Disusun Oleh :
Agus Sudeni
Metafisis juga menopang sendi dan menyediakan daerah yang cukup luas untuk
perlekatan tendon dan ligamen pada epifisis. Lempeng epifisis adalah daerah
pertumbuhan longitudinal pada anak-anak, dan bagian ini akan menghilang pada
tulang dewasa. Bagian epifisis langsung berbatasan dengan sendi tulang panjang
yang bersatu dengan metafisis sehingga pertumbuhan memanjang tulang terhenti.
Seluruh tulang diliputi oleh lapisan fibrosa yang disebut periosteum, yang
mengandung sel-sel
Sel osteoklas
Osteoklas merupakan sel-sel besar berinti banyak yang memungkinkan mineral
dan matriks tulang dapat diabsorbsi. Tidak seperti osteoblas dan osteosit,
osteoklas mengikis tulang. Sel-sel ini menghasilkan enzim-enzim proteolitik
yang memecahkan matriks dan beberapa asam yang melarutkan mineral tulang,
sehingga kalsium dan fosfat terlepas ke dalam aliran darah (Price, 2005:1358).
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan pemeliharaan tulang adalah :
a.
Herediter
Masing-masing individu memiliki genetik untuk tinggi badan, dengan gen
diturunkan dari kedua orang tuanya. Ada banyak gen yang terlibat, namun
interaksinya belum diketahui secara pasti. Beberapa diantara gen-gen ini
Nutrisi
Nutrien merupakan bahan mentah untuk pembuatan tulang. Kalsium, fosfor,
dan protein menjadi bagian matriks tulang. Vitamin D yang diperlukan untuk
absorbsi kalsium dan fosfor yang efisien oleh usus halus. Viatamin A dan C
bukan merupakan bagian tulang, namun dibutuhkan untuk pembentukan
matriks tulang (osifikasi).
c.
Hormon
Kelenjar endokrin memproduksi hormon yang menstimulasi efek spesifik
pada sel tertentu. Beberapa hormon mempunyai peran penting hormon
tersebut meliputi hormon pertumbuhan, tiroksin, hormon paratiroid, dan
insulin yang membantu mengatur pembelahan sel, sintetis protein,
metabolisme kalsium, dan produksi energi.
d.
Kekerasan tidak langsung menyebabkan patah tulang pada tempat yang jauh
dari tempat terjadinya kekerasan, kerusakan jaringan lunak di tempat fraktur
mungkin ada.
b. Tekanan yang berulang-ulang
c. Kelemahan abnormal pada tulang
Patah tulang yang disebabkan oleh kekuatan tulang yang berkurang atau
rapuh oleh karena adanya proses patologis misalnya adanya tumor, infeksi
atau osteoporosis pada tulang.
4. Klasifikasi Fraktur
1.
b.
b. Fraktur segmental
c. Fraktur multipel
Garis patah lebih dari satu tetapi pada ujung tulang yang
berlainan tempatnya, fraktur femur, fraktur kluris dan
fraktur tulang belakang.
Fraktur Femur dibagi menjadi dua yaitu fraktur batang femur dan fraktur kelum femur.
1. Fraktur batang femur
Yaitu fraktur yang terjadi pada batang femur 1/3 tengah, fraktur terjadi di daerah
kaput, kelum, yang biasanya memerlukan tindakan operatif.
2. Fraktur kolum femur
Dapat terjadi akibat trauma langsung, pasien terjatuh dengan posisi miring dan
trokonter mayor langsung terbentur pada benda keras. Pada trauma tidak langsung,
fraktur kolum femur terjadi karena gerakan eksorotasi yang mendadak dari tungkai
bawah. (Arief Mansjoer, 2000 : 354)
5. Tanda dan gejala / Manifestasi klinik
a. Look, apakah terdapat
- Deformitas, terdiri dari penonjolan yang abnormal, algulasi, rotasi.
- Fungtio laesa (hilangnya fungsi)
- Ukuran panjang tulang, bandingkan kiri dan kanan.
b. Feel, terdapat nyeri tekan
c. Move, untuk mencari
d. Krepitasi, terasa bila fraktur digerakan.
e. Nyeri bila digerakan baik gerakan aktif maupun pasif.
f. Gangguan fungsi, gerakan-gerakan yang tidak mampu dilakukan, range of motion
(derajat dari ruang lingkup sendi) dan kekuatan.
6. Patofisiologi
Sewaktu tulang patah, maka sel-sel tulang mati. Perdarahan biasanya terjadi di
sekitar tempat patah dan ke dalam jaringan lunak di sekitar tulang tersebut. Jaringan
lunak biasanya juga mengalami kerusakan. Reaksi peradangan hebat timbul setelah
fraktur. Sel-sel darah putih berakumulasi menyebabkan peningkatan aliran darah ke
tempat tersebut. Vagositosis dan pembersihan sisa-sisa sel-sel mati dimulai. Di
tempat patah terbentuk bekuan fibrin (hematom fraktur) dan berfungsi sebagai jala
untuk melekatnya sel-sel baru, aktifitas oskoblas segera terangsang dan terbentuk
tulang baru imatur yang disebut kalus. Bekuan fibrin direabsorbsi dan sel-sel tulang
baru secara perlahan mengalami remodeling untuk membentuk tulang sejati, tulang
sejati menggantikan kalusl dan secara berlahan mengalami klasifikasi penyembuhan
memerlukan waktu beberapa minggu sampai beberapa bulan (fraktur pada anak
sembuh lebih cepat). Penyembuhan dapat terganggu atau terlambat apabila hematom
fraktur atau kalus rusak sebelum tulang sejati terbentuk.
Persendian panggul merupakan bola dan mangkok sendi dengan acetabulum bagian
dari femur, terdiri dari : kepala, leher, bagian terbesar dan kecil, trokhanter dan
batang, bagian terjauh dari femur berakhir pada kedua kondilas. Kepala femur masuk
acetabulum. Sendi panggul dikelilingi oleh kapsula fibrosa, ligamen dan otot. Suplai
darah ke kepala femoral merupakan hal yang penting pada faktur hip. Suplai darah
ke femur bervariasi menurut usia. Sumber utamanya arteri retikuler posterior, nutrisi
dari pembuluh darah dari batang femur meluas menuju daerah tronkhanter dan
bagian bawah dari leher femur.
7. Pemeriksaan Penunjang
1. pemeriksaan rontgen : menentukan lokasi/luasnya fraktur/trauma.
2. skan tulang,skan CT/MRI : memperlihatkan fraktur juga dapat digunakan untuk
mengidentifikasi jaringan lunak.
3. hitung darah lengkap : Ht mungkin meningkat atau menurun
4. kreatinin : trauma otot menerima beban kreatinin untuk klirens ginjal
5. arteriogram :dilakukan bila kerusakan vaskuler dicurigai
8. Komplikasi
a. Sindrom kompartemen
Suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan yang berlebihan di dalam suatu
ruangan disebabkan oleh perdarahan masih pada suatu temapt.
b. Shock
Shock hipovolemik terjadi karena perdarahan hebat.
c. Sindrom emboli lemak
Tekanan dalam sumsum tulang meningkat karena adanya tekanan kapiler
sehingga lemak dilepaskan dari tulang.
d. Trombosis
e. Infeksi
f. Nekrosis aveskuler
g. Refleks Simphatetic Dysthrophy
Disebabkan oleh hiperaktif sistem syaraf simpatik abnormal, sindrom ini belum
banyak dimengerti.
9. Penatalaksanaan
Fraktur biasanya menyertai trauma. Untuk itu sangat penting untuk melakukan
pemeriksaan terhadap jalan nafas (airway), proses pernafasan (breathing) dan
sirkulasi (circulation). Apakah terjadi syok atau tidak. Bilas sudah dinyatakan tidak
ada masalah lagi, baru lakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik secara terperinci.
Waktu terjadinya kecelakaan penting dinyatakan untuk mengetahui berapa lama
sampai di RS, mengingat golden period 1 6 jam. Bila lebih dari 6 jam, komplikasi
infeksi semakin besar lakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik secara cepat, singkat
dan lengkap. Kemudian lakukan foto radiologis. Pemasangan bidai dilakukan untuk
mengurangi rasa sakit dan mencegah terjadinya kerusakan yang lebih kuat pada
jaringan lunak.
Pengobatan :
-
Berikan obat sesuai indikasi : narkotik dan analgesik non narkotik: NSAID
injeksi
contoh
ketorolak
toradol
);dan
atau
relaksan
otot,contoh
Pathyway
Cedera Trauma
Patah Tulang
Terbuka
Tertutup
Operasi
Perdarahan
Kerusakan jaringan
Perdarahan
berlebihan
luka
Cemas
Hipovolimea
Gangguan
keseimbangan
cairan elektrolik
Potensial
Infeksi
Port D entry
Mikro organisme
Trauma
Penetrasi
Cidera Vaskuler
Komplilkasi
Peradangan
Resti infeksi
Syok Hipopolemik
Nyeri
Syok Hipovolemik
Penurunan Perfusi
Organ
Pergerakan
berkurang
Mobilitas fisik
Defisit
Self care
c. Kebutuhasn Aktivitas : letih, lemah, keterbatasan gerak dan pola aktivitas klien
terganggu.
d. Konsep Diri : perubahan ketidak nyamanan,keputus asaan, ketidak berdayaan dan
faktor stres emosional/lingkungan.
e. Kebutuhan Rasa aman : klien merasa terganggu karena penyakit yang dideritanya.
f. Pertumbuhan dan Perkembangan : terganggu karena nyeri yang dideritanya.
C. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Fokus Pengkajian
b. Aktivitas / istirahat
Ditandai dengan keterbatasan / kehilangan fungsi pada bagian yang terkena
(mungkin segera, fraktur ini sendiri atau terjadi secara sekunder, dari
pembengkakan jaringan, nyeri).
c. Sirkulasi
Ditandai dengan hipertensi atau hipotensi, takikardia, penurunan atau tak ada nadi
pada bagian distal yang cedera, pengisian kapiler lambat, pucat pada bagian yang
terkena, pembengkakan jaringan atau masa hematoma pada sisi cedera.
d. Neurosensori
Ditandai dengan deformitas lokal, angulasi abnormal, pemendekan, rotasi,
krepitasi, spasme otot, terlihat kelemahan / hilang fungsi, Agitasi.
e. Nyeri / kenyamanan
Ditandai akibat kerusakan syaraf, spasme / kram otot.
f. Keamanan
Ditandai dengan laserasi kulit, avulsi jaringan, perdarahan, perubahan warna,
pembengkakan lokal.
g. Penyuluhan / Pembelajaran
Gejala lingkungan cedera, (Marilynn E. Doenges, 1999 : 761)
h. Integritas ego : takut terhadap hasil / penampilan
i. Seksualitas : masalah keintiman hubungan
j. interaksi sosial : masalah sehubungan dengan penyakit / kondisi.masalah tentang
peran fungsi,reaksi orang lain.
2. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul
1. Nyeri (akut) berhubungan dengan spasme otot, gerakan Fragmen, tulang, edema,
cedera dan jaringan lunak, alat traksi / mobilisasi, stress, ansietas. Intervensi :
a. Pertahankan mobilisasi bagian yang sakit dengan tirah baring, gips, traksi.
b. Dorong penggunaan tehnik manajemen stess seperti : nafas dalam, relaxasi
progresif, imajinasi, visualisasi, sentuhan terapeutik.
c. Tinggikan dan dukung ekstremitas yang terkena.
d. Hindari penggunaan sprei / bantal plastik di bawah ekstremitas dalam gips.
e. Evaluasi keluhan nyeri, perhatikan lokasi, karakteristik dan intensitas (skala 0
10) perhatikan petunjuk nyeri dan verbal (perubahan pada tanda vital dan
emosi).
f. Beri obat sebelum perawatan aktifitas.
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan rangka neurovaskuler,
nyeri, terapi instriktif, fraktur
Intervensi :
a. Kaji derajat mobilisasi yang dihasilkan oleh cidera / pengobatan dan perhatikan
persepsi pasien terhadap imobilisasi.
b. Dorong partisipasi pada aktivitas terapeutik / rekreasi.
c. Dorong penggunaan latihan isometric mulai dengan tungkai yang tak sakit.
d. Berikan / bantu dalam mobilisasi dan instruksikan keamanan dalam
menggunakan alat mobilitas.
e. Bantu / dorong perawatan diri pasien (contoh mandi)
f. Ubah posisi secara periodik dan dorong untuk latihan batuk / nafas dalam.
3.
2.
3.
4.
TINJAUAN KASUS
1. PENGKAJIAN
Waktu
Tempat
1. IDENTITAS PASIEN
Nama
: Ny. A
Umur
: 41 tahun
Jenis kelamin
: Perempuan.
Suku/Bangsa
: Jawa/Indonesia
Agama
: Islam
Pekerjaan
Pendidikan
: SMP
Alamat
Tanggal masuk RS
: 14 Juni 2013
Cara Masuk
Diagnosa Medis
Alasan Dirawat
Keluhan Utama
mengakibatkan klien masuk Rumah Sakit, klien juga belum pernah mengalami atau
menderita penyakit menular. Klien hanya mengalami penyakit ringan seperti demam,
batuk dan pilek.
Keterangan
: Laki-laki
: Perempuan
x : Laki-laki meninggal
x : Perempuan meninggal
: Klien
* : Keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan klien
M (Motorik)
Hasil : E + M + V
: 15 (Composmentis / sadar sepenuhnya)
2) Tanda tanda vital
Tekanan darah
: 140 / 90 mmHg
Nadi
: 90 x / menit
Respirasi
: 20 x / menit
Suhu
: 37,5 0 C
3) Pengkajian
a.
Pemeriksaan Fisik
1) Sistem Pencernaan
Bentuk mulut simetris, mukosa bibir tampak lembab, tidak ada sianosis,
tidak ada stomatitis, ovula berwarna merah muda, tonsil normal, tidak ada
bau keton, lidah kotor, warna merah muda, gusi merah muda, tidak terjadi
perdarahan gusi dan tidak bengkak, gigi taring bagian kiri atas tanggal
satu, tidak ada karies, reflek menelan baik, tidak ada nyeri saat menelan,
bentuk abdomen simetris, permukaan perut datar, tidak terdapat distensi
abdomen, tidak ada ascites, bising usus 8 X / menit, pada pemeriksaan
perkusi terdengar tympani, tidak ada nyeri tekan tidak teraba adanya
pembesaran hati.
2) Sistem Pernapasan
Mukosa hidung merah muda, lubang hidung simetris, tidak ada lesi pada
hidung, keadaan hidung bersih, tidak ada nyeri tekan pada sinus mandibula,
maksilaris, tidak ada lesi pada daerah leher dan dada, tidak ada massa pada
daerah leher, bentuk dada simetris, tidak ada nyeri tekan pada daerah leher dan
dada, tidak ada nyeri telan, pergerakan dada simetris, tidak tampak pernapasan
cuping hidung, Pada saat palpasi uji vokal fremitus pada dinding thorax dan
merasakan getaran saat klien mengucap kata tujuh puluh tujuh getaran yang
dihasilkan antara getaran punggung kanan dan kiri seimbang. Pada saat diperkusi
di ICS 2 sinistra bunyi perkusi rensonan, frekuensi nafas 20 x/menit, pola nafas
reguler di ICS 2 vesikuler.
3) Sistem Kardiovaskuler
Konjungtiva anemis, sklera anikterik, tidak terdapat sianosis pada kulit dan
bibir, tidak ada clubbing finger, tidak terdapat peningkatan JVD, perkusi
daerah jantung redup tak meluas, capillary refill < 3 detik, bunyi jantung S
: Klien
dapat
mencium
dan
N III( Okulomotorius)
N IV ( Troklear )
N V ( Trigeminus )
: Klien
dapat
merasakan
gerakan
N VII ( Fascial )
N VIII ( Akustikus )
N X (Vagus )
N XI ( Accessories )
N XII ( Hipoglosus )
5) Sistem Endokrin
Pada saat dilakukan palpasi tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, tremor (-),
tidak ada pembesaran KGB.
6) Sistem Penginderaan
a. Penglihatan
Bentuk kedua mata simetris, tidak ada sekret dan lesi, tidak ada oedema,
refleks pupil mengecil saat di beri rangsangan cahaya, pupil isokor,
konjungtiva anemis, sclera anikterik, tidak terdapat strabismus, mata klien
tampak lelah, tidak ada nyeri tekan pada kedua mata, reflek mengedip
baik, tidak menggunakan alat bantu penglihatan, dapat melihat papan
nama perawat dengan jarak 30 cm.
b. Penciuman
Indera penciuman baik, dapat membedakan bau kayu putih
c. Pendengaran
Bentuk telinga simetris, daun telinga kotor, tidak ada bengkak,tidak ada
lesi / kemerahan, tidak ada nyeri pada daun telinga dan mastoid, klien
dapat mendengar kata kata perawat dengan baik
d. Perasa
Indera pengecap baik, ditandai dengan klien dapat membedakan rasa
manis dan asin
e. Peraba
Klien dapat merasakan sentuhan pada saat tangan klien dipegang
7) Sistem Integument
Warna kulit sawo matang, rambut pendek, kulit kepala bersih, tidak ada
lecet dan benjolan, warna rambut hitam, distribusi merata, keadaan kulit
bersih, turgor kulit baik, kuku pendek dan bersih. Capillary refill < 3 detik,
suhu 37,5 0 C.
8) Sistem Reproduksi
Klien mengatakan tidak ada keluhan dibagian alat kelaminnya.
9) Sistem Perkemihan
Tidak terpasang kateter, tidak ada keluhan waktu BAK, warna urine
kuning, tidak terdapat distensi pada kandung kemih, tidak ada nyeri tekan
pada daerah supra pubis. Pada saat ditekuk dengan kepalan tangan daerah
CVA (Costa Vertebra Angle) tidak ada nyeri.
10) Sistem musculoskeletal
a) Ekstremitas atas
Kedua tangan dapat digerakkan, reflek bisep dan trisep positif
pada kedua tangan. Range of Motion pada kedua tangan tidak ada
gangguan, tidak ada atrofi otot kedua tangan, terpasang Infus Nacl
0,9% 20 tts/menit.
b) Ekstremitas bawah
Kaki kanan tidak bisa digerakkan, kaki kiri tampak kaku
apabila digerakkan, reflek patella positif, reflek babinski negatif,
terdapat nyeri tekan pada luka post debridement dan pada kaki yang
fraktur. Jari-jari kaki dapat digerakkan.
Kekuatan otot :
Kanan
Kiri
5555 5555
111 5445
Keterangan :
Skala 0 : Paralisis berat
Skala 1 : Tidak ada gerakkan, teraba / terlihat adanya kontraksi
otot sedikit
Skala 2 : Gerakan otot penuh menentang gravitasi
Skala 3 : Rentang gerak lengkap / normal menentang gravitasi
Skala 4 : (jari pergelangan tangan dan kaki, siku dan lutut, bahu
dan panggul) gerakan otot penuh sedikit tekanan
Skala 5 : (jari, pergelangan tangan dan kaki, siku dan lutut, bahu
dan panggul) gerakan otot penuh menentang gravitasi dengan
penahanan penuh
b.
c.
Aspek Psikologis
Klien selalu menanyakan tentang kondisi penyakitnya, berapa lama penyakit
yang dideritanya akan sembuh.
d.
Aspek Sosial/Interaksi
Orang yang terdekat klien adalah suaminya, Di RS klien ditemani oleh suami
dan anaknya, dan banyak kerabat keluarga yang menjenguk.
e.
Aspek Spiritual
Klien mengatakan bahwa penyakitnya merupakan cobaan dari Allah SWT,
sehingga harus sabar dan iklas menerimanya
4) Diagnostic Test
a.
Tanggal
Laboratorium
Jenis
Hasil
Nilai Normal
Satuan
143
70 160
mg%
47
10-50
mg%
0,90
0,5-1,1
mg%
SGOT
21
<25,<21
u/i
SGPT
14
<29,<22
u/i
WBC
5,7
4,0/11,0
103/mm3
HGB
8,9
11,0/18,8
g/dl
13 Juni
Pemeriksaan
Glukosa sewaktu
2013
Ureum
Kreatinin
Analisis
HCT
28
35,0/55,0
Trombosit
268
150-300
/mm3
Natrium
139
135-155
MMOL/L
Kalium
3,40
3,5-5,5
MMOL/L
Masa pendarahan
1,30
1-3
MMOL/L
Masa Pembekuan
4,30
2-6
MMOL/L
HB Sag
Neg
Neg-<0,13
b. Radiologi
Neg
: Femur dextra
c. EKG
d. Terapy
Tanggal 15 Juni 2013
1) Infus RL
: 20 gtt
2) Ketorilac
: 2x1
3) Cefotaxim
: 2x1 gr
4) Asam traneksamat
: IV
Data
DS :
Klien
Etiologi
Adanya fraktur tertutup dan
mengeluh
femur
bagian kanan
Klien mengatakan
nyeri
seperti
disayat-sayat
Klien mengatakan
Masalah
Gangguan
rasa nyaman
nyeri akut
nyeri
tidak
menyebar
ke
daerah lain
(histamin, serotinin,
bradikinin)
Merangsang reseptor nyeri
Klien mengatakan
rasa
nyeri
bertambah
jika
tubuhnya
Nyeri dipersepsikan
Gangguan rasa nyaman nyeri
akut
digerakkan,
saat
jika
diistirahatkan
DO :
Skala nyeri 5 dari
skala numerik 1
10
Klien
tampak
meringis kesakitan
Klien
mengalami
faktur
femur
dextra tertutup
Terpasang
traksi
seberat 5 kg
2.
DS :
Klien mengatakan
tidak
nyaman
dengan
keadaan
tubuhnya
yang
Gangguan
fraktur
pemenuhan
di
RS
Personal hygienemobilisasi,
dan BAB terganggu
kadang dilap
Klien
belum
ADL :
Personal
kotor
Selama
Hygiene,
mobilisasi,
BAB
pernah keramas
Klien
belum
kanannya
tidak
bisa
digerakkan karena
nyeri
Klien mengatakan
semua
kebutuhan
banyak
dibantu
oleh keluarganya
Klien mengatakan
belum
BAB
pernah
selama
di
rawat di RS selama
5 hari
Klien mengatakan
tidak
banyak
bergerak
karena
sakit
DO :
Klien
tampak
terdapat
ketombe
Tempat tidur klien
kotor
Klien tidak banyak
bergerak
berbaring.
hanya
Terdapat
fraktur
tertutup
pada
femur kanan
Bising
usus
x/menit
Pada saat palpasi
kuadran kiri bawah
teraba keras
Kekuatan otot
3.
5555
5555
1111
DS :
5445
Klien mengatakan
kurang
nafsu
makan selama di
rawat di RS
Klien mengatakan
tidak
pernah
menghabiskan
makanan
Gangguan
fraktur
pemenuhan
kebutuhan
nutrisi
Peningkatan HCL
Intake makanan tidak adekuat
Gangguan pemenuhan
setiap
kebutuhan nutrisi
kali makan
DO :
Klien
tampak
lemes.
Klien
menghabiskan
porsi
Hb 8,7 g/dl tanggal
4
15 Juni 2013
DS :
Klien mengatakan
Kurangnya pengetahuan
Gangguan
rasa aman :
rumah, berkumpul
dengan keluarganya
Klien dan keluarga
mengatakan merasa
khawatir
dengan
sekarang
Merasa khawatir dengan
keadaannya
Cemas
kondisi klien
DO :
Klien tampak slalu
menanyakan kapan
penyakitnya
akan
beraktivitas
seperti biasa
Orang
tua
(ayah)
klien
tampak
menangis
melihat
ketika
kondisi
klien
Klien
selalu
menanyakan
tentang
kondisi
penyakitnya
tindakan
dan
yang
dilakukan
Ekspresi
klien
cemas
wajah
tampak
dan
tegang
Umur : 41 Tahun
No. MR
DIAGNOSA
TGL
KEPERAWATAN/DATA
PENUNJANG
RENCANA
YANG DIHARAPKAN
TINDAKAN
15-6-
TUM :
2013
berhubungan dengan
terputusnya kontinuitas
nyeri teratasi
TUK :
DS :
Klien mengeluh nyeri
Setelah dilakukan
2. Observasi tanda
tanda vital tiap 8
jam
bagian kanan
dengan kriteria :
seperti disayat-sayat
NAMA
RASIONALISASI
1. Dengan mengkaji
tingkat intensitas
2. Untuk mengetahui
keadaan umum klien
3. Dapat
menghilangkan atau
mengurangi rasa
2. Skala nyeri 0
DO :
nyeri
4. Batasi pergerakan
PERAWAT
/MAHASISWA
nyeri teratasi
perawatan selama 2 x 24
:-
4. Untuk membantu
terutama daerah
mempercepat proses
fraktur
penyembuhan
Agus sudeni
5. Untuk mengurangi
dokter dalam
TD : 140/90mmHg
pemberian
dialami
analgetik : Asam
RR : 20x/menit
traneksamat
HR : 90x/menit
Temp : 37.5
2.
1. Kaji kemampuan
dengan toleransinya
di toleransi
melakukan aktivitas
fisiologis terhadap
DS :
dan sesudah
aktivitas yang
melakukan aktivitas
dilakukan
2. Observasi Tanda
dengan kriteria :
lemas
kadang dilap
3. Klien mampu
klien
1. Mengetahui sejauh
2. Mengetahui respon
3. Mengetahui sejauh
mana klien dapat
melakukan aktivitas
4. Anjurkan klien
4. Mengetahui
status
Agus sudeni
melakukan mobilitas
untuk melakukan
kemampuan
secara bertahap
aktivitas sesuai
pergerakan klien
gigi
Klien mengatakan kaki
kanannya tidak bisa
digerakkan karena nyeri
Klien mengatakan semua
kebutuhan banyak dibantu
oleh keluarganya
Klien mengatakan belum
pernah BAB selama di rawat
toleransinya
5. Ajarkan cara cara
penghematan energi
pengetahuan tentang
selama aktivitas
cara
menghemat
energi
6. Berikan dan Bantu
6. penyembuhan
dan
klien dalam
mobilisasi dengan
memperintah
alat Bantu
mobilitas
kan
secara
optimal
di RS selama 5 hari
Klien mengatakan tidak
5. Memberikan
dan
keamanan klien
7. Kolaborasi dengan
dokter dalm
sakit
pemberian terapi
membantu klien
selanjutnya
dalam melakukan
DO :
Klien tampak kotor dan
lemah
Klien tampak kaku
Rambut dan kulit kepala
terdapat ketombe
aktivitas
5555
1111 5445
Perubahan nutrisi kurang dari
TUM :
kebutuhan berhubungan
Pemenuhan kebutuhan
nutrisi teratasi
TUK :
DS :
Setelah dilakukan
perawatan selama 2 x 24
tapi sering
berhubungan
1. Pantau Asupan
makanan setiap hari
1. Mengidentifikasi
kekuatan/defisiensi
nutrisi
2. Anjurkan makan
2. Meminimalkan
dengan menurunnya
rawat di RS
peristaltik usus
3. Anjurkan pada
pernah menghabiskan
makanan dalam
porsi hangat
mual
meningkat
3. Agar makanan
Agus sudeni
4.
DO :
4. Kolaborasi dengan
dokter untuk
4. Untuk mengobati
mual
makan meningkat
2013
Gangguan rasa aman : cemas
TUM
kekhawatiran klien
menghilangkan rasa
dan keluarga
cemas
TUK
DS :
Setelah dilakukan
mengetahui sejauh
perawatan selama 2 x 24
perawatan luka
mana tingkat
1. Kaji tingkat
1. Untuk
keluarganya
kriteria :
kepada keluarrga
pengetahuan klien
dan keluarga
tentang perawatan
proses penyembuhan
yang intensif
DO :
Klien tampak selalu
menanyakan kapan
penyakitnya akan lekas
luka
keadaan klien
3. Beri penjelasan
3. Agar menambah
4. Agar dapat
mnghindari hal
hati dalam
melakukan sesuatu
parah
yang berbahaya
Agus sudeni
seperti biasa
Orang tua klien (ayah)
tampak menangis ketika
melihat kondisi klien
Klien selalu menanyakan
tentang kondisi penyakitnya
dan tindakan yang dilakukan
Ekspresi wajah klien tampak
cemas dan tegang
TGL
Nama : Ny. A.
Umur : 41 Tahun
No. MR
JAM
10.00 WIB
NAMA
NO DX
TINDAKAN KEPERAWATAN
KEPERAWATAN
DP 1
DP 1
:RESPON
/MAHASISWA
Klien mau
dikaji dan
mengatakan masih
kurang 2 menit
kanan
-
TD : 140/90
mmHg
10.15 WIB
DP 1
: 20 x/menit
: 80 x/menit
: 37.5 C
Klien mau
menuruti apa yang
dikatakan oleh
petugas kesehatan
10.20 WIB
DP 1
PERAWAT
Agus sudeni
10.30 WIB
DP 1
Klien berdiam
di tempat tidur
Obat asam
traneksamat masuk
10.00WIB
DP 2
melalui IV
10.45 WIB
DP 2
terutama kaki
DP 2
140/90 mmHg
-
sebelah kanan TD :
masih dibantu
-
Klien masih
belum bias
Aktifitas klien
beraktifitas secara
pemenuhan nutrisi
mandiri
pemenuhan eliminasi
pemenuhan personal hyegine
11.00 WIB
DP 3
11.15 WIB
DP 3
Aktifitas klien
masih dibantu oleh
keluarganya
Wisana
DP 3
DP 3
Klien kurang
porsi
Klien mau
menuruti dan akan
12.00 WIB
DP 4
12.15 WIB
DP 4
melaksanakannya
-
berusaha
13.00 WIB
DP 4
DP 4
Memenuhi/memberi penjelasan
Klien akan
melakukannya
Obat untuk
mengurangi mual
masuk
Klien merespon
dengan baik
Klien merasa
ketakutan dengan
kondisinya
Klien
mendengarkan
dengan seksama
Klien mau
menuruti apa yang
dikatakan petugas
kesehatan
V. EVALUASI
TGL
Nama : Ny. A
Umur : 41 Tahun
No. MR
NO DX
KEPERAWATAN
:NAMA
IMPLEMENTASI
EVALUASI
PERAWAT
/MAHASISWA
16-6-2013 DP 1
digerakan
O : - wajah tampak tenang
kurang 2 menit
dan rileks
sekali
-
berkurang
N : 80 x/menit
S : 36 C
A : Masalah sebagian teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
-
DP 2
Agus sudeni
melakukan mobilitas
O : Klien sudah mulai mampu
melakukan sebagian
aktivitas sendiri
P : Intervensi dilanjutkan
pemenuhan nutrisi
pemenuhan eliminasi
melakukan pergerakan
DP 3
Agus sudeni
Jam 10.30 WIB
-
DP 4
Agus sudeni
S : Klien mengatakan tidak
mengerti tentang keadaan
luka dan perawatan
selanjutnya
O : : Keluarga dan klien
tampak cemas
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
- Kaji tingkat kecemasan
klien
- Berikan penyuluhan
tentang cara prosedur
perawatan luka
DAFTAR PUSTAKA
Campenito, Lynda Juall, 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Edisi 8, editor Endah P, EGC,
Jakarta.
Depkes RI, 1995. Penerapan Proses Keperawatan Pada Klien Dengan Sistem Muskulus Letal,
EGC. Jakarta.
Doengoes, Marylinn S, Mary E. Noorhouse, Alice C. Geissler, 1999, Rencana Asuhan
Keperawatan : Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien,
Alih Bahasa I Made Kariasa, NI Made Sumarwati, Editor Monica Ester, Edisi 3 EGC,
Jakarta.
Mansjoer Arif, 2000, Kapita Selecta Kedokteran, Edisi III Jilid 2. Penerbit Media Aesculapilus,
Jakarta.