Anda di halaman 1dari 1

PENGENDALIAN PATOGEN DENGAN CARA ROTASI TANAMAN

Pengendalian Kultur Teknis

Merupakan cara pengendalian dengan memanfaatkan lingkungan untuk menekan


perkembangan populasi hama. Pengendalian ini merupakan pengendalian yang bersifat
preventif, dilakukan sebelum serangan hama terjadi dengan tujuan agar populasi OPT
(Organisme Pengganggu Tanaman) tidak meningkat sampai melebihi ambang kendalinya.

Rotasi Tanaman

Rotasi tanaman adalah praktek penanaman berbagai jenis tanaman secara bergiliran di
satu lahan. Sebagai contoh, bila jenis tanaman dari famili Brassica seperti, kubis, sprout dan
bunga kol putih ditanaman terus menerus pada lahan yang sama maka ada kemungkinan
munculnya penyakit puru akar oleh nematoda, yang akan mengurangi hasil panen atau
bahkan membunuh tanaman.

Rotasi tanaman diketahi memberikan manfaat bagi tanah. Elemen utama dari rotasi
tanaman adalah pengembalian nutrisi nitrogen melalui tanaman legum setelah penanaman
tumbuhan serealia dan sejenisnya. Rotasi tanaman mencegah terakumulasinya patogen dan
hama yang sering menyerang satu spesies saja. Rotasi tanaman juga meningkatkan kualitas
struktur tanah dan mempertahankan kesuburan dengan melakukan pergantian antara tanaman
berakar dalam dengan tanaman berakar dangkal. Rotasi tanaman merupakan bagian dari
polikultur.

Rotasi tanaman juga mempengaruhi bahan organic pada tanah. Bahan organik
merupakan bahan-bahan yang dapat diperbaharui, didaur ulang, dirombak oleh bakteri-
bakteri tanah menjadi unsur yang dapat digunakan oleh tanaman tanpa mencemari tanah dan
air. Bahan organik tanah merupakan penimbunan dari sisa-sisa tanaman dan binatang yang
sebagian telah mengalami pelapukan dan pembentukan kembali. Sisa tanaman yang masih
tersisa pada tanah pada saat rotasi tanaman akan melapuk dan secara tidak langsung juga
dapat menjadi bahan organic tanah

Tujuan Rotasi tanaman :

a. Memperlambat tingkat erosi

b. Meningkatkan produksi tanaman

c. Memanfaatkan tanah-tanah yang kosong

d. Memperkaya variasi menu petani

e. Memperbaiki kesuburan tanah

f. Memelihara Keseimbangan Biologis

g. Memperkecil resiko kegagalan Panen

Anda mungkin juga menyukai