Anda di halaman 1dari 3

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Defenisi
Suatu upaya memfasilitasi kemampuan sosialisasi sejumlah klien dengan
masalah hubungan sosial (Keliat & Akemet. 2004. Hlm. 16). Klien dibantu untuk
melakukan sosialisasi dengan individu yang ada disekitar klien. Sosialisasi dapat
dilakukan secara bertahap dari interporsonal (satu dan satu), kelompok, dan
massa. Aktifitas dapat berupa latihan sosialisasi dalam kelompok.
Suatu sikap dimana individu menghindari diri dari interaksi dengan orang
lain. Individu merasa bahwa ia kehilangan hubungan akrab dan tidak mempunyai
kesempatan untuk membagi perasaan, pikiran, prestasi, atau kegagalan. Ia
mempunyai kesulitan untuk berhubungan secara spontan dengan orang lain,
yang dimanifestasikan dengan sikap memisahkan diri, tidak ada perhatian, dan
tidak sanggup membagi pengamatan dengan orang lain. (Balitbang, dalam Fitria,
2010, hlm. 29)
Isolasi sosial adalah keadaan ketika seorang individu mengalami
penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain
disekitarnya. (Keliat dan Akemat, 2009, hlm. 93)
Selain itu isolasi sosial merupakan upaya menghindari komunikasi
dengan orang lain karena merasa kehilangan hubungan akrab dan tidak
mempunyai kesempatan untuk berbagi rasa, pikiran, dan kegagalan. Klien
mengalami kesulitan dalam berhubungan secara spontan dengan orang lain
yang dimanifestasikan dengan mengisolasi diri, tidak ada perhatian dan tidak
sanggup berbagi pengalaman. (Yosep, 2009, hlm. 229)

B. Tujuan TAKS
Penderita dapat meningkatkan hubungan sosial dalam kelompok secara
bertahap, dalam bentuk: penderita mampu memperkenalkan diri, mampu
berkenal dengan anggota kelompok, mampu bercakap-cakap dengan anggota
kelompok, mampu menyampaikan dan membicarakan topik percakapan, mampu
menyampaikan dan membicarakan masalah pribadi kepada orang lain, mampu
bekerjasama dalam permainanan sosialisasi kelompok dan penderita mampu
menyampaikan pendapat tentang manfaat kegiatan terapi aktifitas kelompok
sosialisasi yang dilakukan ( Kaliat & Akemat, 2004. Hlm.16).
C. Aktifitas dan Indikasi TAKS
Aktifitas TAKS dilakukan tujuh sesi yang melatih kemampuan sosialisasi klien.
Klien yang mempunyai indikasi TAKS adalah klien dengan gangguan sosial
sebagai berikut:
1. Klien isolasi sosial yang telah mulai melakukan interaksi interpersonal.
2. Klien dengan kerusakan komunikasi verbal yang telah berespon sesuai
dengan stimulus (Keliat & Akemat, 2004. Hlm. 17).
Beberapa aspek dari klien yang harus diperhatikan dalam penjaringan klien yang
akan diberikan aktivitas kelompok adalah :
1. Aspek emosi
Gelisah, curiga, merasa tidak berguna, tidak dicintai, tidak dihargai, tidak
diperhatikan, merasa disisihkan, merasa terpencil, klien merasakan takut dan
cemas, menyendiri, menghindar dari orang lain.
2. Aspek intelektual
Klien tidak ada inisiatif untuk memulai pembicaraan, jika ditanya klien
menjawab seperlunya, jawaban klien sesuai dengan pertanyaan perawat
3. Aspek social
Klien sudah dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat, klien
mengatakan bersedia mengikuti therapi aktivitas, klien mau berinteraksi
minimal dengan satu perawat lain ke satu klien lain

Therapi aktivitas kelompok sosialisasi dan stimulasi persepsi merupakan


sebagian dari terapi aktifitas kelompok yang bisa dilaksanakan dalam praktek
keperawatan jiwa. Terapi ini diharapkan dapat memacu klien untuk melakukan
hubungan interpersonal yang adekuat dan mengidentifikasi secara benar
stimulus persepsi eksternal.

DAFTAR PUSTAKA

Doenges E, Marylin et. al. 2007. Rencana Asuhan Keperawatan Psikiatri edisi 3.(alih
bahasa oleh Laili Mahmudah, dkk, 2006). Jakarta : EGC

Fitria , Nita. 2009. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Keliat, Budi Anna dan Akemat. 2006. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa.
Jakarta: EGC

Keliat, Budi Anna dan Akemat. 2010. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa.
Jakarta: EGC

Yosep, Iyus. (2009). Keperawatan Jiwa Edisi Revisi. Bandung : PT Refika Aditama

Anda mungkin juga menyukai