Anda di halaman 1dari 16

MANAJEMEN PEMELIHARAAN SAPI POTONG

DI UPT DINAS PETERNAKAN KABUPATEN PASURUAN

Proposal Praktek Kerja Lapang

Oleh :
ASTRI WULANDARI

135050100111061

ASZA SASKIA MERJAN

135050100111065

WIDYA RACHMAWATI

135050100111070

FIRDA AULIA PUTERI

135050100111080

ARIA AGUSTIN

135050100111107

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2016

LEMBAR PERSETUJUAN
MANAJEMEN PEMELIHARAAN SAPI POTONG
DI UPT DINAS PETERNAKAN KABUPATEN PASURUAN
Usulan Pelaksanaan PraktekKerjaLapang
Oleh:
Astriwulandari

NIM. 135050100111061

AszaSaskia Merjan

NIM.135050100111065

WidyaRachmawati

NIM.135050100111070

FirdaAulia Puteri

NIM.135050100111080

Aria Agustin

NIM. 135050100111107

Mengetahui,

Menyetujui,

Universitas Brawijaya

Pembimbing Utama

Fakultas Peternakan
Ketua Program Studi Peternakan

Dr. Ir. Sri Minarti, MP


DAA.

Dr.Ir. Bambang Ali Nugroho, MS,

NIP. 19610122 198601 2 001

NIP.19610414 1986031 004

Tanggal:

Tanggal:

Mengetahui,
Universitas Brawijaya
Fakultas Peternakan
PembantuDekan I

Dr. Ir. LilikEkaRadiati, MS


NIP. 19590823 198609 2 001
Tanggal:

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Praktek Kerja Lapang (PKL) adalah suatu kegiatan akademik yang wajib
dilaksanakan oleh mahasiswa melalui magang kerja di suatu instansi pemerintah atau
swasta dalam lingkup ilmu-ilmu peternakan dan merupakan bagian integral dari proses
pendidikan tinggi dalam bentuk kegiatan pengamalan ilmu pengetahuan mahasiswa di
luar kampus dalam suatu kegiatan akademik, oleh karena itu dilaksanakan secara
melembaga sebagai bagian dari pelaksanaan kurikulum pendidikan tinggi, dan wajib
diikuti oleh setiap mahasiswa Fakultas Peternakan program pendidikan Strata 1 dengan
status intrakurikuler wajib.
Praktek Kerja Lapang (PKL) merupakan kegiatan interdisipliner dalam arti semua
jurusan dan program studi di Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya berkecimpung
dan bekerjasama, serta merupakan bentuk pengintegrasian antara penerapan teori yang
dibandingkan dengan keadaan di lapang yang dalam arti luas dijabarkan pengabdian
masyarakat, pendidikan dan penelitian yang terutama dilaksanakan oleh mahasiswa
dengan bimbingan perguruan tinggi.
Praktek Kerja Lapang yang dilaksanakan oleh Fakultas Peternakan Universitas
Brawijaya tahun ajaran 2015/2016 merupakan program perbaikan dari PKL yang
diselenggarakan sebelumnya. Praktek Kerja Lapang kali ini penekanannya terletak pada
sasaran yaitu Komoditi Peternakan (breed, feed dan management), dalam arti luas berarti
semua faktor yang terdapat dalam industri peternakan bisa digunakan sebagai variabel
Praktek Kerja Lapang yang harus dilakukan.
Pada pelaksanaan Praktek Kerja Lapang diharapkan mahasiswa tidak hanya
belajar di bangku kuliah tetapi juga menyelaraskan dengan kondisi industri peternakan
yang aktual dan untuk meningkatkan keterampilan atau menambah ilmu pengetahuannya.
1.2 TujuanUmum

Memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan jenjang pendidikan Strata 1 di


Program Studi Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Malang.

Mahasiswa dapat mengkorelasikan dan menerapkan ilmu pengetahuan yang


diperoleh selama perkuliahan dengan realitas yang ada di lapangan.

Mempersiapkan mental mahasiswa yang professional dan berkompeten dalam


menghadapi dunia kerja.

1.3 Tujuan Khusus

Mengetahui secara umum kondisi UPTD Budidaya Ternak yang meliputi sejarah,
perkembangan perusahaan, struktur organisasi dan aspek ketenagakerjaan.

Mengetahui, mempelajari dan memahami lebih jauh aspek penerapan bidang


Peternakan, yang meliputi breeding, feeding, dan manajemen yang meliputi
perkandangan, pemberian pakan, serta reproduksi dan kesehatan ternak di UPTD
Budidaya Ternak

Mendapatkan pemahaman dan skill spesifik dalam hal manajemen pemeliharaan


yang dapat menjadi bekal bagi mahasiswa pada dunia kerja.

1.4 Manfaat
1.4.1 Mahasiswa

Memperdalam

pengertian

dan

penghayatan

mahasiswatentangcaraberfikiraktualdanlogis.

Memberikanpengalamandanketerampilan

kepada

mahasiswa

sebagai

kader

penerus bangsa.

Memperluas ilmu pengetahuan pada bidang industri peternakan.

1.4.2 PerguruanTinggi

Perguruan Tinggi akan mantap dalam pengisian ilmu atau pendidikan


kepadamahasiswa, dengan adanya umpan balik sebagai hasil integrasi mahasiswa
dengan masyarakat, sehingga kurikulum perguruan tinggi dapat disesuaikan
dengan tuntutan pembangunan.

Dosen memperoleh berbagai kasus yang berharga, yang dapat digunakan sebagai
contoh dalam proses pendidikan.

Mempercepat dan meningkatkan kerjasama antara perguruan tinggi sebagai pusat


ilmu dan teknologi dengan instansi pemerintah dan swasta.

1.4.3 InstansiPemerintah Daerah

Sebagai sarana up-grading pembelajaran dan wawasan kepada mahasiswa yang


akan masuk ke dunia kerja.

Memperoleh tenaga kerja yang siap pakai.

Memperkuatjalinankerjasamaantara Perguruan tinggidenganInstansiPemerintah,


karenaduaelemen ini tidak bisa terpisahkan dan harus saling mendukung demi
tercapainya masyarakat Indonesia yang adil dan makmur.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sapipotong
Menurut Sudarmono dan Sugeng (2008), sapipada garis besarnya dapat
digolongkan menjadi tigakelompok bangsa sapi yaitu sebagai berikut:
1. Bos Indicus
Bos Indicus (zebu atau sapi berponok) inilahyang sekarang berkembang di
India, dan akhirnyasebagian menyebar ke berbagai negara,terlebih ke daerah tropis
seperti Asia Tenggara,termasuk Indonesia.
2. Bos Taurus
Bos Taurus adalah bangsa sapi yang menurunkanbangsa-bangsa sapi potong
dan perah diEropa. Golongan ini akhirnya menyebar ke berbagaipenjuru dunia,
terlebih Amerika, Australiadan Selandia Baru. Belakangan ini keturunanBos taurus
telah banyak diternakkan dan dikembangkandi Indonesia misalnya AberdenAngus,
Hereford, Shorthorn, Charolais, Simmental,dan Limousin.
3. Bos Sondaicus
Golongan ini merupakan sumber asli bangsa-bangsasapi Indonesia. Sapi yang
kini adamerupakan keturunan banteng (Bos Bibos),dewasa ini kita kenal dengan nama
sapi Bali,sapi Madura, sapi Sumatera dan sapi lokallainnya.
Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 54/Permentan/OT.140/10/2006 tanggal 20
Oktober2006, tentang Pedoman Pembibitan Sapi Potongyang baik (good breeding
practice), bahwa bibitsapi potong diklasifikasi menjadi tiga kelompok,yakni: a) Bibit
Dasar (elite/foundation stock), diperolehdari proses seleksi rumpun atau galur
yangmempunyai nilai pemuliaan di atas nilai rata-rata; b)Bibit Induk (breeding stock),
diperoleh dari prosespengembangan bibit dasar; dan c) Bibit Sebar(commercial stock),
diperoleh dari proses pengembanganbibit induk.
Kebutuhan daging sapi di dalam negeri belum mampu dicukupi oleh peternak di
Indonesia sebagai produsen lokal. Kondisi ini menyebabkan Indonesia melakukan impor
daging sapi maupun ternak sapi, selain itu banyak terjadi pemotongan ternak produktif

untuk memenuhi permintaan daging sapi, yang akhirnya dapat menyebabkan populasi
ternak sapi semakin menurun (Budiraharjo, Handayani, dan Sanyoto, 2011).
Untuk memenuhikebutuhan daging dalam negeri, pemerintahmasih mendatangkan
sapi bakalan maupundaging dari luar negeri. Program SwasembadaDaging Sapi (PSDS)
merupakan upayapemerintah untuk meningkatkan populasi danproduktivitas sapi
sehingga negara mampumandiri dalam menyediakan daging bagimasyarakat. Program
PSDS tahun 2014 yangtelah dicanangkan oleh Direktorat Jenderal
Peternakan dilakukan melalui lima kegiatanpokok yaitu, (1) penyediaan sapi bakalan
lokal;(2) peningkatan produktivitas danreproduktivitas ternak sapi lokal; (3)pencegahan
pemotongan sapi betina produktifdan (5) revitalisasi aturan distribusi danpemasaran
ternak (PUSLITBANG PETERNAKAN,2010).
Salah satu sapi lokal yang mempunyai potensi dan juga terancam sebagai sapi
potong unggul adalah sapi Peranakan Ongole (PO). Sapi PO merupakan sapi lokal
meskipun bukan galur murni, telah menjadi idola petani-peternak di Indonesia. Hal ini
mengingat rekam jejak sejarah sapi PO yang menggeser sapi lokal galur murni menjadi
idola petani-peternak semenjak adanya kebijakan Ongolisasi dari pemerintah kolonial
Hindia Belanda pada masa kebijakan politik balas budi (Supartini dan Darmawan, 2014).
2.2 Breeding atau pembibitan
Kebutuhanakanternaksapipotonguntukmemenuhikonsumsidagingsapi
setiaptahunadapeningkatan,

di

Indonesia

sejalandenganbertambahnyajumlahpenduduk,

peningkatanpendapatandankesejahteraanmasyarakatsertasemakintingginyatingkatkesadaranm
asyarakatakanpentingnyakebutuhan protein hewani (NuryadidanWahjuningsih, 2011).
1. Sapi PO
Permintaandagingsapi
semakinmeningkattidakdiimbangidenganpertumbuhanpopulasisapipotong

yang
di

JawaTimur,
sehinggamengakibatkanadanyakebijakanpemerintahuntukimporsapipotongbakalan
dandagingsapitiaptahunnya.Upaya

yang

dapatdilakukanuntukmengatasikesenjangantersebut,
yaitudenganmeningkatkanefisiensireproduksidengancarapersilanganbangsasapiBos
indicus (sapiPersilanganOngole) denganbangsasapiBostaurus (sapi Limousine

maupunsapi Simmental), sehinggaimporsapidapatdikurangi (Wibowo, Isnaini,


danWahjuningsih, 2014)
2. Sapi Bali
Peningkatan produktivitas sapi Bali baik peternak skala kecil maupun besar terus
diupayakan, yaitu dengan peningkatan mutu genetik. Sapi Bali adalah sapi yang
sering dipelihara khususnya di Indonesia sering kali tidak terkontrol sistem
perkawinannya. Hal ini dapat menimbulkan terjadinya penyimpangan genetik
seperti tingginya tingkat inbreeding (Baco, Malaka dan Rahim, 2010)
3. Sapi Peranakan Limousin
Sapi Peranakan Limousin merupakan sapi hasil persilangan antar bangsa (cross
breeding) Sapi Limousin dan sapi lokal, seperti Sapi Ongole atau Sapi Brahman
persilangan antar bangsa dilakukan untuk memadukan sifat-sifat unggul dari kedua
bangsa.

Persilangan

antar

bangsa

sapi

ditujukan

untuk

memaksimalkan

heterosigositas (terkumpulnya keunggulan dari masing-masing bangsa pada satu


individu). (Eko, Isnaini dan Wahjuningsih, 2013)
4. Sapi Brahman
Persilangan yang terkenal di dunia adalah antara Bos taurus dan Bos indicus untuk
membentuk bangsa baru yang memiliki keunggulan kedua bangsa tersebut.
Persilangan sapi dilakukan dengan cara kawin buatan atau sering disebut Inseminasi
Buatan (IB). Teknologi IB juga diharapkan dapat meningkatkan mutu genetik sapi.
Melalui IB beberapa parameter teknis dapat diperbaiki, antara lain kelangkaan
pejantan dilokasi peternakan dapat diatasi, produktivitas menghasilkan anak dapat
meningkat dengan menekan waktu Calving Interval, kualitas bakalan dapat
diperbaiki, karena semen IB yang digunakan pada umumnya berasal dari pejantan
unggul terpilih, yaitu Simental, Limousin atau Brahman (Eko, Isnaini dan
Wahjuningsih, 2013)
5. Sapi Simmental
Sapi Simmental adalah sapi bangsa Bos taurus yang berasal dari daerah Simme di
Switzerland. Namun, sapi ini berkembang lebih cepat di Benua Eropa dan Benua
Amerika. Sapi Simmental merupakan tipe sapi perah dan pedaging. Sapi Simmental
adalah sapi pedaging yang memiliki daging lunak, sedikit mengandung lemak dan
produktivitas daging yang cukup tinggi. Sapi ini banyak disukai oleh peternak di
seluruh dunia termasuk Indonesia karena berbagai keunggulan tersebut.(Yulianto
dan Saparinto, 2010)
2.3 Feedmill atau pengolahan pakan
6

Pakan konsentrat yaitu pakan dengan kadar serat rendah dan kadar energi tinggi,
tidak terkontaminasi mikroba, penyakit, stimulan pertumbuhan, hormon, bahan kimia,
obat-obatan, mycotoxin melebihi tingkat yang dapat diterima oleh negara pengimpor.
Pakan konsentrat diproduksi sendiri oleh perusahaan dan setiap status ternak berbedabeda jenis pakan konsentratnya (Safitri, 2011).
2.4 Manajemenpemeliharaan
2.4.1. Perkandangan
Tata letak bangunan diatur dengan berdasarkan fungsinya dan jarak antar
bangunan dalam peternakan yang berdekatan juga diatur agar tidak menambah resiko
terjadinya perpindahan penyakit antar peternakan, membuat kandang dengan luas
yang layak sesuai jumlah ternak dan ventilasi yang baik, membuat kandang isolasi
bagi ternak yang sakit dan kandang karantina bagi ternak yang sehat (Safitri, 2011).
2.4.2. Pemberianpakan
Pakan yang diberikan pada sistem keraman, yaitu sistem penggemukan sapi
yang dilakukan dengan menempatkan sapi dalam kandang secara terus menerus
selama beberapa bulan, terdiri dari hijauan dan konsentrat dengan perbandingan
tergantung dengan ketersedian pakan hijauan dan konsentrat.Apabila hijauan tersedia
banyak maka hijauanlah yang lebih banyak diberikan, sebaliknya apabila pakan
konsentrat mudah diperoleh, tersedia banyak dan harga relatif murah maka pemberian
konsentrat yang diperbanyak (Budiraharjo, Handayani, dan Sanyoto, 2011).
Pencatatan atau recording kualitas bahan pakan yang diterima juga sangat
penting dan isinya harus sesuai dengan label, serta tidak mengandung hasil ikutan
ternak yang tidak diperbolehkan. Pakan yang dicampur atau diproduksi sendiri
mengandung resiko bahaya terdapat residu bahan kimia, tumbuhnya jamur dan
kapang. Proses pencampuran bahan-bahan mentah harus dipastikan komposisinya dan
tercampur dengan sempurna (Safitri, 2011).
Manajemen pemberian pakan yaitu pemanfaatan sumberdaya-sumberdaya
dalam proses pemberian pakan untuk mengoptimalkan bahan pakan dalam
memperoleh hasil ternak yang baik. Manajemen pemberian pakan sendiri meliputi
penyediaan bahan pakan, penyimpanan bahan pakan, macam dan kualitas bahan,
7

jumlah dan frekuensi pemberian, kebutuhan dan konsumsi nutrien, pemberian air
minum serta PBB (Wardoyo dan Risdianto, 2011).
2.4.3. Reproduksidankesehatanternak
Menurut penjelasan Syafrial, Susilawati, dan Bustami (2007), Pengendalian
penyakit sapi yang paling baik menjaga kesehatan sapidengan tindakan pencegahan
guna mencegah timbulnya penyakit yangdapat mengakibatkan kerugian. Tindakan
pencegahan untuk menjagakesehatan sapi adalah:
a. Menjaga kebersihan kandang beserta peralatannya, termasuk
memandikan sapi.
b. Sapi yang sakit dipisahkan dengan sapi sehat dan segera dilakukanpengobatan.
c. Mengusahakan lantai kandang selalu kering.
d. Memeriksa kesehatan sapi secara teratur dan dilakukan vaksinasi
sesuaipetunjuk.

BAB III
MATERI DAN METODE
3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Praktik kerja lapang ini akan dilaksanakan di UPT Dinas Perternakan Kabupaten
Pasuruan Jawa Timur. Pelakasanaan PKL direncanakan selama total 4 minggu yaitu mulai
tanggal 18 Juli 2016 hingga13 Agusutus 2016.
3.2. Khalayak Sasaran
Sasaran dari kegiatan PKL ini adalah UPTD Budidaya Ternak komoditi Sapi
Potong di Dusun Kucur Desa Sumber Rejo Kecamatan Purwosari Kabupaten Pasuruan
JawaTimur.
3.3. Metode Praktek Kerja Lapangan
Metode yang akan digunakan dalam kegiatan PKL iniadalah:
(a) Partisipasi, merupakan kegiatan ikut serta dalam melakukan segala aspek yang
berkaitan dengan manajemen pemeliharaan sapipotong di UPTD Budidaya Ternak
(b) Koleksi data, merupakan pengumpulan data primer dan sekunder dengan cara
wawancara, pengamatan langsung, dan pengumpulan semua informasi dari laporan
kegiatan yang terdapat di UPTD BudidayaTernakyang berkaitan dengan pemeliharaan
sapi potong. Selain itu juga dilakukan diskusi dengan pengelola dan karyawan yang
bersangkutan di UPTD BudidayaTernak.
3.4. Variabel yang yang akan diamati dalam pelaksanakaan PKL ini adalah:
(a) Breeding atau pembibitan
(b) Feedmill atau pengolahan pakan
(c) Manajemen Pemeliharaan
o Perkandangan
o Pemberian Pakan
o Reproduksi dan kesehatan ternak
3.5. Rencana Jadwal kegiatan
Rencana jadwal kegiatan PKL Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya yang
akan kami laksanakan seperti yang tertera pada Tabel di bawah ini.
No

Kegiatan
Minggu ke-

Juli 2016
1

Agustus 2016
4

4
9

PengenalanlokasiUPTD
BudidayaTernak
Konsultasi dan Pembimbingan Praktek
Kerja Lapang

Pelaksanaan PraktekKerjaLapang

PenulisanLaporandanEvaluasiKegiatan

3.6. Analisis Hasil


Hasil yang diperoleh dianalisis secara deskriptif yaitu dengan menggambarkan
atau menjelaskan situasi obyek pengamatan dari data-data yang diperoleh kemudian
dianalisa dengan menjabarkan atau menggambarkan segala aspek yang menjadi obyek
dalam PKL untuk kemudian dibandingkan dengan teori menggunakan studi literatur,
sehingga didapatkan kajian teori dan kenyataan di lapangan, yang pada akhirnya akan
diperoleh pemecahan terhadap permasalahan yang ada.

10

11

3.7. Biodata Peserta PKL


Peserta yang akan melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di UPT Dinas Perternakan Kabupaten Pasuruan Jawa Timur
adalah:
No
1
2
3
4
5

Nama
AstriWulandari (CO)
AszaSaskiaMerjan
WidyaRachmawati
FirdaAuliaPuteri
Aria Agustin

NIM
135050100111061
135050100111065
135050100111070
135050100111080
135050100111107

No. HP
0823 3487 5465
0819 3984 9009
0878 9841 1448
0812 1790 1880
0877 4164 1979

Email
as3_94@yahoo.co.id
achasaskia@ymail.com
widyaarch@gmail.com
firda.key@gmail.com
ariagustin17@gmail.com

12

DAFTAR PUSTAKA

Baco, Sudirman, Malaka, R. dan Rahim, L. 2010. KesamaanGenetikAntarPopulasiSapi


Bali

danHasilSilangannyadenganSapi

Simmental.FakultasPeternakanUniversitanHasanuddin
Budiraharjo, K., M. Handayani, dan G. Sanyoto. 2011. Analisis Profitabilitas Usaha
Penggemukan Sapi Potong di Kecamatan Gunungpati Kota Semarang.
MEDIAGRO, 7(1):1-9.
Eko,

A.

W.,

Isnaini,

NuruldanWahjuningsih,

Sri.

2013.

TampilanReproduksiSapiPeranakanLimousin

di

KecamatanTanggunggunungKabupatenTulungagung.
FakultasPeternakanUniversitasBrawijaya
NuryadidanWahjuningsih

S.

2011.PenampilanReproduksiSapiPeranakanOnggoledanPeranakanLimousin
kabupaten Malang.FakultasPeternakan, UniversitasBrawijaya,

di

Malang. J.

TernakTropika. 12 (1): 76-81.


PUSLITBANG PETERNAKAN. 2010. RekomendasiTeknologi Peternakan dan
VeterinerMendukung Program Swasembada DagingSapi (PSDS) Tahun 2014.
Safitri, Tantia. 2011. Penerapan Good Breeding Practices Sapi Potong di PT Lembu
jantan Perkasa Serang-Banten. [Skripsi]. Departemen Ilmu Produksi dan
Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Sudarmono, A.S. dan Y.B. Sugeng. 2008. Sapi Potong. Edisi Revisi. Penebar
Swadaya.Jakarta.
Supatini, Nonok dan Hariadi Darmawan. 2014. Profil Genetik dan Peternak Sapi
Peranakan Ongole sebagai Strategi Dasar Pengebangan Desa Pusat Bibit Ternak.
Buana Sains, 14(1):71-84.
Suryana. 2009. Pengembangan Usaha Ternak Sapi Potong Berorientasi Agribisnis
dengan Pola Kemitraan. Jurnal Litbang Pertanian, 28(1):29-37.
13

Syafrial, Endang Susilawati, dan Bustami. 2007. Manajemen Pengelolaan Penggemukan


Sapi Potong. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. Jambi.
Wardoyo dan Ahmad Risdianto. 2011. Studi Manajemen Pembibitan dan Pakan Sapi
Peranakan Ongole di Loka Penelitian Sapi Potong Grati Pasuruan. Jurnal
Ternak, 2(1):1-7.
Wibowo,

Fendi

C.,

Isnaini,

NuruldanWahjuningsih,

PeformanReproduksiSapiPeranakanOngoledanSapiPeranakan

Sri.

2014.

Limousine

di

KecamatanBerbekKabupatenNganjuk.FakultasPeternakanUniversitasBrawijaya
Winarti, Erna dan Supriyadi. 2010. Penampilan Reproduksi Ternak Sapi Potong Betina
di Daerah Istimewa Yogyakarta. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan
Veteriner.
Yulianto,

danSaparinto

C.

2010.PembesaranSapiPotongsecaraIntensif.PenerbitPenebarSadaya
:Jakarta.http://books.google.co.id

14

Anda mungkin juga menyukai