Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat
dan karunia yang telah diberikan, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PEERUSAHAAN AQUA BAGI BANGSA
INDONESIA. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Internal Audit.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak menerima bantuan, arahan, dan
bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1.

Rini Triastuti, S.H, M.Hum, selaku dosen pembimbing.

2.

Teman-teman di Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan.

3.

Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung yang telah membantu penulis
dalam menulis makalah ini.
Demikianlah makalah yang telah penulis susun. Jika ada kesalahan penyusunan
kata dan makna, saya selaku penulis memohon maaf. Penulis mengharap kritik dan
saran dari pembaca demi perbaikan isi makalah ini.Terima kasih.
Surakarta, 20 Januari 2014

Penulis

PENDAHULUAN
Profit merupakan tujuan utama setiap perusahaan. Pencapaian laba atau keuntungan
semaksimal mungkin adalah tolok ukur keberhasilan suatu perusahaan dalam menjalankan
usahanya. Bahkan hukum ekonomi bahwa modal seminimal mungkin dan keuntungan
semaksimal mungkin sering kali menjadi dasar pengelolaan suatu bidang usaha. Realitas
inilah yang menyebabkan munculnya kaum kapitalis yang merajai dunia usaha hampir secara
keseluruhan. Paham kapitalis hanya fokus pada satu tujuan yaitu keuntungan segenap Owner
tanpa mempertimbangkan kesejahteraan buruh atau pegawai bahkan lingkungan atau
komunitas sekitarnya.
Namun pendapat di atas saat ini sangatlah tidak relevan untuk diterapkan. Mengingat
pentingnya keharmonisan hubungan antara perusahaan dengan komunitas sangatlah penting,
maka perusahaan perlu melakukan sebuah tanggung jawab sosial pada berbagai aspek.
Konsep Corporate Social Responsibility (CSR) mulai diwacanakan sejak munculnya tulisan
Howard Bowen yang berjudul Social Responsibilty of Businessmen pada tahun 1953.
Konsep CSR sendiri pada mulanya belum diimplementasikan oleh berbagai perusahaan
karena masih terdapat pendapat yang kuat di kalangan penguasaha bahwa tanggung jawab
sosial telah dilakukan ketika pegawai atau buruh mendapatkan gajinya secara utuh serta
anggapan bahwa CSR merupakan pengeluaran biaya yang dapat mengurangi keuntungan
perusahaan.
Saat ini masyarakat mulai bangkit. Mereka mulai menyadari dampak negatif atau
hilangnya rasa nyaman atas lingkungan yang didiami akibat keberadaan suatu perusahaan di
kawasan tempat tinggalnya. Pembuangan limbah, eksploitasi Sumber Daya alam dan
Manusia mengantarkan masyarakat pada kondisi lingkungan yang tidak lagi seimbang.
Kondisi yang merugikan ini membuat mereka gencar memberontak dan melakukan protes.
Berdasarkan kondisi yang telah disebutkan, dalam makalah ini penulis ingin
menjelaskan mengenai bagaimana kegiatan CSR diterapkan oleh salah satu perusahaan air
minum terbesar di indonesia. serta manfaat program CSR yang telah diterapkan bagi
masyarakat. Selain itu untuk menganalisa sejauh mana praktik CSR yang baik bagi
masyarakat dan perusahaan.

TINJAUAN PUSTAKA
Dalam penyusunan karya tulis ini, kami menggunakan teori-teori yang sudah ada
untuk mendukung kebenaran data karya tulis kami. CSR berhubungan erat dengan
"pembangunan berkelanjutan", di mana ada argumentasi bahwa suatu perusahaan dalam
melaksanakan aktivitasnya harus berdasarkan keputusannya tidak semata berdasarkan faktor
keuangan, misalnya keuntungan atau deviden melainkan juga harus berdasarkan konsekuensi
sosial dan lingkungan untuk saat ini maupun untuk jangka panjang.
Corporate Social Responsibility (CSR) ialah sebuah pendekatan dimana perusahaan
mengintegrasikan kepedulian sosial di dalam operasi bisnis mereka dan dalam interaksi
mereka dengan para stakeholder berdasarkan prinsip kemitraan dan kesukarelaan (Nuryana,
2005)
Menurut Zadek, Fostator, Rapnas CSR adalah bagian yang tidak terpisahkan dari
strategi bersaing jagka panjang yang berorientasi pada avokasi pendampingan & kebijakan
publik.
CSR (Program Corporate Social Reponsibility) merupakan salah satu kewajiban yang
harus dilaksanakan oleh perusahaan sesuai dengan isi pasal 74 Undang-undang Perseroan
Terbatas (UUPT) yang baru. Undang-undang ini disyahkan dalam sidang paripurna DPR.
Dalam pasal 74 ayat 1 diatur mengenai kewajiban Tanggungjawab sosial dan
lingkungan bagi perseroan yang menangani bidang atau berkaitan dengan SDA, ayat 2
mengenai perhitungan biaya dan asas kepatutan serta kewajaran, ayat 3 mengenai sanksi, dan
ayat 4 mengenai aturan lanjutan. Ketiga, Undang-Undang No.25 Tahun 2007 tentang
Penanaman Modal. Pasal 15 (b) menyebutkan bahwa Setiap penanam modal berkewajiban
melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan.
Namun UU ini baru mampu menjangkau investor asing dan belum mengatur secara
tegas perihal CSR bagi perusahaan nasional. Tentu saja kedua ketentuan undang-undang
tersebut diatas membuat fobia sejumlah kalangan terutama pelaku usaha swasta lokal.
Apalagi munculnya Pasal 74 UU PT yang terdiri dari 4 ayat itu sempat mengundang polemik.
Pro dan kontra terhadap ketentuan tersebut masih tetap berlanjut sampai sekarang. Kalangan
pelaku bisnis yang tergabung dalam Kadin dan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) yang
sangat keras menentang kehadiran dari pasal tersebut.
Jika ditarik pada berbagai pengertian di atas maka CSR merupakan komitmen
perusahaan terhadap kepentingan pada stakeholders dalam arti luas dari sekedar kepentingan
perusahaan belaka. Dengan kata lain, meskipun secara moral adalah baik bahwa perusahaan

maupun penanam modal mengejar keuntungan, bukan berarti perusahaan ataupun penanam
modal dibenarkan mencapai keuntungan dengan mengorbankan kepentingan-kepentngan
pihak lain yang terkait.
Istilah CSR pertama kali menyeruak dalam tulisan Social Responsibility of the
Businessman tahun 1953. Konsep yang digagas Howard Rothmann Browen ini menjawab
keresahan dunia bisnis. Belakangan CSR segera diadopsi, karena bisa jadi penawar kesan
buruk perusahaan yang terlanjur dalam pikiran masyarakat dan lebih dari itu pengusaha di
cap sebagai pemburu uang yang tidak peduli pada dampak kemiskinan dan kerusakan
lingkungan. Kendati sederhana, istilah CSR amat marketable melalu CSR pengusaha tidak
perlu diganggu perasaan bersalah.
Pengertian CSR sangat beragam. Intinya, CSR adalah operasi bisnis yang
berkomitmen tidak hanya untuk meningkatkan keuntungan perusahaan secara finansial, tetapi
untuk pembangunan sosial-ekonomi kawasan secara holistik, melembaga, dan berkelanjutan.
Beberapa nama lain yang memiliki kemiripan dan bahkan sering diidentikkan dengan CSR
adalah corporate giving, corporate philanthropy, corporate community relations, dan
community development.

GAMBARAN PERUSAHAAN
Aqua adalah sebuah merek air minum dalam kemasan (AMDK) yang diproduksi oleh
PT Aqua Golden Mississippi di Indonesia sejak tahun 1973. Aqua Group didirikan oleh
Almarhum Tirto Utomo, warga asli Wonosobo pada tahun 1973. Tirto Utomo atau Kwa Sien
Biauw (lahir di Wonosobo, 9 Maret 1930 meninggal 16 Maret 1994 pada umur 64 tahun)
adalah pengusahaIndonesia. Lulusan Fakultas Hukum Universitas Indonesia ini dikenal
sebagai pendiri Aqua Golden Mississipi pada tahun 1973. Pada 16 Maret 1994, ia meninggal
dunia dan dimakamkan di pemakaman warga Tionghoa di dekat Hotel Kresna, Wonosobo.
Awalnya Aqua bernama Puritas, kemudian seorang konsultan Tirto, , Eulindra Lim,
mengusulkan untuk menggunakan nama Aqua karena cocok terhadap imej air minum dalam
botol serta tidak sulit untuk diucapkan. Ia setuju dan mengubah merek produknya dari Puritas
menjadi Aqua. Dua tahun kemudian, produksi pertama Aqua diluncurkan dalam bentuk
kemasan botol kaca ukuran 950 ml dengan harga jual Rp.75, hampir dua kali lipat harga
bensin yang ketika itu bernilai Rp.46 untuk 1.000 ml.
Aqua berasal dari bahasa Latin yang artinya air, dimana pada awalnya di jual untuk
orang asing, tetapi kemudian Tirto Utomo melihat pasar masyarakat Indonesia juga memiliki
potensi, sehingga dia menjual air kemasan botol ukuran kecil dan ditempatkan di terminalterminal bus di Jakarta dan sekitarnya, serta sepanjang jalan pantura Jawa Tengah. Hal ini
ternyata sukses, membuat Aqua diminati oleh para supir-supir bus dan penumpang, serta
masyarakat lainnya. Hal ini menunjukkan, bahwa masyarakat Indonesia sangat membutuhkan
air mineral botol yang bersih. Aqua adalah merek AMDK dengan penjualan terbesar di
Indonesia dan merupakan salah satu merek AMDK yang paling terkenal di Indonesia,
Pada tahun 1982, Aqua mengganti bahan baku (air) yang semula berasal dari sumur
bor ke mata air pegunungan yang mengalir sendiri (self-flowing spring) karena dianggap
mengandung komposisi mineral alami yang kaya nutrisi seperti kalsium, magnesium,
potasium, zat besi, dan sodium.Willy Sidharta, sales dan perakit mesin pabrik pertama Aqua,
merupakan orang pertama yang memperbaiki sistem distribusi Aqua.
Ia memulai dengan menciptakan konsep delivery door to door khusus yang menjadi
cikal bakal sistem pengiriman langsung Aqua. Konsep pengiriman menggunakan karduskardus dan galon-galon menggunakan armada yang didesain khusus membuat penjualan
Aqua Secara konsisten menanjak hingga akhirnya angka penjualan Aqua mencapai dua triliun
rupiah pada tahun 1985.

Pada tahun 1984, Pabrik AQUA kedua didirikan di Pandaan, Jawa Timur sebagai
upaya mendekatkan diri pada konsumen yang berada di wilayah tersebut. Setahun kemudian,
terjadi pengembangan produk Aqua dalam bentuk kemasan PET 220 ml. Pengembangan ini
membuat produk Aqua menjadi lebih berkualitas dan lebih aman untuk dikonsumsi.
Pada tahun 1995, Aqua menjadi pabrik air mineral pertama yang menerapkan sistem
produksi in line di pabrik Mekarsari. Pemrosesan air dan pembuatan kemasan AQUA
dilakukan bersamaan. Hasil sistem in-line ini adalah botol AQUA yang baru dibuat dapat
segera diisi air bersih di ujung proses produksi, sehingga proses produksi menjadi lebih
higienis.
Pada tahun 1998, karena ketatnya persaingan dan munculnya pesaing-pesaing baru,
Lisa Tirto sebagai pemilik Aqua Golden Mississipi sepeninggal suaminya Tirto Utomo,
menjual sahamnya kepada Grup Danone pada 4 September 1998. Akusisi tersebut dianggap
tepat setelah beberapa cara pengembangan tidak cukup kuat menyelamatkan Aqua dari
ancaman pesaing baru.

PRAKTEK CSR DI PERUSAHAAN


KEGIATAN CSR AQUA
Perseroan telah berdiri selama hampir 36 tahun dan selama itu pula Perseroan sangat
bergantung pada sumber daya air sebagai bahan baku utamanya. Ketersediaan air untuk
kelangsungan usaha Perseroan sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan sumber air
yang tidak terlepas dari keberadaan masyarakat yang tinggal dalam radius tertentu di
sekitarnya yang merupakan bagian dari lingkungan itu sendiri. Perseroan menyadari
pentingnya keseimbangan antara sumber air, Perseroan dan masyarakat di lingkungan
sekitar sebagai salah satu syarat terciptanya pertumbuhan berkelanjutan. Perseroan
berkomitmen menjalankan berbagai kegiatan atau program dalam rangka menciptakan
keseimbangan serta wujud Tanggungjawab Sosial Perseroan. Perseroan sudah
menerapkan pendekatan berbasis masyarakat dalam menjalankan program-program
sosialnya dengan melakukan kemitraan dengan masyarakat, pemerintah daerah dan para
pemangku kepentingan yanglain. Pertumbuhan Berkelanjutan dan Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan (Sustainable Development and Corporate Social Responsibility SD&CSR)
telah menjadi bagian dari kebijakan strategis Perseroan di bawah payung AQUA
Lestari, yaitu perkembangan berkelanjutan berbasis masyarakat. Kegiatan-kegiatan atau
program yang telah dilaksanakan Perseroan di lingkungan pabriknya antara lain:
1. Konservasi Lingkungan
Perseroan turut berkontribusi dalam inisiatif-inisiatif konservasi lingkungan. Fokus
kegiatan konservasi yang dilakukan Perseroan pada saat ini adalah pembibitan pohon keras
dan pohon buah, yang merupakan langkah awal dari kegiatan konservasi di hutan dan daerah
tangkapan air. Program yang dinamakan Hutan Sekolah dirancang untuk melibatkan
sekolah-sekolah supaya ikut serta dalam upaya pelestarian lingkungan. Selama Tahun 2008,
sudah 3 sekolah yang terlibat, yakni SDN Babakan Pari 2, SDN Dukuh dan Madrasah Al
Barokah. Murid dan guru dari ketiga sekolah dengan pendampingan Perseroan dan Kebun
Raya Bogor, mengembangkan pembibitan pohon keras dan buah di lingkungan sekolah.
Selain itu, dilakukan juga penanaman pohon di daerah sekitar daerah sumber dan pembagian
pohon manggis sebanyak 4.000 buah yang dilakukan dalam dua tahap kepada 1.665 Kepala
Keluarga di Desa Tangkil, Kecamatan Ciawi sebagai lanjutan dari program tahun lalu di Desa
Babakan Pari. Pada tahun ini, Perseroan juga mulai bekerja sama dengan Pondok Pesantren
Al- Amin dalam program pembibitan Pohon Puspa dan Albasia yang nantinya digunakan

untuk program konservasi Gunung Salak.


Perseroan dalam melakukan kegiatannya selalu mengacu pada kebutuhan masyarakat
sekitar, dan bekerja sama dengan pemerintah, sekolah dan masyarakat di daerah sekitar
Pabrik dalam pembibitan, pendistribusian dan penanaman pohon, baik di daerah konservasi,
lingkungan desa, pekarangan masyarakat maupun di sekitar sumber AQUA.
2. Air Bersih Hidup Sehat
Program Air Bersih Hidup Sehat merupakan program yang dirancang oleh Perseroan
untuk berkontribusi dalam upaya perbaikan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan
kesehatan lingkungan. Pada tahun 2008, Perseroan mengimplementasikan program tersebut
di Kampung Darmaga, Babakan Pari, yang lokasinya berdekatan dengan Sumber Air Kubang.
Sebelum program tersebut dilaksanakan, masyarakat menggunakan air yang berasal dari
rembesan sawah yang disalurkan ke kolam penampungan air. Air tersebut digunakan untuk
kebutuhan sehari-hari seperti mandi, cuci, masak, wudhu dan kebutuhan lainnya. Di dalam
program ini, kegiatan yang dilakukan adalah pembangunan instalasi pompa, penampungan
air, MCK umum, dan tempat wudhu yang dapat dimanfaatkan oleh sekitar 320 orang yang
merupakan penduduk Rt 4 - Rw 2, Desa Babakan Pari. Pada pelaksanaan Program Air Bersih
Hidup Sehat ini, Perseroan bekerja sama dengan Panitia Sarana Air Bersih yang dibentuk
secara mandiri oleh masyarakat. Partisipasi masyarakat ditunjukkan dengan keterlibatan yang
aktif dalam perencanaan, pelaksanaan dan pemeliharaan fasilitas yang telah terbangun.
Kontribusi Perseroan dalam program ini berbentuk bantuan teknis, peralatan dan material
bangunan, pompa, listrik, serta pemipaan. Selain pembangunan sarana-sarana tersebut,
Perseroan merencanakan untuk melanjutkan program ini dengan pelatihan dan penyuluhan
perilaku hidup bersih bagi masyarakat.

3. Pendidikan
Sejak akhir tahun 2007 Perseroan berpartisipasi dalam mengembangkan program
pendidikan di sekitar lokasi Pabrik Perseroan. Program pendidikan yang telah dikembangkan,
mengutamakan pola transparansi dan kemitraan, baik melalui capacity building (perencanaan,
pelaksananaan, pelaporan) dan pendanaan. Dengan mempertimbangkan sejumlah faktor, baik
dari sisi kebijakan pemerintah maupun Perseroan maka disusunlah Program Bantuan Sekolah

(Supporting School Program). Program ini bertujuan untuk memperkaya dalam bentuk
dukungan pendidikan dari Perseroan.
Secara rutin, Perseroan mulai memberikan kontribusi tersebut kepada 25 SD/MI
sekitar lokasi pabrik berupa pengembangan infrastruktur maupun kelengkapan lain yang
terkait dengan aktivitas belajar-mengajar di sekolah-sekolah tersebut.
Di samping itu, Perseroan juga turut mengembangkankampanye lingkungan hidup bagi
murid-murid sekolah melalui RAMSAR Game. Pendidikan tentang lingkungan hidup yang
disampaikan melalui permainan ini, dapat dimainkan di dalam kelas. Diharapkan dapat
menumbuhkan kesadaran dan kecintaan anak-anak sebagai generasi penerus akan arti
pentingnya pelestarian lingkungan.
4. Bantuan Sosial
Selain tiga program tersebut, kepedulian Perseroan kepada masyarakat juga
ditunjukkan dengan melakukan bantuan-bantuan sosial, antara lain:
Khitanan masal dan pembagian hewan kurban setiap tahun di sekitar pabrik
Pengobatan gratis di Desa Mekarsari dan Babakan Pari bekerja sama dengan Bulan Sabit
Merah Indonesia Cabang Sukabumi.
Perbaikan saluran air untuk penanggulangan banjir di sekitar Pabrik Citeureup.
Perseroan tetap terus melaksanakan program-program tanggung jawab sosialnya secara
bertahap, dan berkesinambungan dengan melibatkan para pemangku kepentingan.
Pengeluaran Perseroan dalam program sosial pada tahun 2008 sejumlah Rp. 1,5 milyar yang
dialokasikan untuk program-program dan bantuan sosial untuk masyarakat di sekitar pabrikpabrik milik Perseroan.
Program-program CSR AQUA berada dalam suatu payung besar yang dinamakan
AQUA LESTARI. Di dalam AQUA LESTARI ini, terdapat empat program utama yaitu:
1. Konservasi dan pendidikan lingkungan
2. Pertanian organik dan manajemen sumber daya air berkelanjutan
3. Pemantauan dan pengurangan emisi karbon serta
4. Akses air bersih dan penyehatan lingkungan yang biasa disebut sebagai WASH.
Selain lelakukan program CSR disekitar lingkungan pabrik, PT Aqua juga turut melakukan
program CSR di sebagian besar wilayah Indonesia. Berikut diantaranya beberapa kutipan
berita program-program CSR yang dilakukan di beberapa wilayah Indonesia:

1. Program Air Bersih di NTT


Masih banyak daerah di Indonesia yang kesulitan mendapat akses air bersih. Padahal,
air bersih merupakan faktor penting untuk mewujudkan hidup sehat. Di beberapa daerah di
Nusa Tenggara Timur masih banyak warganya yang mengalami kelangkaan air bersih. Untuk
mendapatkan air bersih, tak jarang mereka harus berjalan kaki dengan jarak yang jauh.
Alhasil, banyak anak-anak yang kehilangan waktu bermain karena harus mengambil air. Di
salah satu desa di Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur, jarak sumber air
dengan rumah penduduk sangat jauh. Dibutuhkan satu jam untuk pergi pulang membawa air
dalam jerigen tiap harinya, ujar Sustainable Development & CSR Aqua Danone Indonesia
Binahidra Logiardi.
Kelangkaan air bersih memang menjadi sumber munculnya berbagai persoalan di
TTS. Masa depan sekolah tak terurus karena anak-anak harus berkonsentrasi penuh mencari
air bersih. Belum lagi penyakit demam berdarah, malaria, dan diare akut silih berganti
mendera mereka. Berangkat dari situlah, Aqua Danone Indonesia melalui Aqua untuk Anak
Indonesia (AuAI) berkomitmen aktif membantu memperbaiki kesejahteraan anak Indonesia.
Pemberdayaan masyarakat di TTS merupakan tahap pertama program Satu untuk Sepuluh
yang diluncurkan hari ini. Sementara, riset awal di TTS sudah dilaksanakan Maret hingga
Juni 2008. Program untuk TTS ini bakal berlangsung hingga pertengahan 2008, ujar Brand
Director Aqua, Didi Nugrahadi.
Lebih lanjut, Didi mengatakan, sebagai bentuk nyata Satu untuk Sepuluh, pihak Aqua akan
menyediakan 10 liter air bersih bagi komunitas untuk kebutuhan memasak, mencuci, dan
mandi dari setiap 1 liter botol Aqua ukuran 600 mililiter dan 1.500 mililiter berlabel khusus
yang terjual sejak Juli 2007 sampai dengan September 2007.
Kembali ke TTS, lanjut Didi, selain penyuluhan hidup sehat, Aqua juga akan mengupayakan
memperpendek jarak sumber air ke kawasan penduduk melalui titik-titik pengambilan air.
Pembangunan infrastruktur semisal penempatan pipa-pipa penyaluran akan dilakukan. Kita
perpendek jarak mungkin menjadi 50 meter dari 710 meter tadi, kata Didi. Selanjutnya,
pemeliharaan menjadi perhatian Aqua pula, selain program berkesinambungan untuk
mengikutsertakan warga setempat memelihara sumber air. Kami akan pelihara itu
berkelanjutan sampai dengan 10 tahun, kata Didi. Sejatinya, tambah, Didi, di samping Satu
untuk Sepuluh, masih ada dua inisiatif AuAI yang terus berlangsung yakni Danone Nations
Cup (DNC) dan Ramsar Game. Tiga mata kegiatan itu terangkum dalam tiga elemen AuAI.
DNC yang digelar sejak 2000 adalah festival sepak bola tahunan untuk anak-anak usia 10-12
tahun. Sampai sekarang sudah sekitar 15 juta anak seluruh dunia berpartisipasi dalam DNC.

Lalu, Ramsar Game yakni board game untuk edukasi pelajar mengenai siklus air dan perlindungan.
Kemudian pada 13 Agustus 2009, Danone AQUA hari ini bersama-sama
mengumumkan peluncuran program komunitas jangka panjang 1L AQUA untuk 10 L Air
Bersih atau lebih dikenal dengan nama program lanjutan Satu untuk Sepuluh. Program
Satu untuk Sepuluh merupakan program penjangkauan masyarakat yang bertujuan untuk
mempromosikan hidup sehat dengan menyediakan akses air bersih dan pendidikan kesehatan.
Baskorohadi Sukatmo, Brand Director, DANONE AQUA mengatakan, Untuk setiap
liter produk AQUA berlabel khusus yang dijual, program ini berkomitmen untuk memberikan
10 liter air bersih kepada masyarakat yang membutuhkan. Satu untuk Sepuluh tahap II ini
merupakan kelanjutan dari program tahap pertama. Pada tahap pertama, kami telah
menyediakan akses air bersih kepada lebih dari 12.000 penerima bantuan di beberapa desa di
Kecamatan Boking dan Amanatun Utara di NTT. Sedangkan untuk tahap II, AQUA
menargetkan untuk menjangkau 18.900 penerima bantuan di desa-desa di Kecamatan Boking,
Amanatun Utara, Toianas dan Noebana di NTT.
Kami kembali mengimplementasikan program baru di NTT mengingat proyek SUS
2007 merupakan program yang menunjukkan keberhasilan di mana telah memberikan
kontribusi untuk meningkatkan kualitas hidup penerima manfaat yang tinggal di TTS (Timor
Tengah Selatan), NTT (Sebagai contoh, sebelum implementasi program, waktu yang
diperlukan untuk memperoleh air adalah 46 menit. Sekarang diperkirakan menjadi 20 menit.
Jarak tempuh untuk memperoleh air sebelum program ini dilakukan adalah 700 meter. Dan
sekarang diperkirakan menjadi 200 meter).
Pertama-tama karena masalah kelangkaan air tetap menjadi suatu tantangan besar yang harus
ditangani melalui pendekatan baru. Kedua karena hal ini sejalan dengan semangat
kelanjutan dan tujuan pendekatan, adalah penting untuk tetap fokus dan berkomitmen
terhadap tantangan kelangkaan air ini untuk menciptakan dampak yang berkesinambungan.
Implementasi program Satu Untuk Sepuluh di Nusa Tenggara Timur dilaksanakan oleh
AQUA yang bermitra dengan Lembaga Swadaya Masyarakat Internasional, Action Contre la
Faim (ACF). Selain itu, dalam rangka kelanjutan pemberdayaan kapasitas masyarakat lokal,
kami juga bekerja sama dengan Lembaga Swadaya Masyarakat Lokal, yaitu YASNA dan
pemerintah daerah TTS.
Rama Furry, Communications Officer, Action Contre la Faim, menjelaskan, Terdapat tiga
kunci utama yang menentukan keberhasilan program. Pertama yaitu perbaikan akses air
bersih yang diukur dengan jumlah air yang tersedia dan jarak tempuh yang lebih dekat dan

waktu yang lebih singkat untuk memperoleh kebutuhan air minum dan memasak bagi
individu dan rumah tangga. Kedua, meningkatnya kesadaran untuk terbiasa hidup bersih dan
sehat melalui penyuluhan kesehatan. Ketiga adalah aplikasi yang tepat melalui proses
participatory dari stakeholder lokal untuk memastikan kelanjutan program.
Dia menambahkan, Keberhasilan program akan dievaluasi dan diukur berdasarkan
peningkatan akan tiga hal tersebut. Kemajuan dilihat dengan membandingkan kondisi
sebelum dan sesudah implementasi program. Dari evaluasi ini kami dapat mengukur
efektivitas program, baik secara fisik melalui instalasi akses air dan perubahan perilaku
kebiasaan hidup sehat di mana menunjukkan peningkatan signifikan.
Binahidra Logiardi, Sustainable Development & Social Responsibility, DANONE
AQUA, menjelaskan Air merupakan kebutuhan mendasar bagi kita semua, namun tidak
semua orang bisa mengakses air bersih dalam kehidupannya sehari-hari. Banyak daerah di
berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia, yang mengalami kesulitan untuk memperoleh
air dikarenakan topografi daerah tersebut membutuhkan sistem infrastruktur pasokan air
bersih untuk memungkinkan masyarakat sekitar agar dapat mengakses air bersih tersebut.
Selain akses air bersih, sanitasi, kesehatan lingkungan serta peningkatan kesejahteraan
masyarakat pra sejahtera juga merupakan hal penting, kesemuanya ini saling terkait. Air
merupakan kehidupan, sanitasi merupakan martabat, keduanya mendukung tercapainya
kesehatan lingkungan yang berkesinambungan yang pada akhirnya juga akan memberi
kontribusi pada tercapainya pengembangan kesejahteraan masyarakat dunia.
Binahidra menambahkan, AQUA memiliki program CSR yang disebut WASH (Water
Access, Sanitation, Hygiene Program) yang bertujuan untuk meningkatkan lingkungan bagi
masyarakat pra-sejahtera. Melalui program WASH, AQUA berkontribusi secara aktif dan
berkelanjutan untuk memberikan solusi atas berbagai permasalahan yang berkaitan dengan
penyediaan air bersih di Indonesia. Salah satu program WASH adalah program Satu untuk
Sepuluh ini. Program Satu untuk Sepuluh sejalan dan mendukung program Millenium
Development Goals (MDGs) yang dicanangkan oleh PBB guna memerangi kemiskinan dan
kelaparan di berbagai belahan dunia dengan target di tahun 2015.
2. Program Pembangunan Desa Sosio-eko-bisnis
Berkaitan dengan program pemerintah Go Organic 2010, Danone Aqua memfasilitasi
pengembangan masyarakat menuju desa sosio eko bisnis di Desa Karanglo, Kecamatan
Polonharjo, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Corporate Sosial Responsibilty dari Danone
Aqua ini ini dihadiri Menteri Pertanian Suswono sekaligus memberikan pengarahan kepada

petani di Laboratorium Pertanian Desa di Desa Karanglo, Klaten pada Rabu, 17 Februari
2010. Kegiatan yang melibatkan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Tani Mulyo Desa
Karanglo merupakan pendekatan sosial dan lingkungan komunitas yang inovatif serta
multipihak dengan tujuan pelestarian lingkungan, terutama sumber daya air dan
pemberdayaan masyarakat.
Kami bangga dapat mendukung program pemerintah Go Organic 2010. Ini sesuai
dengan komitmen ganda perusahaan terhadap kegiatan usaha dan sosial, kata Pimpinan
Danone Aqua Parmaningsih Hadinegoro dalam acara Wilujengan Garap Pasiten. Selama ini
kata dia, pihaknya telah berupaya meningkatkan produktivitas pertanian masyarakat dan
ekonomi produktif lainnya yang berbasis ramah lingkungan melalui program Aqua Lestari.
Hal senada juga diungkapkan oleh Koordinator Jawa Tengah untuk Sustainable
Development dan Social Responsibility Danone Aqua, Fainta Susilo Negoro. Ia mengatakan
keberhasilan berbagai program dari Hulu ke Hilir, termasuk peresmian Laboratorium
Pertanian Desa di Desa Karanglo, kecamatan Polonharjo, merupakan suatu bentuk kelanjutan
dari program CSR Danone Aqua yang didukung oleh Pemda, LSM, gapoktan dan masyarakat
setempat.
Perusahaan membantu melakukan reboisasi taman nasional, penanaman bibit pohon,
menyediakan akses air bersih, pemetaan penggunaan lahan dan air irigasi sampai dengan
melakukan pelatihan manajemen pertanian dengan tujuan untuk memajukan serta
memberikan manfaat.
Sementara Menteri Pertanian Suswono mengatakan proyek kerjasama ini menjadi
salah satu proyek percontoan dari sistem pertanian anorganik menjadi sistempertanian
organik. Program ini akan dikembangkan di seluruh Indonesia untuk mengolah tanah yang
rusakakibat sistem pertanian anorganik yang menggunakan pupuk kimia," kata dia.
3. Program Pelestarian Lingkungan, Pemberdayaan Masyarakat, Pendidikan, dan
Peningkatan Ekonomi
Koordinator CSR Danone Aqua wilayah Jatim Arief Fatullah mengatakan, sejauh ini,
Aqua Lestari sudah berperan aktif dalam pelestarian lingkungan, utamanya penyelamatan
sumber mata air, sekaligus menjalankan program pemberdayaan masyarakat untuk
meningkatkan derajat hidup dan ekonomi. Berbagai program CSR sudah dijalankan secara
berkesinambungan di Pandaan, Kebon candi, Pasuruan, dengan melibatkan berbagai pihak.
Di bidang penanaman, lebih dari 30.000 pohon pada 2008-2009, pihaknya sudah
menjalin bekerja sama dengan Perum Perhutani, Yayasan Kaliandra, Lembaga Masyarakat

Desa Hutan (LMDH) Dayurejo dalam mengelola hutan asuh di lereng Gunung Arjuno.
Program itu dilanjutkan pada 2010 dengan menanam 50.000 pohon. "Melalui kegiatan ini
telah terbentuk 3 kelompok pengasuh hutan, 2 kawasan hutan asuh seluas 72 hektare, dan
partisipasi nyata masyarakat melalui LMDH terealisasi secara nyata," tegasnya.
Guna menunjang hutan asuh juga diadakan kegiatan pemberdayaan ekonomi
masyarakat desa hutan, beberapa aktivitas sudah dijalankan di Dusun Gamoh, Dusun
Guthean, dan Desa Dayurejo. Berbagai kegiatan positif itu antara lain pemberian bantuan 4
ternak sapi untuk para pengasuh hutan, pengembangan budidaya sirih sebanyak 5.000 bibit,
pelatihan pembuatan minyak atsiri, dan penyediaan 1 alat destilasi, serta pembuatan arang
dari limbah kayu. Aktivitas itu dilakukan melalui pola kemitraan multipihak. Kegiatan ini
bertujuan meningkatkan perekonomian masyarakat secara bertahap. Selain itu, untuk
mencegah penebangan pohon untuk arang. Setelah kegiatan itu diterapkan, hasilnya sangat
menggembirakan, yakni warga pembuat arang dari kayu semakin lama makin berkurang.
Konservasi juga dilakukan Danone Aqua di kawasan hutan lindung Bromo Tengger
bekerja sama dengan LSM Satu Daun, LMDH, dan Perhutani setempat. Program sudah
diwujudkan dengan menanam 6.600 pohon di Kecamatan Tosari dan 12.000 pohon ditanam
di Kecamatan Puspo. Hasilnya, penghijauan seluas 20 hektare lahan kritis. "Pohon-pohon
yang sudah ditanam selanjutnya dirawat oleh masyarakat di sekitar hutan lindung," ujarnya.
Keuntungan lain yang bisa diambil masyarakat adalah mereka juga dapat menanam
rumput gajah untuk makanan ternak. "Dengan demikian tidak hanya hutan lindung yang
semakin hijau, tetapi masyarakat setempat juga dapat mengembangkan perekonomian,
sekaligus mendapatkan lahan rumput untuk pakan ternak," ujarnya.
Di bidang pendidikan Danone Aqua merintis kerjasama dengan sekolah dan pemerintah desa
di berbagai wilayah Pasuruan dan Probolinggo. Program Sekolah Sahabat Mata Air itu fokus
terhadap pendidikan dan membangun kepedulian terhadap lingkungan hidup. Program
tersebut dijalankan di 15 SMA/SMK di Kabupaten Pasuruan, 2 SMA/SMK di Kota Pasuruan,
dan satu SMK di Kabupaten Probolinggo. Dalam pelaksanaan program, Danone Aqua
menjalin kerja sama dengan melibatkan Yayasan Satu Daun, Dinas Pendidikan, BLH
Pasuruan, DKP Pasuruan, LMDH, dan masyarakat.
4. Program Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS)
Direktur Sustainable Development Department Danone Aqua, Yann Brault
menjelaskan, Danone memiliki komitmen ganda. Yakni, keberhasilan bisnis dan
perkembangan sosial. Yann menjelaskan, ada beberapa program CSR yang dijalankan Aqua.

Antara lain, program pengelolaan daerah aliran sungai (DAS).


Menurut Yann. saat ini ada sekitar delapan DAS yang masuk ke program CSR Aqua.
"Program ini dibagi ke dalam dua bagian, yakni hulu dan hilir," ujar Yann. Di hulu,
tambahnya, dilakukan dengan melakukan perlindungan hutan dan merehabilitasi lahan kritis.
Pertanian di sekitar aliran sungai pun dibuat agar lebih ramah lingkungan yang arahnya
menuju pertanian organik. Selain itu. Aqua juga melakukan pengolahan sampah.
Aqua pun ikut serta dalam program penanaman pohon. Tahun ini, Yann menargetkan
dapat menanam 400 ribu pohon, termasuk mangrove. "Untuk bagian hilir, kami sesuaikan
dengan daerah di sekitar DAS. Untuk masyarakat laut misalnya, maka kami membuat
program untuk melindungi daerah laut." papar Yann.
Kegiatan CSR Aqua lainnya adalah program air bersih yang berjalan sejak 2007. Program ini
bertujuan untuk menciptakan pemberdayaan masyarakat dan perlindungan lingkungan.
"Kami memang selalu mengutamakan untuk melakukan pemberdayaan masyarakat di setiap
program CSR yang dijalankan. Intinya adalah engage bersama komunitas dan maju bersama,"
tambahnya. Saat ini. kata Yann, program ini dijalankan di 16 lokasi di seluruh Indonesia.
Sekitar 21 proyek yang sudah selesai dan 10 lainnya masih berjalan.

ANALISIS KEGIATAN CSR AQUA

Dari kegiatan CSR yang telah dilakukan oleh Aqua tersebut, dapat dikatakan bahwa
Aqua cukup sukses dalam menjalankan program CSR-nya. Terbukti dari beberapa
penghargaan yang telah diraih Aqua melalui program CSR yang telah dilaksanakan, yaitu:
Aqua mendapat penghargaan Gold pada KSN (Kesetiakawanan Sosial Nasional) Awards
2010 yang diselenggarakan oleh Kementrian Sosial dan CFCD (Corporate For Community
Development Program)
Program penanaman kembali hutan Gunung Klabat, Minahasa Utara dimana DANONE
AQUA Sulawesi Utara mendapatkan penghargaan Wana Lestari dari Departemen Kehutanan
Republik Indonesia
DANONE AQUA berhasil meraih penghargaan MDGs (Millenium Development
Goals) dari Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Metro TV dalam kategori pelestarian
lingkungan (environmental sustainability) atas program WASH (water access, sanitation and
hygiene).
Menurut penulis, kesuksesan program-program CSR yang dilakukan oleh Aqua tidak
terlepas dari faktor kredibilitas perusahaan yang telah menjadi salah satu perusahaan
penghasil air mineral terkemuka di Indonesia sehingga memiliki profit keuangan yang cukup
besar. Dengan profit keuangan yang cukup besar tersebut, Aqua berani mengeluarkan
anggaran untuk CSR hingga mencapai angka 12 Miliyar Rupiah per tahun.
Tentunya Aqua menyadari bahwa produk yang mereka produksi adalah air mineral
yang merupakan sumber daya alam, sehingga program CSR yang mereka buat sebagian besar
berorientasi pada pelestarian alam. Dengan melestarikan alam, disamping mereka membantu
masyarakat dan Negara dengan menciptakan lingkungan alam yang baik, tentunya program
pelestarian alam tersebut dapat menjaga produksi air mineral yang baik pula. Mengingat air
menieral merupakan komoditi yang mereka perjualkan.
Selain melestarikan alam, Aqua juga mengadakan program-program CSR dalam
bidang pendidikan, ekonomi, dan pemberdayaan masyarakat. Program tersebut dilakukan
diseluruh golongan terkait baik itu di sekitar lingkungan pabrik, kemudian yang berskala
nasional, maupun yang berskala internasional dengan mendukung program Millenium
Development Goals (MDGs) yang dicanangkan oleh PBB guna memerangi kemiskinan dan
kelaparan di berbagai belahan dunia.
Didalam menjalankan program-program CSR nya, Aqua pun bekerjasama dengan
berbagai lapisan masyarakat, LSM, dan oraganisasi pemerintah sehingga proses pelaksanaan
program CSR tersebut dapat terpantau oleh seluruh golongan. Tidak hanya sampai disitu,

Aqua pun didalam melaksanakan program-program CSR nya selalu mengutamakan aspek
yang berkelanjutan. Dimana setiap program CSR yang telah dilaksanakan dipantau
perkembangan dan tingkat keberhasilannya, kemudian program tersebut dilakukan secara
continue dan berkesinambungan sehingga tidak hanya sekedar membahagiakan masyarakat
secara instant dan sekejap. Keseluruh hal tersebut menimbulkan pencitraan yang baik bagi
Aqua selaku perusahaan air mineral terkemuka di Indonesia.
Jika ditinjau berdasarkan salah satu prinsip CSR yaitu Triple Bottom Lines, dimana
perusahaan harus memperhatikan tiga unsur penting diantaranya:
Profit (Perusahaan tetap harus berorientasi untuk mencari keuntungan ekonomi yang
memungkinkan untuk terus beroperasi dan berkembang).
People (Perusahaan harus memiliki kepedulian terhadap kesejahteraan manusia).
Planet (Perusahaan peduli terhadap lingkungan hayati. Beberapa program CSR yang
berpijak pada prinsip ini biasanya berupa penghijauan hidup lingkungan hidup).
Tentu jika kita memperhatikan pemaparan pada contoh-contoh kasus didalam
makalah ini, tentu kita akan sepakat bahwa Aqua telah memenuhi ketiga unsur didalam
prinsip Triple Bottom Lines CSR karya Carrol tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.kaskus.us/showthread.php?t=2848134
http://scylics.multiply.com/journal/item/176/Sejarah_AQUA
Dirjosisworo Soejono, Hukum Perusahaan Mengenai Penanaman Modal,
Indonesia, Mandar Maju, Bandung: 1999.
Dwi Nurwoko (2006) Sosiologi teks pergaulan dan terapan. Jakarta :
Kencana
http://www.djpp.depkumham.go.id/hukum-bisnis/84-tanggung-jawabsosial-perusahaan-corporate-social-responsibility-dan-iklim-penanamanmodal.html
http://info-biografi.blogspot.com/2013/03/sejarah-berdirinya-aqua.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Aqua_%28air_mineral%29
http://aranda-luangkaly.blogspot.com/2012/11/kegiatan-csr-perusahaan-aqua.html

Anda mungkin juga menyukai