Laporan Pengendalian Tekanan Kel 3 2A
Laporan Pengendalian Tekanan Kel 3 2A
Pengendalian Tekanan
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas Pengendalian Proses pada Semeter IV
Jurusan Teknik Kimia
Oleh :
Fiqhi Pridayanti Mukhlishah
111411010
111411025
111411028
Kelompok 3
Kelas 2 A
Tanggal Praktikum:
23 April 2013
PENGENDALIAN TEKANAN
I
TUJUAN
Praktikum ini memberi kompetensi dasar pada mahasiswa yaitu kemampuan untuk dapat
II
DATA PENGAMATAN
Data 1:
o Alat pengendalian tekanan
Data 2:
PV
SP
5.5
5
590
600
610
620
waktu
630
640
650
660
5.8
4.8
750
SP
770
790
810
830
850
870
890
910
930
waktu
PV
5.8
SP
5.3
4.8
1320
1330
1340
1350
1360
waktu
1370
1380
1390
1400
1410
PV
5.8
SP
5.3
4.8
1500
1510
1520
1530
1540
1550
1560
1570
1580
1590
waktu
PV
SP
5.8
5.3
4.8
1610
1620
1630
1640
waktu
1650
1660
1670
PV
5.5
SP
5
4.5
480
490
500
510
waktu
520
530
540
PV
5.5
SP
5
4.5
610
620
630
640
650
660
670
680
waktu
PV
5.5
SP
5
4.5
770
780
790
800
810
waktu
820
830
840
PV
5.4
SP
5.2
5
910
920
930
940
950
960
970
980
waktu
PV
5.4
SP
5.2
5
1060
1065
1070
1075
1080
1085
waktu
1090
1095
1100
1105
1110
PV
4.95
SP
4.9
4.85
1185
1186
1187
1188
1189
waktu
1190
1191
1192
1193
PV
SP
5.5
5
950
970
990
1010
1030
1050
1070
1090
1110
waktu
PV
5.8
SP
5.3
4.8
1280
1290
1300
1310
1320
1330
waktu
1340
1350
1360
1370
1380
PV
SP dan PV
SP
5.3
4.8
1530
1540
1550
1560
1570
1580
1590
1600
1610
waktu
PV
SP dan PV
SP
5
4.5
1748
1758
1768
1778
1788
waktu
1798
1808
1818
PV
SP dan PV
SP
5
4.5
1748
1758
1768
1778
1788
waktu
1798
1808
1818
Data 3:
PB 50
SP dan PV
6.5
6
5.5
5
4.5
4
3.5
510
SP
PV
515
520
525
530
Waktu (s)
535
540
545
550
PB 30
6.5
6
5.5
SP dan PV
SP
PV
4.5
4
3.5
635
640
645
650
655
660
665
670
675
680
685
Waktu (s)
PB 10
6.5
6
5.5
SP dan PV
SP
PV
4.5
4
3.5
760
770
780
790
Waktu (s)
800
810
820
830
PB 5
6.5
6
5.5
SP dan PV
SP
PV
4.5
4
3.5
910
915
920
925
930
935
940
945
950
955
Waktu (s)
PB 2
5.5
5
SP dan PV
SP
4.5
PV
4
3.5
980
990
1000
1010
Waktu
1020
1030
1040
1050
I 30
6.5
6
SP dan PV
SP
5.5
PV
5
4.5
310
320
330
340
350
360
370
Waktu (s)
I 10
6.5
6
SP dan PV
SP
5.5
PV
5
4.5
430
435
440
445
Waktu (s)
450
455
460
465
I5
6.5
6
SP dan PV
SP
5.5
PV
5
4.5
530
535
540
545
550
555
560
565
570
Waktu
I2
6.5
6
SP dan PV
SP
5.5
PV
5
4.5
645
650
655
660
Waktu (s)
665
670
675
I1
6.5
6
SP dan PV
SP
5.5
PV
5
4.5
750
760
770
780
790
800
810
820
830
Waktu
I 0,5
5.1
5.05
SP dn PV
SP
4.95
PV
4.9
4.85
875
885
895
905
Waktu
915
925
935
945
Td 2
6.5
6
SP dan PV
SP
5.5
PV
5
4.5
255
260
265
270
275
280
285
290
295
300
Waktu (s)
Td 5
6.5
6
SP dan PV
SP
5.5
PV
5
4.5
375
380
385
390
395
400
Waktu (s)
405
410
415
420
425
Td 10
6.5
6
SP dan PV
SP
5.5
PV
5
4.5
525
530
535
540
545
550
555
560
565
570
Waktu (s)
Td 20
6.5
6
SP dan PV
SP
5.5
PV
5
4.5
690
700
710
720
Waktu (s)
730
740
750
760
Td 30
5.2
5
SP dan PV
SP
4.8
PV
4.6
4.4
800
810
820
830
840
Waktu (s)
850
860
870
880
III
PEMBAHASAN
100
Kc . Sedangkan waktu integralnya di set sangat besar yaitu
100000 sekon. Hal ini bertujuan agar pengaruh waktu integral dianggap hampir tidak ada.
Nilai PB yang divariasikan adalah sebesar 50, 30, 10, 5 dan 2. Dari nilai-nilai parameter
tersebut praktikan dapat mengetahui kestabilan tekanan yang dihasilkan. Grafik yang
dihasilkan pada percobaan pertama ini praktikan dapat melihat pengaruh nilai PB pada
tekanan. Semakin kecil nilai PB maka osilasi akan semakin sering terjadi. Jika semakin besar
nilai PB maka akan semakin stabil aliran yang terkendali. Tetapi pengendalian Proporsional
ini tidak cukup akurat untuk menghasilkan Proses Variabel (PV) mendekati nilai Set Poin
(SP). Dengan menggunakan pengendalian Proporsional ini nilai-nilai PB harus besar agar
mencegah terjadinya osilasi. Tetapi, hal ini malah menyebabkan terjadinya penyimpangan
yang sering disebut offset.
sekon adalah waktu yang paling baik dengan nilai PB 50%. Karena, respon PV untuk
mendekati SP lebih cepat dan cenderung langsung stabil.
Pada percobaan yang ketiga ini praktikan melakukan pengendalian Proporsional
Integral Derevative (PID). Percobaan ini praktikan memasukkan nilai PB 50%, nilai Ti 0,5
sekon dan variasi nilai waktu derevative (Td). Variasi waktu derevative adalah 2, 5, 10, 20
dan 30 sekon. Pengendalian PID ini menyebabkan respon yang lebih cepat. Derivative Action
dapat menyebabkan respon cepat tetapi sangat peka terhadap noise (gangguan) karena
derivative perubahan error persamaan yang ada di dalam PID adalah komponen simpul
umpan balik yang umum dalam sistem kontrol. Pengkontrol PID bisa mengatur keluaran
proses didasarkan pada penyebab dan laju perubahan deviasi, sehingga kontrol menjadi stabil
dan lebih akurat.
Pada percobaan yang menggunakan tangki peredam praktikan melakukan pengendalian
yang sama seperti tangki tanpa peredam. Yang membedakan hanyalah ditambahkan tangki
tekan.
Berdasarkan pegendalian yang telah dilakukan oleh praktikan dapat disimpulkan bahwa
pengendalian yang terbaik adalah pengendalian Proporsional Integral. Dari ketiga
pengendalian tersebut sifat pengendalian yang dilakukan adalah Direct Acting. Hal ini
dikarenakan jika nilai PV besar maka itu diakibatkan oleh tekanan yang keluar dari valve
juga akan besar. Jika tekanan dalam tangki melebihi SP maka dari control valve akan
memperkecil bukaannya. Dan percobaan dengan menggunakan tangki peredam ternyata lebih
baik dibanding tanpa peredam. Hal ini dikarenakan jika menggunakan peredam osilasi yang
dihasilkan berkurang.
dilihat dari grafik pada nilai PB yang praktikan anggap paling baik yaitu 50, tetap saja PV
belum mendekati SP ( terjadi offset ). Proses-proses cenderung menggunakan pengendali
dengan proporsional band besar untuk mencegah terjadinya osilasi, tetapi akibatnya timbul
penyimpangan. Penyetelan harga PB yang besar atau adanya perubahan pembebanan yang
besar akan menimbulkan penyimpangan. Suatu sistem dengan hanya menggunakan
pengendali proporsional selalu masih terdapat penyimpangan dari harga titik pengesetannya
sebagai suatu harga yang diinginkan, apabila sistem diberikan pembebanan yang berubahubah. Perubahan pembebanan ini disebut sebagai gangguan terhadap sistem proses. Untuk
mengatasi hal tersebut, mode integral sering digabungkan dengan pengendali proporsional
sehingga penyimpangan dapat dieliminasi.
Selanjutnya praktikan melakukan percobaan kedua dengan mencoba coba
memasukkan variasi nilai waktu integral ( Ti ) namun dengan tetap menggunakan nilai PB
yang paling baik menurut praktikan pada percobaan 1 yaitu PB = 50. Praktikan
memvariasikan nilai waktu integral yaitu 0,5 , 1, 2, 5, 10, dan 30. Praktikan menganggap nilai
Ti yang paling baik untuk disandingkan dengan nilai PB 200 adalah Ti = 0,5 karena praktikan
melihat dari grafik yang ditampilkan pressure controller di PC bahwa pada nilai intergral 0,5
tersebut respons PV untuk mendekati SP lebih cepat dan cenderung langsung stabil
dibandingkan ketika nilai integral lain dimasukkan. Rangkaian
pengendali
tekanan
merupakan contoh sistem yang memerlukan nilai PB yang besar, sehingga untuk sistem yang
demikian mode integral perlu ditambahkan pada pengendali. Apabila fungsi intergral
ditambahkan, maka secara kontinyu integral akan bereaksi terhadap keluaran sepanjang
terjadi penyimpangan dari titik pengesetan yang diinginkan, sehingga dihasilkan
penyimpangan = 0.
Terakhir, praktikan melakukan percobaan yang ke-3 yaitu dengan memasukkan nilai
waktu derivatif. Nilai derivatif ini disandingkan dengan nilai PB = 50 dan Ti = 0,5 dari
praktikum sebelumnya, sehingga parameter pengendalian menjadi PID. Derivative action
menyebabkan respon cepat, tapi meskipun respon cepat sistem menjadi peka terhadap noise
karena derivative perubahan error persamaan yang ada dalam PID, adalah komponen simpul
umpan balik yang umum dalam sistem kontrol. P e n g k o n t r o l mengambil harga terukur
dari suatu proses atau peralatan lainnya dan membandingkannya dengan harga
setpoint acuan, beda/deviasi (error signal) nya kemudian digunakan menyetel beberapa
masukan ke proses agar mengembalikan harga proses terukur ke harga setpoint yang
diinginkan. Tidak seperti pengkontrol sederhana, pengkontrol PID bisa mengatur keluaran
proses didasarkan pada penyebab dan laju perubahan deviasi, sehingga kontrol menjadi stabil
dan lebih akurat. Tapi tidak untuk sistem pengendalian untuk tekanan dibuktikan dengan
grafik PV terhadap SP yang langsung berosilasi dan tidak kunjung stabil. Jadi dapat
disimpulkan pengendalian tekanan ini lebih baik menggunakan parameter PI saja.
Pada percobaan yang menggunakan tangki peredam praktikan melakukan
pengendalian yang sama seperti tangki tanpa peredam. Yang membedakan hanyalah
ditambahkan tangki tekan. Pengendalian tekanan dengan peredam ini, di dapat niali PB
terbaik utnuk pengendalian adalah 50 dan TI adalah 0,5. Sedangkan pengaruh derivatif yang
diberikan kepada sistem, tetap menghasilkan osilasi seperti pengendalian tanpa redaman
hanya saja offset yang terjadi tidak terlalu jauh dari SP.
Adapun sifat pengendalian kali ini yaitu direct acting, karena jika nilai PV ( laju alir
tekanan ) besar maka berarti itu disebabkan oleh volume udara yang keluar dari valve juga
besar berarti tekanan akan kecil karena tekanan berbanding terbalik dengan volume. Jika
aliran udara tekan menyebabkan tekanan dalam tangki melebihi SP maka dari itu control
valve akan memperbesar bukaannya, karena itulah sifat dari pengendalian ini dapat
disimpulkan sebagai pengendalian direct acting.
dapat
diminimalkan. Sehingga dari grafik yang didapatkan, pengaruh integral dapat diketahui, yaitu
apabila waktu integral semakin besar maka responsnya akan semakin lambat dan
ketidakstabilan semakin besar.
Pada pengendalian Proporsional-Integral-Derivatif (PID), dilakukan input nilai waktu
derivatif dengan variasi 2, 5, 10, 20, dan 30. Input nilai derivatif yang semakin besar
menyebabkan respons yang sangat cepat namun akan sangat peka sekali terhadap keberadaan
noise. Dari hasil pengamatan, PV tidak pernah stabil terhadap SP. Maka dari sekian variasi
waktu derivatif, tidak dapat ditentukan mana yang terbaik. Oleh karena itu, dapat
disimpulkan pada pengendalian aliran ini lebih baik menggunakan pengendali dengan
parameter Proporsional-Integral (PI).
Untuk percobaan menggunakan tangki peredam, dilakukan seperti tanpa peredam
hanya saja valve V3 dibuka keluaran valve dan V4, V5, dan V6 ditutup. Dari sini bisa
didapatkan fungsi peredaman. Fungsi redaman adalah untuk mengantisipasi adanya gangguan
sehingga dapat mengurangi adanya osilasi. Sehingga dari hasil pengamatan grafik,
pengendalian yang dapat dikatakan lebih baik adalah pangendalian dengan rendaman.
Adapun sifat pengendalian aliran ini yaitu direct acting, yaitu jika aliran udara tekan
menyebabkan tekanan dalam tangki melebihi SP maka dari itu control valve akan
memperbesar bukaannya.
IV
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang didapat dari hasil percobaan pengendalian tekanan ini
adalah:
1. Berdasarkan hasil grafik pada percobaan:
pengendali yang dapat dikatakan paling baik pada pengendalian tekanan ini adalah
2. Pengaruh keberadaan Proportional Band (PB) adalah semakin besar PB, respons akan
semakin lambat, stabilitas semakin tinggi.
3. Pengaruh keberadaan integral time atau waktu integral (Ti) adalah semakin kecil waktu
integral, maka respons akan semakin cepat tetapi kestabilan rendah.
4. Pengaruh keberadaan derivative time atau waktu derivative (Td) adalah semakin besar
waktu derivatif, maka respons akan semakin cepat tetapi akan sangat peka terhadap noise.
DAFTAR PUSTAKA
Heriyanto. Pengendalian Proses. Jurusan Teknik Kimia, 2007. Bandung: Politeknik Negeri
Bandung
Wade, H. L. 2004. Basic and Adavanced Regulatory Control: System Design and
Application. Ed. 2, ISA, NC