Anda di halaman 1dari 22

TUGAS FARMAKOLOGI TOKSIKOLOGI

MAKALAH

ANTIHIPERLIPIDEMIA

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
SITI NUR FADILAH (G 701 15 007)
WIWI ANGGRAENI (G 701 15 017)
SHINTA DEWI (G 701 15 254)
PRIYANTI MURDJO (G 701 15 249)
ISMI AMANDAH IZMAT (G 701 15 194)
NOVAL FERDIANSYAH (G 701 15 262)

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO

PALU
2016

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah


melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami memperoleh kesehatan dan
kekuatan untuk dapat menyelesaikan Makalah tentang Antihiperlipidemia ini.
Penghargaan yang tulus dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya
penulis sampaikan kepada seluruh pihak, khususnya kepada dosen atas
kebijaksanaan dalam membantu dan membimbing kami sehingga Makalah
tentang Antihiperlipidemia ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari sepenuhnya atas keterbatasan ilmu maupun dari segi
penyampaian yang menjadikan Makalah tentang Antihiperlipidemia ini masih
jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat
diperlukan dari semua pihak untuk kesempurnaan makalah ini.

Palu, 15 November 2016

Penyusun

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................................ i


Daftar Isi ................................................................................................................ ii
BAB I

Pendahuluan ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 2
1.3 Tujuan ...................................................................................... 2

BAB II

Tinjauan Pustaka ............................................................................ 3


2.1
2.2
2.3
2.4
2.5

BAB III

Definisi Hiperlipidemia dan Antihiperlipidemia .................... 3


Klasifikasi Hiperlipidemia ..................................................... 4
Jenis-jenis Hiperlipidemia ...................................................... 6
Tujuan Pengobatan Hiperlipidemia ...................................... 12
Terapi Hiperlipidemia .......................................................... 13

Penutup ........................................................................................ 18
3.1 Kesimpulan .......................................................................... 18
3.2 Saran .................................................................................... 18

Daftar Pustaka ..................................................................................................... 19

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Saat ini penyakit hiperlipidemia termasuk penyebab kematian pada
penduduk Indonesia. Yang dapat mengakibatkan terjadinya Hiperlipidemia
merupakan keadaan yang terjadi akibat kadar kolesterol dan/atau trigliserida
meningkat melebihi batas normal (Price & Wilson, 2006). Parameter yang
digunakan untuk mendiagnosis adanya hiperlipidemia salah satunya adalah
trigliserida, yaitu lemak darah yang dibawa oleh serum lipoprotein. Trigliserida
dipakai dalam tubuh terutama untuk menyediakan energi bagi berbagai proses
metabolik, suatu fungsi yang hampir sama dengan fungsi karbohidrat. Trigliserida
adalah penyebab utama penyakit-penyakit arteri dan bila terjadi peningkatan
konsentrasi trigliserida maka terjadi peningkatan Very Low Density Lipoprotein
(VLDL), yang menyebabkan hiperlipoproteinemia.
Kondisi

hiperlipidemia

bila

berkelanjutan

memicu

terbentuknya

aterosklerosis (hilangnya elastisitas disertai penyempitan dan pengerasan


pembuluh darah arteri). Pada sebagian besar penderita hiperlipidemia dapat
dikontrol dengan diet dan olahraga. Namun, bisa juga dengan bantuan obat
penurun kadar lipid darah atau antihiperlipidemia. Obat antihiperlipidemia
sedikitnya dikelompokkan dalam tujuh golongan senyawa. Ada klofibrat, asam
nikotinat, probukol, gemfibrosil, penghambat absorpsi lemak, golongan
statin/mevinolin, dan hormon dekstrotirosin. Namun, penggunaan obat- obatan
sintetik relatif mahal dan tak sedikit menimbulkan efek samping yang merugikan.
Hiperlipidemia atau kadang-kadang disebut dislipidemia terjadi akibat jumlah
lipid utama (lemak) dalam darah (kolesterol atau trigliserida) berlebih, karena
gangguan metabolisme atau kelainan transportasi lipid yang dapat juga merupakan
kelainan genetik (keturunan) dari penyakit lain (seperti diabetes, gangguan tiroid,
penyakit hati, atau ginjal).Hiperlipidemia disebabkan adanya lemak nabati /
kolesterol yang terlalu tinggi. Jika kalori dalam makanan yang dikonsumsi
melebihi dari batas yang diperlukan oleh tubuh, kalori yang berlebihan akan
tersimpan di dalam otak dalam bentuk trigliserida dan menjadi lemak, lalu hal
tersebut menyebabkan kandungan lemak dalam darah meningkat. Dalam makalah

ini akan dibahas tentang obat-obat yang digunakan untuk pengobatan


antihiperlipidemia serta mekanisme kerja dari obat tersebut khususnya obat
simvastatin.
Hiperlipidemia masih berperan menjadi penyebab berbagai macam penyakit
kardiovaskuler yang merupakan penyebab kematian yang paling banyak selain
kanker. Pada penelitian tentang hiperlipidemia banyak perlakuan yang mana
pemberian model diet tinggi lemak dilakukan dengan berbagai macam komposisi
agar tercapai hiperlipidemia tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu hiperlipidemia dan antihiperlipidemia ?
2. Apa sajakah klasifikasi hiperlipidemia ?
3. Apa sajakah jenis-jenis hiperlipidemia ?
4. Apakah tujuan pengobatan hiperlipidemia ?
5. Bagaimanakah terapi hiperlipidemia secara farmakologis dan non
farmakologis ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui defenisi hyperlipidemia dan antihiperlipidemia.
2. Untuk mengetahui klasifikasi hiperlipidemia.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis hiperlipidemia.
4. Untuk mengetahui pengobatan hiperlipidemia.
6. Untuk mengetahui terapi hiperlipidemia secara farmakologis dan non
farmakologis.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Definisi Hiperlipidemia dan Antihiperlipidemia


Hiperlipidemia

(hiperlipoproteinemia,

dislipidemia)

ialah

kelainan

metabolisme lipid yang ditandai dengan kelainan (peningkatan) fraksi lipid dalam
plasma. Hiperlipidemia merupakan kelainan metabolik yang paling sering
ditemukan.
Antihiperlipidemia adalah golongan obat yang digunakan untuk menurunkan
kadar lipida darah yang melebihi ambang batas normal.
Kelainan fraksi lipid yang utama adalah kadar kolesterol total yang tinggi,
kadar trigliserid yang tinggi, dan kadar kolesterol HDL yang rendah. Dalam
proses terjadinya aterosklerosis, ketiganya memiliki peran yang penting dan
sangat erat kaitannya satu sama lain.
Hiperlipoproteinemia dapat menimbulkan:
1) Aterosklerosis yang mengakibatkan terjadinya penyakit jantung koroner.
2) Nyeri perut berulang, yang disebabkan oleh penigkatan kadar trigliserida
darah, dan dapat terjadi pankreatitis akut yang membahayakan jiwa bila
kadar trigliserida darah cukup tinggi.
3) Xantoma, ialah tumor lipid di kulit, tendon, terutama ditendon achillis(Staf
pengajar farmakologi (UNSRI, 2008).
Hiperlipidemia adalah peningkatan kosentrasi setiap fraksi lipid dalam plasma,
meliputi hipertrigliseridemia, hiperkolesterolemia dll. Disebut pula hiperlipemia,
lipemia, atau lipidemia. Lipid utama dalam plasma tidak bersikurlasi dalam
bentuk bebas. Asam lemak bebas (secara bervariasi dinamai FFA/free fatty acid,
UFA atau NEFA) terikat oleh albumin sedangkan kolesterol, trigliserida, dan
fosfolipid diangkut dalam bentuk kompleks lipoprotein. Kilomikron merupakan
kompleks lipoprotein yang sangat besar, dibentuk dalam mukosa usus selama
absorbsi produk pencernaan lemak kemudian memasuki sirkulasi melalui duktus
limpatikus. Setelah itu banyak partikel kilomikron dalam darah sehingga plasma
mempunyai penampilan seperti susu (lipemia). Lipoprotein lipase yang terletak
pada permukaan endotel kapiler akan membersihkan kilomikron dari sirkulasi.
Enzim ini akan mengkatalisis pemecahan trigliserida dalam kilomikron kebentuk
FFA atau gliserol yang kemudian memasuki sel adipose dan direesterifikasi, bila

terjadi kegagalan proses tersebut maka akan terjadi peningkatan kadar lipid
plasma (Ganong, 1995).
II.2 Klasifikasi Hiperlipidemia
Tipe I
Tipe I, sangat jarang, dikarakteristik dengan tingginya kilomikron dan
trigliserida di dalam darah. Tipe ini merupakan penyakit genetik karena
kekurangan enzim lipoprotein lipase atau apo C-II yang merupakan kofaktor
untuk aktivitas enzim LPL, sehingga menyebabkan ketidakmampuan pembersihan
kilomikron dan VLDL trigliserida dari darah secara efektif.
Tipe II
Tipe ini ditandai dengan peningkatan LDL yang dapat merupakan kondisi
awal (primer) ataupun kelanjutan (sekunder) dari kondisi hiperlipidemia lainnya.
Hiperlipoprotein primer disebabkan oleh beberapa kondisi genetik, sedangkan
hiperlipoprotein sekunder dapat disebabkan oleh endokrinopati (hipotiroid,
hipopituitari, diabetes melitus) dan biasanya dapat pulih dengan terapi hormon.
Tipe II terdiri atas 2 tipe yaitu hiperlipidemia tipe IIa dan IIb :
A. Tipe IIa, ditandai dengan tingginya kadar LDL di dalam darah tapi kadar
VLDLnya normal. Tipe ini dapat disebabkan beberapa kondisi genetik
yaitu

hiperkolesterol

familial,defective apolipoprotein

familial,

hiperkolesterolemia poligenik.
B. Tipe IIb, ditandai dengan tingginya kadar LDL dan VLDL, kolesteroldan
trigliserida dalam darah. Tipe ini disebut kombinasi hiperlipidemia
familial. Penyakit ini disebabkan karena meningkatnya produksi hepatik
Apo B (merupakan protein utama pada LDL dan VLDL). Xanthoma pada
tipe ini jarang terjadi, tetapi tipe ini ditandai dengan predisposisi CAD
(Coronary ArteryDisease) prematur.
Tipe III
Karakteristiknya yaitu meningkatnya kadar IDL dan VLDL remnant. Tipe ini
terkait dengan abnormalitas pada Apo E (merupakan petanda pengenalan oleh

reseptor -reseptor sel hati untuk menghilangkan kilomikron remnant) dan


ketidaksempurnaan konversi VLDL dalam plasma dan terjadi peningkatan kadar
IDL. Kondisi ini dapat pula terjadi pada hipotiroidisme. Gangguan ini terjadi lebih
awal pada pria dibandingkan pada wanita. Abnormalitas pada toleransi glukosa
dan hiperurikemia dapat terjadi.
Tipe IV
Karakteristiknya yaitu peningkatan kadar trigliserida plasma yang terkandung
di dalam VLDL dan kemungkinan akan berkembang menjadi aterosklerosis.
Kondisi berhubungan dengan abnormalitas toleransi glukosa ( resisten insulin)
dan obesitas. Kadar kolesterol total normal atau meningkat sedangkan kadar HDL
rendah.
Tipe V
Karakteristiknya terjadi peningkatan kadar VLDL dan kilomikron sehingga
dapat disebut sebagai hipertrigliseridemia. Kadar lipoproteinlipase umumnya
normal. Tipe ini merupakan gangguan yang jarang terjadi. Penyebabnya terkadang
dipengaruhi faktor keluarga, terkait dengan ketidaksempurnaan pembersihan
trigliserida eksogen maupun endogen yang tidak sempurna dapat dan ancaman
resiko pancreatitis seumur hidup. Pada beberapa pasien dapat diakibatkan alkohol
dan diabetes.
Dalam tabel ini menerangkan hubungan antara jenis-jenis hiperlipidemia dengan
fenotipe sebab resiko penyakit jantung koronernya.
Jenis Hiperlipidemia

Kelainan

Resiko

Fenotipe Fredrickson

PJK

Hiperkolesterolemia

Defek

pada +++

IIa, IIb

reseptor LDL

Hiperkilomikronemia

Defisiensi
lipoprotein lipase

I, kadang-kadang IV

Hiperlipidemia

Gangguan

campuran

konversi

+++

IIa, IIb, IV dan V

+++

III

++

IV kadang-kadang V

VLDL

ke LDL

Disbeta lipoproteinemia

Defisiensi
apoprotein
protein III

Hipertrigliseridemia

Sintesis VDL
Katabolisme
VDL e

Hiperlipoproteinemia

Konversi VLDL 0/+

V+IV (efek alkohol,

tipe V

ke

estrogen, diabetes dll)

LDL

terganggu

Tabel. Hubungan antara jenis hiperlipidemia familial dengan fenotipe


lipoprotein dan risiko PJK.
II.3 Jenis-jenis Hiperlipidemia
1. Hiperlipidemia primer.
Hiperlipidemia primer dapat dibedakan menjadi dua jenis, yakni:
a) Hiperkolesterolemia dengan peningkatan kadar LDL (dan kolesterol total).
Gangguan pada metabolisme lemak ini merupakan gangguan yang paling
umum dan kurang lebih 5% dari kasus adalah familial (keturunan), tetapi
dalam 95% dari kasus tidak diketahui penyebabnya.
b) Hipertrigliseridemia, pada mana kadar trigliserida meningkat. Kilomikron
yang terbentuk dari lemak pangan dinding usus terdiri untuk kurang lebih

85% dari trigliserida dan hanya kurang lebih 4% dari kolesterol. Dalam
kapiler jaringan-otot dan lemak, trigliserida dirombak dibawah pengaruh
lipoproteinlipase menjadi produk yang masih banyak trigliserida dan
kolesterol. Produk ini lazimnya diolah lebih lanjut oleh hati. Tetapi bila
karena sesuatu sebab pengolahan tidak sempurna, maka sisanya setelah
makan masih bersirkulasi dalam darah untuk jangka waktu lama.
Demikian terjadinya hipertrigliseridemia (Tjay & Raharja, 2007).
c) Hiperlipidemia herediter ( hiperlipoproteinemia) adalah kadar kolseterol
dan

trigliserida

yang

sangat

tinggi,

yang

sifatnya

diturunkan.

Hiperlipidemia herediter mempengaruhi system tubuh dalam fungsi


metabolisme dan membuang lemak (Balai Informasi Tekhnologi Lipi,
2009). Terdapat 5 jenis hiperlipoproteinemia yang masing-masing
memiliki gambaran lemak darah serta resiko yang berbeda :
1. Hiperlipoproteinemia tipe I
Disebut juga hiperkilomikronemia familial, merupakan penyakit keturunan
yang jarang terjadi dan ditemukan pada saat lahir. Dimana tubuh penderita tidak
mampu membuang kilomikron dari dalam darah. Anak-anak dan dewasa muda
dengan kelainan ini mengalami serangan berulang dari nyeri perut. Hati dan limpa
membesar, pada kulitnya terdapat pertumbuhan lemak berwarna kuning pink
(xantoma eruptif). Pemeriksaan darah menunjukkan kadar trigliserida yang sangat
tinggi. Penyakit ini tidak menyebabkan terjadi aterosklerosis tetapi bisa
menyebabkan pankreatitis, yang bisa berakibat fatal Penderita diharuskan
menghindari semua jenis lemak (baik lemah jenuh, lemak tak jenuh maupun
lemak tak jenuh ganda).
2. Hiperlipoproteinemia tipe II
Disebut juga hiperkolesterolemia familial, merupakan suatu penyakit
keturunan yang mempercepat terjadinya aterosklerosis dan kematian dini,
biasanya karena serangan jantung. Kadar kolesterol LDLnya tinggi. Endapan
lemak membentuk pertumbuhan xantoma di dalam tendon dan kulit. 1 diantara 6
pria penderita penyakit ini mengalami serangan jantung pada usia 40 tahun dan 2
diantara 3 pria penderita penyakit ini mengalami serangan jantung pada usia 60

tahun. Penderita wanita juga memiliki resiko, tetapi terjadinya lebih lambat. 1 dari
2 wanita penderita penyakit ini akan mengalami serangan jantung pada usia 55
tahun. Orang yang memiliki 2 gen dari penyakit ini (jarang terjadi) bisa memiliki
kadar kolesterol total sampai 500-1200 mg/dL dan seringkali meninggal karena
penyakit arteri koroner pada masa kanak-kanak. Tujuan pengobatan adalah untuk
menghindari faktor resiko, seperti merokok, dan obesitas, serta mengurangi kadar
kolesterol darah dengan mengkonsumsi obat-obatan. Penderita diharuskan
menjalani diet rendah lemak atau tanpa lemak, terutama lemak jenuh dan
kolesterol serta melakukan olah raga secara teratur. Menambahkan bekatul
gandum pada makanan akan membantu mengikat lemak di usus. Seringkali
diperlukan obat penurun lemak.
3. Hiperlipoproteinemia tipe III
Merupakan penyakit keturunan yang jarang terjadi, yang menyebabkan
tingginya kadar kolesterol VLDL dan trigliserida. Pada penderita pria, tampak
pertumbuhan lemak di kulit pada masa dewasa awal. Pada penderita wanita,
pertumbuhan lemak ini baru muncul 10-15 tahun kemudian. Baik pada pria
maupun wanita, jika penderitanya mengalami obesitas, maka pertumbuhan lemak
akan muncul lebih awal. Pada usia pertengahan, aterosklerosis seringkali
menyumbat arteri dan mengurangi aliran darah ke tungkai. Pemeriksaan darah
menunjukkan tingginya kadar kolesterol total dan trigliserida. Kolesterol terutama
terdiri dari VLDL. Penderita seringkali mengalami diabetes ringan dan
peningkatan kadar asam urat dalam darah. Pengobatannya meliputi pencapaian
dan pemeliharaan berat badan ideal serta mengurangi asupan kolesterol dan lemak
jenuh. Biasanya diperlukan obat penurun kadar lemak. Kadar lemak hampir selalu
dapat

diturunkan

sampai

normal,

sehingga

memperlambat

terjadinya

aterosklerosis.

4. Hiperlipoproteinemia tipe IV
Merupakan penyakit umum yang sering menyerang beberapa anggota
keluarga dan menyebabkan tingginya kadar trigliserida. Penyakit ini bisa

meningkatkan resiko terjadinya aterosklerosis. Penderita seringkali mengalami


kelebihan berat badan dan diabetes ringan. Penderita dianjurkan untuk
mengurangi berat badan, mengendalikan diabetes dan menghindari alkohol. Bisa
diberikan obat penurun kadar lemak darah.
5. Hiperlipoproteinemia tipe V
Merupakan penyakit keturunan yang jarang terjadi, dimana tubuh tidak
mampu memetabolisme dan membuang kelebihan trigliserida sebagaimana
mestinya. Selain diturunkan, penyakit ini juga bisa terjadi akibat :
- Penyalahgunaan alkohol
- Diabetes yang tidak terkontrol dengan baik
- Gagal ginjal
- Makan setelah menjalani puasa selama beberapa waktu.
Jika diturunkan, biasanya penyakit ini muncul pada masa dewasa awal.
Ditemukan sejumlah besar pertumbuhan lemak (xantoma) di kulit, pembesaran
hati dan limpa serta nyeri perut. Biasanya terjadi diabetes ringan dan peningkatan
asam urat. Banyak penderita yang mengalami kelebihan berat badan. Komplikasi
utamanya adalah pankreatitis, yang seringkali terjadi setelah penderita makan
lemak dan bisa berakibat fatal. Pengobatannya berupa penurunan berat badan,
menghindari lemak dalam makanan dan menghindari alkohol. Bisa diberikan obat
penurun kadar lemak.
Klasifikasi Hiperproteinuremia menurut Fredrickson-Levy-Less :
Tipe
I
Iia
Iib
III
IV
V

Evaluasi Lipoprotein
Kilomikron
LDL
LDL + VLDL
IDL (LD1)
VLDL
VLDL + kilomikron

Keterangan :
LDL

=Low Density Protein

VLDL = Very Low Density Protein

IDL

= Intermediate-Density Protein

2.

Hiperlipidemia Sekunder
Hiperlipidemia sekunder terjadi akibat penderita mengidap suatu penyakit

tertentu, seperti infeksi, stres, atau kurang gerak (olahraga). Berbagai macam obat
juga bias meningkatkan kadar lemak darah. Perempuan yang telah masuk masa
menopause (berhenti haid) jika diberi terapi estrogen mengalami risiko kenaikan
kadar kolesterol darahnya (Wiryowidagdo & Sitanggang, 2002).
Hiperlipidemia sekunder merupakan gangguan yang disebabkan oleh faktor
tertentu seperti penyakit dan obat-obatan. Beberapa jenis penyakit penyebab
hiperlipidemia :
A. Diabetus melitus
Penderita

NIDDM

umumnya

akan

menyebabkan

terjadinya

hipertrigliseridemia. Penyebabnya pada glukosa darah tinggi akan menginduksi


sintesis kolesterol dan glukosa akan dimetabolisme menjadi Acetyl Co A. Acetyl
Co A ini merupakan prekusor utama dalam biosintesis kolesterol. Sehingga akan
menyebabkan produksi VLDL-trigliserida yang berlebihan oleh hati dan adanya
pengurangan proses lipolisis pada lipoprotein yang kaya trigliserida.
B. Hipotiroidisme
Pengaruh hipotiroidisme pada metabolisme lipoprotein adalah peningkatan
kadar kolesterol-LDL yang diakibatkan oleh penekanan metabolik pada reseptor
LDL, sehingga kadar-LDL akan meningkat antara 180-250 mg/dL. Di samping
itu, bila penderita ini menjadi gemuk kaqrena kurangnya pemakaian energi oleh
jaringan perifer, maka kelebihan kalori ini akan merangsang hati untuk
meningkatkan produksi VLDL-trigliserida dan menyebabakan peningkatan kadar
trigliserida juga.
C. Sindrom nefrotik
Sindrom nefrotik akan menyebabkan terjadinya hiperkolesterolemia. Hal ini
diakibatkan oleh adanya hipoalbuminemia yang akan merangsang hati untuk
memproduksi lipoprotein berlebih.

D. Gangguan hati
Sirosis empedu primer dan obstruksi empedu ekstra hepatik dapat
menyebabakan hiperkolesterolemia dan peningkatan kadar fosfolipid plasma yang
berhubungan dengan abnormalitas lipoprotein, kerusakan hati yang parah dapat
menyebabakan penurunan kadar kolesterol dan trigliserida. Hepatitis akut juga
dapat menyebabkan kenaikan kadar VLDL dan kerusakan formasi LCAT.
E. Obesitas
Pada orang yang obesitas, karena kurangnya pemakaian energi oleh jaringan
perifer akan meyebabkan kelebihan kalori yang dapat merangsang hati untuk
menungkatkan produksi VLDL-trigliserida dan peningkatan trigliserida.
Penyebab Hiperlipidemia Sekunder (ATP III, 2002)
Penyebab
Penyakit
Hiperkolesterolem Hipotiroidisme,
ia

penyakit

Obat-obatan
Progestin,

diuretik

tiazid,glukokortikoid,-

hati bloker,isotretionin,inhibitorprotease,siklosforin,mirtaz

obstruktif, sindrom apin, sirolimus.


nefrotik,

anorexia

nervosa, intermiten
porphyria akut.
Hipertrigliseridem Obesitas, diabetes Alkohol,
ia

estrogen,isotretionin,

melitus,

bloker,glukokortikoid,

lipodystrophy,

tiazid,asparaginase,interperon,antijamur

sepsis,kehamilan, Azol,mirtazopin,

steroid

hepatitis akut,lupus bexaroten.


erythematosis
sistemik.Monoklon
al

gammathophy:

multiple myeloma,
lymphoma
HDL rendah

Obesitas,

Non-ISA -bloker, steroid

resin
anabolik,

asamempedu,
golongan
sirolimus,

malnutrisi

anabolik, probukol, isotretionin, progestin

II.4 Tujuan Pengobatan Hiperlipidemia


Tujuan terapi hiperlipidemia adalah untuk mengurangi resiko pertama dan
kekambuhan terjadinya serangan seperti miokardiak infark, angina pektoris, gagal
jantung, iskemia, stroke, dan bentuk lain dari penyakit arteri perifer seperti
stenosis karotis dan anuerisma aorta.
Pendekatan Umum Terapi
Pendekatan umum terapi hiperlipidemia adalah dengan menetapkan perubahan
yang konsisten tercapai kadar lipid yang optimal dengan memaksimalkan terapi
nonfarmakologis dan mengurangi terapi farmakologis. Terapi nonfarmakologis
yang direkomendasikan diantaranya:
1. Mengurangi asupan lemak jenuh dan kolesterol
2. Pilihan diet untuk mengurangi LDL seperti stanol dan sterol tumbuhan dan
meningkatkan asupan serat larut
3. Penurunan berat badan
4. Peningkatan aktivitas fisik, kecuali pada pasien dengan penyakit arteri
koroner, kegiatn fisik ini harus dievaluasi.

II.5 Terapi Hiperlipidemia

Terapi Non farmakologi


Diet individual dengan mengganti asupan makanan yang kurang sehat diperlukan
untuk mencapai efek maksimal. Tujuan terapi diet adalah untuk mengurangi
asupan lemak total, lemak jenuh dan kolesterol secara progresif dan untuk
mencapai berat badan yang diinginkan. Diet ala Amerika saat ini yaitu 13-20%
kalori berasal dari lemak jenuh, dan asupan kolesterol sebesar 350-450 mg/hari
jauh melebihi kebutuhan jantung sehat pada orang normal, terlebih pada pasien
dengan

hiperlipidemia.

Kelebihan

asupan

lemak

jenuh

dan

kolesterol

menyebabkan penurunan pembersihan LDL oleh hati, sehingga menyebabkan


pengendapan dan oksidasi LDL pada jaringan perifer. Asam lemak jenuh target
merupakan asam lemak dengan rantai karbon panjang seperti asam laurat (C12),
asam

miristat

(C14),

dan

asam

palmitat

(C16).

Dasar pemikiran terapi nonfarmakologis dengan nutrisi seimbang rendah asam


lemak jenuh, dan rendah kolesterol dalam pengobatan hiperlipidemia didasarkan
pada prinsip-prinsip berikut:
1. Merupakan diet yang wajar yang dianjurkan pada masyarakat umum
2. Menurunkan secara progresif jumlah kolesterol dari diet
3. Memfasilitasi penurunan berat badan dengan makanan berkalori tinggi
Keahlian dalam pemilihan bahan makanan dan kebiasaan dalam belanja bahan
makanan juga menentukan keberhasilan diet. Banyak produk yang dipasarkan
dengan informasi dalam label yang menyesatkan, sebagai contoh creamer sering
kali diberi labet "no cholesterol" namun mungkin mengandung asam lemak jenuh
terhidrogenasi atau minyak seperti asam palmitat, minyak palm atau minyak
sawit. Variasi komposisi asam lemak jenuh, asam lemak tak jenuh dan kolesterol
sangat mempengaruhi konsentrasi LDL, kolesterol memberikan pengaruh yang
lebih besar pada peningkatan kadar LDL. Kadar LDL juga dipengaruhi oleh
perbedaan ras, kelompok ras putih dengan diet tinggi asam lemak jenuh
menghasilkan lebih banyak LDL dibandingkan kelompok ras lainnya. Bentuk

isomer asam lemak tak jenuh juga berpengaruh, isomer cis memberikan efek
pembersihan LDL darah dengan lebih baik dan mengurangi produksi LDL
endogen. Sedangkan isomer trans tidak dapat dimetabolisme dan tidak
berpengaruh pada kadar LDL, namun senyawa itu menyebabkan masalah
kesehatan tersendiri.
Idealnya terapi modifikasi gaya hidup yang meliputi penurunan asupan lemak
jenuh dan kolesterol, peningkatan stanol/sterol dan asupan serat, pengurangan
berat badan, peningkatan aktivitas fisik harus digunakan untuk menurunkan kadar
kolesterol LDL dan menurunkan resiko penyakit jantung koroner. Terapi
modifikasi ini seyogyanya dapat meniadakan terapi dengan antihiperlipidemia,
atau setidaknya mengurangi dosis pemakaiannya. Kontrol berat badan dan
peningkatan aktivitas fisik adalah pendekatan manajemen utama dalam penyakit
sindrome metabolisme, tentu saja dibarengi dengan peningkatan kolesterol HDL
dan penurunan kolesterol non HDL.
Terapi Farmakologis
Ada banyak uji klinis yang menunjukan penurunan LDL berimplikasi terjadinya
penurunan resiko penyakit jantung koroner dalam pencegahan primer, intervensi
sekunder dang angiografi. Secara umum untuk setiap penurunan 1% kadar LDL
menurunkan resiko penyakit jantung koroner 1% pula. Sedangkan peningkatan
1%

HDL menurunkan

resiko

penyakit

jantung

koroner

sebesar

2%.

Ada banyak obat yang efektif menurunkan kadar lipi darah, namun tidak ada obat
yang efektif pada semua gangguan lipoprotein, dan semua obat tersebut
berhubungan dengan beberapa efek samping yang mungkin merugikan. Obat-obat
penurun lipid dikelompokan menurut mekanisme kerjanya sebagai berikut:
1. Obat yang menurunkan sekresi LDL dan VLDL
2. Obat yang meningkatkan katabolisme LDL

3. Obat yang meningkatkan bersihan VLDL


4. Obat yang mengurangi penyerapan kolesterol
5. Obat yang meningkatkan sekresi HDL
6. Kombinasi beberapa mekanisme tersebut diatas
Terapi hiperlipoproteinemia tipe 1 tidak memerlukan obat, namun dapat dilakukan
dengan diet rendah lemak untuk mengurangi asupan kilomikron dan menurunkan
level trigliserida darah. Asupan lemak total harian sebaiknya tidak lebih dari 1025 gram, atau sekitar 15% dari total kalori. Hiperlipoproteinemia tipe V juga
membutuhkan pembatasan ketat lemak dari asupan makanan dan terapi obat
dikontraindikasikan.
Hiperkolesterolemia primer (yaitu hiperkolesterolemia famial, hiperlipidemia
familial campuran, dan hiperlipoproteinemia tipe IIa) dapat diterapi dengan resin
asam empedu dan sequestrans (kolestipol, kolestiramin, dan kolesevelam), HMGCoA reduktase (statin), niasin dan ezetimibe. Statin merupakan pilihan pertama
yang paling ampuh untuk menurunkan LDL. Selain dengan mengganggu konversi
HMG-CoA menjadi mevalonat, HMG-CoA reduktase juga menghambat
biosintesis kolesterol de novo. Obat yang termasuk dalam golongan ini meliputi
lovastatin, pravastatin, simvastatin, fluvastatin, atorvastatin dan rosuvastatin.
Rosuvastatin

memiliki

potensi

paling

besar.

Berikut ini daftar obat terhadap efek pada lipid dan lipoprotein:
1. Sequestran (kolestipol, kolestiramin dan kolesevam), bekerja dengan
meningkatkan katabolisme LDL, dan menurunkan absorpsi kolesterol
sehingga menyebabkan penurunan kadar kolesterol dalam darah
(penurunan LDL, peningkatan VLDL). Masalah dalam penggunaan obat
ini berhubungan dengan kepatuhan pasien dan obat ini dapat mengikat
obat-obat yang bersifat asam juga digunakan bersamaan.

2. Probukol, bekerja dengan meningkatkan bersihan LDL sehingga


menurunkan konsentrasi kolesterol darah (menurunkan LDL dan HDL).
Efek rendahnya HDL dapat menyebabkan terhambatnya oksidasi LDL dan
dapat menyebabkan transpor baik kolesterol.
3. Niasin, bekerja dengan menurunkan sintesis LDL dan VLDL, sehingga
menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida darah (menurunkan LDL dan
VLDL, meningkatkan HDL). Obat ini dapat menimbulkan flushing.
4. Gemfibrozil, fenofibrat dan klofibrat, bekerja dengan meningkatkan
bersihan VLDL dan menurunkan sintesisnya sehingga menurunkan kadar
kolesterol

dan

trigliserida

darah

(menurunkan

HDL dan

LDL,

meningkatkan HDL). Klofibrat dapat menyebabkan batu empedu.


Gemfibrozil menghambat glukoronidase simvastatin, lovastatin dan
atorvastatin.
5. Statin, bekerja dengan meningkatkan katabolisme LDL dan menghambat
sintesisnya sehingga menurunkan kadar kolesterol darah. Efektif untuk
hiperkolesterolemia familial heterozigot.
6. Ezetimibe, bekerja dengan menghambat absorpsi kolesterol (menurunkan
LDL)
Pemilihan obat yang sesuai dengan tipe gangguan lipoproteinnya dapat didasarkan
pada panduan berikut:
1. Hiperlipoproteinemia tipe I tidak diindikasikan penggunaan obat, terapi
cukup dengan terapi nonfarmakologis
2. Hiperlipoproteinemia tipe IIa dapat diterapi dengan statin tunggal atau
dikombinasikan dengan niasin atau resin asam empedu, niasin tunggal atau
dikombinasikan dengan statin atau resin asam empedu atau ezetimibe,

kolestiramin atau kolestipol tunggal atau dikombinasi dengan statin atau


niasin.
3. Hiperlipoproteinemia tipe IIb dapat diterapi dengan statin tunggal atau
kombinasi dengan resin batu empedu/fibrat/niasin, atau fibrat tunggal atau
kombinasi dengan statin/niasin/resin batu empedu, atau niasin tunggal atau
dikombinasi.
4. Hiperlipoproteinemia tipe III dapat diterapi dengan niasin atau fibrat atau
kombinasi keduanya.
5. Hiperlipoproteinemia tipe IV dapat diterapi dengan niasin atau fibrat atau
kombinasi keduanya.
6. Hiperlipoproteinemia tipe V dapat diterapi dengan niasin atau fibrat atau
kombinasi keduanya, atau kombinasi niasin dan minyak ikan.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Hiperlipidemia adalah peningkatan salah satu atau lebih kolesterol,kolesterol
ester, fosfolipid atau trigliserid. Hiperlipidemia merupakan penyakit yang dapat
bersifat primer atau sekunder, tergantung penyebabnya. Hiperlipidemia primer
berasal dari kelainan gen tunggal yang diwarisi atau lebih sering, disebabkan
kombinasi faktor genetik lingkungan. Hiperlipidemia sekunder merupakan
penyakit metabolik yang lebih umum seperti diabetes mellitus, asupan alkohol
yang berlebihan, hipotiroidisme, atau sirosis biliar primer.
2. Obat antihiperlipidemika adalah golongan obat yang digunakan untuk
menurunkan kadar lipida darah yang melebihi ambang batas normal.
3. Terapi non farmakologi umumnya diet dan terapi farmakologinya yaitu obatobat golongan Resin, fibrat, niasin, HMG-CoA reduktase inhibitor, kobinasi obat
serta minyak ikan.
3.2 Saran

Dengan selesainya makalah ini pembaca dapat mengambil manfaat dan


pengetahuan dari makalah ini serta dapat menjaga kesehatan. Sebaik mungkin
menjaga kesehatan dengan makan-makanan yang bergizi, istirahat cukup. Olah
raga untuk membakar lemak dalam tubuh dan mengkonsumsi vitamin yang
dibutuhkan.

DAFTAR PUSTAKA
ATP III, 2002, US Departemen of Health and Human Service Public Health
Service, National Institut of Health, National Health and blood Institut.
Katzung, Bertram,G.,2002, Farmakologi Dasar dan Klinik,Penerbit Salemba
Medika, Jakarta.
Mycek Mary J, dkk. Obat-Obat Antihipierlipidemik, In: Farmakologi Ulasan
Bergambar. 2nded: 2001. p.209-9
http://perdossijaya.org. Diakses pada tanggal 17 November 2016 Pukul 20.00
WITA, Palu

Anda mungkin juga menyukai