Anda di halaman 1dari 2

Rumah Berkonsep Ekologis

MEMAKSIMALKAN PERAN TUMBUHAN

EKOLOGI merupakan ilmu yang mempelajari tentang lingkungan. Sekarang


ekologi tidak hanya sebatas ilmu tentang lingkungan tetapi juga berkembang
menjadi ilmu yang mempelajari hubungan sebab akibat antara manusia dengan
lingkungannya. Interaksi keduanya membuat siklus kehidupan yang saling
berdampingan dan berkesinambungan.

Rumah yang merupakan tempat kita tinggal merupakan bagian dari lingkungan
yang harus kita jaga dan lestarikan. Tugas kita bersama untuk mewujudkan
lingkungan yang asri tersebut, salah satunya membuat bangunan rumah tinggal
yang berkonsep ekologis. rumah yang demikian pada dasarnya memperhatikan
sumber daya alam sebagai kesatuan dari lingkungan yang akan dibentuk.

Istilah green design, ecological design, sustainable design memang harus


dikedepankan, meskipun banyak yang masih salah mengartikan istilah-istilah
tadi dalam dunia arsitektur. Namun istilah-istilah tersebut bukan hanya "gaya-
gayaan", tetapi istilah-istilah tersebut memuat sebuah konsep yang mengarah
kepada hubungan antara manusia, bangunan dan lingkungan yang saling
bersinergi. Desain yang tepat serta memperhatikan iklim dan lingkungan
setempat akan menghasilkan sebuah desain rumah tinggal akan memberikan
kenyamanan dan peningkatan kualitas hidup bagi penghuninya.

Rumah berkonsep ekologis tidak lepas dari peran tumbuhan hijau sebagai
sebagai alat produksi oksigen. Oksigen membuat udara menjadi lebih sejuk.
Tumbuhan memberikan keteduhan alami, mengurangi kebisingan dan
mengurangi debu. Tumbuhan hijau juga dapat dimaksimalkan penempatannya,
seperti di atap dan dinding bangunan, sehingga lingkungan mikro menjadi lebih
sejuk, nyaman dan segar.
Selain hal di atas untuk mewujudkan sebuah rumah dengan konsep ekologis ada
empat aspek yang harus diperhatikan yaitu ; energi, air, material dan kesehatan.

ENERGI
Energi sebagai sumber daya vital bagi keberlangsungan hidup manusia. Selama
ini kita mengenal listrik sebagai sumber tak tergantikan untuk menghidupkan
lampu, menyalakan AC, menonton TV dan lain-lain. Kini kita harus berhemat dan
menggantikan sumber energi itu dengan sumber energi yang baru, seperti solar
photo voltaic yang menghimpun panas matahari menjadi energi listrik. Selain itu,
memaksimalkan pengudaraan alami dengan rancangan ventilasi silang,
pengunaan void, dan ventilasi yang benar serta tritisan lebar untuk menangkal
panas matahari langsung. Semua itu dapat mengurangi penggunaan lampu dan
AC, sehingga dapat mengurangi penggunaan energi listrik.

AIR
Air sebagai sumber daya penunjang kualitas hidup manusia. Kita harus mulai
memahami istilah reduce, reuse dan recycle. Ketiga istilah itu bisa diterapkan
untuk menangani masalah air untuk rumah tinggal kita. Mengurangi penggunaan
air berlebih serta menggunakan limbah air bekas mandi dan cuci dengan proses
daur untuk digunakan kembali sebagai air untuk menyiram tanaman dan
mencuci mobil.

MATERIAL
Modifikasi material yang telah usang menjadi suatu barang yang bisa
dimanfaatkan adalah langkah yang baik. Redusi material dan penggunaan
material lokal juga dapat mengurangi penggunaan energi berlebih dari
transportasi yang digunakan.

KESEHATAN
Penghuni rumah tidak boleh sedikit pun terkena dampak yang merugikan bagi
kesehatan penguninya. Energi, air dan material harus bebas racun dan limbah
yang berbahaya baik bagi manusia maupun lingkungannya. Pemilihan jenis
finishing yang non toxic serta penanganan limbah cair dan sampah dengan tepat
akan berdampak positif bagi kesehatan

Keempat aspek di atas kini harus menjadi acuan kita dalam membangun,
menghuni sampai proses renovasi rumah. Dengan penerapan desain yang
berbasis ekologis, kita dan rumah kita dapat berperan dalam memperpanjang
kelangsungan hidup bumi dan seisinya. (by)
Sumber: griya arsitektur studio+

Anda mungkin juga menyukai