Anda di halaman 1dari 3

DEFINISI NAJIS

Najis (Arab, )berasal dari bahasa Arab dari akar kata masdar (verbal noun) najasah yang
secara etimologis bermakna kotor (qadzarah - ). Sedangkan dalam terminologi fiqh
(syariah), najis adalah sesuatu yang kotor yang diperhntahkan oleh syariah untuk suci darinya
dan menghilangkannya dari baju dan badan dan dari segala sesuatu yang disyaratkan sucinya
saat memakai. Seperti sucinya baju dan badan pada saat melaksanakan shalat dan tawaf umarah
dan haji.

Ibnu Hajar Al-Haitami dalam Tuhfatul Muhtaj fi Syarhil Minhaj ()


menyatakan bahwa najis dalam definisi syariah adalah perkara kotor yang mencegah sahnya
shalat.

PERKARA NAJIS

Perkaran atau sesuatu yang dianggap najis menurut syariah Islam sebagai berikut:

1. Kencing baik kencing bayi atau kencing orang dewasa.


2. Tinja (kotoran manusia) atau kotoran hewan
3. Khamr (mimunam beralkohol).
2. Bangkai hewan yang mati tanpa disembelih secara syariah dan seluruh anggota badannya
seperti daging, tulang, tanduk, kuku, dll kecuali,
(a) belalang, hewan laut dan hewan sangat kecil yang darahnya tidak mengalir seperti lalat dan
sejenisnya. Khusus untuk lalat dan sejenisnya apabila masuk ke air yang sedikit (kurang 2
qullah) dalam keadaan hidup kemudian mati dalam air, maka airnya tetap suci.
(b) bangkai manusia, hukumnya suci baik muslim atau nonmuslim (kafir).
3. Darah.
4. Nanah.
5. Muntah.
6. Anjing dan Babi
7. Madzi yaitu cairan putih encer yang keluar bukan karena syahwat. .
8. Wadi yaitu cairan pekat kental yang keluar setelah kencing atau setelah membawa beban
berat.
9. Mani (sperma) anjing dan babi.
10. Susu hewan yang tidak halal dagingnya kecuali susu manusia.

TINGKATAN NAJIS

Menurut madzhab Syafi'i, tingkatan najis terbagi menjadi 3 (tiga) macam. Yaitu, najis ringan
(mukhaffafah), najis sedang/pertangahan (mutasswithah) dan najis berat (mughalladzah).

NAJIS MUKHOFFAFAH (RINGAN)

Najis mukhaffafah adalah najis ringan yang cara menghilangkannya cukup dengan menyiramkan
air pada najis tersebut. Najis mukhaffafah terdapat pada kencingnya anak kecil laki-laki yang
belum berusia 2 tahun dan tidak makan apa-apa kecuali ASI (air susu ibu).
NAJIS MUTAWASSITAH (SEDANG / MENENGAH)

Najis mutawasithah adalah najis yang umum seperti darah, bangkai, kotoran manusia atau
hewan, muntah, kencing, dll yang cara mensucikannya adalah dengan menghilangkan benda
najis tersebut dan setelah hilang baru disiram dengan air. Kalau benda najisnya sudah hilang,
maka penyiraman air cukup dilakukan sekali saja.

NAJIS MUGHOLLADZAH (BERAT)

yaitu najis anjing dan babi. Yang cara mensucikannya adalah dengan (a) menghilangkan benda
najisnya; (b) menyiramkan air sebanyak 7 (tujuh) kali salah satunya dicampur dengan debu atau
tanah.

JENIS NAJIS

Ada dua jenis najis yaitu najis hukmiyah ( ) dan najis ainiyah () .

NAJIS HUKMIYAH ()

Najis hukmiyah adalah najis yang tidak kelihatan warnanya, baunya dan rasanya. Kalau suatu
najis sudah dibuang dan sudah tidak kelihatan, maka tempat najis tersebut statusnya menjadi
najis hukmiyah. Cara menyucikannya adalah dengan menyiramkan air satu kali. Adapun bekas
siraman air dari najis hukmiyah adalah mutakmal atau suci tapi tidak bisa untuk menyucikan
barang najis atau untuk berwudhu.

NAJIS AINIYAH ()

Najis ainiyah adalah sebaliknya najis hukmiyah yaitu najis yang kelihatan warnanya, baunya dan
rasanya. Dengan kata lain, najis ainiyah adalah najis itu sendiri. Misalnya, anda melihat air
kencing di lantai, maka air kencing itu namanya najis ainiyah. Kalau air kencing itu dibuang
dengan kain atau tisu sampai tidak tampak lagi, maka status tempat yang terkena najis kencing
tadi disebut najis hukmiyah. Jadi, tempat bekas najis itu belum suci kecuali setelah disiram
dengan air.

CARA MENGHILANGKAN NAJIS

Adapun cara menghilangkan najis adalah tergantung dari tingkatan (ringan, sedang, berat) dan
jenis najisnya (ainiyah atau hukmiyah).

CARA MENGHILANGKAN/MENYUCIKAN NAJIS RINGAN (MUKHAFFAFAH)

Najis mukhaffafah adalah terdapat pada kencing anak laki-laki usia di bawah 2 tahun dan belum
memakan makanan apapun kecuali ASI (Air Susu Ibu). Adapun kencing bayi perempuan status
najisnya sama dengan kencing orang dewasa.

Cara menghilangkan atau mensucikan najis tersebut adalah dengan menyiramkan air suci pada
kencing anak tersebut sampai merata walaupun air itu tidak mengalir. Siraman cukup dilakukan
satu kali.

CARA MENGHILANGKAN/MENYUCIKAN NAJIS SEDANG (MUTAWASSITAH)

Najis mutawassitah (sedang) adalah seluruh najis selain najis anjing babi dan najis bayi laki-laki.

Cara menyucikan najis mutawassitah ainiyah adalah dengan menghilangkan perkara yang najis
yakni rasa, warna dan baunya dengan air yang suci dan mensucikan. Apabila sulit
menghilangkan warna atau baunya, maka tidak apa-apa () .

Apabila air untuk menyucikan kurang dari 2 (dua) qullah maka harus dengan
mengalirkan/menyiramkan air tersebut ke benda yang najis. Apabila air sampai 2 qullah atau
lebih, maka tidak disyaratkan mengalirkan air ke benda najis tersebut bahkan boleh
memasukkan benda najis tersebut ke air yang sampai 2 qullah atau lebih. Kecuali apabila
berubah salah satu dari 3 sifatnya (warna, bau dan rasa) maka air tersebut tetap suci.

CARA MENGHILANGKAN/MENYUCIKAN NAJIS BERAT (MUGHALLADZAH)

Najis mughalladzah (mugholadhoh) adalah najis anjing dan babi. Cara menghilangkannya
adalah dengan membasuh najis sebanyak 7 (tujuh) kali dan salah satu dari tujuh itu dicampur
dengan debu atau tanah yang suci.

CARA MEMBASUH DENGAN DEBU

Adapun cara membasuh najis dengan debu bisa dilakukan dengan tiga metode, yaitu:
1. Membasuh dengan air lalu kita letakkan debu di atasnya untuk membersihkan.
2. Meletakkan debu / tanah di tempat yang terkena najis lalu dibasuh dengan air.
3. Mencampur debu dengan air lalu dipakai untuk membasuh tempat najis. (Lihat dalam Al-
Wasit, 1/407).

Anda mungkin juga menyukai