PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memberikan pemahaman dan
tambahan penggetahuan kepada para pembaca tentang masyarakat suku Muna dari
sistem kepercayaan mereka.
BAB II
1
PEMBAHASAN
2
makan menjadi menjadi bercocock tanam. Pada kehidupan masyarakat dan
mengumpulkan makanan, manusia lebih senanag memilih gua-gua sebagai
tempat tinggal mereka. Hal ini seperti yang ada pada lukisan yang terdapat di
lima buah situs yang di temukan oleh La Hada yaitu;
3
2. Sudah menjadi ciri khas manusia purbakala bahwa setiap yang tinggal
di dalaam gua maka pola kehidupannya mengembara
3. Sesuai pengamatan pada gambar-gamabar babi, orang berburu dengan
menunggang kuda, maka hal ini menunjukan atau ciri khas corak
kehidupan berburu dan mengumpulkan makanan.
4. Lokasi situs Liang Kabori yang kondisi geografisnya tidak menujukan
tanda-tanda kehidupan karena disekitar gua tersebut tidak terdapat
tumbuh tumbuhan yang dapat di konsumsi. Sehingga sangat
memunkinkan kehidupan mereka sanagt bergantung pada hasil buruan
mereka.
B. pola kehidupan masyarakat muna pada zaman prasejarah. (Pola
kehidupan berkelompok)
Pada masa kehidupan berburu dan mengumpulkan makanan, manusia bekerja
bersama-sama dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Mereka
membentuk suatu kumpulan atau kelompok untuk memudahkan mereka dalam
mengumpulkan makanan. Dalam suatu kelompok biasanya beranggotakan 10-20
orang. Dengan kelompok yang masih sedikit itu, mereka dapat dapat dengan
mudah memenuhi sebagian besar kebutuhan hidup dari apa yang telah tersedia di
dalam hutan. Bahkan ketika persediaan yang ada dihutan habis, maka mereka
pindah secara barsama-sama untuk menemukan daerah yang menyediakan
kebutuhan-kebutuhan hidup mereka.
Semua gugusan gua pada situs Liang Kobori bentuknya beraneka ragam, ada
yang berukuran besar ada juga yang berukuran kecil. Berlokasi pada satu kawasan
dengan jarak antara satu dengan yang lainnya tidak berjauhan berkisar antara
200m-500m. Dari jarak tersebut disinyalir bahwa yang menjadi tempat tinggal
manusia pada masa itu hanya gua yang berukuran besar, sedangkan usng
berukuran kecil sebagai tempat berteduh dan tempat istrahat pada saat mereka
melakukan aktifits hidupnya misalnya pada saat mereka berburu. Luas gua yang
menjadi tempat tinggal mereka berkisar 50 hingga 300 meter bujur
sangkar.sehingga di perkirakan penghuninya antara 10-20 orang secara
berkelompok.
Dalam kehidupan berkelompok ada yang dianggap figur yang menjadi kepala
kelompok untuk mengatur tata kerja. Dalam mekanisme kehidupan kelompok
4
terdapat pembagian kerja antara laki-laki dan perempuan serta anak-anak.
Pembagian kerja di lakukan sesuai dengan kemampuan fisik mereka, yaitu
perempuan mengerjakan hasil buruan, sedangkan anak laki-laki membantu orang
tua laki-laki.
Berdasarkan lukisan ayang ada pada dinding setiap gua dapat disinyalir
bahwa penghuni setiap gua adalah kelompok yang berlainan. Hal ini terlihat dari
motif dan langgeng lukisan pada dinding setiap gua berlainan.
Suku Muna adalah suatu suku yang terdapat di pulau Muna dan pulau terkecil
di sekitarnya.Menurut La Kimi Batoa dalam bukunya sejarah Muna di katakan
bahwa penduduk asli pulau Muna adalah o tomuna dan Batuawu.
Tomuna memiliki ciri-ciri berkulit hitam, rambut ikal, tinggi badan antara 160-
165 cm. Ciri ini merupakan ciri umum suku molanesia. Sedangkan Batuowu
cirinya yaitu berkulit coklat, rambut ikal, dan tinggi 150-160 cm, ciri-ciri seperti
ini merupakan ciri yang dimiliki suku-suku polynesia, yang mendiami NTT dan
daerah Maluku.
Menurut para peneliti nenek moyang orang Muna telah menghuni pulau muna
sejak ribuan tahun yang lalu. Selain di pulau Buton dan pulau-pulau kecil lainnya.
Penyebaran ini terlihat dari hubungan bahasa dan ciri-ciri fisik yang terdapat di
pulau-pulau tersebut.
Orang Muna menjadi penghuni pertama pulau Muna dan pulau-pulau lainnya
sejak zaman purbakala. Hal ini terbukti dengan di temukannya relief purba di gua
Liangkabori dan gua Mentanduno. Menurut beberapa peneliti, relief tersebut telah
berusia 25.000 tahun. Relief di gua tersebut secara jelas menceritakan aktifitas
nenek moyang orang muna yang telah menggunakan alat-alat pertanian dalam
bercocok tanam dan mereka juga memiliki pengetahuan tentang astronomi, seperti
yang terlihat dari gambar matahari, bulan, dan bintang. Selain itu mereka juga
menggunakan rasi bintang sebagai petunjuk untuk melakukan aktivitas pertanian.
Misalnya, rasi bintang fele, apabila rasi bintang ini telah terlihat jelas maka
5
aktivitas membersihkan lahan segera di mulai sebab sebulan lagi hujan pertama
akan turun. Apabila hujan sudah turun maka pembuatan lahan di mulai.
D. Sistem Kepercayaan
Sebelum agama Islam di perkenalkan di bagian timur Sulawesi pada abad ke-
16 masyarakat muna telah menganut paham animisme dan dinamisme. Masyarak
pada saat itu beranggapan bahwa tiap-tiap benda atau makhluk mempunyai
makna. Mereka percaya bahwa tiap benda/makhluk mempunyai jiwa atau roh
seperti jiwa manusia yang secara tak langsung dapat dilihat dengan mata. Jika ada
orang meninggal maka tubuhnya yang hancur sedang jiwanya tetap hidup dan
seakan-akan tinggal di sekelilingnya. Jadi anggapan dunia di mana kita hidup
terdapat jiwa orang-orang yang sudah meninggal. Begitu pula makhluk lain yang
tidak nampak sering di ibaratkan dengan hantu, kuntilanak, dan sebagainya.
Mereka beranggapan orang-orang yang telah meninggal tidak lepas dari
masyarakat (orang-orang yang masih hidup) dan mereka itu tetap memperhatikan
orang-orang yang di tinggalkan. Atas kepercayaan ini, maka mereka selalu
mengadakan pemujaan terhadap arwah nenek moyang. Perwujudan tersebut
dilakukan melalui upacara-upacara ritual tradisional.
6
nisan. Misalnya pada saat mereka sakit mereka akan mengambil tumpukan air
pada lubang nisan lalu di gosok pada bagian yang sakit.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penduduk asli pulau muna adalah suku muna (o tomuna dan batuawu) yang
memiliki ciri-ciri yang sama dengan suku polynesia, masyarakat muna telah
memiliki kepercayaan dinamisme dan animisme hal ini dapat di buktikan dengan
sumber lisan, tulisan, dan artefak.
3.2 Saran
7
Sebagai seorang masyarakat muna, sudah sepatutnya kita mengetahui sejarah
dan asal-usul orang muna, serta menghargai kepercayaan mereka terdahulu dan
mengambil makna positif dan kehidupan mereka terdahulu.
DAFTAR PUSTAKA
8
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-nya, dan inayah-
nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga daoat memperlancar pembuatn makalah ini.untuk itu
kami menyampaikan banyak trima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
9
Terlepas dari semua itu,kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini.
10