Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

MATEMATIKA

PELUANG

DISUSUN OLEH
EDI MICHAEL ANTONIUS
XII.TSM

GURU PEMBIMBING
LUNGGUH SOLIHIN, S.Pd

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN SETIH SETIO 1


MUARA BUNGO
T.A 2016/2017

KATA PENGANTAR
Pertama sekali kami panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa, karena dengan rahmatNya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik dan tepat waktu.
Kami juga berterima kasih kepada teman teman yang telah meluangkan
waktunya untuk dapat bekerja sama dalam menyusun makalah ini.
Makalah ini berisikan materi Peluang. Dalam makalah ini kami
membahas konsep Usaha dan Energi, hukum kekekalan energy dalam
menyelesaikan persoalan-persoalan fisika sederhana serta menyelesaikan soal-soal
yang konsep dan penerapan usaha dan enegi dalam kehidupan sehari-hari.
Kami sebagai penulis, menyadari bahwa masih banyak kesalahan dan
kekurangan dalam makalah kami ini, untuk itu kami mengharapkan kepada para
pembaca ataupun dosen yang menilai makalah ini agar dapat memberikan
masukan atau kritik yang membangun, agar dikemudian hari kami dapat
memperbaikinya.

i 0

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Teori peluang menyangkut dengan cara menentukan hubungan antara
sejumlah kejadian khusus dengan jumlah kejadian sebarang.Misalnya pada
kasus pelemparan uang sebanyak seratus kali, berapa kali akan munculnya
gambar.
Teori peluang awalnya diinspirasi oleh masalah perjudian. Awalnya
dilakukan oleh matematikawan dan fisikawan Itali yang bernama Girolamo
Cardano (1501-1576). Cardano lahir pada tanggal 24 September 1501.
Cardano merupakan seorang penjudi pada waktu itu. Walaupun judi
berpengaruh buruk terhadap keluarganya, namun judi juga memacunya untuk
mempelajari peluang. Dalam bukunya yang berjudul Liber de Ludo Aleae
(Book on Games of Changes) pada tahun 1565, Cardano banyak membahas
konsep dasar dari peluang yang berisi tentang masalah perjudian. Sayangnya
tidak pernah dipublikasikan sampai 1663.
Pascal kemudian menjadi tertarik dengan peluang, dan mulailah dia
mempelajari

masalah

perjudian.

Dia

mendiskusikannya

dengan

matematikawan terkenal yang lain yaitu Pierre de Fermat (1601-1665).


Mereka berdiskusi pada tahun 1654 antara bulan Juni dan Oktober melalui 7
buah surat yang ditulis oleh Blaise Pascal dan Pierre de Fermat yang
membentuk asal kejadian dari konsep peluang.Berdasarkan pemaparan
mengenai teori peluang di atas maka penulis membuat sebuah makalah yang
berjudul Peluang.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya seperti
berikut:
1. Definisi Peluang

2. Kaidah Pencacahan
3. Peluang Suatu Kejadian
4. Kejadian Majemuk

1.3. Tujuan Penulisan


Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini
yaitu:
1. Mendeskripsikan definisi peluang.
2. Mendeskripsikan

kaidah

pencacahan

pengisian tempat yang tersedia.


3. Mendeskripsikan peluang suatu kejadian.
4. Mendeskripsikan kejadian majemuk.

dan

menentukan

aturan

BAB II
PEMBAHASAN MATERI

2.1 Definisi Peluang


a. Definisi Peluang Klasik
Misalkan sebuah peristiwa E dapat terjadi sebanyak n kali diantara N
peristiwa yang saling eksklusif dan masing-masing terjadi dengan
kesempatan yang sama, maka peluang peristiwa E terjadi adalah n/N atau
P(E) = n/N
Contoh :
Eksperimen dengan melantunkan koin Rp 100,- sebanyak 1X
menghasilkan peristiwa-peristiwa yang terjadi :
1) muncul angka (G)

= 1

2) muncul gambar (A)

= 1
N=2

P(G) =

P(A) =

Sifat peluang klasik : saling eksklusif dan kesempatan yang sama


b. Definisi Peluang Empirik
Peluang empirik/frekuensi relatif terjadi apabila eksperimen
dilakukan berulang. Apabil kita perhatikan frekuensi absolut (=m) tentang
terjadinya peristiwa E untuk sejumlah pengamatan (=n), maka peluang
peristiwa itu adalah limit dari frekuensi relatif apabila jumlah pengamatan
bertambah sampai tak hingga P(E) = limit m/n
nN
Contoh
Eksperimen melantunkan sebuah dadu (1000X)
Peristiwa yang muncul : - muncul mata dadu 1 hingga
- muncul mata dadu 6
Event M1

M2

M3

M4

M5

M6

total

169

165

167

169

164

1000

166

P(M1) = 166/1000 ;

P(M6) = 164/1000

c. Definisi Peluang Subjektif


1.

Nilai peluang didasarkan kepada preferensi seseorang yang diminta


untuk menilai

2.

Pada umumnya yang dinilai adalah peristiwa yang belum terjadi

2.2 Kaidah Pencacahan


Kaidah pencacahan adalah suatu ilmu yang berkaitan dengan
menentukan banyaknya cara suatu percobaan dapat terjadi. Menentukan
banyakya cara suatu percobaan dapat terjadi dilakukan dengan: aturan
penjumlahan, aturan perkalian.
a. Aturan Penjumlahan
Jika ada sebanyak a benda pada himpunan pertama dan ada sebanyak
b benda pada himpuan kedua, dan kedua himpuan itu tidak beririsan, maka
jumlah total anggota di kedua himpuan adalah a + b.
Contoh :
Jika seseorang akan membeli sebuah sepeda motor di sebuah dealer.
Di dealer itu tersedia 5 jeis Honda, 3 jenis Yamaha, dan 2 jenis Suzuki.
Dengan demikian orang tersebut mempunyai pilihan sebanyak 5 + 3 + 2 = 10
jenis sepeda motor.

b. Aturan Perkalian
Pada aturan perkalian ini dapat diperinci menjadi dua, namun keduanya
saling melengkapi dan memperjelas. Kedua kaidah itu adalah menyebutkan
kejadian satu persatu dan aturan pengisian tempat yang tersedia.
Menyebutkan kejadian satu persatu
Contoh :
Sebuah dadu dan sebuah uang logam dilempar secara bersamaan. Berapa
hasil yang berlainan dapat terjadi ?

Penyelesaian :

Dengan diagram pohon diperoleh:

Hasil yang mungkin : G1, G2, G3, G5, G6, A1, A2, A3, A4, A5, A6
Catatan : G1 artinya uang menunjukkan gambar dan dadu menunjukkan
angka 1.
Dengan demikian banyaknya cara hasil yang berkaitan dapat terjadi adalah
12 cara.
Contoh : 2
Dari kota A ke kota B dapat ditempuh dengan 2 cara, dari kota B ke
kota C dapat ditempuh dengan 4 cara. Berapa cara yang dapat ditempuh dari
kota A ke kota C ?
Penyelesaianya :
Dari keterangan di atas, jaringan jalan yang menghubugkan kota A,
kota B dan C dapat dibuat diagram sebagai berikut:

Hasil yang mungkin adalah : 11, 12, 13, 14, 21, 22, 23, 24. Jadi banyaknya ada 8
cara.

Aturan pengisian tempat yang tersedia


Menentukan banyaknya cara suatu percobaan selalu dapat diselesaikan

dengan meyebutkan kejadian satu persatu. Akan tetapi, akan mengalami kesulitan
kejadiannya cukup banyak. Hal ini akan lebih cepat jika diselesaikan dengan
menggunakan aturan pengisian tempat yang tersedia atau dengan mengalikan.
Contoh
Alya mempunyai 5 baju dan 3 celana. Berapa cara Alya dapat memakai baju dan
celana?
Peyelesaian :
Misalkan kelima baju itu B1, B2, B3, B4, B5 dan ketiga celana itu C1, C2, C3. Hasil
yang mungkin terjadi adalah.
B1

B2

B3

B4

B5

C1

C1B1

C1B2

C1B3

C1B4

C1B5

C2

C2B1

C2B2

C2B3

C2B4

C2B5

C3

C3B1

C3B2

C3B3

C3B4

C3B5

Jadi banyaknya cara Alya dapat memakai baju da celana = 15 cara


Langkah diatas dapat diselesaikan dengan:

Jadi, ada 5 3 cara = 15 cara

Permutasi dan Kombinasi


A. Permutasi

Permutasi adalah susunan objek-objek dengan memperlihatkan urutan tertentu.


a. Permutasi n objek berbeda yang setiap kali diambil seluruhnya (nPn)

Contoh1:
Diketahui 3 abjad pertama yaitu A, B dan C. Berapa banyak susunan yang
mungkin dari 3 huruf yang berbeda itu ?

Jawab:
3P3

= 3! = 3.2.1 = 6 cara

Contoh2:
Diketahui 4 siswa : Ary, Ani, Ali dan Asih akan ditempatkan pada 4 buah kursi.
Ada berapa cara untuk menempatkan siswa itu pada kursi yang berbeda ?
Jawab:

Kursi I dapat diisi oleh salah satu siswa dalam 4 cara.


Kursi II dapat diisi oleh salah satu siswa dalam 3 cara.
Kursi III dapat diisi oleh salah satu siswa dalam 2 cara.
Kursi IV dapat diisi oleh salah satu siswa dalam 1 cara.
Sehingga dengan prinsip dasar probabilitas, keempat kursi dapat ditempati oleh
keempat siswa dengan : 4 x 3 x 2 x 1 = 24 cara.

Atau
nPn

= 4P4 = 4! = 4.3.2.1 = 24 cara.


b. Permutasi n objek berbeda yang setiap kali diambil sebagian (nPr)

Banyak permutasi n objek yang diambil r objek (0 < r < n) dinotasikan nPr atau P(n,
r)

atau

Prn (dibacaPermutasi r dari n) adalah :


nPr

= n(n 1)(n 2) (n r + 1) atau

nPr

n!
(n r )!

Contoh:
Berapa banyak permutasi yang terdiri atas 2 huruf yang berbeda dari 4 huruf: A, I,
U, E.
Jawab:
4P2

4!
4! 4.3.2.1

= 4.3 = 12 cara
(4 2)! 2!
2.1

Ke-12 permutasi itu adalah:

c. Permutasi n objek yang tidak semua berbeda


Banyaknya cara menyusun unsur dalam suatu baris, jika ada p unsur yang
sama dari satu jenis, q unsur dari jenis lain, dan seterusnya adalah :
P(n; n1,n2,....) =

n!

n ! n ! .....
1

B. Kombinasi
Kombinasi

adalah

susunan

dari

unsur-unsur

yang

berbeda

tanpa

memperhatikan urutan unsur-unsur itu.Kombinasi dari n objek yang diambil r


objek dinotasikan nCr atau C(n, r) atau

nCr=

C rn atau adalah :
r
n

n!
r!(n r )!
Melalui contoh berikut ini, dapat dibedakan antara

permutasi dan kombinasi.

Pengambilan 3 huruf dari 4 huruf yang ada (A, B, C, D).

Kombinasi (4C3) : ABC, ABD, ACD, BCD


Permutasi (4P3) : ABC, ACB, BAC, BCA, CAB, CBA
ABD, ADB, BAD, BDA, DAB, DBA
ACD, ADC, CAD, CDA, DAC, DCA

BCD, BDC, CBD, CDB, DBC, DCB


Jadi, 4C3 . 3! = 4P3 atau 4C3 = 4 P3
3!

Sehingga kita peroleh: nCr =

Pr
=
r!

n!
r!(n r )!

Contoh:
Ada berapa cara dapat dilakukan jika 5 pemain bola basket diambil dari tim yang
terdiri 12 pemain untuk berpartisipasi dalam pertandingan persahabatan ?
Jawab:
12C5

12!
12! 12.11.10.9.8.7!

= 792
5!(12 5)! 5!.7!
5.4.3.2.1.7!

Jadi, banyaknya cara memilih 5 pemain dari 12 pemain ada 792 cara.
Contoh:
Ada berapa cara 2 bola merah, 3 bola biru, dan 4 bola putih dapat dipilih dari
suatu kotak yang berisi 4 bola merah, 6 bola biru, dan 5 bola putih ?
Jawab:
2 bola merah dapat dipilih dari 4 bola dalam 4C2 cara.
3 bola biru dapat dipilih dari 6 bola dalam 6C3 cara.
4 bola putih dapat dipilih dari 5 bola dalam 5C4 cara.
Dengan prinsip perkalian, banyaknya cara memilih bola yang diminta :
4C2

x 6C3 x 5C4 =
=

4!
6!
5!
x
x
2!.2! 3!.3! 4!.1!
4.3.2! 6.5.4.3! 5.4!
x
x
2.1.2! 3.2.1.3! 4!.1

= 6 x 20 x 5
= 600 cara

2.3 Peluang Suatu Kejadian


a.

Pengertian Peluang Suatu Kejadian

Setiap proses yang menghasilkan suatu kejadian disebut percobaan.


Misalnya kita melemparkan sebuah dadu sebanyak satu kali, maka hasil yang
keluar adalah angka 1, 2, 3, 4, 5 atau 6. Semua hasil yang mungkin dari suatu
percobaan disebut ruang sampel, biasanya dinyatakan dengan S, dan setiap hasil
dalam ruang sampel disebut titik sampel. Banyaknya anggota dalam S dinyatakan
dengan n(S).
Misalnya, dari percobaan pelemparan sebuah dadu, maka S = {1, 2, 3, 4, 5,
6} dan n(S) = 6. Jika dalam pelemparan dadu tersebut muncul angka {2}, maka
bilangan itu disebut kejadian. Jadi, kejadian adalah himpunan bagian dari ruang
sampel.
Jika ruang sampel S mempunyai anggota yang berhingga banyaknya dan
setiap titik sampel mempunyai kesempatan untuk muncul yang sama, dan A suatu
kejadian munculnya percobaan tersebut, maka peluang kejadian A dinyatakan
dengan :

P(A) =

n( A)
n( S )

P(A) = Peluang muncul A


n(A) = banyaknya kejadian A
n(S) = banyaknya kemungkinan kejadian S
Contoh:
Sebuah mata uang logam dilempar satu kali. Berapa peluang munculnya Angka
?
Jawab:
Ruang sampel S = {A, G} maka n(S) = 2.
Kejadian A = {A}, maka n(A) = 1
Jadi, P(A) =

n( A) 1
=
n( S ) 2

Contoh:

10

Sebuah dadu mata enam dilempar satu kali. Berapa peluang munculnya mata dadu
ganjil?
Jawab:
S = {1, 2, 3, 4, 5, 6} n(S) = 6
A = {1, 3, 5} n(A) = 3
Jadi, P(A) =

n( A) 3
1
=
=
n( S ) 6
2

Contoh:
Dalam setumpuk kartu bridge (remi) diambil satu kartu secara random (acak).
Tentukanpeluang yang terambil adalah kartu As !
Jawab:
Banyaknya kartu bridge adalah 52, berarti n(S) = 52
n(As) = 4
Jadi, P(As) =
b.

n( As)
1
4
=
=
n( S )
13
52

Tafsiran Peluang Kejadian

Jika kejadian K dalam ruang sampul 5 selalu terjadi, maka n (K) = n (5).
Sehingga besar peluang kejadian K adalah:
P (K) =

n (K )
1
n (5)

Kejadian K yang selalu terjadi dalam ruang sampul 5 disebut kepastian.


Kemustahilan

Kepastian

0 P (K) 1

Sedangkan kejadian K dalam ruang sampul 5 tidak pernah terjadi maka n


(K) = 0, yang dinamakan kemustahilan, sehingga :
P (K) =

n (K )
0
n (5)

Oleh karena itu nilai peluang itu terbatas yaitu 0 P (K) 1


Contoh :

11

1.

Berapa peluang seekor kuda jantan melahirkan anak?

Karena tidak mungkin, maka dinamakan kemustahilan dan peluangnya 0.

2.

Berapa peluang setiap orang akan meninggal?

Karena setiap orang pasti meninggal, maka dinamakan kepastian dan peluangnya
1.
3.

Berapa peluang muncul gambar jika sebuah uang logam dilempar sekali?

n (S) = 2
n (G) = 1

maka P (G) =

n (G ) 1

n (S) 2

Jadi peluang muncul gambar adalah


c.

1
2

Frekuensi Harapan

Frekuensi harapan adalah harapan yang nilai kemungkinan terjadinya paling


besar. Jika suatu percobaan dilakukan sebanyak n kali dan nilai kemungkinan
terjadinya kejadian K setiap percobaan adalah P(K), maka frekuensi harapan dari
kejadian K adalah:
F(K) = n P (K)

Contoh :
Bila kita melemparkan sebuah dadu sebanyak 480 kali, berapakah kita harapkan
muncul angka 4?
Penyelesaian :
1
dan n = 480
6

P(K)

F(K)

= n P(K)
= 480

1
80 Jadi harapannya 80 kali.
6

2.4Kejadian Majemuk

12

Apabila dua kejadian atau lebih dioperasikan sehingga menghasilkan


kejadian baru, maka kejadian baru itu disebut kejadian majemuk.
1) Dua kejadian A dan B sembarang

Jenis Operasi

Notasi

Tidak A atau komplemen A

A1 = Ac

A dan B

AB

A atau B

AB

Untuk sembarang kejadian A dan B berlaku:


n (A B) = n (A) + n (B) n (A B)
kedua ruas dibagi dengan n (S) maka:
n (A B) n (A) n (B) n (A B)

n (S)
n (S) n (S)
n (S)
P (A B) = P(A) + P(B) P (A B)

2) Tiga kejadian A, B dan C sembarang:

ContohP1:(A B C) = P (A) + P (B) + P (c) P (A B) P (A C)


Sebuah dadu dilambungkan sekali,
mata dadu
Ptentukan
(B C) + Ppeluang
(A B muncul
C)
genap atau prima.

13

Penyelesaian :
Ruang sampul S = {1, 2, 3, 4, 5, 6}
n (S) = 6
muncul mata genap A = {2, 4, 6} n (A) = 3
muncul mata prima B = {2, 3, 5} n (B) = 3
muncul mata genap dan prima = {2} n (A B ) = 1
muncul mata genap atau prima:
P (A B)

= P (A) + P (B) P (A A B)
=

3 3 1

6 6 6

5
6

Contoh :
Dari 45 siswa pada suatu kelas, diketahui 28 siswa senang matematika, 22
siswa bahasa inggris, dan 10 siswa suka kedua-duanya. Jika seorang siswa dipilih
secara acak, tentukan peluang yang terpilih siswa yang menyukai matematika atau
bahasa Inggris!
Penyelesaian :

Peluang terpilih yang suka matematika atau bahasa Inggris ialah :


P (M B)

= P (M) + ( P (B) P (M B)
=

28 22 10

45 45 45

30
45

6
7

14

Jadi peluang yang terpilih siswa yang menyukai matematika atau bahasa Inggris
adalah
a.

3
.Kejadian majemuk dapat dikelompokkan sebagai berikut:
4

Komplemen suatu kejadian

P (Ac) =

na
n

n a

n n

=1

a
n

P (Ac) = 1 P (A)

Contoh 1 :
Sebuah dadu dilempar sekaliu, tentukan peluang munculnya mata dadu lebih dari
dua.
Penyelesaian :
Cara I
Sebuah dadu dilempar sekali, maka U (S) = 6
Jika A = {mata dadu kurang dari sama dengan 2}
Maka Ac = {mata dadu lebih dari 2}
Sehingga :
Ac = {3, 4, 5, 6}
n (Ac) = 4
P(Ac) =

n (A c ) 4 2

n (S)
6 3

15

Jadi peluang munculnya mata dadu lebih dari 2 adalah

2
3

Cara II
Sebuah dadu dilempar sekali, maka n (S) = 6
Jika A = {mata dadu kurang dari sama dengan 2}
= {1, 2}
n(A) = 2
n (A) 2 1

n (S) 6 3

P(A) =

Sehingga :
P (Ac) = 1 P (A)
=1
=

1
3

2
3

Jadi peluang munculnya mata dadu lebih dari 2 adalah

2
3

Contoh 2:
Dua buah dadu dilambungkan bersama-sama, tentukan peluang bahwa jumlah
mata kedua dadu lebih dari 3!
Penyelesaian :
Dua buah dadu dilambungkan bersama, maka n (S) = 6 6 = 36
Jika A = {jumlah mata kedua dadu 3}
= {(1,1), (1,2), (2,1)}
n(A) = 3
P (A) =

n (A) 3
1

n (S) 36 12

P (Ac) = 1
=

1
12

11
12

16

Jadi peluang bahwa jumlah mata kedua dadu > 3 adalah

11
12

Contoh 3:
Jika peluang hari esok akan hujan adalah 0,35, berapa peluang bahwa cuaca akan
cerah esok hari?
Penyelesaiannya :
A = {esok hari akan turun hujan)
P (A) = 0,35
P (Ac) = 1 P(A
= 1 0,35
= 0,65
Jadi peluang bawah cuaca akan cerah hari esok adalah 0,65.

Dua kejadian saling lepas

Kejadian A dan B dikatakan saling lepas


Jika A B = atau P (A B) = 0
Jika P (A B) = 0 maka P (A B) = P(A) + P (B)
Kesimpulan :
Jika A dan B kejadiansalinglepas, maka:
P (A B) = P(A) + P (B)

Contoh 1 :
Dari satu set kartu bridge diambil 1 kartu secara acak.
Berapa peluang untuk mendapatkan kartu As atau king?
Penyelesaian :
Jika A = kejadian mendapatkan kartu A n (A) = 4
B= kejadian mendapatkan kartu king n (B) = 4

17

n(A B) =
Maka : P (A B) = P(A) + P (B)
=
=

4
4

52 52

2
13

Jadi peluang untuk mendapatkan kartu As atau king adalah

2
13

Contoh 2:
Dua buah dadu dilambungkan bersama-sama. Berapa peluang jumlah angka kedua
dadu sama dengan 5 atau 10.
Penyelesaian :
n (S)

= 6 6 = 36

jika A = {jumlah angka sama dengan 5}


= {(1, 4), (4, 1), (2, 3) (3, 2)}
n (A) = 4
jika B = {jumlah angka sama dengan 10}
= {(4, 6), (6, 4), (5, 5)}
n (B) = 3
AB=
n (A B) = 0
Maka : P (A B)

= P (a) + P(B)
=

4
3

36 36

7
36

Jadi nilai kemungkinan jumlah angka kedua mata dadu 5 atau 10 adalah

7
36

Contoh 3:
Di dalam sebuah kotak terdapat 5 bola merah dan 4 bola putih. Dari dalam kotak
tersebut diambil dua bola sekaligus. Berapa peluang kedua boila itu berwarna
sama?

18

Penyelesaian :
n (S)

= 9C2 = 36

Dua bola berwarna sama, berarti dua merah atau dua putih
A = {dua merah}, n (a) = nC2 = 10
P(A) =

n (A) 10

n (S) 36

B = {dua putih}, n (B) = 4C2 = 6


P(B) =

n ( B) 6

n (S) 36

Karena A dan B saling lepas maka:


P (A B)

= P (A) + (P (B)
=

10 6

36 36

16
36

4
9

Jadi peluang kedua bola itu berwarna sama adalah

4
9

Dua kejadian yang saling bebas


Kejadian A dan B dikatakan saling bebas jika kejadian A tidak

mempengaruhi kejadian B. Jika dua buah dadu ditos, maka angka yang muncul
pada dadu pertama jika mempengaruhi angka yang muncul pada dadu kedua.
Dalam hal ini dikatakan kedua dadu saling bebas.
Contoh 1 :
Dadu merah dan dadu putih ditos. Tentukan peluang :
a. Pada dadu merah muncul angka satu.
b. Pada dadu putih muncul angka enam.
c. Pada dadu merah muncul angka satu dan pada dadu putih muncul angka
enam.
Penyelesaian :
Dua dadu ditos, maka n(S) = 6 x 6 = 36

19

A = {dadu merah muncul angka satu}


= {(1,1), (1,2),(1,3),(1,4),(1,5),(1,6)}, n(A) = 6
()

P(A) = () = 36 = 6
1

Jadi, peluang pada dadu merah muncul angka satu adalah 6


B = {dadu putih muncul angka enam}
= {(1,6), (2,6), (3,6), (4,6), (5,6), (6,6)}, n(B) = 6
P(B) =

()
()

6
36

1
6
1

Jadi, peluang pada dadu putih muncul angka enam adalah 6


a. =
=

1,6 , = 1
( )
1
=
()
6

1

6
1 1
=
6 6
=

= ()
Jadi, peluang pada dadu merah muncul angka satu dan pada dadu putih
1

muncul angka enam adalah 36 .Dari pembahasan contoh 1 diperoleh rumus sebagai
berikut : = ()

Dua kejadian Bersyarat


Dua kejadian atau lebih yang terjadi secara berurut dikatakan kejadian tak

bebas (kejadian bersyarat) apabila kejadian yang satu mempengaruhi peluang


terjadinya kejadian yang lain.
Rumus :
Jika kejadian A dan B bersyarat, maka :
= (/)
(B/A) artinya peluang B dimana kejadian A sudah terjadi.

20

Didalam sebuah kotak terdapat 3 bola merah dan 4 bola putih. Dari dalam
kotak tersebut diambil dua bola secara berturut-turut tanpa pengembalian.
Tentukan peluang bahwa kedua bola tersebut berwarna merah.
Pembahasan :
Supaya kedua bola tersebut berwarna merah maka pada pengembalian
pertama dan kedua harus berwarna merah.Peluang terambilnya bola merah pada
3

pengambilan pertama adalah = 7. Kejadian A sudah terjadi sehingga di


dalam kotak tinggal 2 bola merah dan 4 bola putih. Peluang terambilnya bola
2

merah pada pengambilan kedua adalah P(B/A) = 6 = 3.


3

= (/)= 7 3 =

3
21

=7
1

Jadi, peluang bahwa kedua bola yang terambil berwarna merah adalah .
7

21

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan didalam makalah ini kita dapat mempelajari matematika
tentang peluang. Pada bab peluang, materinya meliputi kaidah pencacahan,
permutasi,kombinasi, ekspansi binominal, ruang sampel, peluang, frekuensi
harapan, komplemen dan kejadian majemuk
Permutasi adalah susunan yang berbeda yang dapat dibentuk dari n
unsur yang diambil dari n unsur atau sabagai unsur. Kombinasi adalah
susunan beberapa unsur yang diambil dari sebagian atau semua unsur suatu
himpunan tanpa memperhatikan urutannya.
Ruang sampel adalah himpunan yang memuat semua hasil yang
mungkin dari suatu percobaan. Peluang kejadiaan adalah himpunan bagian
dari ruang sampel. Frekuensi harapan adalah hasil kali peluang kejadian
dengan gabungkan dua atau lebuh kejadian sederhana.Sifat-sifat peluang,
misalnya S suatu ruang sampel dan A suatu kejadian pada ruang sampel S.
a. Jika A = maka P (A) = O
b. Nilai peluang kejadian A, yaitu P (A) berkisar dari O sampai 1 (O P (A)
1).
c. Jika S ruang sampel maka P (S) = 1.

3.2 Saran
Demikian makalah yang dapat penulis susun, penulis menyadari
bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Karena itu, keterbatasaan ini
kiranya akan dapat diminimalis dengan partisipasi pembaca untuk
memberikan saran dan kritik yang konstruktif agar makalah kedepan dapat
lebih baik.

22

DAFTAR PUSTAKA
http://20matematika/peluang/Mawar%20Berduri%20di%20Tepi%20Jurang%20%
20MAKALAH%20PELUANG.htm
http://genius.smpn1mgl.sch.id/file.php/1/ANIMASI/matematika/Teori%20Peluang/materi01.html
http://mtksmampsw.wordpress.com/kelas-xi/kelas-xi-ipa-semester-i/peluang/
http://matematikanet.blogspot.com/2009/01/teori-peluang.html
http://Cara%20Menentukan%20Peluang%20Kejadian%20Majemuk%20dan%20
Kejadian%20Bersyarat%20-%20Rumus%20Matematika.htm

23

Anda mungkin juga menyukai