Anda di halaman 1dari 7

3.

Intervensi Keperawatan
Menurut Doenges, (2000) dan Carpenito, (2000) fokus intervensi untuk diagnosa keperawatan diatas adalah
Tabel 2.1 Perencanaan keperawatan

No Dx. Keperawatan Tujuan & Kriteria hasil Intervensi Rasional


1 Nyeri berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan 1.1 Kaji keluhan nyeri, perhatikan 1.1 Kaji ulang keluhan nyeri pasien meliputi
keperawatan selama 3x24 lokasi, lamanya dan intensitas intensitas, karakteristik, lokasi.
iritasi kimia peritoneum
jam, diharapkan nyeri (skala 0 - 10), perhatikan
perifer, trauma jaringan,
menjadi berkurang atau petunjuk verbal dan non verbal 1.2 Nyeri hebat ditandai dengan peningkatan TD dan
akumulasi cairan dalam hilang 1.2 Observasi tanda-tanda vital nadi.
1.3 Relaksasi dan napas dalam mempermudah
KH:
rongga abdomen/distensi
istrahat dan memperbaiki respon terhadap nyeri
1. Mengekpresikan 1.3 Ajarkan tehnik relaksasi dan
abdomen.
penurunan nyeri/ napas dalam yang sesuai dan 1.4 Memudahkan drainase cairan/luka karena
ketidaknyamanan anjurkan pasien untuk gravitasi dan membantu meminimalkan nyeri
2. Tanda-tanda vital dalam melakukannya bila nyeri timbul karena pergerakan
1.5 Membantu menghilangkan nyeri dan
batas normal TD: 120/80 1.4 Pertahanka posisi semi fowler
meningkatkan penyembuhan
mmHg, N: 60-100 sesuai kebutuhan
x/menit, RR: 12-20 1.5 Kolaborasi dengan dokter
X/mmenit dalam pemberian terapi
3. tampak rileks analgetika
4. mampu tidur/ istirahat
dengan tenang.
Intervensi Keperawatan
No Dx. Keperawatan Tujuan & Kriteria hasil Intervensi Rasional

40
2 Kekurangan volume Setelah dilakukan tindakan 2.1 Pantau tanda vital, catat adanya 2.1 Membantu dalam evaluasi derajat deficit
cairan berhubungan keperawatan selama 3x24 hipotensi, takikardia, takipnea, cairan/keefektifan penggantian terapi cairan dan
dengan perpindahan jam, diharapkan terjadi demam. respon terhadap pengobatan
2.2 Pertahankan masukan dan haluaran 2.2 Menunjukan status hidrasi keseluruhan.
cairan ekstraseluler, keseimbangan cairan.
yang akurat dan hubungkan dengan
intravaskuler dan area KH: 2.3 Hipovolemia, perpindahan cairan, dan
berat badan harian.
interstisial kedalam 1. Haluaran urin adekuat kekurangan nutrisi memperburuk turgor kulit,
2.3 Observasi kulit/membran mukosa
usus dan/atau area dengan berat jenis urin menambah edema jaringan.
untuk kekeringan, turgor. Catat edema
2.4 Jaringan edema dan adanya gangguan sirkulasi
peritoneal. stabil.
perifer/sakral.
2. Tanda vital stabil. cenderung merusak kulit
2.4 Rubah posisi dengan sering, berikan
3. Membran mukosa
perawatan kulit dengan sering dan
lembab, turgor kulit 2.5 Memberikan informasi tentang hidrasi, fungsi
pertahankan tempat tidur kering dan
baik, dan pengisian organ
bebas lipatan.
kapiler meningkat, dan 2.5 Kolaborasi : Awasi pemerikasaan
berat badan dalam laboratorium, contoh Hb/Ht, elektrolit,
rentang normal yaitu protein, albumin, BUN, kreatinin 2.6 Mengisi/mempertahankan volume sirkulasi dan
2.6 Berikan plasma/darah, cairan, keseimbangan elektrolit.
(50,4 61,6 Kg)
elektrolit, diuretik sesuai indikasi. 2.7 Menurunkan hiperaktivitas usus dan kehilangan
2.7 Pertahankan puasa dengan aspirasi
dari usus.
nasogastrik/intestinal.

Intervensi Keperawatan
No Dx. Keperawatan Tujuan & Kriteria hasil Intervensi Rasional
3 Resiko tinggi perubahan Setelah dilakukan tindakan 3.1 Kaji bising usus dan adanya 3.1 Menilai fungsi usus normal / tidak.
3.2 Jumlah besar dari aspirasi gaster dan
nutrisi kurang dari keperawatan 3 x24 jam flatus.

41
kebutuhan tubuh yang diharapkan Pemenuhan 3.2 Monitor muntah/diare, muntah/diare menandakan obstruksi usus yang
berhubungan dengan nutrisi pasien adekuat dengan pengeluaran cairan melalui membutuhkan evaluasi lebih lanjut.
3.3 Nutrisi penting bagi metabolisme tubuh dan
mualk, muntah, gangguan kriteria hasil : NGT (bila digunakan).
1. Berat badan dalam batas 3.3 Jelaskan pada pasien membantu dalam proses penyembuhan
fungsi usus, puasa.
normal pentingnya nutrisi bagi tubuh.
3.4 Membantu pemberian nutrisi sehungga
2. Lingkar lengan dalam 3.4 Berikan nutrisi per parenteral
kebutuhan nutrisi pasien tetap terpenuhi.
batas normal sesuai instruksi.
3.5 Mengetahui perubahan status nutrisi pasien.
3. Turgor kulit baik 3.5 Timbang BB tiap hari.
3.6 Diet yang tepat dan bertahap mengurangi resiko
4. Menunjukkan 3.6 Kolaborasi dengan dokter dan
gangguan lambung dan mencegah komplikasi.
peningkatan fungsi ahli gizi dalam pemberian diet
pengecapan dari menelan pasien.
5. Tidak terjadi penurunan
berat badan berarti

Intervensi Keperawatan
No Dx. Keperawatan Tujuan & Kriteria hasil Intervensi Rasional
4 Resiko tinggi infeksi Setelah dilakukan tindakan 4.1 Kaji tanda vital dengan sering 4.1 Tanda adanya syok septic, endotoksin sirkulasi
terhadap septikimia keperawatan 3 x24 jam catat tidak membaiknya atau menyebabkan vasodilatasi, kehilangan cairan
berhubungan dengan diharapkan infeksi tidak berlanjutanya hipotensi , dari rendahnya curah jantung.
tidak edukuat pertahanan terjadi/terkontrol dengan penurunan tekanan nadi,
primer (kulit rusak, kriteria hasil: takikardi, demam takipnea. 4.2 Mempengaruhi pilihan intervensi
4.2 Catat factor resiko individu
trauma jaringan, 1. Tidak ada tanda-tanda
contoh trauma abdomen,
gangguan peristaltik), infeksi seperti pus
apendisitis akut, dialysis
tidak edukuat pertahanan 2. Luka bersih tidak lembab 4.3 Hipoksemia, hipotensi, dan asidosis dapat
peritoneal
sekunder dan tidak kotor, menyebabkan status mental
4.3 Catat perubahan status mental

42
3. tanda-tanda vital dalam (contoh bingung, pusing). 4.4 Hangat, kemerahan, kulit kering, dalam tanda
4.4 Catat warna kulit, suhu,
batas normal atau dapat di dini septic kimia. Selanjutnya manifestasi
kelembaban.
toleransi termasuk dingin, kulit pucat lembab dan
sianosis sebagai tanda syok
4.5 Awasi keluaran urine 4.5 Oliguria terjadi sebagai akibat penurunan
perfusi ginjal, toksin dalam sirkulasi
mempengaruhi antibiotic.
4.6 Pertahankan teknik aseptic ketat 4.6 Mencegah meluas dan dan membatasi
pada perawatan drein abdomen, penyebaran organisme infektif/kontaminasi
luka, insisi invasive. Bersikan silang.
dengan betadin atau larutan lain
yang cepat.
4.7 Observasi drinase pada 4.7 Memberikan informasi tentang status infeksi.
luka/drain.
4.8 Pertahankan teknik steril bila 4.8 Mencegah penyebaran, membatasi
pasien dipasang kateter, dan pertumbuhan bakteri pada traktus urinarius.
berikan perawatan
kateter/kebersihan perinealrutin 4.9 Menurunkan resiko terpanjang
4.9 Awasi/batasi pengunjung dan pada/penambahan infeksi sekunder pada pasien
staf sesuai kebutuhan .berikan yang mengalami tekanan imun.
perlindungan isolasi bila di
4.10Mengidentifikasikan mikroorganisme dan
indikasikan.
4.10 Bantu dalam aspirasi peritoneal membantu dalam mengkaji keefektifan program
bila di indikasikan. antimikrobiol
4.11Dilakukan untuk membuang cairan dan untuk
4.11 Kolaborasi pemberian anti mengidentifikasi organisme infeksi sehingga

43
microbial, contoh gentamisin terapi anti biotic yang tepat
(garamicyn) ; amikasin
(amikin); klindamisin (clocin)
lavase peritoneal/IV.
Intervensi Keperawatan
No Dx. Keperawatan Tujuan & Kriteria hasil Intervensi Rasional

44
5. Ansietas berhubungan Setelah dilakukan tindakan 5.1 Evaluasi tingkat ansietas, catat 5.1 Ketakutan dapat terjadi karena nyeri hebat,
dengan krisis situasi, keperawatan 3 x24 jam respoon non verbal pasien meningkatkan perasaan sakit, penting pada
ancaman diharapkan Ansietas dorong ekspresi bebas akan prosedur diagnostic dan kemungkina
kematian/perubahan berkurang/terkontrol dengan emosi. pembedahan .
satatus kesehatan, factor kriteria hasil : 5.2 Berikan informasi tentang 5.2 Mengetahui apa yang di harapkan dapat
fisisologi, status 1. Klien mampu proses penyakit dan antisipasi menurunkan ansietas.
hipermetabolik. merencanakan strategi tindakan .
5.3 Membatasi dalam kelemahan, menghemat
koping untuk, situasi- 5.3 Jadwalkan istirahat edekuat dan
energi, dan dapat meningkatkan kemampuan
situasi yang Membuat periode menghentikan tidur.
koping.
stress.

2. Klien mampu
mempertahankan
penampilan peran.

3. Klien melaporkan tidak


ada manefestasi
kecemasan seara fisik,
serta tidak ada
manefestasi perilaku
akibat kecemasan.

Intervensi Keperawatan
No Dx. Keperawatan Tujuan & Kriteria hasil Intervensi Rasional
6 Kurang pengetahuan Setelah dilakukan tindakan 6.1 Kaji ulang penyakit dasar dalam 6.1 Memberikan dasar pengetahuan pada

45
tentang kondisi, prognosis keperawatan 2 x24 jam harapan untuk sembuh. pasien yang memungkinkan membuat
dan kebutuhan diharapkan pengetahuan pilihan berdasarkan informasi.
pengobatan berhubungan pasien bertambah tentang 6.2 Diskusikan program pengobatan 6.2 Antibiotic dapat dilanjutkan setelah pulang
dengan kurang proses penyakit dan jadwal dan kemungkina efek tergantung lamanya di rawat.
terpajan/mengingat, salah pengobatannya dengan samping . 6.3 Mencegah, kelemahan meningkatkan
interpretasi informasi, kriteria hasil : 6.3 Anjurkan melakukan aktifitas perasaan sehat.
tidak mengenal sumber 1. Pasien mengatakan biasanya secara bertahan sesuai
informasi mengerti tentang proses toleransi, dan sediakan waktu untuk 6.4 Menghindari peningkatan tekan
penyakit dan pengobatan istrahat adekuat intraabdomen yang tidak perlu dan
2. Pasien mengatakan 6.4 Kaji ulang pembatasan aktivitas tegangan otot
mengerti tentang contoh hindari mengangkat berat, 6.5 Menurunkan resiko kontaminasi.
perawatan di rumah dan konstipasi. Memberikan kesempatan utuk
tidak lanjutnya. 6.5 Lakukan penggantian balutan secara mengevaluasi proses penyembuhan.
3. Pasien ikut berpartisipasi aseptic, perawataan luka. 6.6 Pengenalan dini dan pengobatan terjadinya
dalam proses perawatan. 6.6 Identifikasi tanda/gejala yang komplikasi dapat mencegah
memerlukan evaluasi medis, contoh penyakit/cedera serius.
berulanganya nyeri/distensi abdomen,
muntah, demam, menggigil, atau
adanya drinaese purulen,
benkak/eritime pada insisi beda. (bila
ada).

46

Anda mungkin juga menyukai