MAKALAH
ANTIHIPERLIPIDEMIA
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
SITI NUR FADILAH (G 701 15 007)
WIWI ANGGRAENI (G 701 15 017)
SHINTA DEWI (G 701 15 254)
PRIYANTI MURDJO (G 701 15 249)
ISMI AMANDAH IZMAT (G 701 15 194)
NOVAL FERDIANSYAH (G 701 15 262)
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2016
KATA PENGANTAR
Penyusun
DAFTAR ISI
Pendahuluan ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 2
1.3 Tujuan ...................................................................................... 2
BAB II
BAB III
Penutup ........................................................................................ 18
3.1 Kesimpulan .......................................................................... 18
3.2 Saran .................................................................................... 18
BAB I
PENDAHULUAN
hiperlipidemia
bila
berkelanjutan
memicu
terbentuknya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
(hiperlipoproteinemia,
dislipidemia)
ialah
kelainan
metabolisme lipid yang ditandai dengan kelainan (peningkatan) fraksi lipid dalam
plasma. Hiperlipidemia merupakan kelainan metabolik yang paling sering
ditemukan.
Antihiperlipidemia adalah golongan obat yang digunakan untuk menurunkan
kadar lipida darah yang melebihi ambang batas normal.
Kelainan fraksi lipid yang utama adalah kadar kolesterol total yang tinggi,
kadar trigliserid yang tinggi, dan kadar kolesterol HDL yang rendah. Dalam
proses terjadinya aterosklerosis, ketiganya memiliki peran yang penting dan
sangat erat kaitannya satu sama lain.
Hiperlipoproteinemia dapat menimbulkan:
1) Aterosklerosis yang mengakibatkan terjadinya penyakit jantung koroner.
2) Nyeri perut berulang, yang disebabkan oleh penigkatan kadar trigliserida
darah, dan dapat terjadi pankreatitis akut yang membahayakan jiwa bila
kadar trigliserida darah cukup tinggi.
3) Xantoma, ialah tumor lipid di kulit, tendon, terutama ditendon achillis(Staf
pengajar farmakologi (UNSRI, 2008).
Hiperlipidemia adalah peningkatan kosentrasi setiap fraksi lipid dalam plasma,
meliputi hipertrigliseridemia, hiperkolesterolemia dll. Disebut pula hiperlipemia,
lipemia, atau lipidemia. Lipid utama dalam plasma tidak bersikurlasi dalam
bentuk bebas. Asam lemak bebas (secara bervariasi dinamai FFA/free fatty acid,
UFA atau NEFA) terikat oleh albumin sedangkan kolesterol, trigliserida, dan
fosfolipid diangkut dalam bentuk kompleks lipoprotein. Kilomikron merupakan
kompleks lipoprotein yang sangat besar, dibentuk dalam mukosa usus selama
absorbsi produk pencernaan lemak kemudian memasuki sirkulasi melalui duktus
limpatikus. Setelah itu banyak partikel kilomikron dalam darah sehingga plasma
mempunyai penampilan seperti susu (lipemia). Lipoprotein lipase yang terletak
pada permukaan endotel kapiler akan membersihkan kilomikron dari sirkulasi.
Enzim ini akan mengkatalisis pemecahan trigliserida dalam kilomikron kebentuk
FFA atau gliserol yang kemudian memasuki sel adipose dan direesterifikasi, bila
terjadi kegagalan proses tersebut maka akan terjadi peningkatan kadar lipid
plasma (Ganong, 1995).
II.2 Klasifikasi Hiperlipidemia
Tipe I
Tipe I, sangat jarang, dikarakteristik dengan tingginya kilomikron dan
trigliserida di dalam darah. Tipe ini merupakan penyakit genetik karena
kekurangan enzim lipoprotein lipase atau apo C-II yang merupakan kofaktor
untuk aktivitas enzim LPL, sehingga menyebabkan ketidakmampuan pembersihan
kilomikron dan VLDL trigliserida dari darah secara efektif.
Tipe II
Tipe ini ditandai dengan peningkatan LDL yang dapat merupakan kondisi
awal (primer) ataupun kelanjutan (sekunder) dari kondisi hiperlipidemia lainnya.
Hiperlipoprotein primer disebabkan oleh beberapa kondisi genetik, sedangkan
hiperlipoprotein sekunder dapat disebabkan oleh endokrinopati (hipotiroid,
hipopituitari, diabetes melitus) dan biasanya dapat pulih dengan terapi hormon.
Tipe II terdiri atas 2 tipe yaitu hiperlipidemia tipe IIa dan IIb :
A. Tipe IIa, ditandai dengan tingginya kadar LDL di dalam darah tapi kadar
VLDLnya normal. Tipe ini dapat disebabkan beberapa kondisi genetik
yaitu
hiperkolesterol
familial,defective apolipoprotein
familial,
hiperkolesterolemia poligenik.
B. Tipe IIb, ditandai dengan tingginya kadar LDL dan VLDL, kolesteroldan
trigliserida dalam darah. Tipe ini disebut kombinasi hiperlipidemia
familial. Penyakit ini disebabkan karena meningkatnya produksi hepatik
Apo B (merupakan protein utama pada LDL dan VLDL). Xanthoma pada
tipe ini jarang terjadi, tetapi tipe ini ditandai dengan predisposisi CAD
(Coronary ArteryDisease) prematur.
Tipe III
Karakteristiknya yaitu meningkatnya kadar IDL dan VLDL remnant. Tipe ini
terkait dengan abnormalitas pada Apo E (merupakan petanda pengenalan oleh
Kelainan
Resiko
Fenotipe Fredrickson
PJK
Hiperkolesterolemia
Defek
pada +++
IIa, IIb
reseptor LDL
Hiperkilomikronemia
Defisiensi
lipoprotein lipase
I, kadang-kadang IV
Hiperlipidemia
Gangguan
campuran
konversi
+++
+++
III
++
IV kadang-kadang V
VLDL
ke LDL
Disbeta lipoproteinemia
Defisiensi
apoprotein
protein III
Hipertrigliseridemia
Sintesis VDL
Katabolisme
VDL e
Hiperlipoproteinemia
tipe V
ke
LDL
terganggu
85% dari trigliserida dan hanya kurang lebih 4% dari kolesterol. Dalam
kapiler jaringan-otot dan lemak, trigliserida dirombak dibawah pengaruh
lipoproteinlipase menjadi produk yang masih banyak trigliserida dan
kolesterol. Produk ini lazimnya diolah lebih lanjut oleh hati. Tetapi bila
karena sesuatu sebab pengolahan tidak sempurna, maka sisanya setelah
makan masih bersirkulasi dalam darah untuk jangka waktu lama.
Demikian terjadinya hipertrigliseridemia (Tjay & Raharja, 2007).
c) Hiperlipidemia herediter ( hiperlipoproteinemia) adalah kadar kolseterol
dan
trigliserida
yang
sangat
tinggi,
yang
sifatnya
diturunkan.
tahun. Penderita wanita juga memiliki resiko, tetapi terjadinya lebih lambat. 1 dari
2 wanita penderita penyakit ini akan mengalami serangan jantung pada usia 55
tahun. Orang yang memiliki 2 gen dari penyakit ini (jarang terjadi) bisa memiliki
kadar kolesterol total sampai 500-1200 mg/dL dan seringkali meninggal karena
penyakit arteri koroner pada masa kanak-kanak. Tujuan pengobatan adalah untuk
menghindari faktor resiko, seperti merokok, dan obesitas, serta mengurangi kadar
kolesterol darah dengan mengkonsumsi obat-obatan. Penderita diharuskan
menjalani diet rendah lemak atau tanpa lemak, terutama lemak jenuh dan
kolesterol serta melakukan olah raga secara teratur. Menambahkan bekatul
gandum pada makanan akan membantu mengikat lemak di usus. Seringkali
diperlukan obat penurun lemak.
3. Hiperlipoproteinemia tipe III
Merupakan penyakit keturunan yang jarang terjadi, yang menyebabkan
tingginya kadar kolesterol VLDL dan trigliserida. Pada penderita pria, tampak
pertumbuhan lemak di kulit pada masa dewasa awal. Pada penderita wanita,
pertumbuhan lemak ini baru muncul 10-15 tahun kemudian. Baik pada pria
maupun wanita, jika penderitanya mengalami obesitas, maka pertumbuhan lemak
akan muncul lebih awal. Pada usia pertengahan, aterosklerosis seringkali
menyumbat arteri dan mengurangi aliran darah ke tungkai. Pemeriksaan darah
menunjukkan tingginya kadar kolesterol total dan trigliserida. Kolesterol terutama
terdiri dari VLDL. Penderita seringkali mengalami diabetes ringan dan
peningkatan kadar asam urat dalam darah. Pengobatannya meliputi pencapaian
dan pemeliharaan berat badan ideal serta mengurangi asupan kolesterol dan lemak
jenuh. Biasanya diperlukan obat penurun kadar lemak. Kadar lemak hampir selalu
dapat
diturunkan
sampai
normal,
sehingga
memperlambat
terjadinya
aterosklerosis.
4. Hiperlipoproteinemia tipe IV
Merupakan penyakit umum yang sering menyerang beberapa anggota
keluarga dan menyebabkan tingginya kadar trigliserida. Penyakit ini bisa
Evaluasi Lipoprotein
Kilomikron
LDL
LDL + VLDL
IDL (LD1)
VLDL
VLDL + kilomikron
Keterangan :
LDL
IDL
= Intermediate-Density Protein
2.
Hiperlipidemia Sekunder
Hiperlipidemia sekunder terjadi akibat penderita mengidap suatu penyakit
tertentu, seperti infeksi, stres, atau kurang gerak (olahraga). Berbagai macam obat
juga bias meningkatkan kadar lemak darah. Perempuan yang telah masuk masa
menopause (berhenti haid) jika diberi terapi estrogen mengalami risiko kenaikan
kadar kolesterol darahnya (Wiryowidagdo & Sitanggang, 2002).
Hiperlipidemia sekunder merupakan gangguan yang disebabkan oleh faktor
tertentu seperti penyakit dan obat-obatan. Beberapa jenis penyakit penyebab
hiperlipidemia :
A. Diabetus melitus
Penderita
NIDDM
umumnya
akan
menyebabkan
terjadinya
D. Gangguan hati
Sirosis empedu primer dan obstruksi empedu ekstra hepatik dapat
menyebabakan hiperkolesterolemia dan peningkatan kadar fosfolipid plasma yang
berhubungan dengan abnormalitas lipoprotein, kerusakan hati yang parah dapat
menyebabakan penurunan kadar kolesterol dan trigliserida. Hepatitis akut juga
dapat menyebabkan kenaikan kadar VLDL dan kerusakan formasi LCAT.
E. Obesitas
Pada orang yang obesitas, karena kurangnya pemakaian energi oleh jaringan
perifer akan meyebabkan kelebihan kalori yang dapat merangsang hati untuk
menungkatkan produksi VLDL-trigliserida dan peningkatan trigliserida.
Penyebab Hiperlipidemia Sekunder (ATP III, 2002)
Penyebab
Penyakit
Hiperkolesterolem Hipotiroidisme,
ia
penyakit
Obat-obatan
Progestin,
diuretik
tiazid,glukokortikoid,-
hati bloker,isotretionin,inhibitorprotease,siklosforin,mirtaz
anorexia
nervosa, intermiten
porphyria akut.
Hipertrigliseridem Obesitas, diabetes Alkohol,
ia
estrogen,isotretionin,
melitus,
bloker,glukokortikoid,
lipodystrophy,
tiazid,asparaginase,interperon,antijamur
sepsis,kehamilan, Azol,mirtazopin,
steroid
gammathophy:
multiple myeloma,
lymphoma
HDL rendah
Obesitas,
resin
anabolik,
asamempedu,
golongan
sirolimus,
malnutrisi
hiperlipidemia.
Kelebihan
asupan
lemak
jenuh
dan
kolesterol
miristat
(C14),
dan
asam
palmitat
(C16).
isomer asam lemak tak jenuh juga berpengaruh, isomer cis memberikan efek
pembersihan LDL darah dengan lebih baik dan mengurangi produksi LDL
endogen. Sedangkan isomer trans tidak dapat dimetabolisme dan tidak
berpengaruh pada kadar LDL, namun senyawa itu menyebabkan masalah
kesehatan tersendiri.
Idealnya terapi modifikasi gaya hidup yang meliputi penurunan asupan lemak
jenuh dan kolesterol, peningkatan stanol/sterol dan asupan serat, pengurangan
berat badan, peningkatan aktivitas fisik harus digunakan untuk menurunkan kadar
kolesterol LDL dan menurunkan resiko penyakit jantung koroner. Terapi
modifikasi ini seyogyanya dapat meniadakan terapi dengan antihiperlipidemia,
atau setidaknya mengurangi dosis pemakaiannya. Kontrol berat badan dan
peningkatan aktivitas fisik adalah pendekatan manajemen utama dalam penyakit
sindrome metabolisme, tentu saja dibarengi dengan peningkatan kolesterol HDL
dan penurunan kolesterol non HDL.
Terapi Farmakologis
Ada banyak uji klinis yang menunjukan penurunan LDL berimplikasi terjadinya
penurunan resiko penyakit jantung koroner dalam pencegahan primer, intervensi
sekunder dang angiografi. Secara umum untuk setiap penurunan 1% kadar LDL
menurunkan resiko penyakit jantung koroner 1% pula. Sedangkan peningkatan
1%
HDL menurunkan
resiko
penyakit
jantung
koroner
sebesar
2%.
Ada banyak obat yang efektif menurunkan kadar lipi darah, namun tidak ada obat
yang efektif pada semua gangguan lipoprotein, dan semua obat tersebut
berhubungan dengan beberapa efek samping yang mungkin merugikan. Obat-obat
penurun lipid dikelompokan menurut mekanisme kerjanya sebagai berikut:
1. Obat yang menurunkan sekresi LDL dan VLDL
2. Obat yang meningkatkan katabolisme LDL
memiliki
potensi
paling
besar.
Berikut ini daftar obat terhadap efek pada lipid dan lipoprotein:
1. Sequestran (kolestipol, kolestiramin dan kolesevam), bekerja dengan
meningkatkan katabolisme LDL, dan menurunkan absorpsi kolesterol
sehingga menyebabkan penurunan kadar kolesterol dalam darah
(penurunan LDL, peningkatan VLDL). Masalah dalam penggunaan obat
ini berhubungan dengan kepatuhan pasien dan obat ini dapat mengikat
obat-obat yang bersifat asam juga digunakan bersamaan.
dan
trigliserida
darah
(menurunkan
HDL dan
LDL,
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Hiperlipidemia adalah peningkatan salah satu atau lebih kolesterol,kolesterol
ester, fosfolipid atau trigliserid. Hiperlipidemia merupakan penyakit yang dapat
bersifat primer atau sekunder, tergantung penyebabnya. Hiperlipidemia primer
berasal dari kelainan gen tunggal yang diwarisi atau lebih sering, disebabkan
kombinasi faktor genetik lingkungan. Hiperlipidemia sekunder merupakan
penyakit metabolik yang lebih umum seperti diabetes mellitus, asupan alkohol
yang berlebihan, hipotiroidisme, atau sirosis biliar primer.
2. Obat antihiperlipidemika adalah golongan obat yang digunakan untuk
menurunkan kadar lipida darah yang melebihi ambang batas normal.
3. Terapi non farmakologi umumnya diet dan terapi farmakologinya yaitu obatobat golongan Resin, fibrat, niasin, HMG-CoA reduktase inhibitor, kobinasi obat
serta minyak ikan.
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
ATP III, 2002, US Departemen of Health and Human Service Public Health
Service, National Institut of Health, National Health and blood Institut.
Katzung, Bertram,G.,2002, Farmakologi Dasar dan Klinik,Penerbit Salemba
Medika, Jakarta.
Mycek Mary J, dkk. Obat-Obat Antihipierlipidemik, In: Farmakologi Ulasan
Bergambar. 2nded: 2001. p.209-9
http://perdossijaya.org. Diakses pada tanggal 17 November 2016 Pukul 20.00
WITA, Palu