Anda di halaman 1dari 29

# TASK 1

PETROLOGI

(TGS 212)

GENESIS MAGMA

Disusun Oleh :

Nama : Raras Prabowo


NIM : (410016130)
Kelas : 01
Dosen :Dr.Hill Gendoet Hartono,ST.,M.T

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI

Sekolah Tinggi Teknologi Nasional


Jl.Babarsari,Catur Tunggal,Depok,Sleman Yogyakarta 55281

KATA PENGANTAR

1
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah swt, atas limpahan
rahmat dan hidayahnya kepada kita semua, terutama kepada penulis sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah tentang Genesa Magma ini dengan
lancar. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah-satu tugas yang
diberikan oleh Dosen Petrologi.

Makalah ini merupakan penjabaran ataupun review dari ilmu yang telah diberikan
saat kegiatan perkuliahan yaitu khususnya membahas tentang genesa
pembentukan magma,tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada:

Dosen Petrologi: Dr.Hill Gendoet Hartono,S.T.,M.T.

Orang tua yang telah mendukung dan mendoakan penulis.

Penulis berharap dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat


bagi kita semua, dalam hal ini menambah wawasan kita mengenai Petrologi,
terkhusus bagi penulis.. Makalah ini merupakan edisi ke-1. Oleh sebab itu buku
ini perlu terus- menerus dilakukan perbaikan dan penyempurnaan. Kritik, saran,
dan masukan untuk perbaikan dan penyempurnaan pada edisi berikutnya sangat
penulis harapkan; sekaligus, akan terus memperkaya kualitas penyajian makalah
ini.

Yogyakarta, 6 April 2017

Raras Prabowo

DAFTAR ISI

2
KATA PENGANTAR ....................................................................

DAFTAR
ISI ..............................................................................................................................
...iiBABI.....................................................................................................................
.. A.BATUAN............................................................................................................
4

1.Definisi Magma............................................................................................... .4

2. Genesa Magma .................................................................................................. 4

B. Magma............................................................................................................... 8

2. Proses Pembentukan Magma............................................................................ 10

3. Komposisi Magma............................................................................................ 13

4 Evolusi Magma.................................................................................................. 13

5. Differensiasi Magma ...................................................................................... 13

6. INTRUSI MAGMA ............................................................................. .18

7. Pembentukan Mineral Dalam Magma............................................................ 23

DEFINISI MAGMA

3
Magma didefinisikan sebagai cairan silikat kental yang pijar terbentuk secara
alamiah ,bertemperatur tinggi dan bersifat mobile(dapat bergerak)serta terdapat
pada kerak bumi bagian bawah .Menurut Turner dan Verhoogen (1960),F.F
Ground (1947),Takeda (1970).

Magma memiliki densitas lebih kecil daripada batuan di sekitarnya, sehingga


magma cenderung naik ke atas menuju permukaan.

Sebagian magma mengalir di permukaan sebagai lava, sebagian lagi dilontarkan


dengan kuat ke udara sebagai material piroklastik (pyroclastic; dari Bahasa
Yunani: pyro = api dan klastos = hancur).

Magma memiliki sifat viskositas, atau resistensi untuk mengalir, yang dikontrol
oleh kandungan silika. Mineral silika tersusun oleh jaringan tetrahedra dengan
ikatan antar atom yang sangat kuat, sehingga sulit untuk bersifat mengalir.
Semakin asam magma, semakin banyak mineral silika, semakin kental atau
semakin tinggi viskositasnya. Sebaliknya magma basa; dimana pada letusan 1783
di Iceland pernah diukur pergerakan magmanya mencapai jarak 80 km.

KERAK DAN MANTEL

4
Magma merupakan larutan yang sangat kompleks,terdiri atas beberapa
bahan yang larut ,ada yang bersifat gas atau volatile
(H2O,CO,CO2,F,Cl,NH3,CH4,S,H2S,dan SO2) yang merupakan penyebab
mobilitas magma dan ada yang bersifat non gas atau nonvolatile (35-79% terdiri
atas silicon dioksida (SiO2) dengan oksida dari unsur-unsur utama lainya seperti
Al,Mg,Ca,Ti,Na dan K) yang merupakan bahan pembentuk mineral yang lazim
dijumpai pada batuan beku.Magma dapat mencapai permukaan bumi,dikeluarkan
sebagai lava.

.Proses pembentukan magma di dalam bumi dikontrol oleh:

5
(I) Gradient geothermal sebagai sumber panas yang diperlukan untuk meleburkan
batuan di mana temperature bertambah sekitar 3 C setiap 100 meter kedalaman.

(ii) Confining pressure atau tekenan dari segala arah yang bertambah seiring
dengan bertambahnya kedalaman.

(iii) Kehadiran Volatile (Gas) yang dapat menurunkan temperature peleburan.

Ditinjau dari lingkungan tektonik ,maka magma paling banyak terbentuk pada
batas lempeng divergent dan konvergent.

A Typical Geothermal Gradient:

Skema Pembentukan Magma

6
Suhu leleh meningkat dengan bertambahnya tekanan, sehingga penurunan
tekanan pada suatu tubuh batuan panas dapat menyebabkan pelelehan.
Kurva leleh bergeser ke kiri ketika terdapat air yang membantu lepasnya
ikatan kimia didalam mineral.
For a mineral with H2O or CO2 present, the melting temperature first
decreases with increasing pressure.
Untuk mineral dengan H2O atau CO2 ini, suhu leleh pertama menurun
dengan meningkatnya tekanan

For a pure dry (no H2O or CO2 present) mineral, the melting temperate
increases with increasing pressure.
Untuk kering murni (tidak ada H2O atau CO2 sekarang) mineral,
pencairan meningkat sedang dengan meningkatnya tekanan.

Dekompresi lebur - Dalam kondisi normal suhu di Bumi, yang


ditunjukkan oleh gradien panas bumi, adalah lebih rendah dari awal
mencairnya mantel. Jadi dalam rangka untuk mantel mencair harus ada
mekanisme untuk menaikkan gradien panas bumi. Mekanisme tersebut
adalah konveksi, dimana panas bahan mantel naik ke tekanan rendah atau
kedalaman, membawa panas secara kontinu .

7
Initial Composition of Magma

Komposisi awal magma ditentukan oleh komposisi batuan sumber dan tingkat
pencairan sebagian. Secara umum, pencairan sumber mantel (garnet peridotit)
menghasilkan magma mafik / basaltik. Mencairnya sumber kerak menghasilkan
magma lebih mengandung silika. Secara umum magma lebih mengandung silika
terbentuk dengan derajat rendah pencairan sebagian. Sebagai tingkat peleburan
parsial meningkat, komposisi kurang mengandung silika dapat dihasilkan. Jadi,
mencair mafik sebuah sumber sehingga menghasilkan magma felsic atau
menengah. Mencairnya ultrabasa (sumber peridotit) menghasilkan magma
basaltik.
Komposisi magma ditentukan oleh komposisi bahan yang meleleh, derajat
fraksinasi, dan jumlah pengotoran dalam magma oleh batuan samping (parent
rock). Dan telah disepakati pula kalau sumber panas di dalam selubung dan inti
bumi adalah :
Panas sisa bumi,
Pembusukan mineral radioaktif,
Pelepasan gelombang tenaga,
Radiasi matahari dan reaksi eksotermik

PEMBENTUKAN MAGMA

8
Teori Tektonik lempeng terbukti sebagai salah satu kontrol utama dalam
kejadian pembentukan dan penyebaran batuan di dalam dan permukaan bumi.
Secara global, magma muncul di permukaan pada dua zona: zona pemekaran
lempeng samudera, dan zona penunjaman lempeng samudera.
Proses Pembentukan Magma pada Zona Penunjaman

1). Convergent boundaries batas lempeng yang ditandai dengan hilangnya

sebagian kerak bumi akibat adanya gaya saling mendekatiantara dua


lempeng,sehingga terjadi tumbukan dan batuan yang lebih berat cenderung
menyusupke bagian bawah lempeng yang lebih ringan.DFaerah penunjaman
membentuk suatu palung dalam,yang biasanya merupkan jalur gempa bumi yang
kuat.Di belakang jalur penunjaman terbentuk rangkaian kegiatan magmatic dan
gunungapi serta berbagai cekungan pengendapan

Magma yang terbentuk di zona penunjaman bersifat menengah (53 65 %


silika) dan asam (>65 % silika), berasal dari batuan penyusun kerak samudera
yang bersifat basa (45 52 % silika).

Perubahan komposisi dari batuan induk basa menjadi magma menengah dan
asam dapat dijelaskan dengan proses pelelehan sebagian (partial melting).

Partial melting terjadi ketika lempeng samudera yang menunjam mencapai


kedalaman tertentu dimana temperaturnya cukup tinggi untuk memulai pelelehan
sebagian.

Proses Pembentukan Magma pada Zona Pemekaran

9
2). Divergent boundaries batas lempeng yang ditandai dengan terbentuknya
kerak bumi baru,terbentuk akibat adanya gaya tarik saling menjauhantara dua
lempeng.Pergerakan lempeng saling menjauh menyebabkan penipisan dan
pergerakan kerak bumi dan akhirnya terjadi pengeluaran material baru dari mantel
membentuk jalur magmatic/gunungapi.Contohnya pembentukanya gunungapi
pematang tengah samudra di Lautan Pasifik.

Dibawah zona pemekaran lempeng, temperatur melebihi suhu leleh,karena


tekanan berkurang akibat terbukanya lempeng.
Ditambah lagi dengan adanya air laut yang masuk lewat retakan batuan
turut mengurangi suhu leleh di bawah zona pemekaran, karena air
membantu energi panas dalam memecahkan ikatan kimia dalam mineral.
Gradien panas bumi (geothermal gradient) bertambah bila semakin dalam.
Nilainya ata-rata 25 oC/km. Sehingga semakin dalam batuan semakin
panas, namun tetap bersifat padat, karena suhu lelehnya juga meningkat
dengan bertambahnya tekanan.

Sea Floor Spreading (pemekaran lantai samudra)

10
Lempeng bergerak saling menjauh sehingga memberikan kesempatan magma
bergerak ke permukaan,kemudian membentuk budur gunungapi tengah samudra

Magma yang terbentuk di zona pemekaran bersifat basa (45 52 % silika).

Tetapi batuan mantel atas darimana magma berasal bersifat ultrabasa (<45 %
silika), tersusun terutama oleh mineral-mineral silika ferromagnesian dan hanya
sedikit mineral-mineral silika non-ferromagnesian.

Penyebab perubahan komposisi dari batuan induk ultrabasa menjadi magma basa
adalah proses pelelehan sebagian (partial melting), dimana hanya sebagian batuan
induk saja yang meleleh membentuk magma.

Partial melting dapat terjadi karena mineral-mineral penyusun suatu batuan


memiliki suhu leleh yang berbeda satu dengan lainnya.

4).Transform boundaries batas lempeng yang ditandai dengan adanya gerakan


lempeng saling bersisian (saling berpapasan) yang hamper tidak memperlihatkan
terjadinya pembentukan kerak bumi baru ataupun menghilangnya kerak bumi
.pergerakan saling bersisian9transform)dicirikanileh adanya sesar mendatar yang
besar,misalnya seperti Sesar San Andreas di Amerika

Its The Mostly Famous Transform Boundaries In The World

11
EVOLUSI MAGMA

Dally 1993,Walker (Vide W.T. Huang 1962) berpendapat bahwa magma


asli(primer) adalah bersifat basa yang selanjutnyaakan mengalami proses
differensiasi menjadi magma yang bersifat lain.

Bunsen(1951,W.T.Huang 1962) mempunyai pendapat bahwa ada dua jenis


magma primer,yaiyu basaltis dan granitis,serta batuan beku merupakan
hasil campuran dari dua magma ini yang kemudian mempunyai komposisi
lain .

Magma dapat berubah menjadi magma yang bersifat lain oleh proses-
proses sebegai berikut :
1 Hibridasi: Pembentukan magma baru karena pencampuran dua magma
yang berlainan jenisnya.
2 Sinteksis:Pembentukan magma baru karena proses asimilasi dengan
batuan samping.
3 Anateksis : Proses pambentukan magma dari peleburan batuan
pada kedalaman yang sangat besar.

Dari magma dengan kondisi tertentu ini selanjutnya mengalami differensiasi


magma. Diferensiasi magma ini meliputi semua proses yang mengubah magma

12
dari keadaan awal yang homogen dalam skala besar menjadi masa batuan beku
dengan komposisi yang bervariasi.
Proses-Proses Diferensiasi Magma, meliputi :

Fragsinasi ialah pemisahan kristal dari larutan magma,karena proses


kristalisasi berjalan tidak seimbang atau kristal-kristal pada waktu
pendinginan tidak dapat mengikuti perkembangan. Komposisi larutan
magma yang baru ini terjadi terutama karena adanya perubahan temperatur
dan tekanan yang menyolok dan tiba-tiba.

Crystal Settling/Gravitational Settling adalah pengendapan kristal oleh


gravitasi dari kristal-kristal berat Ca, Mg, Fe yang akan memperkaya
magma pada bagian dasar waduk. Disini mineral silikat berat akan terletak
dibawah mineral silikat ringan.

Liquid Immisibility ialah larutan magma yang mempunyai suhu rendah


akan pecah menjadi larutan yang masing-masing akan membeku
membentuk bahan yang heterogen.

13
Crystal Flotation adalah pengembangan kristal ringan dari sodium dan
potassium yang akan memperkaya magma pada bagian atas dari waduk
magma.

Vesiculation adalah proses dimana magma yang mengandung komponen


seperti CO2, SO2, S2, Cl2, dan H2O sewaktu naik kepermukaan
membentuk gelembung-gelembung gas dan membawa serta komponen
volatile Sodium (Na) dan Potasium(K).

Difussion ialah bercampurnya batuan dinding dengan magma didalam


waduk magm a secara lateral.

Proses-Proses dalam Dapur Magma

Kristalisasi mineral di dalam dapur magma(magma chumber)bias disebabkan


oleh berbagai factor,seperti terjadinya (i)penurunan temperature dan atau tekanan
(ii)perubahan kimia,seperti perubahan pHyang dihasilkan dari reaksi antara
magma dengan batuan samping(country rock),(iii)perubahan velocitymedia
transport,dan (iv)pemisahan (differensiasi)larutan menjadi beberapa fraksi dalam
dapur magma.Kriatalisasi yang terjadi bias dalam bentuk tersebar(disseminated)
secara acak dalam suatu tubuh batuan atau terkonsentrasi dalam berbagai bentuk
endapan mineral.

Secara umum dalam proses kristalisasi mineral,magma asal yang terbentuk


pada awalnya bersifat mafik(magma basal/gabbro,terutama yang terbentuk di
sepanjang zona subduksi.Magma mafik sebagian besar mengandung komponen
silikat dan dalam jumlah terbatas oksida dan sulfide.Pada kondisi ini, unsur-unsur
bijih dapat terkonsentrasi dalam berbagai bentuk oleh mekanisme pembentukan
batuan berupa kristalisasi,fraksinasi,dan differensiasi magma.

Pada proses kristalisasi selanjutnya,magma sisa (rest magma)semakin bersifat


felsic dan semakin banyak mengandung sulfide dan oksida.Proses differensiasi
magma pada tahapan ini memegang peranan penting dalam membentuk deposit-
deposit mineral berharga.

14
Sebagian magma sisa kemudian menerobos batuan samping yang dikenal
sebagai peristiwa injeksi magmatic.Komponen berharga dari proses ini disebut
deposit injeksi magmat

GENESA MAGMA

Seperti yang dikatakan sebelumya ,magma yang awalnya bersifat basa dapat
berubah menjadi magma asam dan intermediet.

Hal tersebut dapat terjadi melalui beberapa proses yang mungkin,yang pertama
yaitu,proses pembentukan magma dari pencampuran dua jenis magma yang
berbeda,misalnya pada kejadian tumbukan atau subduksi antara lempeng benua
yang bersifat asam dengan lempeng benua yang bersifat basa.

Tumbukan
Akibat tumbukan tersebutr akan timbul tekanan yang tinggi di bidang
subduksi ,sehingga menimbulkan suhu yang tinggi yang kemudian
melelehkan dua jenis lempeng dengan dua jenis komposisi yang berbeda
tersebut bercampur sehingga memungkinkan untuk terbentukmagma
intermediet.
Asimilasi
Percampuran (assimilation), saat evolusi magma juga dipengaruhi oleh
batuan sekitarnya (wall-rock). Magma dalam temperatur tinggi, sewaktu
kristal-kristal mulai terbentuk maka panas ini akan menjalar dan
melarutkan batuan-batuan sekitarnya. Sehingga mempengaruhi komposisi
magma tersebut.
Magma basa yang berasimilasi dengan kerak benua yang bersifat
asam ,misalnya saat proses intrusi yang berlangsung sangat lama karena
jarak yang jauh antara sumber magma dengan permukaan bumi,dapat
menghasilkan magma berkomposisi asam akibat konsentrasi awal magma
yang bersifat basa mulai berubah akibat asimilasi magma basa dengan
batuan asam,sehingga konsentrasi asam lebih dominan pada magma yang
akhirnya sampai kepermukaan bumi.

15
Pemisahan (differentiation), yaitu proses dimana magma yang homogen
terpisah dalam fraksi-fraksi komposisi yang berbeda-beda.

Pembentukan Mineral Dalam Magma


Dalam proses pendinginan magma dimana magma itu tidak langsung
semuanya membeku, tetapi mengalami penurunan temperatur secara perlahan
bahkan mungkin cepat. Penurunan temperatur ini disertai mulainya pembentukan
dan pengendapan mineral-mineral tertentu yang sesuai dengan temperaturnya.
Pembentukan mineral dalam magma karena penurunan temperatur telah disusun
oleh seorang ahli bernama Bowen , yang berdasar penyelidikannya beliau
membuat suatu Deret Reaksi suatu magma menjadi mineral berdasarkan
penurunan temperature magmanya.

Seri Reaksi Bowen


Bowen ditemukan oleh percobaan yang urutan di mana mineral mengkristal
dari magma basaltik tergantung pada suhu. Sebagai magma basaltik didinginkan
Olivine dan plagioklas Ca-kaya mengkristal pertama. Setelah pendinginan lebih
lanjut, Olivine bereaksi dengan cairan untuk menghasilkan piroksen dan Ca kaya
plagioklas bereaksi dengan cairan untuk menghasilkan kurang kaya ca plagioklas.
Tapi, jika olivin dan Ca-plagioklas kaya dikeluarkan dari cairan dengan fraksinasi
kristal, maka sisa cairan akan lebih SiO2 kaya. Jika proses ini berlanjut, sebuah
basaltik magma asli dapat mengubah pertama sebuah magma andesit maka
magma riolit dengan suhu jatuh

16
Urutan kristalisasi dari mineral-mineral pembentuk batuan beku
menyediakan kunci terhadap pemahaman sejarah pendinginan magma .Asumsi
dasar: semua magma berasal dari magma induk basa..

(i) Seri reaksi menerus (countinous) pada kelompok mineral plagioklas,dimana


kristal yang terbentuk pertama kali bereaksi kembali dengan magma sisa untuk
membentuk Kristal baru dengan komposisi yang berbeda tapi memiliki struktur
atom yang kondtan.Kristal pertama yang terbentuk (Ca-plagioklas(anorthite,Ca-
AlSiO))akan kembali bereaksi dengan magma sisa selama proses pendinginan
berlangsung ,sehingga terjadi subtitusi sodium (Na) terhadap kalsium (Ca)
membentuk (Ca,Na-plagioklas (bytownite,CaNaAlSiO0).Proses ini terus berlanjut
sehingga akhirnya terbentuk (Na-plagioklas(albite,NaAlSiO)).

(ii) Seri tak-menerus (discountinous)terdiri atas mineral-mineral ferromagnesian


(Fe-Mg),dimana Kristal yang terbentuk pertama kali bereaksi kembali dengan
magma sisa untuk membentuk Kristal baru dengan komposisi dan struktur atom
yang berbeda.Mineral pertama yang terbentuk pada temperature sekitar 1.100
derajat celcius adalah olivine ((MgFe)2SiO4).Jika temperature mengalami
penurunan,maka juga kembali bereaksi dengan magma sisa membentuk
piroksen((Ca,Mg,Fe,Na)(Si,Al)2O6),dst.Bila proses pendinginan berlangsung
terlalu cepat,mineral yang telah ada tak dapat bereaksi seluruhnya dengan sisa
megma yang menyebabkan mineral yang terbentuk memiliki rim atau
(selubung).Rim tersusun atas mineral telah terbentuk sebelumnya,missal Olivine
dengan rim Piroksen.Deret ini berakhir dengan mengkristalnya
Biotite(K(Mg,Fe)3AlSi3O10 (F,OH)2) dimana semua Fe dan Mg telah habis
dipergunakan dalam pembentukan mineral.

(iii)Apabila kedua jalur reaksi di atas berakhir (Fe,Mg,Ca,dan Na habis),secara


ideal yang tersisa hanya potassium (K).alumunium (Al),dan silica (Si).Semua
unsur sisa tersebut akan bergabung membentuk orthoclase potassiumfeldspar.Bila
tekanan air cukup tinggi maka akan terbentuk mika muscovite.Sisanya,larutan
magma yang sebagian besar mengandung silica dan oksigen membentuk
kuarsa(quartz).Kristalisasi mineral-mineral ini tidak termasuk dalam deret reaksi

17
(countinuous dan discontinuous) karena proses pembentukanya saling terpisah
dan independent.

Batuan yang terbentuk dari magma asal yang mempunyai kandungan Si


rendah sedangkan kandungan Fe dan Mg-nya tinggi,disebut batuan mafik,dengan
mineral utama olivine,piroksen dan plagioclase Ca.Sebaliknya,batuan yang
terbentuk dari magma yang mengandung Mg dan Fe yang rendah,akan mencapai
tahap akhir reaksi ,dengan mineral utama feldspar,kuarsa,dan muskovit,yang
dikatakan sebagai batuan felsic atau sialic.

18
Klasifikasi Batuan beku intrusi Ultramafic / ultra basa berdasarkan
perbandingan mineral Piroxin (Px) , Hornblenda (Hbl) dan mineral Olivin (Ol)
yang terkandung dalam batuan tersebut. (IUGS, 1999)

Types of Magma(Komposisi kima)

Jenis Magma komposisi kimia dari magma dikendalikan oleh kelimpahan


unsur-unsur di Bumi. Si, Al, Fe, Ca, Mg, K, Na, H, dan O membentuk 99,9%.
Karena oksigen begitu melimpah, kimia analisis biasanya diberikan dalam hal
oksida. SiO2 adalah oksida paling berlimpah.

Mafic or Basaltic-- SiO2 45-55 wt%, high in Fe, Mg, Ca, low in
K, Na
.Intermediate or Andesitic-- SiO2 55-65 wt%, intermediate. in Fe,
Mg, Ca, Na, K
Felsic or Rhyolitic-- SiO2 65-75%, low in Fe, Mg, Ca, high in K,
Na.

Gases - At depth in the Earth nearly all magmas contain gas.Gas gives
magmas their explosive character, because the gas expands as pressure is
reduced.
(Gas - Pada kedalaman di Bumi hampir semua magma mengandung

19
gas.Gas Memberikan magma karakter eksplosif mereka, karena gas
mengembang sebagai tekanan Mengurangi.)
Mostly H2O with some CO2
Minor amounts of Sulfur, Cl , and F
Felsic magmas usually have higher gas contents than mafic
magmas
Temperature of Magmas
Mafic/Basaltic - 1000-1200oC
Intermediate/Andesitic - 800-1000oC
Felsic/Rhyolitic - 650-800oC.
THE ROCK SCYCLE

Hingga pada kedalaman 16 kilometer kerak bumi tersusun oleh sekitar


95% batuan beku yang tertutupi oleh batuan sedimen.Sedangkan batuan metamorf
memiliki sebaran yang sangat terbatas,terutama pada daerah-daerah kontak batuan
beku dan zona tektonok.

Semua jenis batuan dapat diamati dipermukaan sebagai singkapan


(outcrop).Proses pembentukanya juga dapat diamati saat ini,seperti kegiatan
gunungapi yang menghasilkan beberapa jenis batuanbeku.proses

20
pelapukan,erosi,transportasi,dan pengendapan sedimen yang telah mengalami
proses pembatuan(litifikation)menjadi beberapa jenis batuan sedimen.

Kerak bumi bersifat dinamik,dan merupakan tempat berlangsungnya


berbagai proses yang mempengaruhi pembentukan ketiga jenis batuan
berikut.Sepanjang kurun waktu dan akibat dari proses-proses ini,suatu batuan
akan berubah menjadi jenis yang lain.Hubungan ini merupakan dasar dari siklus
batuan yang menggambarkan proses interaksi dan transformasi dari tiga kelompok
batuan.

Batuan yang tersingkap dipermukaan kemudian akan mengalami proses


disintegrasi dan dekomposisi oleh gaya permukaan yang dikontrol oleh
iklim.proses ini menghasilkan sedimen yang kemudian terbawa oleh media
transport dan diendapkan di suatu cekungan.endapan sedimen semakin lama
semakin tebal,sehingga sedimen yang berada pada bagian bawah
kemudianmengalami kompaksi dan sementasi,akibat pembebanan sedimen
diatasnya,membentuk batuan sedimen.

Jika endapan sedimen terus bertambah maka perlahan temperature (T)


dan tekanan (P)akan terus bertambah pula.Hal ini menyebabkan batuan sedimen
yang telah terbentuk berangsur terubah menjadi batuan metamorf.Proses ini terus
berlanjut hingga T dan P mencapai titik dimana batuan metamorf mulai
mengalami peleburan sebagian (partial melting) menjadi magma.Jika T dan P
berkurang kerena berbagai faktor ,seperti pergerakan magma mendekati
permukaan,magma mulai mengalami kristalisasi membentuk batuan
beku.Pengangkatan (uplift) dan perataan(denudasi) bias menyebabkan batuan
beku tersingkap dipermukaan dan siklus batuanpun mulai berputar lagi dari awal.

Siklus batuan tak selalu berjalan dalam satu siklus penuh,karena siklus
tersebut dapat terpotong ditengah jalan.Misalnya,batuan sedimen tak berubah
menjadi batuan metamorf,tapi langsung lebur menjadi magma dan membentuk
batuan beku,atau batuan beku termetamorfisme,atau batuan metanmorf tersingkap
dan mengalami pelapukan,atau batuan sedimen kembali mengalami proses

21
pelapukan,atau berbagai kemungkinan lain yang bias terjadi dengan dikontrol oleh
proses internal seperti tektonik dan eksternal yaitu udara dan air.

INTRUSI MAGMA

Telah kita ketahui bersama bahwa magma terbentuk di litosfer yang berasal
dari pergesekan antara 2 lempeng dalam zona subduksi. Pergesekan antara 2
lempeng menimbulkan panas dan mampu melelehkan batuan yang kemudian
lelehan batuan tersebut menjadi dapur magma. Magma dengan temperatur yang
tinggi dan tekanan tinggi pula akan selalu menuju ke tekanan yang lebih rendah
yaitu di permukaan bumi. Maka dari itu usaha magma untuk keluar atau menuju
ke tekanan yang lebih rendah dikenal dengan ekstrusi dan intrusi. Intrusi adalah
proses terobosan magma ke dalam lapisan kulit bumi (litosfer) tetapi tidak sampai
keluar dari permukaan bumi.Ekstrusi adalah proses keluarnya magma dari dapur
magma hingga ke permukaan bumi.Intrusi magma juga menyebabkan berbagai
bentuk penampang Gunung api.Menurut jenisnya intrusi terbagi menjadi beberapa
macam intrusi yang terjadi di bawah permukaan bumi

Bahan volatile dalam magma merupakan penyebab mobilitas magma,


karena bersifat mobil maka magma dapat bergerak naik dari dalam bumi sampai

22
kepermukaan bumi. Pergerakan magma yang naik ini akan melalui bidang bidang
lemah yang ada didalam bumi, selanjutnya pergerakan magma didalam bumi ini
atau yang kita kenal dengan Intrusi.. Macam-macam intrusi tampak seperti pada
gambar, yang diantaranya :

TYPES OF IGNEOUS STRUCTURES


Batolit adalah batuan beku yang terbentuk di dalam dapur
magma, sebagai akibat penurunan suhu yang sangat lambat.
Atau dengan kata lain, batolit adalah intrusi magma yang
berada dekat dengan dapur magma.

Deeper in the earth intrusion of magma can form bulbous bodies called
plutons and the coalescence of many plutons can form much larger bodies called
batholiths.(Lebih dalam intrusi magma dapat membentuk tubuh bulat Disebut
pluton dan perpaduan dari banyak pluton dapat membentuk tubuh yang jauh
lebih besar Disebut batolit).

Plutons are large intrusive bodies, of any shape that intrude in replace
rocks in an irregular fashion. pluton adalah badanintrusi yang besar, dari bentuk
apapun yang mengintrusi untuk menggantikan batuan yang di intrusinya menjadi
tidak teratur.
Lakolit adalah magma yang menyusup di antara lapisan batuan
yang menyebabkan lapisan batuan di atasnya terangkat
sehingga menyerupai lensa cembung, sementara permukaan
atasnya tetap rata.

23
Sill adalah magma yang tipis menyusup di antara lapisan
batuan. Kedudukan nya sejajar dengan perlapisan batuan.

Dike magmatik terbentuk ketika magma mengintrusi ke celah batuan yang


ada kemudian mengkristal sebagai intrusi lembar, baik memotong seluruh
lapisan batuan atau melalui massa batuan yang tak berlapis.

Diatrema adalah magma yang mengisi pipa letusan, berbentuk


silinder, mulai dari dapur magma sampai ke permukaan bumI

Magma and Igneous Rocks

24
Igneous Rocks are formed by crystallization from a liquid, or magma.
They include two types (Batuan beku dibentuk oleh Kristalisasi dari
cairan, ataumagma. Batuantersebut termasuk dua tipe ini:
o Volcanic or extrusive igneous rocks form when the magma cools
and crystallizes on the surface of the Earth(vulkanik atau batuan
beku ekstrusif terbentuk Ketika pendinginan magma dan
mengkristal di permukaan bumi).
o Intrusive or plutonic igneous rocks wherein the magma
crystallizes at depth in the Earth(Intrusive atau batuan beku
plutonik dimana batuan beku yang mengkristal jauh di dalam
bumi).

Magma is a mixture of liquid rock, crystals, and gas. Characterized by a


wide range of chemical compositions, with high temperature, and
properties of a liquid. (Magma adalah Campuran batu cair, Kristal, dan
gas. Ditandai dengan berbagai komposisi kimia, dengan suhu tinggi, dan
sifat dari cairan)
Magmas are less dense than surrounding rocks, and will therefore move
upward. If magma makes it to the surface it will erupt and later crystallize
to form an extrusive or volcanic rock. If it crystallizes before it reaches
the surface it will form an igneous rock at depth called a plutonic or
intrusive igneous rock. (magma kurang padat daripada batu sekitarnya,
karena itu akan bergerak ke atas. Jika magma ke permukaan akan
menimbulkan erupsi atau letusan dan akhirnya mengkristal untuk
membentuk batu ekstrusif atau vulkanik. Jika mengkristal sebelum
mencapai permukaan akan membentuk batuan beku pada kedalaman
tertentu, disebut plutonik atau batuan beku intrusif).

Viscosity of Magmas

25
Viscosity is the resistance to flow (opposite of fluidity). Depends on
composition, temperature, & gas content. (Viskositas adalah resistensi
terhadap aliran (Opposite fluiditas). Tergantung pada komposisi, suhu, &
kandungan gas )
o Higher SiO2 content magmas have higher viscosity than lower
SiO2 content magmas.(Tinggi SiO2 magma konten memiliki
viskositas yang lebih tinggi daripada yang lebih rendah SiO2
magma konten)

Lower Temperature magmas have higher viscosity than higher


temperature magmas. (magma Suhu rendah memiliki
viskositas lebih tinggi dari magma suhu yang lebih tinggi)
Explosive eruptions are favored by high gas content and high viscosity
(andesitic to rhyolitic magmas).( letusan Explosive terkandung kandungan
gas tinggi dan viskositas tinggi (andesit ke magma rhyolitic)

o Expansion of gas bubbles is resisted by high viscosity of magma -


results in building of pressure. (Perluasan gelembung gas ditahan
oleh viskositas tinggi dari batuan beku hasilnya untuk
membangun tekanan).
o High pressure in gas bubbles causes the bubbles to burst when
reaching the low pressure at the Earth's surface. (Tekanan tinggi
dalam gelembung gas menyebabkan gelembung meledak Ketika
Mencapai tekanan rendah di permukaan bumi.)
o Bursting of bubbles fragments the magma into pyroclasts and
tephra (ash). (Meledakan fragmen gelembung magma dalam
batuan beku pyroclasts dan tephra (abu)
o Cloud of gas and tephra rises above volcano to produce an eruption
column that can rise up to 45 km into the atmosphere. (gas awan
dan tephra naik di atas gunung berapi untuk menghasilkan kolom
letusan yang dapat naik hingga 45 km ke atmosfer).

26
Tephra that falls from the eruption column produces a tephra fall deposit.
(jatuhan tepra dari kolom erupsi menghasilkan deposit jatuh tephra)

If eruption column collapses a pyroclastic flow may occur, wherein gas


and tephra rush down the flanks of the volcano at high speed. This is the
most dangerous type of volcanic eruption. The deposits that are produced
are called ignimbrites. (Jika kolom letusan runtuh aliran piroklastik dapat
terjadi, dimana gas dan tephra bergegas menuruni sisi gunung berapi
dengan kecepatan tinggi. Ini adalah jenis yang paling berbahaya dari
letusan gunung berapi. Deposito yang dihasilkan disebut ignimbrites)

THE SCENE OF LAVA AND PIROKLASTIC

27
Hubungan Antara Jenis Batuan Dengan Keberadaanya Pada Kerak Bumi
Intrusive:
o Hipabisal-ryolit porfiri

28
-Andesit porfiri
-Basalt porfiri

29

Anda mungkin juga menyukai