Bila angka dari hal satu dibandingkan dengan angka dari hal yang lain akan
diperoleh sebuah nilai yang dinamakan angka perbandingan.
Apabila angka perbandingan tersebut dinyatakan dalam bentuk persentase,
dengan jalan mengalikannya dengan angka 100 %, akan diperoleh angka
relatif.
Sesuatu hal yang akan diperbandingkan dapat berupa ; harga, kuantita, dan nilai.
Sehingga bila dinyatakan dalam persentase akan didapatkan :
Angka relatif harga (price relative)
Angka relatif kuantita (quantity relatives)
Angka relatif nilai (value relatives)
Suatu tahun yang dipakai sebagai dasar perbandingan dinamakan tahun dasar.
angka indeks ialah suatu ukuran statistik yang menunjukkan perubahan suatu
variabel atau sekumpulan variabel yang berhubungan satu sama lain pada waktu
atau tempat yang sama atau berlainan.
I=
Tabel 8 2
Harga Relatif 9 pokok bahan pokok di Surakarta
Jenis Bahan Pokok Harga Relatif
193,38
. 100 = 122,21
Beras kualitas sedang
158,24
308,28
. 100 = 130,61
Ikan asin teri nomor 2
236,03
488,75
. 100 = 103,67
Minyak goreng Princo
471,47
249,86
. 100 = 113,78
Gula Pasir SHS
219,59
488,75
. 100 = 103,67
Garam bataan
471,47
30,98. 100 = 117,44
Minyak Tanah
26,38
158,96
. 100 = 115,88
Sabun Cuci 137,24
304,31
. 100 = 127,17
Tekstil kasar mori putih
239,29
1.329,17. 100 = 135,98
Batik kasar mori biru
977,50
Sumber : Tabel 8 1
II. Indeks Kuantita
a. Metode Agregatif Sederhana
Contoh :
Dibawah ini ditunjukkan data tentang besarnya produksi daging di Indonesia
pada tahun 2002 2003 dinyatakan dalam ton.
Tabel 8 3
Produksi Daging di Indonesia
2002 2003
(Ton)
Jenis daging 2002 2003
qo qn
Sapi 196.080 202.600
Kerbau 57.127 59.630
Kambing 13.915 14.872
Domba 10.989 11.648
Babi 38.620 41.241
Kuda 0.732 0.910
Unggas 48.140 48.499
Jumlah 365.600 379.400
Produksi daging di Indonesia pada tahun 2003 mengalami kenaikan 3,77 % bila
dibanding produksi daging tahun 2002
b. Metode rata rata kuantita relatif
Tabel 8 4
Kuantita Relatif Produksi Daging di Indonesia
qn
qo
I .100
k
752,48
I 107,5
7
Angka Indeks Tertimbang
- Indeks Laspeyres
Tabel 8 5
Indeks Tertimbang Laspeyres dari 10
Bahan Ekspor di Luar Minyak Bumi
2003 2004
Harga Kuantitas
Jenis bahan 2003 2004 2003 pn qo po qo
po pn qo
Kayu 21,66 45,84 12.698,6 582.103,82 275.051,68
Karet 255,65 537,31 827,0 444.516,56 211.499,24
Minyak sawit 170,33 321,70 246,0 79.138,20 41.901,95
Timah 3.370,19 4.661,90 20,8 96.967,52 70.099,95
Hasil tambang di luar rumah 11,74 30,51 5.460,7 75.075.96 28.888,62
Hewan dan hasil hewan lainnya 421,05 1.067,37 100,7 107.484,16 42.399,74
Teh 77,63 682,71 65,6 31.131,58 30.899,93
Tembakau 1.181,48 1.314,12 27,0 35.481,24 31.899,96
Lada 818,58 1.218,25 24,5 29.847,12 20.800,01
Tapioca dan bahan makanan 41,20 49,22 907,7 44.676,99 37.397,24
lainnya
1.526.423,5 790.837,55
p .q
n 0
.100
L = p .q
0 0
1.526.423,5
.100
790.837,55
=
= 193,01
Indeks Paasche
p .q .100
n n
P=
p .q 0 n
Table 8 6
Indeks Tertimbang Paasche dari 10
Bahan Ekspor di Luar Minyak Bumi
2003 2004
Harga Kuantitas
Jenis bahan 2003 2004 2004 pn qn po qn
p0 pn qn
Kayu 21,66 45,84 15.708,4 720.073,06 340.243,94
Karet 255,65 537,31 900,6 483.901,39 230.238,39
Minyak sawit 170,33 321,70 277,9 89.400,43 47.334,71
Timah 3.370,19 4.661,90 21,0 97.899,90 70.773,99
Hasil tambang di luar rumah 11,74 30,51 2.543,6 77.605,24 29.861,86
Hewan dan hasil hewan lainnya 421,05 1.967,37 95,8 102.254,05 40.336,59
Teh 677,63 682,71 45,7 31.199,85 30.967,69
Tembakau 1.181,48 1.314,12 34,7 45.599,96 40.997,36
Lada 848,98 1.218,25 25,2 30.699,90 21.394,30
Tapioca dan bahan makanan lainnya 41,20 49,22 1.145,9 56.401,20 47.211,08
1.735.034,98 899.359,91
Indeks tertimbang paasche dari 10 bahan pokok ekspor di luar minyak bumi
2004 adalah :
1.735.034,98
P= 899.359,91
.100
= 192,92
pq n 0
pn qn
= pq p0 q n
0 0
.100
2
= 193,01 + 192,92
2
= 192,96
I= LP
=
p q . p q
n 0 n n
.100
pq pq 0 0 0 n
- Indeks Edgeworth
p (q
n 0
qn )
.100
I=
p (q
0 0
q n
)
p (qn 0 qn )
.100
I =
p (q0 0
qn )
I = 3.291.483,90 . 100
1.690.197,46
= 194,74
p .q
n a
.100
I=
p .q
0 a
(p / p
n 0
).W
.100
I=
W
( p / p )( p .q ) .100
n 0 0 0
I= p .q 0 0
( p / p ) p .q ) .100
n 0 n n
I= p .q n n
Table 8 8
Indeks Terimbang dengan Metode Rata-rata Harga Relatif
Dari 5 Jenis Hasil Palawija
Palawija po pn qo qn pn/po po.qo pn.qn pn/po(po.qo) pn/po(pn.qn)
Kacang tanah 69,1 272,0 741 937 2,92 51.203,1 89.234,0 149.513,05 252.680,08
Gaplek 31,0 66,1 958 1.499 2,13 29.698,0 99.083,9 63.156,74 211.048,71
Kedelai 43,9 100,0 039 030 2,28 100000 3.000,0 390,59 6.840,00
Tapioca 40,5 98,9 278 400 2,44 11.259,0 39.560,0 27.470,56 96.526,40
Jagung 56,8 130,0 2.341 3.242 2,29 132.968,8 421.460,0 304.498,55 965.143,40
226.841,0 752.377,9 548.643,89 1.832.238,59
Bila digunakan timbangan nilai pada tahun dasar maka angka indeksnya :
I = 548.648,89 . 100
266.481,0
= 241,86
Bila digunakan timbangan nilai pada tahun yang ditentukan, maka angka
indeksnya :
I = 1.832.238,59 . 100
752.377,9
= 243,53
ANGKA INDEKS RANTAI
I i1,i
pq
.100
i a
p q
i 1 a
Contoh :
Table dibawah ini menunjukkan data harga dari 4 jenis tekstil tahun 2003-2006
dan konsumsi tekstil 2004.
Tabel 8 9
Table 2003 2006 dan Konsumsi 2004 dari
4 jenis tekstil
Jenis Harga Konsumsi
p03 q04 p04 q04 p05 q04 p06 q04
Tekstil 2003 2004 2005 2006 2004
Katun 338 350 349 348 4.125,2 1.394.317,6 1.443.820,0 1.439.820,8 1.435.569,6
Wool 1.729 1.706 1.421 1.371 389,9 674.137,0 665.169,4 554.047,9 534.552,9
Rayon 351 340 341 320 1.154,8 405.334,8 392.632,0 393.786,8 369.536,0
Sutera 5.295 4.920 4.594 4.486 006,4 033.888,0 031.488,0 029.401,6 028.710,4
2.507.677,5 2.533.109,4 2.416.931,1 2.368.368,9
Indeks rantai :
I 03, 04 p q .100 2.533.109,4 .100 101,01
04 04
p q 03 04
2.507.677,5
p q 2.416.931,1
I .100
05 04
.100 95,41
p q
04 , 05
04 04
2.533.109,4
I 05, 06
p06 q04 .100 2.368.368,9 .100 97,99
p05 q04 2.416.931,1
Andaikan kita mempunyai dua indeks rantai yang berturutan, katakana I 06,07 dan
I07,08, kita dapat mengkombinasikan sehingga didapat sebuah indeks baru (angka
100 tidak dituliskan).
I 06, 08 I 06 , 07 .I 07 , 08
p
07 qa
.
p08 qa
p
08 qa
p
06 qa p07 qa p
06 qa
Bila rumusan tersebut diperluas katakan 2002 dan 2007, akan kita dapatkan :
I02,07 = I02,03.I03,04.I04,05.I05,06.I06,07
I 02 , 07 p 07
qa
p q
02 a
Menurut Dubois (1964 : 202 203), angka indeks rangkai dengan dasar tetap
disebut indeks rantai (chain indexes), sedangkan indeks rangkai dengan dasar
yang berubah-ubah secara berturutan dinamakan relative sambung (link
relatives). Sebagai contoh periksa Tabel 8 12 di bawah ini :
Tabel 8 12
Link Relatives dan Chain Indexes
Penjualan Eceran Barang Tahun Lama 2001 2009
Tahun Penjualan Link Chain index
(Jutaan) Relative (2004 = 100)
2001 54,5 - 93,8
2002 55,3 101,5 95,2
2003 60,4 109,2 104,0
2004 58,1 96,2 100,0
2005 67,0 115,3 115,3
2006 65,8 98,3 113,2
2007 68,5 104,1 117,8
2008 63,4 92,6 109,1
2009 71,7 113,1 123,4
MEMINDAHKAN TAHUN DASAR
Berdasarkan data Tabel 8-13 kolom kedua, kita dapat menghitung angka indeks
dengan tahun dasar yang baru (2002).
112 ,3
I 02, 05 .100 103,9
108,1
100,0
I 02 , 98 .100 92,5
108,1
I 02 ,97
98,0
.100 90,7 Dan seterusnya periksa kolom tiga
108,1
Tabel 8 14
Upah Uang dan Upah Nyata Buruh
Perusahaan Industri di Kawasan Tertentu 1997 2006
Tahun Rata-rata Indeks Biaya Upah nyata
Upah Mingguan Hidup
1998 = 100
1997 5,030 98,0 5,132
1998 5,465 100,0 5,465
1999 5,521 102,2 5,402
2000 6,018 101,8 5,911
2001 6,525 104,5 6,244
2002 6,800 108,1 6,229
2003 7,112 108,9 6,531
2004 7,447 110,0 6,770
2005 7,873 112,1 7,010
2006 7,925 113,1 7,007
Upah nyata pada kolom tiga diperoleh dengan cara membagi upah uang dengan
indeks biaya hidup
5,030
.100 5,132
98,0
5,465
.100 5,465
100,0
5,521
.100 5.402 dan seterusnya.
102,2
Proses menghitung upah nyata dengan cara mengkalikan upah uang dengan
daya beli rupiah atau upah uang dibagi dengan indeks harga dinamakan proses
pendeflasian (deflating)
Kenaikan upah uang dari tahun 1997 sampai dengan tahun 2006.
7.925 5.030 = 58 %
5.030
Kenaikan upah nyata = 7.007 5.132 = 37%
5,132
Kenaikan upah uang dapat mengimbangi kenaikkan indeks harga yang terjadi
sehingga kenaikkan upah nyata menjadi kurang dari sebanding.