TINJAUAN PUSTAKA
10
Mellyna
(2007:64)
kehamilan
gemelli
dapat
11
satu, jika semua embrio yang kemudian dimasukan kedalam rongga rahim
ibu tumbuh berkembang lebih dari satu. Pada kembar yang berasal dari
satu telur, faktor bangsa, hereditas, umur dan paritas tidak atau sedikit
sekali mempengaruhi kehamilan kembar itu. Diperkirakan disini sebabnya
ialah faktor penghambat pada masa pertumbuhan dini hasil konsepsi.
Faktor penghambat yang mempengaruhi segmentasi sebelum
blastula terbentuk,menghasilkan kehamilan kembar dengan 2 amnion, 2
korion dan 2 plasenta seperti pada kehamilan kembar dizigotik.
3. Patofisiologi
Menurut Manuaba (2007:464) kehamilan kembar dibagi
menjadi dua. Monozigot, kembar yang berasal dari satu telur dan dizigot
kembar yang berasal dari dua telur. Dari seluruh jumlah kelahiran kembar,
sepertiganya adalah monozigot. Kembar dizigot berarti dua telur matang
dalam waktu bersamaan, lalu dibuahi oleh sperma. Akibatnya, kedua sel
telur itu mengalami pembuahan dalam waktu bersamaan. Sedangkan
kembar monozigot berarti satu telur yang dibuahi sperma, lalu membelah
dua. Masa pembelahan inilah yang akan berpengaruh pada kondisi bayi
kelak.
Masa pembelahan sel telur terbagi dalam empat waktu, yaitu 0
72 jam, 4 8 hari, 9-12 dan 13 hari atau lebih. Pada pembelahan pertama,
akan terjadi diamniotik yaitu rahim punya dua selaput ketuban, dan
dikorionik atau rahim punya dua plasenta. Sedangkan pada pembelahan
12
kedua, selaput ketuban tetap dua, tapi rahim hanya punya satu plasenta.
Pada kondisi ini, bisa saja terjadi salah satu bayi mendapat banyak
makanan, sementara bayi satunya tidak. Akibatnya, perkembangan bayi
bisa terhambat. Lalu, pada pembelahan ketiga, selaput ketuban dan
plasenta masing-masing hanya sebuah, tapi bayi masih membelah dengan
baik.
Pada pembelahan keempat, rahim hanya punya satu plasenta dan
satu selaput ketuban, sehingga kemungkinan terjadinya kembar siam
cukup besar. Pasalnya waktu pembelahannya terlalu lama, sehingga sel
telur menjadi berdempet. Jadi kembar siam biasanya terjadi pada
monozigot yang pembelahannya lebih dari 13 hari. Dari keempat
pembelahan tersebut, tentu saja yang terbaik adalah pembelahan pertama,
karena bayi bisa membelah dengan sempurna. Namun, keempat
pembelahan ini tidak bisa diatur waktunya. Faktor yang mempengaruhi
waktu pembelahan, dan kenapa bisa membelah tidak sempurna sehingga
mengakibatkan dempet, biasanya dikaitkan dengan infeksi, kurang gizi,
dan masalah lingkungan.
13
Gambar 2.1 :
Plasenta dan selaput janin kembar dizigotik. (A): 2 plasenta, 2 korion,
2 amnion. (B): 2 plasenta (menjadi
(menjadi satu), 2 korion, 2 amnion
(Wiknjosastro, 2007:390).
b. Gemelli monozigotik = kembar satu telur, homolog, uniovuler, identik
dapat terjadi karena :
1) Satu telur dengan 2 inti, hambatan pada tingkat blastula :
2) Hambatan pada tingkat
tin
segmentasi
3) Hambatan setelah amnion
amnio dibentuk, tetapi sebelum primitif steak.
14
Gambar 2.2:
2.
Jenis kembar monozigotik berhubungan dengan waktu terjadinya
faktor penghambat (Corner): Hambatan dalam tingkat segmentasi (2
4 hari). (B). Hambatan dalam tingkat blastula (4 7 hari). (C).
Hambatan setelah amnion dibentuk tetapi sebelum primitive streak
(Wiknjosastro, 2007:388).
2007:
15
Tabel 2.1 hubungan antara saat segmentasi dan keadaan ketuban pada
kehamilan kembar monozigotik.
monozigot
Saat segmentasi
0-72 jam
4-8 hari
9-12 hari
13- hari
Keadaan ketuban
Diamniotik, dichorionik
Diamniotik, dichorionik
Monoamniotik, monochorionik
Monoamniotik,
ik, monochorionik dan
kemungkinan terjadinya kembar siam.
Gambar 2.3
2 :
Plasenta dan selaput janin kembar monozigotik. (A): 2 plasenta, 2
korion (melekat menjadi satu), 2 amnion. (B): 2 plasenta (menjadi
satu), 2 korion (melekat menjadi satu), 2 amnion. (C): 1 plasenta, 1
korion, 2 amnion (melekat menjadi satu) (D): 1 plasenta, 1 korion
korion, 1
amnion (Wiknjosastro, 2007:389).
2007:
16
Kembar Monozigot
Kembar Dizigot
1 (70%)
2 (30%)
1 (70%)
2 (30%)
1 (70%)
2 (30%)
2
Bersekutu
2 ( 100%)
2 lapis
Sama
Sama
Sama
Sama
Sama
Bisa sama
Bisa satu kidal
yang lain kanan
4 lapis
Sama atau tidak
Agak berlainan
Berbeda
Berbeda
Berbeda
Sama,bisa keduanya
kanan
2 ( 100%)
2 ( 100%)
2
Terpisah
adalah
pembuahan
dua
telur
yang
dikeluarkan dalam ovulasi yang sama pada dua kali koitus yang
dilakukan pada jarak waktu yang pendek.
17
18
banyak
pertumbuhan
terjadi
yang
hidramnion,
baik.
polisitemia,
Sedangkan
janin
edema
kedua
dan
kurang
19
pertumbuhannya
terjadilah
bayi
kecil,
anemia,
dehidrasi,
20
Berbagai kombinasi letak, presentasi dan posisi bisa terjadi dan yang
paling sering dijumpai adalah :
Gambar 2.4 :
Jenis dan frekuensi letak serta presentasi kehamilan kembar
(Wiknjosastro, 2007:394)
21
22
23
Prematuritas
Janin dari kehamilan multipel cenderung dilahirkan preterm
dan kebanyakan memerlukan perawatan pada neonatal intensive care
unit (NICU). Sekitar 50 persen kelahiran kembar terjadi sebelum usia
kehamilan 37 minggu. Lamanya kehamilan akan semakin pendek
dengan bertambahnya jumlah janin di dalam uterus. Sekitar 20% bayi
dari kehamilan multipel merupakan bayi dengan berat lahir rendah.
b.
24
c.
d.
teknologi
ultrasonografi
memungkinkan
25
26
Kembar Siam
Apabila pembentukan kembar dimulai setelah cakram
mudigah dan kantung amniom rudimenter sudah terbentuk dan apabila
pemisahan cakram mudigah tidak sempurna, akan terbentuk kembar
siam/kembar dempet. Terdapat beberapa jenis kembar siam, yaitu:
1) Thoracopagus, bila kedua tubuh bersatu di bagian dada (30-40%).
Jantung selalu terlibat dalam kasus ini. Bila jantung hanya satu,
harapan hidup baik dengan atau tanpa operasi adalah rendah.
2) Omphalopagus, bila kedua tubuh bersatu di bagian perut (34%).
Umumnya masing-masing tubuh memiliki jantung masing-
27
masing, tetapi kembar siam ini biasanya hanya memiliki satu hati,
sistem pencernaan, dan organ-organ lain.
3) Xyphopagus, bila kedua tubuh bersatu di bagian xiphoid cartilage.
4) Pyopagus (iliopagus), bila bersatu di bagian belakang (19%).
5) Cephalopagus/craniopagus, bila bersatu di bagian kepala dengan
tubuh terpisah.
i.
28
29
30
Etiologi:
Anamnesa:
Pemeriksaan:
1. Faktor bangsa,
1. Keluhan subyektif
1. Tiga bagian
2. Faktor obat-obat
kencing, gerak
induksi ovulasi
banyak, edema
profertil, domid
varises)
dan hormon
besar
2. Dua
ballotement
3. Djj berbeda 10
2. Keluhan obyektif
denyut/menit
gonadotropin
(hiperemesis, pre
4. Diagnosa pasti
3. Faktor Keturunan
eklsmsi-eklamsi,
a. USG
hidramnion)
b. Foto
diketahui
abdomen
Kehamilan Kembar
Kehamilan Monozigotik
Kehamilan Dizigotik
Kelainan Letak
Solusio Plasenta
Persalinan SC
Prematurus
Plasenta Previa
Persalinan SC
31
KEHAMILAN KEMBAR
Anamnesa
1. Keluhan subyektif
a. Sesak nafas
b. Sering kencing
Pemeriksaan
c. Gerak banyak
d. Edema varises
2. Dua ballotemen
2. Keluhan obyektif
a. Hiperemesis
b. Pre eklamsia-eklamsi
a. Ultrasonografi
c. Hidramnion
b. Foto abdomen
KOMPLIKASI KEHAMILAN
1. Hidramnion
4. Plasenta previa
2. Prematuritas
5. Solusio plasenta
3. Kelainan letak
6. Monster fetus
PERTOLONGAN SETEMPAT
SIKAP BIDAN
MERUJUK
PERSALINAN PERVAGINAM
1. Distres janin
2. Anak kedua
a. Spontan
4. Plasenta previa
c. Versi ekstrasi
PENGOBATAN
1. Atonia uteri
2. Retensio plasenta
2. Pemberian uterotonika
3. Plasenta rest
3. Antibiotika
4. Perdarahan pp
Bagan 2.2 Penatalaksanaan kehamilan kembar Manuaba (2010).
32
B. MANAJEMEN KEBIDANAN
1. Pengertian
Menurut Mufdilah, Hidayat (2008:74) manajemen kebidanan
adalah pendekatan yang digunakan oleh bidan dalam menerapkan metode
pemecahan masalah secara sistematis, mulai dari pengkajian, analisis data,
diagnosa kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Sedangkan
menurut Atik (2008:76)
pemecahan
masalah
yang
digunakan
sebagai
metode
untuk
33
34
35
3) Pemeriksaan
Pemeriksaan dilakukan dengan memakai instrument/alat pengukur.
Tujuannya untuk memastikan batas dimensi angka, irama, dan
kuantitas.
Data secara garis besar, mengklasifikasikan menjadi data
subyektif dan data obyektif. Pada waktu mengumpulkan data subyektif
bidan harus mengembangkan hubungan antar personal yang efektif
dengan pasien/klien/yang diwawancarai, lebih memperhatikan hal-hal
yang menjadi keluhan utama pasien dan yang mencemaskan, berupaya
dengan masalah klien.
Pada waktu mengumpulkan data obyektif bidan harus
mengamati
ekspresi
dan
perilaku
pasien,
mengamati
36
(kelima)
Merencanakan
asuhan
yang
komprehensif/menyeluruh
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh
ditentukan oleh langkah sebelumnya. Perencanaan supaya terarah,
dibuat pola pikir dengan langkah sebagai berikut: tentukan tujuan
tindakan yang akan dilakukan yang berisi tentang sasaran/target dan
37
VI
(keenam)
Melaksanakan
perencanaan
dan
penatalaksanaan
Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh
seperti yang telah diuraikan pada langkah ke-5 dilaksanakan secara
efisien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh
bidan atau sebagian dilakukan oleh bidan dan sebagian lagi oleh klien,
atau anggota tim kesehatan lainnya. Manajemen yang efisien akan
menyingkat waktu, biaya dan meningkatkan mutu asuhan.
g. Langkah VII (ketujuh) : Evaluasi
Pada langkah ke-7 ini dilakukan evaluasi keefektifan dari
asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan
bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan
sebagaimana telah diidentifikasi di dalam masalah dan diagnosa.
Manajemen kebidanan ini merupakan suatu kontinum, maka perlu
mengulang kembali dari awal setiap asuhan yang tidak efektif melalui
proses manajemen untuk mengidentifikasi mengapa proses manajemen
tidak efektif serta melakukan penyesuaian pada rencana asuhan
berikutnya.
38
1464/Menkes/Per/X/2010
yang
mengatur
tentang
izin
dan
39
b.
c.
Penanganan bayi dan anak balita sakit sesuai pedoman yang ditetapkan,
d.
e.
Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, anak pra sekolah, dan
anak sekolah
f.
g.
h.
i.
Pasal
13.
Namun,
untuk
kewenangan bidan dalam pemberian pelayanan pada ibu hamil patologi dengan
40