Anda di halaman 1dari 9

EKONOMI MONETER

TEORI PENAWARAN UANG MODERN

KELOMPOK 4

Cintia Malisa (010313814191193)


Devina Savitri Chairani (01031381419171)
Diah Puspita Sari (01031381419199)
Meileginta Kaban (01031381419208)
Nina Muthmainnah (01031381419218)
Putri Rusmana Sari (01031381419132)
Rena Wati (01031381419135)

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

FAKULTAS EKONOMI

2016
PENDAHULUAN

Yang dimaksud dengan penawaran uang adalah jumlah uang yang beredar di
masyarakat. Perubahan jumlah uang yang beredar secara garis besar dipengaruhi oleh uang
inti dan pelipat uang. Besarnya uang inti sangat tergantung pada tindakan-tindakan yang
ditentukan oleh pemerintah khususnya bank sentral. Pelipat uang, di lain pihak, disamping
dipengaruhi oleh perilaku bank sentral juga ditentukan oleh perilaku agen-agen ekonomi
lainnya seperti bank umum dan masyarakat domestic. Oleh karena itu, selain bank sentral,
bank-bank umum dan masyarakat domestic juga memberikan andil dalam proses penciptaan
uang.

Uang beredar (MS) tercipta melalui interaksi pasar yaitu permintaan dan penawaran
uang, jadi uang beredar dapat bertambah dan berkurang tergantung tarik-menarik antara
permintaan dan penawaran uang yang tercermin pada perilaku pelaku utama dalam pasar
uang.

Proses terciptanya uang beredar adalah merupakan proses pasar artinya hasil
interaksi antara permintaan dan penawaran, dan bukan sekedar pencetakan uang atau suatu
keputusan Pemerintah belaka. Apabila misalnya pada suatu waktu permintaan akan uang inti
tidak klop dengan penawaran uang inti, maka para pelaku dalam pasar uang masing-masing
akan melakukan penyesuaian berupa tindakan-tindakan di sub-pasar uang inti sehingga
akhirnya terjadi keseimbangan antara permintaan dan penawaran.

Sangat perlu dipahami bahwa konsep uang sangat terkait pada konsep likuiditas.
Suatu asset likuid adalah asset yang dengan mudah dapat diuangkan dengantanpa kehilangan
risiko rugi. Pada satu sisi ekstrim dari spectrum likuiditas, uang tunai adalah asset yang
paling likuid dengan daya beli penuh. Pada tingkat spektrum likuiditas moderat kita
mengenal uang kuasi yang secara definitif tidak secara langsung berfungsi sebagai medium of
exchange. Pada sisi ekstrim lainnya kita mengenal asset-aset fisik yang sangat tidak likuid
sebagai alat pertukaran seperti rumah, tanah, obligasi jangka panjang dan sebagainya.
TEORI PENAWARAN UANG MODERN

Dalam perekonomian modern, para produsen emas tidak lagi mempunyai peranan
moneter yang penting seperti dahlu dalam sistem standar emas. Dalam standar sistem kertas,
sumber dari terciptanya uang beredar adalah otorita moneter (pemerintah dan bank sentral)
dan lembaga keuangan (keduanya dalam bersama-sama kita sebut sebagai sistem moneter).
Otorita moneter merupakan supplier uang inti atau uang primer, sedang lembaga keuangan
(perbankan) merupakan supplier uang sekunder bagi masyarakat.

Pasar uang itu terdiri dari 2 sub pasar, yaitu sub pasar uang primer dan sekunder.
Masing-masing mempunyai permintaan dan penawarannya, namun kedua sub pasar tersebut
sangat erat berhubungan satu sama lain. Sub pasar uang primer bersifat lebih fundamental
karena uang sekunder (giral) hanya bisa tumbuh karena ada uang primer. Uang sekunder
diciptakan oleh bank berdasarkan atas uang primer yang dipegang oleh bank (cadangan
bank).
Perubahan pada permintaan dan penawaran uang sekunder (giral) pasti akan
mempengaruhi permintaan dan penawaran uang inti. Jadi sub pasar uang inti yang tadinya
sudah seimbang menjadi tidak seimbang, dan tentu kemudian ada tindakan-tindakan
penyesuaian sub pasar ini.

Seandainya pasar uang pada mulanya pada posisi equilibrium, artinya permintaan dan
penawaran di kedua sub pasarnya seimbang dan para pelaku pasar uang cukup puas dengan
struktur portofolionya sehingga tidak ada minat untuk melakukan penyesuain apapun. Dan
Bank indonesia menerima uang tunai. Dalam contoh ini kita lihat bahwa tambahan inti yang
berawal dari pemerintah (otorita moneter), kembali kepada Bank Indonesia (otorita moneter),
meskipun tidak seluruhnya. Jadi sebgaian (paling tidak) kembali lagi ke sumbernya
(suppliernya), yaitu otorita moneter. Dalam proses uang tersebut diatas uang kartal yang
dipegang masyarakat tetap, tetapi uang giralnya (saldo rekening gironya) bertambah. Jadi M1
bertambah.

Ini berarti bahwa mereka menahan sebagian dari tambahan uang itu untuk memenuhi
permintaannya akan tambahan uang kartal, sebagian untuk memenuhi permintaannya
akan pertambahan uang giral (deposito berjangka) dan sisanya untuk memenuhi
permintaannya akan tambahan barang. Jadi struktur portofolio (neraca) mereka telah
berubah dalam proses mencapai keseimbangan baru.
PELIPAT UANG ATAU MONEY MULTIPLIER

Kita bisa meringkas hasil dari proses pelipatan dalam dalil aljabar sebagai berikut.
Uang inti (B) sebagian dipegang oleh masyarakat sebagai uang kartal (C) dan sisanya oleh
bank sebagai cadangan bank (R).

B = C + R..(1)

Atas dasar cadangan bank (R) yang ada pada bank tersebut, bank menciptakan uang
giral berupa saldo-saldo rekening koran (giro) yang dimiliki oleh masyarakat umum yang
disimpan pada bank. Seluruh saldo ini kita sebut DD.

Jumlah uang beredar dalam arti sempit (M1) adalah seluruh uang kartal (uang inti
yang dipegang masyarakat) plus seluruh saldo rekening koran (giro) pada bank (uang giral).

M1 = C + DD..(2)

Apabila persamaan (2) kita bagi dalam persamaan (1), dan kita definisikan C = C/M1
dan r = R/DD, dan selanjutnya kita pindahkan B ke sebelah kanan persamaan kita peroleh :

1
M1 = c+ r (1c ) B(3)

Persamaan (3) menunjukkan bagaimana uang dilipatkan menjadi yang beredar

1
(M1). Sedangkan c+ r (1c ) adalah koefisien pelipat uang atau money multiplier.

Nilai koefisien pelipat uang bergantung pada nilai dari c dan r, semakin kecil nilai dari
kedua ratio tersebut berarti semakin besar nilai koefisen pelipat uang. Perlu diketahui juga
bahwa nilai dari c dan r tersebut mencerminkan perilaku masyarakat dan bank.

Berikut ini adalah beberapa faktor yang biasanya mempengaruhi nilai c:


a) Keuntungan yang dihasilkan dari pemegangan uang dalam bentuk uang kartal
dibanding dengan uang keuntungan dari pemegangan uang dalam bentuk rekening
giro pada bank.
b) Kekayaan atau tingkat penghasilan menentukan pula c nya.
c) Atas dasar perbedaan kebiasaan, tingkat pendapatan rata rata serta tersedianya
fasilitas perbankan, maka kita mengharapkan bahwa nilai c bagi daerah perkotaan
lebih tinggi daripada daerah pedesaan.
d) Di beberapa negara telah berkembang berbagai cara baru dalam pembayaran berbagai
transaksi yang sebelumnya dilakukan dengan uang tunai, misalnya dengan
menggunakan credit cards atau charge accounts.
e) Terutama bagi negara negara agraris, nilai c dipengaruhi pula oleh musim.

Faktor-Faktor yang mempengaruhi r:


a) Besarnya reserve requirement atau cash rasio yang diwajibkan oleh bank sentral. Ini
menentukan nilai minimum dari r.
b) Biasanya bank memegang r yang lebih tinggi daripada r minimum ini, terutama untuk
tujuan berjaga-jaga apabila ada kebutuhan mendadak (misalnya beberapa nasabah
besar tiba-tiba menarik cek).

Rumus pelipat uang dapat diperoleh untuk uang beredar dalam arti luas (M2). Telah
diketahui bahwa M2 = M1 + Deposito berjangka dan saldo tabungan pada bank (TD).
Hubungan antara M2 dan uang inti (B) adalah:

1+t
M2 = c+ r ( 1c )+ r 2 t B(4)

Dimana:
t = TD/M1
r1 = ratio antara cadangan bank untuk menjamin DD dengan DD (=R1/DD)
r2 = ratio antara cadangan bank untuk menjamin TD dengan TD (=R2/TD)
c = C/M1

Perbedaan dengan koefisien pelipat M1 (persamaan 3) adalah adanya variabel baru


yaitu t dan r2. Variabel t ditentukan oleh perhitungan ekonomi masyarakat dalam menimbang
antara untung ruginya memegang C, DD, atau TD. Variabel r 2 dipengaruhi oleh faktor-faktor
yang hamper sama dengan faktor-faktor yang mempengaruhi r1.

IMPLIKASI KEBIJAKSANAAN
Pemerintah bisa memengaruhi perkembangan uang beredar M1 atau M2 melalui dua
cara, yaitu:
a) memengaruhi koefisien pelipat uang.
b) memengaruhi perkembangan uang inti. Inilah dua jalur utama bagi kebijaksanaan
moneter.

Langkah-langkah kebijaksanaan yang bisa digunakan untuk mempengaruhi koefisien pelipat


uang:

Menurunkan c:
a) Menawarkan bunga yang menarik bagi rekening giro, deposito berjangka dan
tabungan.
b) Membuka cabang-cabang baru atau memperluas kegiataan perbankan di pedesaan.
c) Memperluas penggunaan credit cards dan charge accounts.
d) Mempercepat urbanisasi.

Menurunkan r1 dan r2:


a) Menurunkan reserve requirement untuk rekening giro.
b) Mempermudah peminjaman dari bank sentral kepada bank-bank apabila bank-bank
memerlukan dana untuk kebutuhan darurat.
c) Mengembangkan pasar uang antar barang, sehingga bank yang kekurangan dana bisa
dengan mudah memperoleh dana dari bank yang kelebihan dana.

Meningkatkan t:
a) Menawarkan bunga yang menarik bagi deposito berjangka dan simpanan tabungan.
b) Memberikan kemudahan-kemudahan perpajakan bagi pemegang deposito berjangka /
tabungan.
c) Mempromosikan deposito berjangka dan tabungan di daerah pedesaan.
d) Mengendalikan inflasi serendah mungkin, sehingga oppurtunity cost bagi pemegang
deposito berjangka dan tabungan adalah minimal.

Dalam praktek, faktor yang biasanya lebih menentukan perkembangan M1 dan M2


adalah perubahan uang inti (B) itu sendiri. Umumnya perubahan B sangat menentukan
perubahan M1 dan M2. Perkembangan uang inti tersebut dapat dipengaruhi dengan tindakan-
tindakan moneter pemerintah dan Bank Sentral.

Perlu di ketahui bagaimana uang inti itu timbul dan tercipta. Uang inti tidak lain
adalah hutang dari Otoritas Moneter kepada masyarakat dan lembaga keuangan.
Bagaimana hutang tersebut bisa timbul?
Pada hakekatnya ada 3 cara yaitu:

1. Percetakan uang baru. Dimulai dengan adanya defisit anggaran belanja Pemerintah
yang tidak bisa ditutup dengan cara lain. Tambahan uang baru tersebut disebarkan ke
masyarakat lewat kegiatan pengeluaran pemerintah (misalnya, untuk membiayai
pembangunan proyek-proyek, meningkatkan gaji pegawai dan sebagainya).

2. Pemberian pinjaman oleh bank sentral kepada bank-bank (kredit liquiditas) atau
lembaga-lembaga lain di masyarakat. Pada mulanya pemberian pinjaman seperti ini akan
menambah saldo giro pada rekening Koran milik bank-bank dan lembaga, peristiwa tersebut
sudah merupakan terciptanya uang inti. Apabila saldo rekening Koran bertambah milik bank-
bank dan lembaga lain pada Bank Sentral bertambah, ini berarti hutang Bank Sentral
bertambah pula.

3. Melalui transaksi dengan luar negeri. Untuk mengambarkan proses terciptanya


uang inti melalui cara ini kita anggap bahwa semua kegiatan ekspor maupun impor
dilaksanakan oleh perusahaan suasta. Karena akan tercipta uang baru di dalam masyarat
karena surplus yang di peroleh oleh importir dan eksportir. Yang terjadi pada cadangan devisa
akan selalu diimbangi dengan perubahan yang sama pada jumlah uang unti yang beredar.
Uang inti tercipta karena aktiva luar negeri (netto) meningkat.

Ketiga sumber perubahan uang tersebut bisa kita nyatakan dalam persamaan sbb :

B = CG + CB + NFA..(5)

dimana :
CG : Saldo rekening Pemerintah pada Bank Sentral
CB : Saldo rekening giro masyarakat dan lembaga keuangan pada Bank Sentral.
NFA: Net Foreign Assets atau Aktiva Luar Negeri Netto dari Bank Sentral

Apabila uang baru dicetak maka CG meningkat. Apabila kredit likuiditas dan kredit
langsung Bank Sentral meningkat, maka CB meningkat. Apabila terjadi surplus pembayaran
maka NFA meningkat. Jika CG dan CB digabung menjadi satu maka disebut domestic credit
(DC), sehingga persamaan menjadi:

B = DC + NFA..(6)
Apabila persamaan (5) digabung dengan persamaan (3) maka akan diperoleh
persamaan:

1
M1 = c+ r (1C) (CG + CB + NFA).(7)

Atau apabila kita nyatakan dalam perubahan ( , maka diperoleh persamaan:

1
M1 = (CG + CB + NFA).(8)
c+ r (1C)

Dalam persamaan (8) ditunjukkan peranan kebijaksanaan moneter bisa diarahkan


untuk mempengaruhi nilai koefisien pelipat uang dan/atau diarahkan untuk mempengaruhi
uang inti melalui:
1. Kebijaksanaan pembiayaan anggaran pemerintah yaitu mempengaruhi CG.
2. Kebijaksanaan perkreditan Bank Sentral yaitu mempengaruhi CB.
3. Kebijaksanaan yang menyangkut hubungan perdagangan dan aliran modal dengan luar
negeri yaitu mempengarui NFA.

Dilihat bahwa banyak cara untuk mempengaruhi M1 atau M2, dan langkah atau cara
mana yang cocok tergantung pada keadaan yang di hadapi. Tetapi biasanya kombinasi dari
beberapa atau semua tersebut sering dipakai dalam kenyataan.

PENUTUP
KESIMPULAN
Pasar uang terdiri dari dua bagian yaitu sub pasar uang primer dan sub pasar uang
sekunder dimana masing-masing mempunyai permintaan dan penawarannya namun
keduanya mempunyai hunbungan satu sama lain. Penawaran uang ialah jumlah uang yang
beredar di masyarakat di suatu perekonomian pada waktu tertentu dimana perubahan
peredaranya tersebut dipengaruhi oleh uang inti dan uang pelipat. Dalam penawaran juga
terjadi proses multiplier merupakan proses pasar. Penawaran uang ditentukan oleh
pemerintah dengan berbagai kebijakan yang ditetapkan pemerintah.Terciptanya uang beredar
adalah otoritas moneter (bank sentral) sebagai supplier uang inti dan lembaga keuangan
(perbankan) sebagai supplier uang sekunder.

DAFTAR PUSTAKA:

Boediono. 2014. Ekonomi Moneter. Yogyakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis UGM

Anonym. 2015. Teori Perlipatgandaan Uang (Money Multiplier). http://www.definisi


pengertian.com/2015/06/teori-perlipatgandaan-uang-money.html, Diunduh pada
tanggal 22 Februari 2016 pukul 14:29 WIB.

Anda mungkin juga menyukai