinar.
Perubahan konformasi ini mengaktifkan fotopigmen. Sel batang dan sel kerucut
mengandung suatu protein G yang dinamai transdusin. Fotopigmen yang telah aktif akan
mengaktifkan transdusin, yang sebaliknya mengaktifkan enzin intrasel fosfodiesterase.

Enzim ini menguraikan cGMP sehingga konsentrasi pembawa pesan kedua ini di
fotoreseptor berkurang. Selama proses eksitasi cahaya, penurunan cGMP memungkinkan
saluran Na+ berpintu kimiawi tertutup. Penutupan saluran ini menghentikan kebocoran
Na+ dan menyebabkan hiperpolarisasi membran. Hiperpolarisasi ini menyebabkan
penutupan saluran Ca2+ berpintu voltase , dan karenanya, penurunan pelepasan
neurotransmitter dari ujung sinaps.
Bayangan atau cahaya yang tertangkap oleh retina adalah terbalik, nyata, lebih
kecil, tetapi persepsi pada otak terhadap benda tetap tegak, karena otak sudah dilatih
menangkap bayangan yang terbalik itu sebagai keadaan normal.
b. JarasPenglihatan
Prinsip jaras penglihatan yaitu dari kedua retina ke korteks penglihatan. Sinyal
saraf penglihatan meninggalkan retina melalui nervus optikus. Di chiasma opticum,
serabut nervus optikus dari bagian nasal retina menyeberangi garis tengah, tempat serabut
nervus optikus bergabung dengan serabut-serabut yang berasal dari bagian temporal
retina mata yang lain sehingga terbentuklah traktus optikus. Serabut-serabut dari setiap
traktus optikus bersinaps di nukleus genikulatum lateralis dorsalis pada thalamus, dan
dari sini, serabut-serabut genikulokalkarina berjalan melalui radiasi optikus menuju
korteks penglihatan primer yang terletak di fisura kalkarina lobus oksipitalis.
Serabut penglihatan juga melalui beberapa daerah yang lebih primitive di otak,
yaitu :
1. Dari traktus optikus menuju nukleus suprachiasmatik di hipotalamus, untuk
pengaturan irama sirkadian yang menyinkronisasikan berbagai perubahan
fisiologi tubuh dengan siang dan malam.
2. Menuju nuklei pretektalis di otak tengah, untuk mendatangkan gerakan reflex
mata agar mata dapat difokuskan ke arah objek yang penting dan untuk
mengaktifkan reflex pupil terhadap cahaya

2. Pengaruh usia dan jenis kelamin terhadap keluhan mata masing-masing pasien
Pada pasien pertama, faktor usia memegang peranan penting pada terjadinya
gangguan penglihatan pasien, yaitu menyebabkan presbiopi atau mata tua. Lensa
dibentuk oleh 1000 lapisan sel yang menghancurkan nucleus dan organelnya sewaktu
dalam pembentukan sehingga sel-sel

tersebut benar-benar transparan. Karena tidak

memiliki DNA dan perangkat pembentuk protein maka sel- sel lensa matur tidak dapat
memperbaiki diri atau menghasilkan sel baru. Sel- sel di bagian tengah lensa tidak hanya
berusia paling tua, tetapi sel- sel ini juga terletak paling jauh dari humor aquosus, sumber
nutrisi lensa. Dengan bertambahnya usia, sel- sel di bagian tengah yang tidak dapat
diperbarui ini mati dan menjadi kaku. Dengan berkurangnya elastisitas, lensa tidak lagi
dapat berbentuk sferis yang dibutuhkan untuk mengakomodasi bayangan benda dekat.
Semakin tinggi usia seseorang kekuatan bias lensa mata berkurang: 45-50 tahun: dari
14 D menjadi kurang dari 2 Dioptri. Pada umur 70 tahun manusia bisa kehilangan
kekuatan lensa ini. Kekuatan lensa yang perlu ditambahkan seiring pertambahan usia:
- + 1.0 D untuk usia 40 tahun
- + 1.5 D untuk usia 45 tahun
- Tiap 5 tahun ditambahkan +0.5 D
Pada usia tua juga produksi aquos humor menurun dan ukuran pupil mengecil.

Pada pasien kedua, usia pasien juga merupakan salah satu faktor risiko dari
glaukoma. Risiko glaucoma bertambah tinggi dengan bertambahnya usia terdapat 2%
dari populasi usia 40 tahun yang terkena glaucoma.Angka ini akan bertambah dengan
bertambahnya usia. Sedangkan faktor jenis kelamin pada pasien pertama dan kedua kami
simpulkan tidak berhubungan dengan keluhan.
3. Etiologi dan mekanisme mata kabur
Mata kabur terjadi karena :
1. Kelainan Refraksi
Apabila focus bayangan benda yang seharusnya jatuh tepat di retina jatuh di
depan atau di belakang retina. Hal ini terjadi karena penurunan kemampuan lensa
untuk memipih dan mencembung saat melihat jauh atau dekat. Contoh: Miopi,
Presbiopi, Hipermetropi.
2. Kelainan non refraksi/media refrakta
Apabila terjadi kerusakan organic/structural pada media refrakta ( kornea, aquos
humor, lensa, vitreous humor) atau bagian mata yang bervaskuler dan bersyaraf.
Etiologi dari kelainan non refraksi adalah sebagai berikut :
a. Kelainan kongenital (misalnya kelainan genetik).
b. Anomali perkembangan [misalnya strabismus (juling).
c. Akibat sekunder penyakit sistemik (misalnya retinopati diabetes).
d. Penyakit primer pada mata itu sendiri (misalnya glaukoma, degenerasi macula
terkait usia).
Glaukoma - peningkatan tekanan dalam mata, yang paling sering
menyakitkan. Visi akan normal pada awalnya, tapi seiring waktu Anda dapat
mengembangkan visi miskin malam, bintik-bintik buta, dan kehilangan
penglihatan untuk kedua sisi. Glaukoma juga dapat terjadi tiba-tiba, yang
merupakan keadaan darurat medis.
e. Trauma (misalnya cedera tembus).

f. Kerusakan pada jalur penglihatan (misalnya setelah stroke).


g. Trakoma disebabkan oleh Chlamydia trachomatis.
h. Defisiensi vitamin A (xeroftalmia).
Berdasarkan etiloginya gangguan visus pada mata tenang dibagi atas:
a. Penyebab kelainan vaskuler

Oklusi Pembuluh Darah Retina


Amaurosis vugaks
Penyakit Eales
Neuropati optic akut iskemik

b. Penyakit kelainan sistemik

Retinopati diabetik
Retinopati hipertensi
Penyebab degenerasi retina
Ablatio retina regmatogen
Degenerasi macula senile/disform.

4. Pasien 1 visus maju dan pasien 2 visus tidak maju dengan uji pinhole
Pasien dengan penurunan visus yang disebabkan oleh kelainan refraksi, jika
dilakukan pemeriksaan pinhole akan mengalami kemajuan. Sebaliknya, pasien
dengan penurunan visus akibat kelainan media refrakta atau retina, jika dilakukan uji
pinhole tidak akan mengalami kemajuan. Prinsip kerja pinhole adalah memperkecil
ruangan masuknya cahaya, sehingga cahaya yang masuk lebih sedikit. Hal ini
menyebabkan, fokus bayangan bisa tepat berada di retina. Jatuhnya fokus bayangan
tepat di retina akan membuat pasien merasa nyaman untuk melihat lingkungan
sekitarnya, seperti orang dengan mata normal.
Pada pasien, visus membaik setelah uji pinhole yang artinya kelainannya pada
refraksi. Pada pasien 2, kemungkinan bukan disebabkan kelainan refraksi melainkan
kelainan pada organic mata atau media refrakta seperti glaucoma dan katarak.
5. Mengapa pasien 1 diberi kacamata sedangkan pasien 2 harus melakukan pemeriksaan
lanjutan?
Karena pasien 1 mengalami kelainan refraksi yang dimana tatalaksananya adalah
penggunaan kacamata berlensa positif, negative, atau silinder. Sedangkan pasien

kedua bukan merupakan kelainan refraksi sehingga harus dilakukan pemeriksaan


lebih lanjut untuk mengetahui penyakit mata yang diderita pasien.
6. Cara koreksi mata
1. Hipermetropia : diberikan kacamata sferis positif terkuat atau lensa positif
terbesar yang masih memberikan tajam penglihatan maksimal. Bila pasien
dengan +3.0 ataupun dengan +3.25 memberikan ketajaman penglihatan 6/6
maka diberikan kacamata +3.25. Hal ini untuk memberikan istirahat pada mata.
2. Miopia :

diberikan kacamata sferis negatif terkecil yang memberikan

ketajaman penglihatan maksimal. Sebagai contoh bila pasien dikoreksi dengan


-3.0 memberikan tajam penglihatan 6/6, dan demikian juga bila diberi -3.25,
maka sebaiknya diberikan lensa koreksi -3.0 agar memberikan istirahat mata
dengan baik sesudah dikoreksi.
3. Presbiopia : diberikan kacamata adisi untuk membaca dekat yang berkekuatan
tertentu, biasanya
+1.0 D untuk usia 40 tahun
+1.5 D untuk usia 45 tahun
+2.0 D untuk usia 50 tahun
+2.5 D untuk usia 55 tahun
+3.0 D untuk usia 60 tahun
4. Astigmatisma

Koreksi dengan lensa silindris atau lensa silindris dan sferis


Lensa silinder memiliki dua meridian yang tegak lurus satu sama lain
Meridian yang tidak memiliki kekuatan lensa disebut aksis
Meridian lainnya memiliki kekuatan lensa
Derajat astigmatisme sama dengan ukuran lensa silinder negatif yang dipakai sehingga
gambar kipas astigmatisme tampak jelas
7. Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan pasien 1 dan 2?
Dijadikan LO

8. Mengapa pasien 1 penglihatannya tetap kabur walau sudah memakai kacamata?


Karena semakin lama fungsi lensa semakin berkurang. Kemampuan mata untuk
berakomodasi semakin menurun sehingga pada ukuran kacamata tertentu sudah tidak
bisa menolong lagi. Oleh karena itu dibutuhkan kacamata baru dengan nilai positif
atau negatif yang berbeda sehingga mata dapat bekerja maksimal.
9. Apa pemeriksaan lanjutan untuk pasien 2? LO
10. Mengapa visus kedua mata dapat berbeda? LO
11. Bagaimana cara menulis resep kacamata? LO
12. Apa diagnosis banding dari pasien 1 dan 2? LO
13. Apa perbedaan antara mata tenang visus menurun, mata merah visus normal dan mata
merah visus menurun? LO

D. Langkah IV : Menginventarisasi permasalahan secara sistematis dan pernyataan sementara


mengenai permasalahan pada langkah III.
BAGAN
E. Langkah V : Merumuskan tujuan pembelajaran.
1. Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan pasien 1 dan 2?
2. Apa pemeriksaan lanjutan untuk pasien 2?
3. Mengapa visus kedua mata dapat berbeda? nafis dan pakde, mereka belum ngirim bahan
4. Bagaimana cara menulis resep kacamata?
5. Apa diagnosis banding dari pasien 1 dan 2?
6. Apa perbedaan antara mata tenang visus menurun, mata merah visus normal dan mata
merah visus menurun?
D. Langkah VI : Mengumpulkan informasi baru.
E. Langkah VII : Melaporkan, membahas, dan menata kembali informasi baru yang diperoleh.

1. Cara Pemeriksaan, Hasil Normal, dan Interpretasi Hasil Pemeriksaan Visus Serta
Pinhole pada Pasien Pertama dan Kedua
Pemeriksaan visus
1

Lakukan uji penglihatan dalam ruangan yang cukup tenang, tetapi anda dapat
mengendalikan jumlah cahaya.

Gantungkan kartu Snellen atau kartu E yang sejajar mata responden dengan jarak 6
meter
3 Pemeriksaan dimulai dengan mata kanan
4 Mata kiri responden ditutup dengan penutup mata atau telapak tangan tanpa menekan
bolamata
5 Responden disarankan membaca huruf dari kiri ke kanan setiap baris kartu Snellen
atau memperagakan posisi huruf E pada kartu E dimulai baris teratas atau huruf yang
paling besar sampai huruf terkecil (baris yang tertera angka 20/20)
6 Penglihatan normal bila responden dapat membaca sampai huruf terkecil 20/20 (tulis
020/020)
7 Bila dalam baris tersebut responden dapat membaca atau memperagakan posisi huruf
E KURANG dari setengah baris maka yang dicatat ialah baris yang tertera angka di
atasnya.
8 Bila dalam baris tersebut responden dapat membaca atau memperagakan posisi huruf
E LEBIH dari setengah baris maka yang dicatat ialah baris yang tertera angka tersebut.
Pemeriksaan uji penglihatan dengan HITUNG JARI:
1
2
3
4

Bila responden belum dapat melihat huruf teratas atau terbesar dari kartu Snellen
atau kartu E maka mulai HITUNG JARI pada jarak 3 meter (tulis 3/60).
Hitung jari 3 meter belum bisa terlihat maka maju 2 meter (tulis 2/60), bila belum
terlihat maju 1 meter (tulis 1/60). Bila belum juga terlihat maka lakukan GOYANGAN
TANGAN pada jarak 1 meter (tulis 1/300)
Goyangan tangan belum terlihat maka senter mata responden dan tanyakan apakah
responden dapat melihat SINAR SENTER (jika ya tulis 1/~)
Bila tidak dapat melihat sinar senter disebut BUTA TOTAL (tulis 0/0)

Setelah visus mata kanan-kiri penderita diketahui tidak mencapai 6/6 maka
pemeriksaan selanjutnya melakukan tes pinhole.
Uji pinhole
Cara melakukan uji pinhole ialah, pasang lempeng pinhole pada mata
pasien, lakukan pemeriksaan pada mata kanan terlebihdahulu. Bila dengan
pinhole penglihatan lebih baik, maka berarti ada kelainan refraksi yang masih
dapat dikoreksi dengan kaca mata. Bila penglihatannya tidak membaik/berkurang
dengan diletakkannya pinhole di depan mata berarti ada kelainan organik atau
kekeruhan media penglihatan yang mengakibatkan penglihatan menurun.
Interpretasi hasil pemeriksaan :
Koreksi mata pasien pertama:
Pengelihatan kabur dengan mata tidak merah berarti telah terjadi mata tenang
visus turun pada pasien. Kelainan mata tenang visus turun pada pasien dapat
berupa kelainan refraksi.

Pada pasien, VOD dan VOS 6/24 berarti pada oculi dextra dan sinistra pasien
dapat melihat objek dengan jelas pada jarak 6 meter sedangkan pada mata normal

objek dapat dilihat dengan jelas pada jarak 24 meter.


Dengan dilakukan uji pinhole visus pasien membaik berarti pasien mengalami
kelainan refraksi, karena uji pinhole dapat mengoreksi visus sebesar 4-5 D. Uji
pinhole yang tidak membaik berarti terdapat kelainan organik pada mata, seperti

katarak.
Koreksi OD dan OS dengan S +1.50 D berarti pada pasien mengalami
hipermetropi dan telah dilakukan koreksi pada oculi dextra dan sinistra dengan

lensa spheris +1.50 Dioptri.


Sedangkan untuk membaca dekat dikoreksi dengan S +1.50 Dioptri berarti pasien
mengalami kesulitan membaca dekat
Kesimpulan :
Pada pasien ini, dilihat dari koreksi mata pasien dan faktor lain seperti umur dapat
disimpulkan bahwa pasien ini menderita hipermetropia dan presbiopia

Interpretasi hasil pada pemeriksaan pasien kedua


Mata kanan visus 6/60 berarti terjadi penurunan visus
Mata kiri visus 6/40 berarti terjadi penurunan visus
Mata tenang bearti mata tidak merah, tidak ada infeksi dan inflamasi.
Uji pinhole tidak maju
Menunjukkan bahwa kelainan yang terjadi pada pasien ini adalah kelainan pada
media refrakta.

2. Pemeriksaan lanjutan untuk pasien 2


Uji Konfrontasi ada juga tambahan di dhila tp doi blm ngirim, bisalah ditambahin
Untuk pemerikasaan lapang pandang dengan melakukan perbandingan lapang
pandangan pasien dengan pemeriksa untuk mengetahui secara kasar adanya defek pada
lapang pandangan.
Caranya : mata kiri pasien dan mata kanan pemeriksa ditutup. Pasien dan
pemeriksa duduk berhadapan dengan jarak 1 meter. Mata kanan pasien dan mata kiri
pemeriksa saling bertatapan. Benda objek dipegang sejauh mungkin ke samping di
tengah-tengah jarak pasien-pemeriksan dan pelan-pelan digerakkan kea rah sumbu

penglihatan dan penderita diminta untuk memberi tahu apabila mulai melihat objek.
Diulang pada interval 30-450 hingga mengelilingi 3600 perifer
Uji tekanan bola mata
Untuk pemeriksaan glaucoma. Menggunakan tanometer. Tekanan normal adalah
10-20 mmHg
a. Tanometer Schiotz
Dengan beban tertentu akan terjadi kecekungan pada kornea dan akan terlihat
pada skala Schiotz. Makin rendah tekanan bola mata maka skala yang terlihat
akan lebih besar dan berlaku sebaliknya. Angka skala yang ditunjuk dilihat
nilainya di dalam table untuk konversi nilai tekanan dalam mmHg. Kelemahan
penggunaan tanometer Schiotz adalah mengabaikan factor kekakuan sclera
(sclera riginity). Pemeriksaan dengan alat ini harus hati-hati karena dapat
menyebabkan lecetnya kornea yang mengakibatkan keratitis.
b. Tanometer Aplanasi
Menggunakan tanometer yang dikaitkan dengan Slitlamp. Tidak dipengaruhi
oleh factor kekakuan sclera. Tanometer non kontak dengan prinsip kerja
hembusan udara pada permukaan kornea yang langsung dapat diketahui hasil
pengukuran tekanan bola mata dalam mmHg.
c.Gonioskopi
Dengan lensa gonioskopi dapat dilihat keadaan sudut bilik mata yang
dapat menimbulkan glaukoma. Pemeriksaan ini dilakukan dengan meletakkan
lensa sudut di dataran depan kornea setelah diberikan lokal anastetikum.

Refleks Fundus
Untuk pemeriksaan katarak, untuk membedakan katarak mature dan katarak
immature. Apabila katarak mature, reflex fundus negatif. Menggunakan oftalmoskop
langsung. Melihat pupil dari jarak 30 cm. Bila media refraksi jernih, maka reflex fundus
berwarna merah kekuningan pada seluruh lingkaran pupil. Bila media refraksi keruh,
maka terlihat adanya bercak hitam di depan latar belakang yang merah kekuningan.
Untuk melihat retina dan pupil N.opticus optalmoskop didekatkan sedekat mungkin.
3. Visus kedua mata berbeda

Visus kedua mata yang berbeda lebih dari 1 D disebut anisometropia. Hal ini
biasanya terjadi pada anak-anak dan disebabkan perkembangan yang tidak sama antara
mata kanan dan kiri sejak lahir. tambahan di pakde dan nafis tp mereka blm kirim
4. Resep Kacamata
Pada resep kacamata terdapat beberapa singkatan kata seperti berikut
OD = oculi dekstra. Menggambarkan visus mata kanan
OS = oculi sinistra. Menggambarkan visus mata kiri
SPH = spheris. Menggambarkan lensa yang digunakan spheris negative atau positive
disertai ukurannya
CYL= silinder. Menggambarkan ukuran lensa silinder yang dipakai untuk penderita
astigmatisma
Axis = menggambarkan meridian yang tidak mempunyai kekuatan lensa.
P.D = Pupil distant. Menggambarkan jarak pupil mata kiri dan kanan.
Add= Lensa + tambahan untuk penderita presbiopi

5. Apa diagnosis banding dari pasien 1 dan 2?

Glaukoma
Glaukoma adalah suatu penyakit dimana tekanan di dalam bola mata meningkat, sehingga terjadi kerusakan pada
saraf optikus dan menyebabkan penurunan fungsi penglihatan.
Terdapat 4 jenis glaukoma:
# Glaukoma Sudut Terbuka
# Glaukoma Sudut Tertutup
# Glaukoma Kongenitalis
# Glaukoma Sekunder.
Keempat jenis glaukoma ditandai dengan peningkatan tekanan di dalam bola mata dan karenanya semuanya bisa
menyebabkan kerusakan saraf optikus yang progresif.
PENYEBAB
Bilik anterior dan bilik posterior mata terisi oleh cairan encer yang disebut humor aqueus.
Dalam keadaan normal, cairan ini dihasilkan di dalam bilik posterior, melewati pupil masuk ke dalam bilik anterior lalu
mengalir dari mata melalui suatu saluran.
Jika aliran cairan ini terganggu (biasanya karena penyumbatan yang menghalangi keluarnya cairan dari bilik
anterior), maka akan terjadi peningkatan tekanan.
Peningkatan tekanan intraokuler akan mendorong perbatasan antara saraf optikus dan retina di bagian belakang
mata.
Akibatnya pasokan darah ke saraf optikus berkurang sehingga sel-sel sarafnya mati.
Karena saraf optikus mengalami kemunduran, maka akan terbentuk bintik buta pada lapang pandang mata.
Yang pertama terkena adalah lapang pandang tepi, lalu diikuti oleh lapang pandang sentral.
Jika tidak diobati, glaukoma pada akhirnya bisa menyebabkan kebutaan
GEJALA
GLAUKOMA SUDUT TERBUKA
Pada glaukoma sudut terbuka, saluran tempat mengalirnya humor aqueus terbuka, tetapi cairan dari bilik anterior
mengalir terlalu lambat.
Secara bertahap tekanan akan meningkat (hampir selalu pada kedua mata) dan menyebabkan kerusakan saraf
optikus serta penurunan fungsi penglihatan yang progresif.
Hilangnya fungsi penglihatan dimulai pada tepi lapang pandang dan jika tidak diobati pada akhirnya akan menjalar ke
seluruh bagian lapang pandang, menyebabkan kebutaan.
Glaukoma sudut terbuka sering terjadi setelah usia 35 tahun, tetapi kadang terjadi pada anak-anak.
Penyakit ini cenderung diturunkan dan paling sering ditemukan pada penderita diabetes atau miopia.
Glaukoma sudut terbuka lebih sering terjadi dan biasanya penyakit ini lebih berat jika diderita oleh orang kulit hitam.
Pada awalnya, peningkatan tekanan di dalam mata tidak menimbulkan gejala.
Lama-lama timbul gejala berupa:
- penyempitan lapang pandang tepi
- sakit kepala ringan
- gangguan penglihatan yang tidak jelas (misalnya melihat lingkaran di sekeliling cahaya lampu atau sulit beradaptasi
pada kegelapan).
Pada akhirnya akan terjadi penyempitan lapang pandang yang menyebabkan penderita sulit melihat benda-benda

yang terletak di sisi lain ketika penderita melihat lurus ke depan (disebut penglihatan terowongan).
Glaukoma sudut terbuka mungkin baru menimbulkan gejala setelah terjadinya kerusakan yang tidak dapat diperbaiki
GLAUKOMA SUDUT TERTUTUP
Glaukoma sudut tertutup terjadi jika saluran tempat mengalirnya humor aqueus terhalang oleh iris.
Setiap hal yang menyebabkan pelebaran pupil (misalnya cahaya redup, tetes mata pelebar pupil yang digunakan
untuk pemeriksaan mata atau obat tertentu) bisa menyebabkan penyumbatan aliran cairan karena terhalang oleh iris.
Iris bisa menggeser ke depan dan secara tiba-tiba menutup saluran humor aqueus sehingga terjadi peningkatan
tekanan di dalam mata secara mendadak.
Serangan bisa dipicu oleh pemakaian tetes mata yang melebarkan pupil atau bisa juga timbul tanpa adanya pemicu.
Glaukoma akut lebih sering terjadi pada malam hari karena pupil secara alami akan melebar di bawah cahaya yang
redup.
Episode akut dari glaukoma sudut tertutup menyebabkan:
- penurunan fungsi penglihatan yang ringan
- terbentuknya lingkaran berwarna di sekeliling cahaya
- nyeri pada mata dan kepala.
Gejala tersebut berrlangsung hanya beberapa jam sebelum terjadinya serangan lebih lanjut.
Serangan lanjutan menyebabkan hilangnya fungsi penglihatan secara mendadak dan nyeri mata yang berdenyut.
Penderita juga mengalami mual dan muntah.
Kelopak mata membengkak, mata berair dan merah.
Pupil melebar dan tidak mengecil jika diberi sinar yang terang.
Sebagian besar gejala akan menghilang setelah pengobatan, tetapi serangan tersebut bisa berulang.
Setiap serangan susulan akan semakin mengurangi lapang pandang penderita.
GLAUKOMA SEKUNDER
Glaukoma sekunder terjadi jika mata mengalami kerusakan akibat:
# Infeksi
# Peradangan
# Tumor
# Katarak yang meluas
# Penyakit mata yang mempengaruhi pengaliran humor aqueus dari bilik anterior.
Penyebab yang paling sering ditemukan adalah uveitis.
Penyebab lainnya adalah penyumbatan vena oftalmikus, cedera mata, pembedahan mata dan perdarahan ke dalam
mata.
Beberapa obat (misalnya kortikosteroid) juga bisa menyebabkan peningkatan tekanan intraokuler.
GLAUKOMA KONGENITALIS
Glaukoma kongenitalis sudah ada sejak lahir dan terjadi akibat gangguan perkembangan pada saluran humor
aqueus.
Glaukoma kongenitalis seringkali diturunkan.
DIAGNOSA
Pemeriksaan mata yang biasa dilakukan adalah:
# Pemeriksaan dengan oftalmoskop bisa menunjukkan adanya perubahan pada saraf optikus akibat glaukoma
# Pengukuran tekanan intraokuler dengan tonometri.
Tekanan di dalam bilik anterior disebut tekanan intraokuler dan bisa diukur dengan tonometri.
Biasanya jika tekanan intraokuler lebih besar dari 20-22 mm, dikatakan telah terjadi peningkatan tekanan.
Kadang glaukoma terjadi pada tekanan yang normal.

# Pengukuran lapang pandang


# Ketajaman penglihatan
# Tes refraksi
# Respon refleks pupil
# Pemeriksan slit lamp
# Pemeriksaan gonioskopi (lensa khusus untuk mengamati saluran humor aqueus.
PENGOBATAN
Glaukoma sudut terbuka
Obat tetes mata biasanya bisa mengendalikan glaukoma sudut terbuka.
Obat yang pertama diberikan adalah beta bloker (misalnya timolol, betaxolol, carteolol, levobunolol atau
metipranolol), yang kemungkinan akan mengurangi pembentukan cairan di dalam mata.
Juga diberikan pilocarpine untuk memperkecil pupil dan meningkatkan pengaliran cairan dari bilik anterior.
Obat lainnya yang juga diberikan adalah epinephrine, dipivephrine dan carbacol (untuk memperbaiki pengaliran
cairan atau mengurangi pembentukan cairan).
Jika glaukoma tidak dapat dikontrol dengan obat-obatan atau efek sampingnya tidak dapat ditolerir oleh penderita,
maka dilakukan pembedahan untuk meningkatkan pengaliran cairan dari bilik anterior.
Digunakan sinar laser untuk membuat lubang di dalam iris atau dilakukan pembedahan untuk memotong sebagian
iris (iridotomi).
Glaukoma sudut tertutup
Minum larutan gliserin dan air bisa mengurangi tekanan dan menghentikan serangan glaukoma.
Bisa juga diberikan inhibitor karbonik anhidrase (misalnya acetazolamide).
Tetes mata pilocarpine menyebabkan pupil mengecil sehingga iris tertarik dan membuka saluran yang tersumbat.
Untuk mengontrol tekanan intraokuler bisa diberikan tetes mata beta blocker.
Setelah suatu serangan, pemberian pilocarpine dan beta blocker serta inhibitor karbonik anhidrase biasanya terus
dilanjutkan.
Pada kasus yang berat, untuk mengurangi tekanan biasanya diberikan manitol intravena (melalui pembuluh darah).
Terapi laser untuk membuat lubang pada iris akan membantu mencegah serangan berikutnya dan seringkali bisa
menyembuhkan penyakit secara permanen.
Jika glaukoma tidak dapat diatasi dengan terapi laser, dilakukan pembedahan untuk membuat lubang pada iris.
Jika kedua mata memiliki saluran yang sempit, maka kedua mata diobati meskipun serangan hanya terjadi pada
salah satu mata.
Glaukoma sekunder
Pengobatan glaukoma sekunder tergantung kepada penyebabnya.
Jika penyebabnya adala peradangan, diberikan corticosteroid dan obat untuk melebarkan pupil. Kadang dilakukan
pembedahan.
Glaukoma kongenitalis
Untuk mengatasi glaukoma kongenitalis perlu dilakukan pembedahan.
PENCEGAHAN
Tidak ada tindakan yang dapat mencegah terjadinya glaukoma sudut terbuka.
Jika penyakit ini ditemukan secara dini, maka hilangnya fungsi penglihatan dan kebutaan bisa dicegah dengan
pengobatan.

Orang-orang yang memiliki resiko menderita glaukoma sudut tertutup sebaiknya menjalani pemeriksaan mata yang
rutin dan jika resikonya tinggi sebaiknya menjalani iridotomi untuk mencegah serangan akut.

Katarak
Katarak adalah kekeruhan pada lensa mata yang menyebabkan gangguan penglihatan.
PENYEBAB
Pada banyak kasus, penyebabnya tidak diketahui.
Katarak biasanya terjadi pada usia lanjut dan bisa diturunkan.
Pembentukan katarak dipercepat oleh faktor lingkungan, seperti merokok atau bahan beracun lainnya.
Katarak bisa disebabkan oleh:
# Cedera mata
# Penyakit metabolik (misalnya diabetes)
# Obat-obat tertentu (misalnya kortikosteroid).
Katarak kongenitalis adalah katarak yang ditemukan pada bayi ketika lahir (atau beberapa saat kemudian).
Katarak kongenitalis bisa merupakan penyakit keturunan (diwariskan secara autosomal dominan) atau bisa
disebabkan oleh:
- Infeksi kongenital, seperti campak Jerman
- Berhubungan dengan penyakit metabolik, seperti galaktosemia.
Faktor resiko terjadinya katarak kongenitalis adalah:
- penyakit metabolik yang diturunkan
- riwayat katarak dalam keluarga
- infeksi virus pada ibu ketika bayi masih dalam kandungan.
Katarak pada dewasa biasanya berhubungan dengan proses penuaan.
Katarak pada dewasa dikelompokkan menjadi:
1. Katarak immatur : lensa masih memiliki bagian yang jernih
2. Katarak matur : lensa sudah seluruhnya keruh
3. Katarak hipermatur : ada bagian permukaan lensa yang sudah merembes melalui kapsul lensa dan bisa
menyebabkan peradangan pada struktur mata yang lainnya.
Kebanyakan lensa agak keruh setelah usia 60 tahun.
Sebagian besar penderita mengalami perubahan yang serupa pada kedua matanya, meskipun perubahan pada
salah satu mata mungkin lebih buruk dibandingkan dengan mata yang lainnya.
Banyak penderita katarak yang hanya mengalami gangguan penglihatan yang ringan dan tidak sadar bahwa mereka
menderita katarak.
Faktor yang mempengaruhi terjadinya katarak adalah:
- kadar kalsium darah yang rendah
- diabetes
- pemakaian kortikosteroid jangka panjang
- berbagai penyakit peradangan dan penyakit metabolik.
- faktor lingkungan (trauma, penyinaran, sinar ultraviolet).
GEJALA
Semua sinar yang masuk ke mata harus terlebih dahulu melewati lensa. Karena itu setiap bagian lensa yang
menghalangi, membelokkan atau menyebarkan sinar bisa menyebabkan gangguan penglihatan.
Beratnya gangguan penglihatan tergantung kepada lokasi dan kematangan katarak.
Katarak berkembang secara perlahan dan tidak menimbulkan nyeri disertai gangguan penglihatan yang muncul
secara bertahap.
Gangguan penglihatan bisa berupa:

- kesulitan melihat pada malam hari


- melihat lingkaran di sekeliling cahaya atau cahaya terasa menyilaukan mata
- penurunan ketajaman penglihatan (bahkan pada siang hari).
Gejala lainnya adalah:
- sering berganti kaca mata
- penglihatan ganda pada salah satu mata.
Kadang katarak menyebabkan pembengkakan lensa dan peningkatan tekanan di dalam mata (glaukoma), yang bosa
menimbulkan rasa nyeri.
DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan mata.
Pemeriksaan diagnostik yang biasa dilakukan adalah:
# Pemeriksaan mata standar, termasuk pemeriksaan dengan slit lamp
# USG mata sebagai persiapan untuk pembedahan katarak.
PENGOBATAN
Satu-satunya pengobatan untuk katarak adalah pembedahan.
Pembedahan dilakukan jika penderita tidak dapat melihat dengan baik dengan bantuan kaca mata untuk melakukan
kegitannya sehari-hari.
Beberapa penderita mungkin merasa penglihatannya lebih baik hanya dengan mengganti kaca matanya,
menggunakan kaca mata bifokus yang lebih kuat atau menggunakan lensa pembesar.
Jika katarak tidak mengganggu biasanya tidak perlu dilakukan pembedahan.
Pembedahan katarak terdiri dari pengangkatan lensa dan menggantinya dengan lensa buatan.
1. Pengangkatan lensa
Ada 2 macam pembedahan yang bisa digunakan untuk mengangkat lensa:
- Pembedahan ekstrakapsuler : lensa diangkat dengan meninggalkan kapsulnya.
Untuk memperlunak lensa sehingga mempermudah pengambilan lensa melalui sayatan yang kecil, digunakan
gelombang suara berfrekuensi tinggi (fakoemulsifikasi).
- Pembedahan intrakapsuler : lensa beserta kapsulnya diangkat. Pada saat ini pembedahan intrakapsuler sudah
jarang dilakukan.
2. Penggantian lensa
Penderita yang telah menjalani pembedahan katarak biasanya akan mendapatkan lensa buatan sebagai
pengganti lensa yang telah diangkat.
Lensa buatan ini merupakan lempengan plastik yang disebut lensa intraokuler, biasanya lensa intraokuler
dimasukkan ke dalam kapsul lensa di dalam mata.
Operasi katarak sering dilakukan dan biasanya aman. Setelah pembedahan jarang sekali terjadi infeksi atau
perdarahan pada mata yang bisa menyebabkan gangguan penglihatan yang serius.
Untuk mencegah infeksi, mengurangi peradangan dan mempercepat penyembuhan, selama beberapa minggu
setelah pembedahan diberikan tetes mata atau salep.
Untuk melindungi mata dari cedera, penderita sebaiknya menggunakan kaca mata atau pelindung mata yang terbuat
dari logam sampai luka pembedahan benar-benar sembuh.
PENCEGAHAN
-Pencegahan utama adalah mengontrol penyakit yang berhubungan dengan katarak dan menghindari faktor-faktor
yang mempercepat terbentuknya katarak.
-Menggunakan kaca mata hitam ketika berada di luar ruangan pada siang hari bisa mengurangi jumlah sinar
ultraviolet yang masuk ke dalam mata.
=Berhenti merokok bisa mengurangi resiko terjadinya katarak.

BAB III
KESIMPULAN

BAB IV
SARAN

DAFTAR PUSTAKA

NOTE:
MAAF YAAA YG TERAKHIR2 BERANTAKAN BGTTTT. BETA SUDAH
LELAH HAHAHA.
Yang belum :
1. tulisannya margin dll belum rapi
2. diagnosis banding nya yg kelainan refraksi (ntar aku kasi filenya yg ada ttg itu
deh di ms word berbeda. Soalnya gak ada yg ngirim bahan ttg itu ee. Terus yg dd
pasien ke 2 itu udah ada disini yg glaucoma sm katarak Cuma blm rapi)
3. Bagan belum
4. latar blkng, tujuan, kesimpulan, dafpus belum ( nnt aku kasi contoh di ms
berbeda juga. Aku lampirkan di email)
5. yang kuning2 belum slse yaaa. Terus yg ttg mata merah dll itu udah ada di
bahannya shafa, Hillary sm propane.
MAKASSSSIH SMNGAT YAAKKS. SMOGA JODOHNYA BAIK . JGN
TELAT NGUMPULINNYA

Anda mungkin juga menyukai