Dia adalah putra Amr, seorang pemimpin dan imam, Abu Abdurrahman Al
Anshari, Al Khazraji, Al Madani, Al Badri.
Jabal ke Yaman, beliau berwasiat kepadanya. Muadz pada saat itu sedang
menaiki tunggangannya, sementara Rasulullah SAW berjalan di bawah
tunggangannya. Ketika selesai, Rasulullah SAW bersabda, Wahai Muadz,
mungkin engkau tidak bisa lagi bertemu denganku setelah tahun ini, dan
mungkin engkau akan melewati masjid dan kuburanku. Mendengar itu,
Muadz menangis tersedu-sedu karena harus berpisah dengan Rasulullah
SAW. , kemudian beliau memalingkan wajah kearah Madinah, lalu berkata:
"Sesungguhnya orang yang paling utama disisiku adalah orang yang
bertakwa dimanapun tempat dan waktunya". Dalam sebuah redaksi
Rasulallah bersabda: "Janganlah menangis wahai Mu'adz, sesungguhnya
menangis termasuk dari setan".
Diriwayatkan dari Said bin Abu Burdah, dari ayahnya, dari Abu Musa,
bahwa ketika Nabi SAW mengutus Muadz ke Yaman, beliau bersabda
kepada keduanya,
Aku ajarkan kepadamu beberapa kalimat yang dibaca pada setiap selesai
shalat, Rabbi ainni ala dzikrika wa syukrika wa husni ibadatika (ya
Tuhanku, tolonglah aku agar bisa mengingat-Mu, berterima kasih kepada-
Mu, dan beribadah kepada-Mu dengan baik ).
Diriwayatkan dari Muhammad bin Sahal bin Abu Hatsmah, dari ayahnya,
dia berkata, Orang-orang yang berfatwa pada masa Rasulullah SAW
masih hidup itu ada tiga dari kalangan Muhajirin, yaitu Umar, Utsman, dan
Ali, serta tiga dari kalangan Anshar, yaitu Ubai bin Kaab, Muadz, dan
Zaid.
Musa bin Ulai bin Rabah meriwayatkan dari ayahnya, dia berkata, Umar
pernah berkhutbah di hadapan orang-orang di Jabiyah, Barangsiapa
menginginkan pemaha man maka dia hendaknya mendatangi Muadz bin
Jabal.
Diriwayatkan dari Nafi, dia berkata, Umar pernah menulis kepada Abu
Ubaidah dan Muadz, Lihatlah orang-orang shalih dan angkatlah mereka
untuk menjadi qadhi serta berilah mereka rezeki.
Diriwayatkan dari Abu Qilabah dan yang lain, mereka mengatakan bahwa
suatu ketika ada seorang pria melewati para sahabat Nabi SAW, lalu dia
berkata, Berwasiatlah kepadaku! Mereka semua lalu menasihatinya dan
Muadz bin Jabal berada pada akhir kaum. Pria itu berkata, Berwasiatlah
kepadaku niscaya Allah akan merahmatimu! Muadz berkata, Mereka
semua telah menasihatimu dan mereka tidak sembarangan. Aku hanya
akan menyimpulkannya kepadamu. Ketahuilah bahwa kamu tidak
membutuhkan dunia jika kamu lebih membutuhkan akhirat, maka
mulailah mencari nasibmu dari akhirat, karena hal itu akan mengalir
menuju dunia lalu mengaturnya, lalu hilang bersamamu di manapun kamu
menghilang.
Kenapa Mu'adz bisa seperti itu ? Karena beliau pernah mendengar dari
riwayat Rasulullah bahwa penyakit thau'un sesungguhnya adalah rahmat
dari Allah dan do'a Nabi serta wafatnya orang-orang shalih sebelumnya.
Beginilah tanda keikhlasan manusia terbaik umat ini.