Anda di halaman 1dari 78

PENDERITA HIPERTENSI PRIMER : PENGETAHUAN TENTANG

DIET RENDAH GARAM, KEPATUHAN DAN KENDALANYA


(Studi di Klinik As Sakinah Tamansari Tegalsari Banyuwangi)

TESIS

Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Magister


Program Studi Kedokteran Keluarga
Minat Utama : Pendidikan Profesi Kesehatan

SUMARMAN
NIM: S-540209123

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010

i
PENDERITA HIPERTENSI PRIMER : PENGETAHUAN TENTANG
DIET RENDAH GARAM,KEPATUHAN DAN KENDALANYA
(Studi di Klinik As Sakinah Tamansari Tegalsari Banyuwangi)

TESIS

Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Magister


Program Studi Kedokteran Keluarga
Minat Utama : Pendidikan Profesi Kesehatan

SUMARMAN
NIM: S-540209123

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
ii
PENDERITA HIPERTENSI PRIMER : PENGETAHUAN TENTANG
DIET RENDAH GARAM,KEPATUHAN DAN KENDALANYA
(Studi di Klinik As Sakinah Tamansari Tegalsari Banyuwangi)

TESIS

Disusun oleh:
Sumarman
S-540209123

Telah disetujui oleh Tim Pembimbing untuk di pertahankan


Didepan Tim Penguji Tesis
Pada Tanggal: ........Juni 2010

Dewan Pembimbing
Jabatan Nama Tanda
Tangan

Pembimbing I Prof. DR. Samsi Haryanto,MPd ..


NIP :194404041976031001

Pembimbing II DR. Nunuk Suryani,MPd ..


NIP : 196611081990032001

Mengetahui,
Ketua Program Studi Kedokteran Keluarga

Prof. DR. Didik Tamtomo,Dr,PAK,MM,M.Kes


NIP: 194803131976101001

iii
PENDERITA HIPERTENSI PRIMER : PENGETAHUAN TENTANG
DIET RENDAH GARAM,KEPATUHAN DAN KENDALANYA
(Studi di Klinik As Sakinah Tamansari Tegalsari Banyuwangi)

TESIS

Disusun oleh: Sumarman (S-540209123)

Telah disetujui dan disahkan oleh Tim Penguji Tesis


Pada Tanggal : ...........Juni 2010

Dewan penguji
Jabatan Nama Tanda Tangan

Ketua : Prof.DR.Didik G Tamtomo,Dr,PAK,MM,M.Kes ..


Merangkap
Anggota : NIP : 194803131976101001

Sekretaris : Prof Ambar Mudigdo,Sp.PA(K) ......


Merangkap
Anggota : NIP : 194903171976091001

Anggota 1 : Prof.DR.Samsi Haryanto,MPd ..


NIP :194404041976031001
Anggota 2 : DR.Nunuk Suryani,MPd ..
NIP : 196611081990032001

Mengetahui Ketua Program Studi


Direktur Program Magister Kedokteran Keluarga
Pascasarjana

Prof.Drs.Suranto.MSc.Ph.D Prof.DR.Didik G Tamtomo,dr,PAK,MM,M.Kes


NIP : 195708201985031004 NIP: 194803131976101001

iv
HALAMAN PERNYATAAN

Tesis Penderita Hipertensi Primer : Pengetahuan Tentang Diet

Rendah Garam, Kepatuhan dan Kendalanya. Studi di Klinik As Sakinah

Tamansari Tegalsari Banyuwangi.

Dengan ini penulis menyatakan bahwa dalam Tesis ini tidak terdapat karya

yang pernah di ajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan

tinggi dan sepanjang pengetahuan penulis juga tidak terdapat karya atau pendapat

yang pernah di tulis atau di terbitkan oleh orang lain,kecuali yang secara tertulis

diacu dalam naskah ini dan di sebutkan dalam daftar pustaka.

Banyuwangi, 5 Mei 2010


Yang membuat Pernyataan

Sumarman

v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Carilah ilmu selama tidak mengganggu ibadah

dan beribadahlah

selama tidak mengganggu dalam pencarian ilmu

karena

mencari ilmu = baca tasbih = jihad = sholat sunat 1000 rokaat

masih lebih tinggi nilainya mencari ilmu

PERSEMBAHAN
istriku tercinta Hj Agustiana DP,S.Kep.Ns

anak anakku tersayang Hj Wilujeng TD,

Rahajeng MD dan Gesa PD

Terima kasih atas biaya dan dukungannya

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah menuntun penulis

dalam menyusun tesis hingga selesai dengan judul Penderita Hipertensi Primer :

Pengetahuan Tentang Diet Rendah Garam, Kepatuhan dan Kendalanya,Studi di

Klinik As Sakinah Tamansari Tegalsari Banyuwangi.

Berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak maka penulis dapat

menyelesaikan tesis ini.Pada kesempatan ini penulis haturkan terima kasih yang

tak terhingga kepada Prof.Dr.Samsi Haryanto,MPd dan Dr Nunuk Suryani,MPd

yang telah membimbing penulis dalam menyusun tesis.Ucapan terima kasih juga

penulis haturkan kepada:

1. Prof.Dr.dr.H.Much.Syamsulhadi,Sp.Kj(K),selaku Rektor Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

2. Prof.Drs.Suranto.MSc.Ph.D Direktur Program Pascasarjana dan Ketua

Program Studi Kedokteran Keluarga Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Prof.Dr.Didik G Tamtomo,dr,PAK,MM,M.Kes,selaku Ketua Program

Pasca sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Dr.Murdani K,MHPED,selaku Ketua Minat Pendidikan Profesi Kesehatan

Prodi MKK UNS.

5. Seluruh Dosen Program Studi Kedokteran Keluarga Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

6. Drs.H.Soekardjo.S.Kep.MM,Ketua STIKes Banyuwangi yang telah

memberikan kesempatan kepada penulis untuk melanjutkan pendidikan ke

Program Pascasarjana Magister Kedokteran Keluarga Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

vii
7. H.Sumarman.S.Kep.Ns,Kepala Klinik As Sakinah Tamansari Tegalsari

yang telah memberikan tempat kepada penulis untuk melakukan

penelitian.

8. dr Hj Siti Asiah Anggraeni,.MMRS, Kepala Puskesmas Tegalsari yang

telah memberi dukungan kepada penulis untuk melanjutkan pendidikan ke

Program Pascasarjana Magister Kedokteran Keluarga Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu,terima kasih

atas bantuannya.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tesis ini masih belum sempurna dan

masih banyak kekurangan,penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun. Semoga tesis ini nantinya dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan

khususnya bagi Pendidikan Profesi Kesehatan.

Banyuwangi, 5 Mei 2010

Penulis

viii
DAFTAR ISI

Halaman Judul..... i
Halaman Persetujuan....... ii
Halaman Penetapan Panitia Penguji.... iii
Halaman Pernyataan.... iv
Halaman Motto dan Persembahan... v
Kata Pengantar..... vi
Daftar Isi...... vii
Daftar Gambar..... viii
Daftar Tabel..... ix
Daftar Lampiran... x
ABSTRAK... xi
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..... 1
B. Rumusan Masalah..... 3
C. Tujuan Penelitian.. 3
D. Manfaat Penelitian.... 4
E. Relevansi.. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Pengetahuan..... 6
B. Hipertensi. 11
C. Kepatuhan.... 18
D. Kerangka Pikir...... 22

ix
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian. 23
B. Tempat dan Waktu Penelitian. 23
C. Sumber Data.... 24
D. Teknik Sampling...... 25
E. Teknik Pengumpulan Data... 26
F. Validasi Data 30
G. Teknik Analisa Data.... 30
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.
A. Deskripsi latar.. 36
B. Temuan Penelitian 37
C. Pembahasan.. 44
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan... 50
B. Implikasi 50
C. Saran. 51
DAFTAR PUSTAKA... 52
DAFTAR LAMPIRAN 54

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2 :Kerangka Berpikir Penelitian.. 21

Gambar 3 :Kerangka Kerja 34

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Distribusi Jumlah Kunjungan.. 36

Tabel 2 : Karakteristik Informan 37

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar permohonan ijin penelitian.

2. Lembar persetujuan penelitian.

3. Lembar persetujuan menjadi informan.

4. Lembar bimbingan.

xiii
ABSTRAK

Sumarman, S540209123. 2010. PENDERITA HIPERTENSI PRIMER:


PENGETAHUAN TENTANG DIET RENDAH GARAM, KEPATUHAN
DAN KENDALANYA di Klinik As Sakinah Tamansari Tegalsari
Banyuwangi. Tesis: Program Pascasarjana Universitas Sebalas Maret Surakarta.

Penyakit hipertensi merupakan penyakit yang paling banyak diderita oleh


penduduk Indonesia.Karena penyakit hipertensi muncul tanpa keluhan sehingga
banyak penderita yang tidak mengetahui bahwa dirinya menderita hipertensi.
Kepatuhan adalah salah satu faktor penting yang mencegah komplikasi dalam hal
ini pengetahuan memegang peranan penting dalam menentukan kepatuhan
penderita hipertensi dalam melaksanakan diet rendah garam.
Tujuan penelitian ini (1) mengevaluasi pengetahuan penderita hipertensi
tentang diet rendah garam di Klinik As Sakinah Tamansari Tegalsari Banyuwangi.
(2) mengevaluasi kepatuhan melaksanakan diet rendah garam di Klinik As
Sakinah Tamansari Tegalsari Banyuwangi. (3) mengevaluasi kendala penderita
hipertensi melaksanakan diet rendah garam di Klinik As Sakinah Tamansari
Tegalsari Banyuwangi.
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kualitatif. subyek dalam penelitian ini adalah penderita hipertensi yang rawat jalan
di Klinik As Sakinah Tamansari Tegalsari Banyuwangi dengan metode sampel
cuplikan dari bulan Maret sampai dengan April 2010. Jumlah subyek 3 penderita.
Pengumpulan data menggunakan wawancara dan observasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan penderita hipertensi
adalah baik 2 penderita, kurang 1 penderita. Untuk kepatuhan yaitu 2 penderita
cukup patuh, 1 penderita tidak patuh. Sedangkan hasil analisa diperoleh hasil
bahwa pengetahuan penderita hipertensi tentang diet rendah garam dan
pengaruhnya terhadap kepatuhan melaksanakan diet rendah garam sangat
dipengaruhi oleh perilaku penderita itu sendiri terhadap kepatuhan melaksanakan
diet rendah garam, karena faktor yang menjadi kendala penderita hipertensi dalam
melaksanakan kepatuhan diet rendah garam adalah penyakit kronis, kejenuhan,
dukungan sosial dan kurangnya motivasi perilaku hidup sehat .
Dari hasil penelitian diatas bahwa bukan hanya pengetahuan saja yang perlu
di tingkatkan tetapi diperlukan juga dukungan sosial,sumber informasi dan
sikap/perilaku/ motivasi dari penderita hipertensi untuk meningkatkan kepatuhan
dalam melaksanakan diet rendah garam.

Kata Kunci: Hipertensi Primer, Pengetahuan Diet Rendah Garam, Kepatuhan dan
Kendala.

xiv
ABSTRACT

Sumarman, S540908123. 2010. Primary Hypertension Patient:The Knowledge


of Low Salt Diet, the Obedience and the Constraints (A Study in As Sakinah
Clinic in Tamansari village, Tegalsari sub-district, Banyuwangi Regency.
Thesis : The Postgraduate Program Sebelas Maret University Surakarta.

Hypertension disease represents the disease which is most suffered by


Indonesian residents. Hypertension disease emerges without any sign therefore
many patients do not know that they suffer from the hypertension. Obedience is
one of the important factors to prevent the complication; in this case the
knowledge is playing the important role in determining the obedience of
hypertension patient in doing low salt diet.
The aims of the research are : (1) evaluate hypertension knowledge about
low-salt diet in the Clinic As Sakinah Tamansari Tegalsari Banyuwangi. (2) to
evaluate the compliance of implementing a low-salt diet on Clinical As sakinah
Tamansari Tegalsari banyuwangi. (3) evaluate compliance constraints implement
a low-salt diet in the Clinic As sakinah Tamansari Tegalsari Banyuwangi.

The design that was used in this research was qualitative. Populations in this
research were hypertension patients, which took home treatment in As Sakinah
clinic in Tamansari village, Tegalsari sub-district, Banyuwangi Regency. The
sampling method that was used was purposive sampling and it was taken from
March until April 2010. The number of sample is 3 patients. The data was
collected by using deep interview and observations.
The result of research indicated that the knowledge level of hypertension
patients was in the category good for two patients and poor for one patient. The
two patients obeyed the diet but the last one patient disobeyed it. From the result
of analysis, it was obtained that the knowledge level of hypertension patient on
low salt diet and the obedience in doing the diet are highly influenced by the
patients behavior. Factors that become the obstacle for the patient in obeying the
diet are chronic disease, saturation, social support and lack of motivation in doing
healthy behavior.
The result of research above showed that it was not only the knowledge
which was needed to improve patients obedience but also the social support,
source of information and attitude/behavior/motivation from the hypertension
patient.

Keyword: Primary Hypertension, Knowledge of Low Salt Diet, Obedience and


Constraints.

xv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.

Hipertensi merupakan masalah kesehatan global yang memerlukan

penanggulangan yang baik.Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi

prevalensi hipertensi seperti ras, umur,obesitas,asupan garam yang tinggi,dan

adanya riwayat hipertensi dalam keluarga. Berdasarkan penyebabnya hipertensi

dibagi menjadi 2 golongan,hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya

atau idiopatik dan hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang disebabkan oleh

penyakit lain (Susalit,2001) ,dan hipertensi juga disebabkan oleh asupan garam

yang tinggi karena kurangnya pengetahuan tentang diet rendah garam sehingga

hal tersebut juga menunjang terjadinya hipertensi.

Fakta membuktikan bahwa banyak orang yang tidak mentaati program

yang diharuskan tidak dapat diabaikan atau diminimalkan (Brunner & Suddart,

2002). Ketidaktaatan meningkatkan resiko berkembangnya masalah kesehatan /

memperpanjang atau memperburuk kesakitan yang sedang diderita.Perkiraan yang

ada menyatakan bahwa 20% jumlah opname di Rumah Sakit merupakan akibat

dari ketidak taatan pasien terhadap aturan pengobatan (Sarafino dalam

Smet,1994).

Banyaknya penderita hipertensi yang diperkirakan sebesar 15 juta

penderita di Indonesia,tetapi hanya 4% yang controlled hipertensi,hipertensi

terkontrol berarti mereka yang menderita hipertensi dan tahu mereka mereka

menderita dan sedang berobat (Bustan,1997).Menurut laporan tahunan

penyelenggaraan di Poli Interne RSUD Genteng Banyuwangi angka kunjungan

xvi
penderita hipertensi pada tahun 2008 mulai bulan Januari-Desenber sebanyak 939

kunjungan dengan 6 kunjungan tiap minggu,dan tahun 2009 sebanyak 1038

Kunjungan dengan 6 kunjungan tiap minggu.

Garam merupakan faktor yang sangat penting dalam pathogenesis

hipertensi.Pengaruh asupan garam terhadap timbulnya hipertensi tejadi melalui

peningkatan volume plasma,curah jantung dan tekanan darah (Susalit,2001).

Hipertensi merupakan suatu keadaan yang berbahaya dan dapat menimbulkan

kecacatan dan kematian.Hal ini dikarenakan keadaan hipertensi akan berlanjut

dengan komplikasi pada suatu target organ vital (Bustan,1997).Faktor

pengetahuan sangat memegang peran penting terhadap kepatuhan individu tentang

diet rendah garam, karena semakin tinggi pengetahuan seseorang maka semakin

kooperatif orang tersebut dalam melaksanakan dan mematuhi anjuran kesehatan

dan akan berdampak pada penyakit hipertensi menurun,bila pengetahuan kurang

maka sangat sulit seseorang melaksanakan dan mematuhi diet rendah garam

sehingga akan berdampak pada penyakit hipertensi yang bertambah parah.

Untuk meningkatkan pengetahuan penderita hipertensi dan kepatuhan

dalam melaksanakan diet rendah garam dan mencegah terjadinya komplikasi

diperlukan perilaku penderita agar selalu aktif menambah pengetahuannya melalui

mediacetak (Buku,Koran,Majalah) dan media elektronik(radio dan TV).Selain itu

promosi kesehatan/ penyuluhan tentang diet rendah garam sangat bermanfaat bagi

penderita hipertensi. Terbentuknya suatu perilaku baru terutama pada orang

dewasa dimulai dari domain kognitif,dalam arti subyek tahu terlebih dahulu

terhadap stimulus yang berupa materi/ obyek diluarnya sehingga menimbulkan

pengetahuan baru pada subyek tersebut dan selanjutnya menimbulkan respons

xvii
batin dalam bentuk sikap sisubyek terhadap obyek yang diketahui itu

(Notoatmojo,2003).

Berdasarkan fenomena diatas peneliti ingin mencoba meneliti pengetahuan

penderita hipertensi primer terhadap kepatuhan dan kendalanya melaksanakan

diet rendah garam di Klinik As Sakinah Tamansari Tegalsari Banyuwangi.

B. Rumusan Masalah.

Berdasarkan uraian dalam latar belakang maka peneliti dapat merumuskan

masalah sebagai berikut.

1. Bagaimana pengetahuan penderita hipertensi primer tentang diet rendah

garam di Klinik As Sakinah Tamansari Tegalsari Banyuwangi?

2. Bagaimana kepatuhan penderita hipertensi primer melaksanakan diet

rendah garam di Klinik As Sakinah Tamansari Tegalsari Banyuwangi,

mengapa ?

3. Apa yang menjadi kendala penderita hipertensi primer melaksanakan diet

rendah garam di Klinik AS Sakinah Tamansari Tegalsari Banyuwangi?

C. Tujuan Penelitian.

1. Tujuan Umum.

Untuk mengevaluasi penderita hipertensi primer : pengetahuan tentang

diet rendah garam, kepatuhan dan kendalanya melaksanakan diet rendah

garam di Klinik As Sakinah Tamansari Tegalsari Banyuwangi.

2. Tujuan Khusus.

a. Mengevaluasi pengetahuan penderita hipertensi primer tentang diet

rendah garam di Klinik As Sakinah Tamansari Tegalsari Banyuwangi.

xviii
b. Mengevaluasi kepatuhan penderita hipertensi primer melaksanakan

diet rendah garam di Klinik As Sakinah Tamansari Tegalsari

Banyuwangi.

c. Mengevaluasi kendala penderita hipertensi primer melaksanakan diet

rendah garam di Klinik As Sakinah Tamansari Tegalsari Banyuwangi.

D. Manfaat Penelitian.

1. Bagi Peneliti.

Peneliti ingin membuktikan kebenaran teori tentang pengetahuan penderita

hipertensi primer tentang diet rendah garam,kepatuhan dan kendalanya

melaksanakan diet rendah garam terhadap terjadinya hipertensi.

2. Bagi Ilmu Keperawatan.

Sebagai masukan bagi ilmu keperawatan bahwa pengetahuan penderita

hipertensi primer tentang diet rendah garam,kepatuhan dan kendalanya

melaksanakan diet rendah garam dapat mencegah terjadinya hipertensi.

3. Bagi Penderita.

Diharapkan penderita hipertensi primer dapat meningkatkan pengetahuan

tentang diet rendah garam kepatuhan,dan kendalanya melaksanakan diet

rendah garam sehingga dapat mencegah terjadinya hipertensi.

E. Relevansi.

xix
Banyak orang yang memiliki anggapan salah bahwa mereka hanya

membutuhkan obat-obatan untuk menurunkan tekanan darah dalam waktu yang

tidak lama.Ini adalah kesalah pahaman yang sangat berbahaya,jika pasien

hipertensi berhenti menggunakan obat-obatan tersebut, resiko kena serangan

jantung / stroke akan sangat tinggi.Pengobatan hipertensi umumnya dilakukan

seumur hidup (Ryadi,Ayodya,2002).

Setelah mengetahui tingkat pengetahuan penderita hipertensi dalam

memberikan intervensi keperawatan lebih mudah untuk memberikan penyuluhan

tentang diet rendah garam sehingga hal ini layak untuk diteliti pengetahuan

penderita hipertensi tentang diet rendah garam,kepatuhan dan kendalanya

melaksanakan diet rendah garam.

xx
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengatahuan.

1. Pengertian.

Pengetahuan secara umum adalah merupakan hasil dari tahudan ini

terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu.

Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yakni indera penglihatan,

pendengaran, penciuman,rasa dan raba.Sebagian besar pengetahuan manusia di

peroleh dari mata dan telinga.Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang

sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior)

(Notoatmodjo,2003).

Karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari

oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh

pengetahuan.Peneliti Rogers (1974) mengemukakan bahwa sebelum mengadopsi

perilaku baru(berperilaku baru di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang

berurutan) yaitu:

a. Awareness (Kesadaran).

Dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu

terhadap stimulus (obyek).

b. Interes (Merasa tertarik).

Terhadap stimulus/obyek tersebut.Disini sikap subyek sudah mulai timbul.

c. Evaluation (Menimbang-nimbang).

Terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya.Hal ini berararti

sikap responden sudah lebih baik lagi.

xxi
d. Trial (mencoba).

Dimana subyek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa

yang di kehendaki oleh stimulus.

2. Pengetahuan di dalam Kognitif.

Menurut Notoatmodjo(2003) Pengetahuan yang dicakup di dalam domain

kognitif mempunyai 6 tingkat yakni:

a. Tahu (Know).

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah di

pelajari sebelunya,termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah

mengingat kembali(recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh

bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima,oleh sebab

itu tahu ini adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling

rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang

di pelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan,

menyatakan dan sebagainya.

b. Memahami (Comprehension).

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan

secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasi

materi tersebut secara benar.Orang yang telah paham terhadap obyek

atau materi harus dapat menjelaskan,menyebutkan contoh,

menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap obyek yang di

pelajari.

xxii
c. Aplikasi (Aplication).

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang di pelajari pada situasi atau kondisi riil(sebenarnya).Aplikasi

disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hokum-hukum,rumus,

metode,prinsip dan sebagainya dalam konteks situasi yang lain.

d. Analisis (Analysis).

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu obyek kedalam komponen-komponen,tetapi masih di dalam

suatu struktur organisasi tersebut,dan masih ada kaitannya satu sama

lain.Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata

kerja, menggambarkan,membedakan, memisahkan, mengelompokkan

dan sebagainya.

e. Sintesis (Synthesis).

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan

atau menghubungkan bagianbagian di dalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru.Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan

untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada,misalnya

dapat menyusun,merencanakan,dapat meringkas,dapat menyesuaikan

dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah

ada.

f. Evaluasi (Evaluation).

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek.Penilaian

xxiii
penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau

yang menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pengetahuan.

Menurut Latipun (2001) Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

yaitu:

a. Umur.

Menurut Nursalam(2001) semakin cukup umur,tingkat kematangan

dan kekuatan seseorang maka ia lebih dipercaya dari pada orang-orang

yang belum cukup tinggi kedewasaannya.Hal ini sebagai akibat dari

pengalaman dan kematangan jiwanya.

b. Pendidikan.

Menurut Suwarno yang dikutip oleh Nursalam(2001) pendidikan

berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang terhadap

perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita. Pendidikan

mendapat informasi dapat berpengaruh terhadap seseorang termasuk

juga perilaku seseorang.Pola hidup terutama dalam melaksanakan

aktifitas yang positif.Makin tinggi pendidikan seseorang makin tinggi

dan makin mudah menerima informasi sehingga makin banyak

pengetahuan yang dimiliki,sebaliknya pendidikan yang kurang akan

menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai baru

yang diperkenalkan (Kuntjoroningrat,1997).

c. Intelegensia.

Tingkat kecerdasan mempengaruhi kemampuan untuk menangkap

/ mengerti,yaitu aspek kognitif dari konsep,namun tidak mempenga

xxiv
ruhi aspek afektif(Elizabeth,1978).Howard Bardner yang dikutip oleh

Bob Samples(2002) mendefinisikan kecerdasan sebagai kemampuan

melakukan sesuatu yang bermanfaat dalam masyarakat.

d. Status Sosial Ekonomi.

Mengacu pada tingkat pendapatan keluarga dan sumber pendapatan

keluarga, pekerjaan dan pendidikan anggota keluarga yang

mengidentifikasi status sosial keluarga. Tingkat sosial ekonomi sangat

berpengaruh terhadap tingkat pendapatan keluarga yang memadai dan

akan menunjang tumbuh kembang anak karena orang tua dapat

menyediakan kebutuhan anak khususnya gizi anak yang seimbang dan

sangat dibutuhkan oleh balita (Friedman,1998).

e. Sumber Informasi.

Informasi yang didapat dirumah,sekolah lembaga,organisasi,media

cetak, televisi dan tempat pelayanan kesehatan.Ilmu pengetahuan dan

teknologi membutuhkan informasi jika pengetahuan berkembang

sangat cepat maka informasi berkembang sangat cepat pula.Adanya

ledakan pengetahuan sebagai akibat perkembangan dalam bidang ilmu

dan penelitian maka semakin banyak pengetahuan baru bermunculan.

Pemberian informasi seperti cara-cara pencapaian hidup sehat akan

meningkatkan pengetahuan masyarakat yang dapat menimbulkan

kesadaran untuk berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki

(Kartono,1996).

xxv
f. Pengalaman.

Manusia dilahirkan sebagai kertas putih/meja putih.Pengalaman

yang akan memberikan lukisan padanya.Dunia empiris merupakan

sumber pengetahuan utama,dalam dunia pendidikan terkenal teori

Tabula Rasa(teori kertas) putih. Empiris berpendapat bahwa

pengetahuan dapat diperoleh melalui pengalaman dengan jalan

observasi atau dengan jalan penginderaan.Pengalaman merupakan

faktor fundamental dalam pengetahuan manusia.Apa yang kita ketahui

itu berasal dari apa yang kita dapatkan melalui alat indera

(Salam,1997).Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri/orang

lain (Notoatmodjo,2003).

B. Hipertensi.

1. Pengertian.

Menurut Bustan(1997) mendifinisikan hipertensi sebagai suatu keadaan

peningkatan tekanan darah yang memberi gejala yang akan berlanjut untuk

suatu target organ seperti stroke(untuk otak),penyakit jantung koroner

(pembuluh darah jantung) dan left ventricle hypertrophy(untuk otot jantung).

Sampai saat ini belum ada definisi yang tepat mengenai hipertensi karena

tidak ada batas yang tegas membedakan antara hipertensi dan normotensi.

Secara teoritis hipertensi di definisikan sebagai suatu tingkat tekanan darah

tertentu,yaitu diatas tingkat tekanan darah tersebut dengan memberikan

pengobatan akan menghasilkan lebih banyak manfaat dari pada tidak

memberikan pengobatan(E,Susalit,2002).

xxvi
2. Batasan Hipertensi.

Menurut WHO dalam Susalit(2002) batas tekanan darah masih dianggap

normal adalah 140/90 mmHg dan tekanan yang sama atau lebih tinggi dari

160/95 mmHg dinyatakan sebagai hipetensi.Sedangkan Kaplan dalam

Susalit(2002) memberikan batasan lebih jelas sebagai berikut,pria yang

berusia < 45 tahun dinyatakan hipertensi jika tekanan darah waktu berbaring

130/90 mmHg atau lebih,sedang yang berusia > 45 tahun dinyatakan

hipertensi jika tekanan darahnya 145/95 mmHg atau lebih.Dan pada wanita

yang mempunyai tekanan darah 160/95 mmHg atau lebih dinyatakan

hipertensi.

3. Faktor resiko Hipertensi.

Faktor-faktor yang dapat dimasukkan dalam resiko hipertensi adalah umur,

ras,suku,urban/rural,geografis,seks,gemuk,stress,kepribadian tipe A,diet tinggi

garam,sakit kencing manis mengkonsumsi alkohol,rokok,kopi,dan pil KB

(Bustan,1997).

4. Gejala Klinis.

Peningkatan tekanan darah kadang kadang merupakan gejala satu satunya

pada seseorang yang hipertensi.Gejala yang timbul berbeda beda tergantung

tinggi rendahnya tekanan darah.Kadang kadang gejala timbul setelah terjadi

komplikasi pada target organ seperti pada ginjal,otak,mata,dan jantung

(Susalit,2002)

Keluhan umum penderita hipertensi berupa sakit kepala,pusing,cepat

lelah,nyeri dada dan sesak napas,telinga berdenging,mudah marah,sukar tidur,

rasa berat ditengkuk,mata berkunang-kunang atau kabur,mual muntah,

xxvii
kesemutan, dan mungkin kelemahan atau kelumpuhan anggota tubuh

(susalit,2002).

5. Komplikasi.

Komplikasi pada penderita hipertensi pada umumnya terjadi pada

hipertensi berat,yaitu bila tekanan sistolik >130 mmHg atau pada kenaikan

yang mendadak dan tinggi.Komplikasi yang sering terjadi adalah mata,

jantung,ginjal,otak.Pada mata berupa perdarahan retina, gangguan penglihatan

sampai dengan kebutaan.Gagal ginjal merupakan kelainan yang sering

ditemukan pada hiperensi berat selain koroner dan miokard.Pada otak terjadi

perdarahan yang dapat disebabkan pecahnya mikro aneurisma yang dapat

menyebabkan kematian.Pada ginjal sering terjadi gagal ginjal (susalit,2002).

6. Penatalaksanaan.

Penatalaksanaan hipertensi secara garis besar di bagi 2 yaitu:

a. Penatalaksanaan farmakologi atau dengan obat anti hipertensi adalah:

1) Diuretika.

2) Penyekat Beta.

3) Antagonis Kalsium.

4) Inhibitor ACE (Anti Converting Enzym).

5) Obat-obatan hipertensi sentral.

6) Penyekat Alfa.

7) Vasodilatator.

b. Penatalaksanaan nonfarmakologi atau perubahan gaya hidup meliputi:

1) Turunkan berat badan pada penderita hipertensi.

2) Pembatasan konsumsi garam dapur(diet rendah garam).

xxviii
3) Kurangi alkohol.

4) Menghentikan merokok.

5) Olah raga teratur.

6) Diet rendah lemak.

7) Pemberian kalium dalam bentuk makanan,sayuran dan buah.

8) Dan lain-lain(Bustan,1997).

C. Diet Rendah Garam.

1. Pengertian.

Diet adalah jumlah makanan dan minuman yang diperhitungkan untuk

tujuan tertentu(Markam,1999),menurut Setrisno(2002).Hipertensi dapat di

kendalikan dengan diet rendah garam.

2. Diet Rendah Garam.

Yang dimaksud dengan garam disini adalah garam natrium,garam dapur

adalah sumber natrium.Pemberian diet rendah garam bertujuan membantu

menghilangkan retensi garam/air dalam jaringan tubuh dan menurunkan

tekanan darah pada hipertensi (Kapita Selekta,2001).

Syarat diet ini adalah cukup kalori,protein,mineral dan fitamin,jumlah

natrium yang diperbolehkan disesuaikan dengan berat atau tidaknya retensi

garam/air atau hipertensi dan bentuk makanan disesuaikan dengan keadaan

penyakit (Kapita Selekta,2001).

3. Patofisiologi garam terhadap Hipertensi.

Pengaruh asupan garam terhadap timbulnya hipertensi terjadi melalui

peningkatan volume plasma,curah jantung dan tekanan darah.Peningkatan

asupan garam ini akan diikuti oleh peninggian ekskresi garam sehingga

xxix
tercapai kembali keadaan hemodinamik yang normal,pada pasien hipertensi

primer,mekanisme peningkatan ekskresi garam tersebut terganggu,selain

adanya faktor lain yang ikut berperan (Suyono,2001).

4. Macam-macam Diet Rendah Garam yaitu:

a. Diet Rendah Garam 1 (200-400 mg Na).

Dalam pemasakan tidak ditambah garam.Bahan makanan tinggi

natrium dihindarkan,makanan ini diberikan kepada penderita hipertensi

berat.Diet ini mengandung 2230 kalori,750 gr protein,53 gr lemak dan 265

gr karbohidrat.

b. Diet Rendah Garam 2 (600-800 mg Na).

Pemberian makan sehari sama dengan diet rendah garam 1.Dalam

pemasakan dibolehkan menggunakan sdt (1 gr) ,bahan makanan tinggi

natrium dihindarkan.Makanan ini diberikan kepada penderita hipertensi

tidak terlalu berat.

c. Diet Rendah Garam 3 (1000-1200 mg Na).

Pemberian makanan sehari sama dengan diet rendah garam 1.Dalam

pemasakan dibolehkan menggunakan 1/2 sdt (2 gr) garam dapur.Makanan

ini diberikan kepada penderita hipertensi ringan.

5. Makanan yang boleh dimakan dan tidak boleh dimakan.

a. Makanan yang boleh dimakan.

Semua bahan makanan segar/diolah tanpa garam natrium yang berasal

dari tumbuh-tumbuhan seperti:

1) Beras,kentang,ubi,maizena,hukwee,mi bihun.

2) Kacang-kacangan seperti kacang hijau,kacang merah.

xxx
3) Minyak goreng,margarine tanpa garam.

4) Sayur dan buah buahan (seledri dan tomat).

5) Bumbu bumbuan seperti bawang merah,bawang putih,jahe ,kemiri,

kencur, laos, salam, sereh,cuka.

b. Bahan makanan berasal dari hewan dalam jumlah terbatas seperti:

1) Daging ayam atau ikan paling banyak 100 gr sehari.

2) Telur ayam atau telur bebek paling banyak 1 butir.

3) Susu segar paling banyak 2 gelas sehari.

6. Makanan yang tidak boleh dimakan.

a. Semua makanan yang diberi garam natrium pada pengolahan seperti:

1) Roti,biscuit,craker,kue lain yang dimasukkan dengan garam dapur dan

soda.

2) Dendeng,abon,cornet beef,daging asap,ikan asin,pindang,sarden, ebi,

telur asin.

3) Margarine,mentega,keju.

4) Acar,asinan,sayur sayuran dalam kaleng.

5) Garam dapur,vitsin,soda kue,kecap,terasi,petis,tomato ketchup.

b. Otak,ginjal,paru-paru,jantung dan udang yang mengandung lebih

banyak natrium sebaiknya makanan ini dihindarkan (Dep Kes

RI,1997).

D. Kepatuhan.

1. Pengertian.

Kepatuhan adalah derajat dimana pasien mengikuti anjuran klinis dari

dokter yang mengobatinya (Kaplan dkk,1997).Menurut Sacket dalam

xxxi
Niven(2002) kepatuhan adalah sejauh mana perilaku pasien sesuai dengan

ketentuan yang diberikan oleh professional kesehatan.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Tingkat kepatuhan.

Menurut Suddart dan Brunner dalam buku ajar Keperawatan Medikal

Bedah,2002 adalah:

a. Faktor demografi seperti usia,jenis kelamin,suku bangsa,status sosio

ekonomi dan pendidikan.

b. Faktor penyakit seperti keparahan penyakit dan hilangnya gejala akibat

terapi.

c. Faktor program terapeutik seperti kompleksitas program dan efek

samping yang tidak menyenangkan.

d. Faktor psikososial seperti intelegensia,sikap terhadap tenaga

kesehatan, penerimaan,atau penyangkalan terhadap penyakit,keyakinan

agama atau budaya dan biaya financial dan lainnya yang termasuk

dalam mengikuti regimen hal tersebut diatas juga ditemukan oleh Bart

Smet dalam psikologi kesehatan.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi ketidak patuhan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi ketidak patuhan dapat digolongkan

menjadi empat bagian menurut Niven (2002) antara lain:

a. Pemahaman Tingkat Intruksi.

Tak seorangpun dapat memenuhi intruksi jika ia salah paham tentang

intruksi yang diberikan kepadanya.

xxxii
b. Kualitas interaksi.

Kualitas interaksi antara professional kesehatan dan pasien merupakan

bagian yang penting dalam menentukan derajat kepatuhan.

c. Isolasi sosial dan keluarga.

Keluarga dapat menjadi faktor yang sangat berpengaruh dalam

menentukan keyakinan dan nilai kesehatan individu serta juga dapat

menentukan tentang program pengobatan yang dapat mereka terima.

d. Keyakinan,sikap dan kepribadian.

Becker et al (1979) dalam Niven (2002) telah membuat suatu usulan

bahwa model keyakinan kesehatan berguna untuk memperkirakan

adanya ketidak patuhan.

4. Strategi untuk meningkatkan Kepatuhan.

Menurut Smet (1994) berbagai strategi telah dicoba untuk meningkatkan

kepatuhan adalah:

a. Dukungan Profesi Kesehatan.

Dukungan profesi kesehatan sangat diperlukan untuk meningkatkan

kepatuhan,contoh yang paling sederhana dalam hal dukungan tersebut

adalah dengan adanya teknik komunikasi.Komunikasi memegang peranan

penting karena komunikasi yang baik diberikan oleh professional

kesehatan baik dokter/perawat dapat menanamkan ketaatan bagi pasien.

b. Dukungan sosial.

Dukungan sosial yang dimaksud adalah keluarga.Para professional

kesehatan yang dapat meyakinkan keluarga pasien untuk menunjang

peningkatan kesehatan pasien maka ketidak patuhan dapat dikurangi.

xxxiii
c. Perilaku sehat.

Modifikasi perilaku sehat sangat diperlukan untuk pasien dengan

hipertensi diantaranya adalah tentang bagaimana cara untuk menghindari

dari komplikasi lebih lanjut apabila sudah menderita hipertensi.Modifikasi

gaya hidup dan kontrol secara teratur atau minum obat anti hipertensi

sangat perlu bagi pasien hipertensi.

d. Pemberian Informasi.

Pemberian informasi yang jelas pada pasien dan keluarga mengenai

penyakit yang dideritanya serta cara pengobatannya.

E. Penelitian yang relevan.

Penelitian yang relevan dalam menunjang Tesis ini adalah penelitian

Sumarman tentang Hubungan Tingkat Pengetahuan Penderita Hipertensi Tentang

Diet Rendah Garam Dan Kepatuhan Penderita Hipertensi Melaksanakan Diet

Rendah Garam di Poli Interne RSUD Genteng Banyuwangi 2007.Dalam

penelitian tersebut di nyatakan ada hubungan tingkat pengetahuan penderita

hipertensi dan kepatuhan melaksanakan diet rendah garam.

xxxiv
F. Kerangka Berpikir.

Kerangka pikir penelitian merupakan visualisasi dari arah pemikiran yang

akan dilakukan (Notoatmodjo,2002).


Faktor-faktor pengetahuan

- Umur
Penderita - Pendidikan
Hipertensi primer - Intelegensia
- Status social ekonomi
- Sumber informasi
Penatalaksanaan - pengalaman
Hipertensi primer

Pengetahuan

- Tahu
Farmakologi Nonfarmakologi - Paham
- Faktor obat - Diet rendah
- Aplikasi
- garam
- Analisis
- Olah raga
- Kurangi stres - Sintesis
- Evaluasi

Faktor Kepatuhan Tingkat Kepatuhan


- Demografi - Patuh
- Penyakit - Cukup patuh
- Prog terapeutik - Tidak patuh
- Psikososial

Kendala
- Penyakit kronis.
- Kejenuhan.
- Dukungan sosial.

Gambar 3.1 Kerangka Pikir penderita hipertensi primer: pengetahuan tentang diet

rendah garam,kepatuhan dan kendalanya di Klinik As Sakinah Tamansari

Tegalsari Banyuwangi.

xxxv
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian.

1. Tempat Penelitian.

Lokasi Penelitian ini akan dilaksanakan di Klinik As Sakinah Tamansari

Tegalsari Banyuwangi. Ada beberapa hal yang membuat peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian ini diantaranya: penyakit hipertensi masih

merupakan termasuk 10 besar penyakit dari daftar kunjungan di Klinik As

Sakinah Tamansari Tegalsari Banyuwangi.Lokasi yang merupakan daerah

desa dekat dengan perkebunan dan sebagian besar mata pencaharian petani

dan buruh Tani serta buruh Perkebunan.

2. Waktu Penelitian.

Pengumpulan data dilakukan pada bulan Maret sampai dengan April 2010.

B. Bentuk dan Strategi Penelitian.

1. Bentuk Penelitian.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yaitu berawal pada data dan

bermuara pada kesimpulan (Bugin,2001:18).Metode kualitatif merupakan

penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah

yang di gali dari obyek penelitian / informan dan peneliti adalah sebagai

instrumen kunci.

Sasaran atau obyek penelitian dibatasi agar data yang diambil dapat digali

sebanyak mungkin serta tidak di mungkinkan adanya pelebaran obyek

penelitian,oleh karena itu maka kredibilitas dari peneliti sendiri menentukan

kualitas dari penelitian ini (Bugin,2002:26).

xxxvi
Penelitian ini juga menginterpretasikan atau menterjemahkan dengan

bahasa peneliti tentang hasil penelitian yang diperoleh dari informan di

lapangan sebagai wacana untuk mendapat penjelasan tentang kondisi yang

ada.

Penelitian kualitatif yang digunakan adalah jenis penelitian kualitatif

terarah yaitu peneliti sudah menentukan topik permasalahan dan tujuan

penelitian penelitian awal sebelum ke lapangan yang merupakan kebalikan

dari grounded research.

2. Strategi Penelitian.

Strategi yang ditetapkan adalah dengan observasi dan wawancara.

Observasi dalam penelitian kualitatif sering disebut sebagai observasi

berperan pasif (Spradley,2002).

C. Sumber Data.

Sumber data yang akan dikumpulkan dan dimanfaatkan dalam penelitian

ini berupa data dan informasi yang diperoleh dari beberapa sumber,yang di

kelompokkan menjadi tiga sumber data yaitu;

1. Tempat dan Peristiwa.

Klinik As Sakinah Tamansari Tegalsari Banyuwangi.

2. Informan.

Sebagai informan yang dipilih adalah semua penderita hipertensi primer

yang berkunjung di Klinik As sakinah Tamansari Tegalsari Banyuwangi.

xxxvii
3. Dokumen atau Arsip.

Dokumen atau arsip yang ada di Klinik As Sakinah yang berupa informasi

tertulis dari pendokumentasian asuhan keperawatan yang dilakukan oleh

perawat di Klinik As Sakinah Tamansari Tegalsari Banyuwangi.

D. Teknik Sampling (Cuplikan).

Sampling dimaksudkan untuk menjaring sebanyak mungkin informasi dari

berbagai sumber dengan demikian tujuannya adalah untuk merinci kekhususan

yang ada dalam konteks yang unik dan menggali informasi yang akan menjadi

dasar dari rancangan dan teori yang muncul(Maleong,2006:224).dalam penelitian

ini untuk wawancara menggunakan teknik sampling dengan kriteria tertentu

(purposive sampling) yaitu penderita hipertensi primer yang berkunjung di Klinik

As sakinah,bersedia menjadi responden,pendidikan minimal SD, menderita lebih

8 tahun.Teknik pengambilan sampel ini dilakukan untuk membatasi jumlah dan

jenis sumber yang dimanfaatkan sebagai akibat adanya beragam keterbatasan

yang dihadapi peneliti.Dalam penelitian ini populasi yang dimaksudkan adalah

semua obyek yang ada di Klinik As sakinah Tamansari Tegalsari Banyuwangi.

E. Teknik Pengumpulan Data.

a. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan

observasi,wawancara dan analisa dukumentasi.

1. Observasi.

Menurut Nawawi & Martini(1991) observasi adalah pengamatan dan

pencatatan secara sistematik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam

suatu gejala atau gejala-gejala dalam obyek penelitian.

xxxviii
Peneliti datang langsung ke Klinik As sakinah Tamansari Tegalsari

Banyuwangi untuk mendapatkan informasi dengan cara mengamati semua

aktivitas dalam pelayanan pada pasien,dan mencatat sebagai data(Getting

In). Dari observasi diperoleh gambaran suasana Klinik untuk mendapat

informasi yang sebanyak-banyaknya mengenai data penderita hipertensi di

Klinik As sakinah Tamansari Tegalsari banyuwangi,

2. Wawancara.

Wawancara adalah Wawancara menurut Lexi J Maleong(1991:135)

adalah percakapan dengan maksud-maksud tertentu.Pada metode ini

peneliti dan informan berhadapan langsung (face to face) untuk

mendapatkan informasi secara lisan dengan tujuan mendapatkan data yang

dapat menjelaskan permasalahan peneliti dalam hal ini mengenai

pengetahuan penderita hipertensi primer,kepatuhan dan kendalanya

melaksanakan diet rendah garam.Guna menghindari gangguan dan untuk

mengungkap setiap fenomena pada saat wawancara maka tempat dan

waktu wawancara adalah tempat tenang dan nyaman sesuai kesepakatan

antara peneliti dan subyek penelitian.

Dalam melakukan penelitian peneliti memakai wawancara jenis

terbuka,menurut (Faizol,1990:63) wawancara dibagi dalam 3 macam,

yaitu:

a. Wawancara berstruktur.

Wawancara yang dilakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan

secara sistematis,pertanyaan telah disusun sebelumnya,dengan teknik ini

xxxix
diharapkan terjadi komunikasi berlangsung luwes,fleksibel serta terbuka

sehingga informasi yang didapat lebih banyak dan luas.

b. Wawancara terbuka / terus terang.

Teknik ini digunakan untuk memperoleh informasi secara luas dengan

baik dan benar dari lawan bicara,karena dari keterbukaan dan keterus

terangan peneliti dapat memperoleh berbagai informasi dari informan.

Wawancara dilakukan dengan pertanyaan terbuka dengan tujuan untuk

mendapatkan hasil yang diharapkan peneliti.

c. Wawancara dari pihak lain.

Data yang diperoleh peneliti dapat di cross cek juga dari pihak lain

dalam hal ini peneliti melakukan wawancara dengan petugas Klinik As

Sakinah Tamansari Tegalsari Banyuwangi.Perawat atau dokter yang

merawat, keluarga, tetangga ataupun teman penderita.

Guna menghindari gangguan dan untuk mengungkap setiap fenomena

pada saat wawancara,maka tempat dan waktu wawancara adalah ditempat

yang tenang dan nyaman sesuai kesepakatan antara peneliti dan subyek

penelitian.

Pada bagian ini peneliti melakukan wawancara yang berkaitan dengan

penelitian pengetahuan penderita hipertensi terdiri 15 pertanyaan dan

kepatuhan melaksanakan diet rendah garam 15 pertanyaandan kendalanya

1 pertanyaan.

3. Analisa Dokumen dan arsip yang ada.

Menurut Patton yang dikutip oleh Hafrida(2006:28) analisa data adalah

proses mengatur,mengurutkan dan mengelompokkan data kedalam suatu

xl
pola, kemudian memberi kode dan mengkategorikan kedalam suatu uraian

dasar sehingga dapat ditemukan tema dan rumusan hipotesa yang dapat

dijadikan teori inti.Proses analisa dalam penelitian ini menggunakan

analisa lapangan model Milesand Huberman seperti yang dikutip oleh

Suguyono(2006:9-116)

Tahapan analisisnya adalah:

a. Reduksi Data (Data Reduction).

Merangkum,memilih hal-hal pokok,memfokuskan pada hal-hal yang

penting,dicari tema dan polanya.Dengan demikian data yang telah di

reduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan memudahkan

peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya

bila diperlukan.

b. Penyajian data (Data display).

Data disajikan dalam bentuk uraian singkat,bagan,hubungan antara

kategori,flowchart,dan sejenisnya.Data penelitian ini penyajian data yang

digunakan menggunakan data yang bersifat naratif.

c. Conclusion Drawing / Verification.

Kesimpulan awal yang diketemukan masih bersifat sementara dan

akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung

pada tahap pengumpulan data berikutnya.Tetapi apabila kesimpulan yang

ditemukan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti pada tahap

berikutnya didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten maka

kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

xli
b. Teknik Pengumpulan Data.

Sebelum peneliti melakukan penelitian,terlebih dahulu peneliti

melakukan pendekatan secara administrative kepada pihak pendidikan atau

institusi,yaitu dengan berbekal surat ijin pengambilan data untuk

mengadakan penelitian dari UNS Surakarta.Tahap-tahap yang dilakukan

peneliti dalam melakukan penelitian adalah:

1. Tahap persiapan alat.

Alat yang dibutuhkan dalam proses pengumpulan data dalam

penelitian ini adalah tape recorder atau catatan lapangan.

2. Tahap pelaksanaan.

a. Peneliti melakukan kunjungan ke Klinik As Sakinah Tamansari

Tegalsari Banyuwangi.

b. Peneliti memberikan lembar informed consent dan persetujuan

menjadi informan.

c. Peneliti melakukan wawancara terstruktur sesuai dengan

instrument yang sudah dibuat.

d. Data atau informasi yang dihasilkan selama wawancara dicatat atau

direkam menggunakan tape recorder.

F. Pengecekan Keabsahan Temuan.

Dalam melakukan penelitian kualitatif untuk mendapatkan keabsahan

temuan serta interpretasi absah peneliti perlu untuk turun langsung mencari

sumber-sumber data,baik itu data kasus,data primer ataupun data sekunder,

melakukan wawancara yang mendalam,melakukan observasi yang diperdalam

trianggulasi(menggunakan beberapa sumber, metode, teori). Selanjutnya akan

xlii
dilakukan pengecekan dapat tidaknya ditransfer keluar lain (transferability).

ketergantungan pada konteksnya (dependability) dan dapat tidaknya di

konfirmasikan kepada sumbernya (Confirmability)(Bugin,2000:45).

G. Uji Keabsahan Data

Menurut sugiono ( 2005) uji keabsahan data penelitian kualitatif meliputi:

1. Kredibilitas (credibility).

Adalah kreteria untuk memenuhi nilai kebenaran dari data dan

informasi yang dikumpulkan. Artinya, hasil penelitian harus dapat di

percaya oleh semua pembaca secara kritis dan dari responden sebagai

informan. Untuk hasil penelitian yang kredibel, terdapat beberapa teknik

yang diajukan, yaitu: perpanjangan kehadiran peneliti/pengamat (prologed

engagment), pengamatan terus menerus (persistent observation),

triangulasi (tringulation), diskusi teman sejawat (peer debrifing), analisis

kasus negatif (negative case analysis), pengecekan atas kecukupan

referensial (referencial adequacy check), dan pengecekan anggota

(member checking).

Cara memperoleh tingkat kepercayaan hasil penelitian, yaitu:

a. Pengamatan

Pengamatan yang terus menerus dari hasil wawancara mendalam

maupun kuisioner terbuka untuk menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur

dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang

diteliti, serta memusatkan diri pada hal-hal tersebut, peneliti secara khusus

perilaku penderita hipertensi primer.

xliii
b. Triangulasi.

Pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain

diluar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap

data tersebut. Triangulasi juga bisa disebut sebagai teknik pengujian yang

memanfaatkan penggunaan sumber yaitu membandingkan dan mengecek

tehadap data yang diperoleh. Triangulasi dilakukan dengan sumber data

dan penelitian atau pengamatan lain. Teknik triangulasi yang digunakan

adalah teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber

(wawancara dan triangulasi) dengan sumber berarti membandingkan

dengan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang

diperoleh malalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif.

Triangulasi yang dilakukan dengan triangulasi sumber yaitu dengan

penderita hipertensi primer saat pengambilan data.

c. Peer Debrifieng (membicarakannya dengan orang lain).

Yaitu mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh

dalam bentuk diskusi analitik dengan tenaga di Klinik As sakinah

Tamansari Tegalsari Banyuwangi.

d. Mengadakan member check.

Yaitu dengan menguji kemungkinan dugaan-dugaan yang berbeda dan

mengembangkan pengujian-pengujian untuk mengecek analisis, dengan

mengaplikasikannya pada data, serta dengan mengajukan pertanyaan-

pertanyaan tentang data. Hasil penelitian akan di cek kepada pemberi data,

untuk melakukan proses ini peneliti akan mengadakan pertemuan dengan

informan.

xliv
e. Transferabilitas (transferability).

Validitas eksternal yang menunjukkan derajat ketepatan atau dapat di

terapkannya hasil penelitian kepopulasian dimana sempel tersebut diambil

(Sugiono, 2005).

Uji trafeabilitas penelitian ini, peneliti memberikan gambaran hasil

wawancara mendalam dalam hasil kuisioner terbuka dari informan yang di

lengkapi dengan teori yang mendukung fakta temuan sehingga dapat

memperoleh gambaran yang jelas dan dapat diperlakukan di Klinik As

Sakinah Tamansari Tegalsari Banyuwangi.

f. Depandebilitas (dependability).

Kriteria ini dapat digunakan untuk menilai apakah proses penelitian

kualitatif bermutu atau tidak, dengan mengecek: apakah si peneliti sudah

cukup hati-hati,apakah membuat kesalahan dalam mengkonseptualisa

sikan rencana penelitiannya, pengumpulan data,dan pengintepretasiannya.

Teknik terbaik yang digunakan adalah dependabiliti audit dengan meminta

dependen dan independen auditor untuk meriview aktifitas peneliti

(Sugiono, 2005).

Peneliti secara terbuka siap dilakukan audit terhadap semua proses

penelitian ini sebagai pertanggungjawaban, sehingga uji dependabilitas

dapat dilakukan terhadap penelitian ini.

g. Konfirmabilitas (confirmability).

Merupakan kriteria untuk menilai mutu tidaknya hasil penelitian. Jika

depandabilitas digunakan untuk menilai kualitas dari proses yang di

tempuh oleh peneliti, maka konfirmabilitas untuk menilai kualitas hasil

xlv
penelitian, dengan tekanan pertanyaan apakah data dan informasi serta

interpretasi dan lainnya didukung oleh materi yang ada dalam audit trial

(Sugiono, 2005).

Untuk menguji hasil penelitian ini peniliti membuka diri untuk di

lakukan uji terhadap proses penelitian, selain itu data base akan di

kembangkan dan disimpan agar sewaktu-waktu dapat ditelusuri kembali

bila dikehendaki adanya verifikasi.

2. Kerangka Kerja Penelitian

Kerangka kerja merupakan bagan kerja terhadap rancangan kegiatan

penelitian yang akan dilakukan meliputi subjek penelitian, faktor yang diteliti,

dan faktor yang mempengaruhi dalam penelitian (Azis Alimul, 2003:34).

Penderita Hipertensi Primer


di Klinik As Sakinah

Informan

Pengumpulan data dasar

Kesenjangan diambil dengan pengadaan data qualitatif

Informan

Inform consent

Pengumpulan data: indept interview

Traskrip Data reduksi Data display Verifikasi data

Laporan
xlvi
H. Etika Penelitian.

Dalam pelaksanaan penelitian ini dengan berbekal surat ijin mengadakan

penelitian dari UNS Surakarta.Peneliti lebih dahulu mengajukan permohonan ijin

dan juga surat permohonan pengambilan data kepada kepala Klinik As Sakinah

Tamansari Tegalsari Banyuwangi,setelah mendapatkan persetujuan maka lembar

informed consent diberikan kepada informan yang akan diteliti dengan

menekankan pada masalah etika.

1. Lembar persetujuan menjadi informan.

Diberikan pada informan dengan tujuan agar informan mengetahui

maksud dan tujuan penelitian serta dampak yang diteliti selama pengumpulan

data.Jika informan bersedia untuk diteliti maka harus menandatangani lembar

persetujuan.Jika informan menolak maka peneliti tidak akan memaksa dan

menghormati haknya.

2. Tanpa Nama (Anonimity).

Untuk menjaga identitas informan,peneliti tidak mencantumkan nama

informan pada lembar pengumpulan data yang diisi pada lembar tersebut dan

hanya berisi kode tertentu.

3. Kerahasiaan (Confidentiality).

Kerahasian informasi yang diberikan oleh informan dijamin oleh peneliti.

Hanya kelompok data tertentu saja yang akan disajikan atau di laporkan pada

hasil penelitian.

xlvii
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Latar.

1. Gambaran Umum.

Klinik As Sakinah adalah salah satu pelayanan kesehatan swasta milik

perseorangan di desa Tamansari Tegalsari Banyuwangi,yang memberikan

pelayanan pengobatan dasar rawat jalan, buka setiap hari jam 06.00 Wib

sampai dengan 21.00 Wib,rata rata kunjungan 75 pasien perhari,memiliki

1 orang dokter,2 perawat, 1 bidan,1 tenaga administrasi dan 1 tenaga

kebersihan.

Secara umum di tinjau dari lokasinya,Klinik As Sakinah terletak di

desa Tamansari jarak dari kota kecamatan 7 km, wilayah pedesaan dekat

dengan Pondok Pesantren Darussalam Blog Agung Banyuwangi dan dekat

dengan wilayah PTP XII Kebun Kali Telepak, masyarakat pada umumnya

tani,buruh tani dan buruh perkebunan.

2. Karakteristik lokasi penelitian.

Karakteristik lokasi penelitian dalam hal ini adalah kunjungan pasien

umum,kunjungan penderita hipertensi,kunjungan penderita hipertensi

primer dan sekunder pada bulan Januari sampai bulan Maret 2010 yang

akan disajikan dalam bentuk tabel.

a. Kunjungan pasien umum di Klinik As Sakinah.

No Tahun Kunjungan pasien umum perbulan

1 2010 Januari Februari Maret

xlviii
Jumlah 2.256 2.350 2.651

b. Kunjungan pasien hipertensi di Klinik As sakinah.

No Tahun Kunjungan penderita hipertensi

1 2010 Januari Februari Maret

L P L P L P

73 71 74 80 82 85

Jumlah 143 154 167

c. Kunjungan pasien hipertensi primer, sekunder di Klinik As sakinah.

No Tahun Kunjungan penderita hipertensi

1 2010 Januari Februari Maret

Primer Sekunde primer sekunde Primer sekunde


r r r

142 1 152 2 166 1

Jumlah 143 154 167

3. Karakteristik penderita hipertensi primer berdasarkan demografi.

Karakteristik demografi penderita hipertensi primer dalam penelitian

ini adalah umur, jenis kelamin, pendidikan,pekerjaan dan sumber

informasi,lamanya menderita, penderita hipertensi primer di Klinik As

xlix
sakinah Tamansari Tegalsari Banyuwangi,pada bulan Maret 2010 yang

disajikan dalam bentuk tabel.

a. Karekteristik penderita hipertensi primer berdasarkan umur.

No Bulan Umur

1 Maret 41-50 tahun 51-60 tahun 60 tahun

26 99 41

166
Jumlah

Karakteristik penderita hipertensi primer berdasarkan umur di Klinik

As Sakinah Tamansari Tegalsari Banyuwangi pada bulan Maret 2010.

Berdasarkan pada tabel di atas menunjukkan bahwa umur informan

sebagian besar berusia 51-60 tahun.

b. Karakteristik penderita hipertensi primer berdasarkan jenis kelamin.

No Bulan Jenis kelamin

1 Maret Laki-laki Perempuan

77 89

Jumlah 166

Karakteristik penderita hipertensi primer berdasarkan jenis kelamin di

Klinik As Sakinah Tamansari Tegalsari Banyuwangi pada bulan Maret

2010.

l
Berdasarkan pada tabel di atas menunjukkan bahwa kunjungan

informan sebagian besar perempuan.

c. Karakteristik penderita hipertensi primer berdasarkan pendidikan.

No Pendidikan

1 SD SMP SMU PT

62 71 30 3

Jumlah 166

Karakteristik penderita hipertensi primer berdasarkan pendidikan di

Klinik As Sakinah Tamansari Tegalsari Banyuwangi pada bulan Maret

2010.

Berdasarkan pada tabel di atas menunjukkan bahwa pendidikan

informan sebagian besar berusia SMP.

d. Karakteristik penderita hipertensi primer berdasarkan pekerjaan.


2 Pekerjaan

Tani Buruh Swasta PNS

54 91 15 7

Jumlah 167

Karakteristik penderita hipertensi primer berdasarkan pekerjaan di

Klinik As Sakinah Tamansari Tegalsari Banyuwangi pada bulan Maret

2010.

li
Berdasarkan pada tabel di atas menunjukkan bahwa informan sebagian

besar buruh.

e. Karakteristik penderita hipertensi primer berdasarkan sumber


informasi.

No Bulan Sumber informasi

1 Maret Buku/majalah Tenaga kesehatan Teman


2010
3 106 58

Jumlah 167

Karakteristik penderita hipertensi primer berdasarkan sumber

informasi di Klinik As Sakinah Tamansari Tegalsari Banyuwangi pada

bulan Maret 2010.

Berdasarkan pada tabel di atas menunjukkan bahwa informan sebagian

besar sumber informasi dari tenaga kesehatan.

f. Karakteristik penderita hipertensi primer menurut lamanya menderita.

No Bulan Lamanya Menderita

1 Maret 1 -5 Tahun 5-8 Tahun 8 Tahun


2010
43 86 38

Jumlah 167

lii
Karakteristik penderita hipertensi primer berdasarkan menurut

lamanya menderita di Klinik As Sakinah Tamansari Tegalsari Banyuwangi

pada bulan Maret 2010.

Berdasarkan pada tabel di atas menunjukkan bahwa informan sebagian

besar menurut lamanya menderita 5-8 tahun.

4. Karakteristik Informan Peneliian.

Karakteristik informan penelitian tentang gambaran pengetahuan

penderita hipertensi primer tentang diet redah garam,kepatuhan dan

kendalanya melaksanakan diet rendah garam di Klinik As sakinah

Tamansari Tegalsari Banyuwangi, sebanyak 3 orang penderita hipertensi

primer, lebih dari 8 tahun,bersedia menjadi informan,terdiri 1 orang

informan laki-laki dan 2 orang informan perempuan.

Karakteristik informan peneltian berdasarkan demografi di Klinik As sakinah.

Nama NH Mun Kus

Umur 45 60 50

Jenis kelamin L P P

Pendidikan SMA SD SD

Pekerjaan Swasta Buruh RT

Sumber Informasi Buku/majalah, Tenaga kesehatan, Tenaga


Kess,Teman
Tenaga Kesh Teman

Lama menderita 10 th 15 Th 11 Th

B. Temuan Penelitian.

1. Pengetahuan Penderita Hipertensi primer.

liii
Pengetahuan penderita hipertensi primer yang diteliti pada

penelitian ini adalah tentang diet rendah garam,jenis makanan yang boleh

di makan dan yang tidak boleh di makan, dan makanan yang harus

dihindari.peneliti melakukan wawancara dengan informan yang telah

menderita hipertensi lebih dari 8 tahun.

Informan 1;Tn NH Lakilaki umur 45 tahun, pendidikan

SMA,Pekerjaan Swasta,alamat rumah Tamansari RT 6 RW 3,peneliti

mengadakan wawancara pada tanggal 11 April 2010 jam 15.30 WIB di

rumahnya. penderita sering berobat ke Klinik As Sakinah dan sering

mendapatkan informasi dan saran,anjuran nasehat untuk melaksakan diet

rendah garam, rendah lemak dan tidak minum alkohol. Tensi 180/90

mmHg tetapi rutin kontrol.

Sumber pengetahuan di dapatkan dari tenaga kesehatan ketika

kontrol dan konsultasi di klinik As sakinah,dari buku/majalah, dan dari

teman sesama penderita hipertesi ketika bertemu saling tukar informasi.

Tingkat pengetahuan informan baik, pada tahap tahu,paham dan

penerapan, tetapi masih belum bisa menganalisis tentang mengapa diet

rendah garam perlu dilaksanakan untuk penderita hipertensi prmer,dan

perlu menghindari makanan tinggi garam.

Informan 2; Ny M Perempuan,umur 60 tahun pendidikan

SD,pekerjaan ibu rumah tangga,alamat rumah Tamansari RT 2 RW I

peneliti mengadakan wawancara pada tanggal 12 April 2010 jam 18.30

WIB di rumahnya.penderita rutin berobat ke klinik As Sakinah bila ada

keluhan hampir dua minggu sekali.Dan sering mendapatkan informasi

liv
tentang diet rendah garam dan jenis makanan yang harus di hindari.Tensi

sering 190/90 mmHg,pernah masuk Rumah Sakit,punya pengalaman

kakaknya kena stroke.

Sumber pengetahuan di dapatkan dari tenaga kesehatan ketika

kontrol dan konsultasi di klinik As sakinah, teman,saudara yang sama-

sama menderita hipertensi dan saling tukar informasi ketika di rawat di

rumah sakit Al Huda Genteng.

Tingkat pengetahuan informan cukup, pada tahap tahu,paham dan

penerapan, tetapi masih belum bisa menganalisis tentang mengapa diet

rendah garam perlu di laksanakan untuk penderita hipertensi primer,dan

jenis makanan yang tinggi garam mengapa perlu di hindari.

Informan 3; Ny K Perempuan,umur 50 tahun,Pendidikan

SD,pekerjaan buruh, alamat rumah Tamansari RT 2 RW 3,peneliti

mengadakan wawancara pada tanggal 13 April 2010 jam 09.00 di

rumahnya,penderita berobat ke klinik As Sakinah bila ada keluhan,Tensi

sering 210/100 mmHg.

Sumber pengetahuan di dapatkan dari tenaga kesehatan ketika

kontrol dan konsultasi di klinik As sakinah,saudaranya sama menderita

hipertensi, teman di tempat kerja saling memberi informasi.

Tingkat pengetahuan informan kurang,pada tahap tahu,dan belum

bisa penerapan, karena informan masih mengkonsumsi semua jenis

makanan yang dilarang/tidak di perbolehkan dan belum bersedia

melaksanakan diet rendah garam, informan menolak /menyangkal ketika

tekanan darah naik selain makanan juga ketika kelelahan,dan ketika

lv
tekanan darahnya naik bisa turun setelah minum obat,informan tidak tahu

mengapa makanan tinggi garam perlu di hindari untuk penderita

hipertensi.

Peneliti : Apa yang anda ketahui tentang diet ?

Informan 1 : .ya taudiet itu pembatasan makanan,untuk orang

gemuk tidak boleh makan lemak,untuk orang darah

tinggi tidak boleh makan garam dan makanan asin

asin.(cl-1; hal 53).

Informan 2 : Sudah,tahu,Ya..mengatur makan,tidak boleh garam

yang asin asin.(cl-2;hal 55).

Informan 3 : Tidak boleh makan asin.tapi saya tetap makan.sebab

masakan tanpa bumbu lengkap,pedas ya tidak

enak.selera makan menjadi hilangkalau ga makan

nanti malah sakit.(cl-3;hal57).

Hasil wawancara kepada informan tentang diet;bahwa ketiga

informan sudah mengetahui dan dapat menyebutkan diet untuk penderita

hipertensi,yaitu pembatasan penggunaan garam untuk masakan atau

makanan yang di konsumsi,tetapi ada satu informan yang tetap

menggunakan bumbu garam pada setiap masakan atau makanan, untuk

mempertahankan selera makan.

Peneliti : Makanan yang boleh di makan oleh penderita darah

tinggi,seperti apa ?

lvi
Informan 1 : Makanan yang di masak dengan sedikit garam,

makanan segar..yang tidak diawetkan seperti,snack,

sarden.,sayur,tidak banyak bumbu.buah buahan (cl-

1; hal 54).

Infoman 2 : Sayur segar,.tidak boleh makan ikan ikan,..bahan

makanan yang tidak banyak bumbu seperti terasi(cl-

2;hal 55).

Informan 3 : saya makan semua makanan,saya tidak membatasi

makan.. bakso,saya tetap makan pindang,ikan

asin..kalo ada ya saya makan(cl-3;hal57).

Hasil wawancara bahwa informan sudah mengetahui jenis

makanan yang boleh di makan untuk penderita darah tinggi,tetapi ada satu

informan yang masih makan bila makanan itu tersedia/ada.

Peneliti : Makanan yang tidak boleh di makan oleh penderita darah

tinggi apa saja,mengapa ?

Informan 1 : saya tau dari teman,majalah dan tenaga

kesehatan,saya hindari makan asin sekarang,ya kalau

makan ya pilih yang tidak asin,pindang,terasi saya hindari

..takut darah naik . yang asin,makanan asin

asin..,bakso, dendeng dan makan asin,seperti camilan

yang ada bumbu garam..(cl-1; : hal 54).

Informan 2 : Ya banyak.asin asin.saya makan hati hati pak takut

naik(cl-2;hal55).

lvii
Informan 3 : saya makan semua makanan.. saya tidak nuruti

anjuran bu Anasemua saya makan,ya ndak tau kalo

besok sudah tuakalo darah saya naik itu pas saya

capek(cl-4;hal58).

Hasil wawancara bahwa informan sudah mengetahui makanan

yang di larang,seperti makanan yang asin dapat menaikkan tekanan

darah,tetapi ada satu informan yang naik tekanan darah ketika saat capek.

Peneliti : Saos,tomat,daging asap,dendeng merupakan makanan

yang tidak boleh di berikan untuk penderita darah

tinggi,mengapa?

Informan 1 : Karena sudah di masak dengan garam dan bumbu

bumbuya naikan darah tinggi.(cl-1 hal 53).

Informan 2 : Tidaksaya tidak pernah makan bakso, takut,saya makan

nasi,sayur di rumah. itu kan sudah dimasak dengan

garam,asin(cl-2;hal56).

Informan 3 : Semua saya makan..kalo ada saya

makanhahasaya ga takut kok pak makan

bakso.,kalau darah saya naik saya berobat di bu

Ana,berobat cuma 25 ribu,darah bisa turun,pusing

hilang..(cl-3;hal 58).

Hasil wawancara informan sudah mengetahui jenis makanan yang

sudah di masak dengan garam dan bumbu lengkap,dan dapat menyebutkan

makanan yang bisa menaikkan tekanan darah, dua informan menghindari

lviii
jenis masakan tersebut, tetapi ada satu informan yang masih makan-

makanan itu, jika tekanan darah naik berobat.

2. Kepatuhan Penderita Hipertensi primer Melaksanakan Diet Rendah

Garam.

Peneliti ingin mengetahui sejauh mana kepatuhan penderita hipertensi

primer untuk melaksanakan anjuran tenaga kesehatan tentang diet rendah

garam,patuh sekali atau tidak patuh,mengapa.

Peneliti : Apakah anda selalu menambahkan garam dapur pada

setiap masakan, atau di meja makan ?

Informan 1 : Ya kalau dulu,.darah naik milih makanan yang tidak

ada garamnyasedikit pakai lauk yang digoreng..tahu

tempe di goreng ga pakai garam.(cl-1;hal59).

Informan 2 : Tidak.saya takut,suami saya dulu meninggal,kakak

saya masuk rumah sakit kena stroke.saya takut

pak..masak pakai garam atau menambah garamsaya

makan hati-hati,tidak pakai ikan-ikan,atau asin-

asin..(cl-2;hal61).

Informan 3 : ya ,gimana makan ga pake garam ya ga enak

makan.kalau ga makan malah sakit ya ga enak pak

makanan tanpa garam,saya makan apa saja,lebih baik

pengobatan dengan 25 ribu,kan tekanan darah bisa

turun,saya tidak pernah melaksanakan anjuran bu

Ana,suami saya kadang mengingatkan tetapi saya tidak

turuti nasehat ha..haya tidak tau pak nanti kalau

lix
sudah tua.saya sekarang umur 50 tahun,saya masih

ingin makan seperti biasa.apa lagi makan ga asin dan

pedas ga enak,apa lagi makan ga pakai garam selamanya

ya tidak mau.. ya enggak ah..(cl-3; hal 63).

Hasil wawancara tentang kepatuhan informan menambahkan

garam pada masakan,meja makan menunjukknan bahwa dua informan

mematuhi anjuran,dan termotivasi kejadian komplikasi akibat penyakit

hipertensi,maka dua informan mentaati dan menghindari diet tinggi

garam,tetapi ada satu informan yang masih mengkonsumsi garam karena

memilih penanganan dengan obat.

Peneliti : Apakah anda masih sering makanan asin?

Informan 1 : .Sejak saya kena tekanan darah tinggi saya tidak

pernah makan pindang,saya sering di rumah,jarang

begadang minum alkohol..anak anak masih kecil,saya

pernah melihat teman saya tidak sadar masuk rumah

sakitsaya takut lumpuh terus mati.(istri baru

,menikah yang kedua,setengah tahun yang lalu)..(cl-1;

hal 59).

Informan 2 : Tidaksaya takuttapi kalo kepingin ya sedikit

sekali.tapi tidak pernah,saya sakit sudah lama berobat

kesana kemari habis banyak, sekarang saya cuma ke

kliniknya bu Ana.setiap di kirimi uang anak saya yang

di Kalimantan,bali 10 juta habis untuk berobat kerumah

sakit Al Hudasaya takut kerumah sakit lagisaya

lx
hanya makan tahu,tempe sayurndak pake ikan

ikan..saya takut..(cl-2;hal 61).

Informan 3 : makan.semua makanan saya makan, saya tidak

sirikya pindang kalo ada ya saya makan.(cl-3;hal

63).

Hasil wawancara dua informan sudah mentaati anjuran

kesehatan,dan ada yang termotivasi istri baru,ada yang habis uang banyak

dan satu informan tidak patuh.

Peneliti : Apakah anda masih menambahkan bumbu-bumbu di

setiap masakan ?

Informan 1 : Ya.untuk sayur.karena sayur masih satu

keluarga.kalau lauk tahu,tempe yang di goreng tanpa

bumbu garam(cl-1;hal 59).

Informan 2 : Pake..sedikit..bawang merah,micin.(cl-2;hal61).

Informan 3 : Pake..masih,semua pake bumbumakan ga pake

bumbu ya ga enak.kalau diet rendah garam waktu

tertentu mau,kalau selamanya ya..tidak bisa,makan itu

kalau tidak pakai garam atau tidak pedas tidak enak,kalau

tidak enak makan nanti sakit.(cl-3; hal 64).

Hasil wawancara dua informan menggunakan sedikit bumbu-

bumbu,satu informan masih memakai bumbu lengkap.dengan alasan bila

tidak makan sakit.

lxi
Peneliti : Apakah anda sering makan ikan asin,telor asin,udang

kering?

Informan 1 : Sekarang tidak pernah.kalo boleh memilih. sekarang

tidak boleh memilih, sekarang harus patuhsaya

terpaksa harus belajar mematuhi..(cl-1;hal 60).

Informan 2 : tidak,ya saya patuhi nasehat bu Ana,saya berobat

sudah lama,habis banyak di rawat di rumah sakit,saya

takut keluarga saya repotTakut tekanan naik

lagi..saya hanya nasi dan sayurtakut (cl-2; hal 62).

Informan 3 : Semua saya makan.makan biasa sajasaya tidak

sirik(cl-3;hal 64).

Hasil wawancara dua informan sudah tidak mengkunsumsi jenis

makanan tinggi garam,tetapi ada satu informan tidak membatasi jenis

makanan.

Peneliti : Apakah anda masih sering mengkonsumsi sate kambing ?

Informan 1 : Tidak pernah,ha ha .kalo boleh memilih. sekarang

tidak boleh memilih,sekarang harus patuhsaya terpaksa

harus belajar mematuhi kalau kepingin ya sedikit

tombo kepingin tapi bila darah saya turunsaya

makan satu,dua sunduk tombo kepingin.(cl-1;hal 60).

Informan 2 : Tidak.takut,saya itu cuma makan nasi sayur(cl-2;hal

62).

Informan 3 : Makankemarin saya makan daging kambing sate

gule tetangga punya gawe manten,terus pusing darah

lxii
saya naik, berobat ke bu Ana,tensinya 210/100

.sekarang sudah ga pusingbesok saya cek tensi ke bu

Ana dulu tensi saya pernah 300/100waktu saya

kelelahan,.darah saya sering naik.makan asin,darah

naikterus berobat.turun.,tapi paling sering darah saya

naik jika kelelahan kalau sering berobat ya ga kena

lumpuhsaya rajin control di anjurkan diet rendah garam

tapi saya ga mau sekarangbesok kalau sudah tua

ha..ha(cl-3; hal 64).

Hasil wawancara satu informan sudah tidak mengkunsumsi jenis

makanan tinggi garam,satu menghindari,satu mengkonsumsi sedikit belum

bisa menghindari total,dan satu informan tetap mengkonsumsi mesti

setelah makan tekanan darah naik karena informan belum membatasi jenis

makanan.

3. Kendala Penderita Hipertensi Melaksanakan Diet

Rendah Garam.

Peneliti ingin mengetahui apa yang menjadi kendala penderita

hipertensi primer melaksanakan diet rendah garam sesuai anjuran tenaga

kesehatan.

Peneliti : Apa yang menjadi masalah anda melaksanakan anjuran

diet rendah garam?

Informan 1 : Mau tidak mau,sekarang saya harus belajar mematuhi

larangankalau boleh memilih, sekarang saya tidak

boleh memilih..ya kalo dulu,.kalau kepingin ya makan

lxiii
sedikit untuk tombo kepingin .kalau untuk selamanya

yaha ha (penderita tertawa) ,. anak saya masih

keci kecil saya takut terjadi sesuatu yang tidak

dinginkan kasiham anak istri saya. tapi,patuh sekali

ya saya masih agak kesulitan,bila darah saya naik milih

makanan yang tidak ada garamnyasedikit lauk yang

digoreng.ya mudah mudahan.tapi untuk makan sate

gule sedikitsatu dua sunduksekarang saya tidak

minum alkohol,juga begadang sudah bisa,kalau

makanan.ya sedikit sedikit kan ga apa apa. Saya

sering kcntrol ke klinik As Sakinah untuk mengukur

tekanan darah,saya sering 170/90 .dari pada dulu di

atas itu.(cl-1;hal 65).

Informan 2 : Ya gimana ya pak.saya sudah pilih makanan,hati hati

makan,kok masih tinggi.saya hanya makan nasi dan

sayur,tidak makan ikan ikan makan di rumah tidak di

luarmasak sudah tidak pakai garam..saya sakit sudah

habis banyak ngamar di Al Huda. kakak saya kena

stroke,suami saya juga darah tinggi dan kencing

batu,perlu operasi belum punya uangdarah saya naik

bukan karena saya makan asin asin,tapi saya sulit

tidur..pikiran banyak.momong cucu, ibunya kerja di

Bali dan Kalimantan.tensi saya tetap tinggi

lxiv
terus.190/90cucu masih kecil kecilanak saya

sering kirim uangtapi habis terus.(cl-2;hal 66).

Informan 3 : ya ,gimana makan ga pake garam ya ga enak

makan.kalau ga makan malah sakit ya ga enak pak

makan tanpa garam, untuk selamanya .saya makan apa

saja, lebih baik pengobatan dengan 25 ribu,kan tekanan

darah turun,.saya tidak pernah melaksanakan

anjuran,ya tidak tau nanti kalau sudah tua.pokoknya

saya ingin makan apa saja sekarang,saya kemarin naik

darahnya 210/100karena makan daging kambing terus

berobat ke bu Ana.sekarang sudah ga pusingdulu

saya pernah 300/110 lho pak,waktu itu saya

kecapaian,rewang saudara punya gawe...(cl-3 hal 67).

Hasil wawancara yang menjadi kendala penderita hipertensi primer

melaksanakan diet rendah garam adalah sulitnya mengganti jenis makanan

tinggi garam ke jenis makanan rendah garam karena diet rendah garam

untuk waktu yang lama atau seumur hidup,sedangkan informan memiliki

jenis makanan kegemaran maka akan kesulitan untuk mengganti/

meninggalkan,karena perubahan perilaku gaya hidup sehat memerlukan

pengetahuan, penyuluhan kesehatan,perlu dukungan sosial dan perubahan

perilaku memerlukan rentang waktu untuk belajar menyesuaikan

kebiasaan yang telah lama terbentuk.Karena diet rendah garam untuk

seumur hidup akan mengalami kejenuhan dan perlu motivasi yang tinggi.

lxv
C. Pembahasan.

Penelitian penderita hipertensi primer: pengetahuan tentang diet rendah

garam, kepatuhan dan kendalanya melaksanakan diet rendah garam kepada

3 informan di Klinik As Sakinah Tamansari Tegalsari Banyuwangi bulan

Maret 2010.

1. Pengetahuan penderita hipertensi primer.

Hasil penelitian pengetahuan penderita hipertensi primer tentang diet

rendah garam di dapatkan 1 informan baik,1 informan cukup,1 informan

kurang.

Makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi

sehingga semakin banyak pengetahuan yang dimiliki.

(Kuncoroningrat,1997). Selain itu tahu diartikan sebagai mengingat suatu

materi yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk ke dalam pengetahuan

tingkat ini adalah mengingat kembali(recal) terhadap suatu yang spesifik

dan seluruh bahan yang dipelajari/rangsangan yang telah diterima

(Notoatmojo,2003).

Berdasarkan data diatas, informan 1 pengetahuan tentang diet rendah

garam baik, dalam hal ini bila dilihat dari latar belakang pendidikan

penderita yang mempunyai pengetahuan baik berpendidikan SMA dengan

umur 45 tahun,karena informan yang mempunyai pengetahuan baik akan

mudah untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan penyakit

hipertensi dan komplikasi-komplikasi yang timbul bila tidak

lxvi
melaksanakan diet rendah garam,motivasi menghindari komplikasi

merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kepatuhan diet.

Sumber pengetahuan tentang diet rendah garam ,informan didapatkan

dari tenaga kesehatan ketika kontrol dan konsultasi di klinik As

sakinah,juga dari teman sesama penderita hipertensi saling tukar

informasi, dan dari baca majalah-majalah.Tingkat pengetahuan informan

baik, pada tahap tahu,paham dan menerapkan,tetapi masih belum biasa

menganalisis tentang mengapa diet rendah garam perlu dilaksanakan untuk

penderita hipertensi.

Pengetahuan tentang diet rendah garam informan baik ,hal ini karena

informan sering mendapatkan informasi dari tenaga kesehatan saat kontrol

di klinik As Sakinah,tentang penyakit hipertensi sehingga tidak merasa

kesulitan dalam pemahaman,dimana memahami merupakan tingkat kedua

dari tingkat pengetahuan di dalam domain kognitif yang diartikan sebagai

suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang

diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

Dari hasil penelitian tingkat pengetahuan penderita hipertensi tentang

diet rendah garam didapatkan hasil sebagian kecil kurang 1 informan,

dalam hal ini bila dilihat dari latar belakang pendidikan informan yang

mempunyai pengetahuan kurang berpendidikan SD dengan umur 50

tahun,karena informan yang mempunyai pengetahuan kurang akan sulit

untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan penyakit hipertensi

dan komplikasi-komplikasi yang timbul bila tidak melaksanakan diet

lxvii
rendah garam,motivasi menghindari komplikasi merupakan salah satu

faktor yang mempengaruhi kepatuhan diet.

hal ini di sebabkan karena tingkat kecerdasan mempengaruhi

kemampuan untuk menangkap/mengerti yaitu aspek kognitif dan

konsep,namun tidak mempengaruhi aspek afektif.

2. Kepatuhan penderita hipertensi primer melaksanakan diet rendah

garam.

Dari hasil penelitian menunjukkan penderita hipertensi primer yang

patuh melaksanakan diet rendah garam sebanyak 2 penderita,tidak patuh 1

penderita.

Menurut Suddart dan brunner dalam Buku Ajar Keperawatan Medikal

Bedah adalah faktor demografi(usia,jenis kelamin,suku bangsa,status

ekonomi dan pendidikan), faktor penyakit seperti keparahan penyakit dan

hilangnya gejala akibat terapi,faktor program dan efek samping yang tidak

menyenangkan,faktor psikologis seperti intelegensia,sikap terhadap tenaga

kesehatan, penerima dan penyangkalan terhadap penyakit,keyakinan

agama/budaya dan biaya finansial dari lainnya yang termasuk dalam

mengikuti regimen.Kepatuhan itu sangat penting dalam penatalaksanaan

diet rendah garam mengingat penyakit hipertensi adalah penyakit kronis

yang tidak bisa disembuhkan dan biasanya sering tanpa keluhan tetapi ini

bisa dikontrol karena faktor kronis tersebut bisa menimbulkan kejenuhan

penderita dalam mematuhi pengobatan.

Berdasarkan fakta diatas ada 2 penderita hipertensi yang patuh

melaksanakan diet rendah garam bila di lihat dari umur maka sebagian

lxviii
besar umur 51-60 tahun,karena pada usia tersebut mudah menerima

penjelasan untuk melaksanakan anjuran sesuai intruksi yang diberikan.

Bila dilihat dari latar belakang pendidikan informan adalah SMA,

Karena pendidikan baik informan mudah untuk menerima intruksi yang

berkaitan dengan penyakit hipertensi dan komplikasi-komplikasi yang

timbul bila tidak mematuhi diet rendah garam,motivasi menghindari

komplikasi merupakan salah satu yang mempengaruhi kepatuhan diet

rendah garam.

Sebanyak 1 informan tidak patuh terhadap diet rendah garam adapun

faktor yang mempengaruhi ketidak patuhan dapat di golongkan menjadi 4

bagian menurut Niven(2002) yaitu pemahaman tentang intruksi,kualitas

interaksi,isolasi sosial dan keluarga,keyakinan,sikap dan kepribadian.

Bila dilihat dari lamanya menderita hipertensi sebagian besar informan

lebih 8 tahun, dimana orang yang lama menderita akan mengalami

kejenuhan terhadap kepatuhan melaksanakan diet rendah garam dengan

tekanan darah tetap tinggi,hal ini mendorong penderita hipertensi untuk

tidak patuh sesuai anjuran,salah satu faktor yang menyebabkan ketidak

patuhan adalah kejenuhan.

Disamping pengetahuan ada beberapa faktor kepatuhan antara lain

dukungan sosial,sumber informasi,sikap/motivasi,perilaku.Perilaku

penderita hipertensi sendiri yang paling menonjol karena terbentuk

sikap/terdapat perilaku baru terutama pada orang dewasa dimulai pada

domain kognitif,dalam arti subyek tahu terlebih dahulu terhadap stimulus

yang berupa materi atau obyek diluarnya,sehingga menimbulkan

lxix
pengetahuan baru pada subyek tersebut dan selajutnya menimbulkan

respons dalam bentuk sikap si subyek terhadap obyek yang diketahui itu

yang selanjutnya akan berhubungan dengan stimulus atau obyek

tadi,dengan kata lain tindakan (Practice) seseorang tidak harus didasari

oleh pengetahuan atau sikap (Notoatmojo,2003).

3. Kendala penderita hipertensi primer melaksanakan diet rendah

garam.

Dari hasil penelitian kendala penderita hipertensi primer tentang diet

rendah garam , dalam hal ini bila dilihat dari latar belakang pendidikan

informan yang mempunyai pengetahuan kurang berpendidikan SD dengan

umur 50 tahun,karena informan yang mempunyai pengetahuan kurang

akan sulit dalam pemahaman tentang intruksi, kualitas interaksi untuk

mendapatkan informasi yang berkaitan dengan penyakit hipertensi dan

komplikasi-komplikasi yang timbul bila tidak melaksanakan diet rendah

garam,motivasi menghindari komplikasi merupakan salah satu faktor

yang mempengaruhi kepatuhan diet.

Faktor yang menjadi kedala penderita hipertensi primer melaksanakan

diet rendah garam adalah kurangnya sumber informasi,pemahaman

tentang intruksi, kualitas interaksi, isolasi sosial dan keluarga, keyakinan,

sikap dan kepribadian.faktor kronis tersebut bisa menimbulkan kejenuhan

penderita dalam mematuhi pengobatan.

Bila dilihat dari lamanya menderita hipertensi sebagian besar lebih 8

tahun,dimana orang yang lama menderita akan mengalami kejenuhan

terhadap kepatuhan melaksanakan diet rendah garam dengan tekanan

lxx
darah tetap tinggi,hal ini mendorong responden untuk tidak patuh sesuai

anjuran,salah satu faktor yang menyebabkan ketidak patuhan adalah

kejenuhan.

Disamping kurangnya pengetahuan,dukungan sosial,sumber informasi,

sikap/ motivasi,perilaku.Perilaku penderita hipertensi sendiri yang timbul

putus asa untuk sembuh.

Berdasarkan fakta diatas bahwa pengetahuan penderita hipertensi

primer tentang diet rendah garam,kepatuhan dan kendalanya

melaksanakan diet rendah garam,hal ini di buktikan penderita hipertensi

primer yang mempunyai pengetahuan baik dan patuh terhadap diet rendah

garam,karena dengan pengetahuan yang baik tentang penyakit hipertensi

serta komplikasi-komplikasi yang timbul akan mendorong / motivasi

melaksanakan diet rendah garam.

Data lain menunjukkan penderita hipertensi primer yang pengetahuan

cukup dan tidak patuh terhadap pelaksanaan diet rendah garam ,hal ini

karena meskipun pengetahuan tentang diet rendah garam cukup tetapi

tidak patuh karena penderita sulit menerima perubahan diet tinggi garam

ke diet rendah garam dengan argumen masih ada obat hipertensi serta

berobat hanya Rp 25 000.

Data diatas kepatuhan penderita hipertensi primer terhadap

pelaksanaan diet rendah garam tidak dipengaruhi oleh pengetahuan saja

tetapi ada faktor lain adalah pesien itu sendiri.

lxxi
D. Keterbatasan.

Peneliti menyadari bahwa dalam persiapan dan pelaksanaan penelitian ini

masih banyak di jumpai kekurangan dan keterbatasan.Dalam penelitian ini

keterbatasan yang di hadapi adalah;

1. Informan.

3 orang, kedalaman penggalian data / informasi belum sepenuhnya

tuntas;terkait keterbatasan waktu.

2. Penelitian kualitaif.

Sifatnya studi kasus;sehingga untuk generalisasi perlu spesifikasi

populasi,yakni yang memiliki karakteristik yang sama.

lxxii
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan.

Kesimpulan penelitian tentang penderita hipertensi primer: pengetahuan

tentang diet rendah garam,kepatuhan dan kendalanya melaksanakan diet

rendah garam di Klinik As Sakinah Tamansari Tegalsari Banyuwangi adalah;

1. Pengetahuan penderita hipertensi primer tentang diet rendah garam

didapatkan sebagian besar baik.

2. Kepatuhan penderita hipertensi primer melaksanakan diet

rendah garam cukup, karena di pengaruhi oleh pengetahuan,perilaku yang

baik sehingga dapat mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut seperti

kelumpuhan dan kematian.

3. Kendala penderita hipertensi primer melaksanakan diet rendah garam di

pengaruhi oleh faktor penyakit kronis,kejenuhan,dukungan sosial dan

kurang motivasi terhadap perilaku hidup sehat.

B. Implikasi.

1. Praktis.

Pengetahuan penderita hipertensi primer tentang diet rendah garam pada

umumnya baik, namun kepatuhan melaksanakan diet rendah garam belum di

laksanakan sepenuh hati dan masih banyak kendala terutama dalam waktu

yang lama atau seumur hidup mengalami kejenuhan,kurangnya dukungan

keluarga, motivasi hidup sehat.

Ketidaktaatan meningkatkan resiko berkembangnya masalah kesehatan /

memperpanjang atau memperburuk kesakitan yang sedang diderita.Perkiraan

lxxiii
yang ada menyatakan bahwa 20% jumlah opname di Rumah Sakit merupakan

akibat dari ketidak taatan pasien terhadap pelaksanaan diet rendah garam dan

aturan pengobatan

2. Teoritis.

Garam merupakan faktor yang sangat penting dalam pathogenesis

hipertensi.Pengaruh asupan garam terhadap timbulnya hipertensi tejadi

melalui peningkatan volume plasma,curah jantung dan tekanan darah,

Hipertensi merupakan suatu keadaan yang berbahaya dan dapat menimbulkan

kecacatan dan kematian.Hal ini dikarenakan keadaan hipertensi akan berlanjut

dengan komplikasi pada suatu target organ vital.

C. Saran.

1. Bagi peneliti ,dapat melakukan penelitian selanjutnya antara dukungan

sosial terhadap kepatuhan melaksanakan diet rendah garam.

2. Bagi ilmu keperawatan,dalam menerapkan intervensi keperawatan tidak

hanya pengetahuan yang di tingkatkan tetapi juga memperhatikan

dukungan sosial dan motivasi penderita hipertensi.

3. Bagi penderita hipertensi,perlu meningkatkan kepatuhan setiap intervensi

yang diberikan oleh perawat dalam hal ini kepatuhan dalam

melaksanakan diet rendah garam.

lxxiv
DAFTAR PUSTAKA

Abrams,AC.1998.Drug Therapy : rationaler for nursing practice.Philadelpia:


Lippincott
Arikunto,S.(2002).Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,Jakarta.Rineka
Cipta
Alison Hull,MPH,RD,(1993).Penyakit jantung,Hipertensi dan Nutrisi.Alih bahasa
.Wendra ali Dr.Jakarta;PT BUMI AKSARA.
Arikunto,Suharsini (1998).Prosedur penelitian.Edisi revisi IV.Jakarta; Rineka
Cipta.
Bugin,B,(2007).Penelitian Kualitatif.Prenada Media Group: Jakarta,EGC.
Brunner & Suddart (2002).Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.Edisi 8.Vol I.
Alih bahasa ; Waluyo,Agung,dkk.Jakarta;EGC.
Budiyanto,Moch.Agus Krisno (2002),Gizi dan Kesehatan.Malang;Bayu Media &
UMM Press.
Bustan,MN (1997).Epidemiologi penyakit Tidak Menular.cetakan pertama
Jakarta;PT;Rineka Cipta.
Bagian Gizi dan PAGI RS,DR cipto Mangunkusumo (2001).Penuntun Diet edisi
kedua buku pertama.Jakarta;PT.Gramedia Pustaka Utama.
Engram, Barbara.1999.Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Jakarta:
EGC.
http://www,depkes.go.id/indek.php/option=articles&task=viewarticle&artid=20&i
temid=3
http://www.dexa-
medica.com/images/publication_upload080926954234001222419609FA%2520M
EDICINUS%2520JULI%2520SEPTEMBER%25202008.pdf

http://dokter-medis.blogspot.com/2009/08/hipertensi-dan-faktor-faktor-
risikonya.html

http://dokter-medis.blogspot.com/2009/09/klasifikasi-hipertensi.html
Gizi seimbang untuk mencegah hipertensi.www,gizi.net/makalah/gizi%20
seimbang%20 unt%20hipertensi.PDF.
Kuntjoroningrat (2003).Antropologi.Bandung;Ganesha.
Latipun (2003).Psikologi Konseling.Malang;UMM Press.
Moleong,L.J,(2001).Metodologi Penelitian Kualitatif,Bandung: Remaja
Rosydakarya.
lxxv
Mansjoer,Arif et al(editor)(2001).Kapita Selekta Kedokteran.jilid I.jakarta;Media
aeusculapius.
Niven,Neil (2002).Psikologi Kesehatan.Alih bahasa:Waluyo,Agung.Jakarta;EGC.
Notoatmodjo,Soekijo(2002).Metodologi Penelitian Kesehatan.Edisi Revisi.
cetakan ke 2. Jakarta:Renika Cipta.
Nursalam dan Parini (2002).Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan.
Fakultas Unair Surabaya.
Nursalam (2003).Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan, Edisi Pertama. Jakarta;Penerbit Salemba Medika.
Reeves,CJ.2001.Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta:Salemba Medika
Ryadi,Ayodya L(Editor)(2002).Tekanan Darah .Jakarta;Dian Rakyat.
Susalit (Editor))2002).Ilmu Penyakit Dalam.Jilid II.jakarta;FKUI.
Smet,Bart (1994).Psikologi Kesehatan.Jakarta;PT Grasindo.
Suyono,Slamet (2002).Ilmu Penyakit Dalam.Jakarta;Balai Pustaka FKUI.
Smeltzer, Suzanne C and Bare, Brenda G. 2002. Keperawatan Medikal Bedah.
Lippincott- Raven Publishers : Washington, Philadelphia
www.gizi.net/makalah/Gizi%20Seimbang%20Utk%20Hipertensi.PDF

www.gizi.net/gaya-hidup/Tubuh-ideal-sehat.PDF

www.bit.lipi.go.id/pangan-kesehatan/...hipertensi/tekanan_darah.pdf

www.dexa-medica.com/images/manajemen_hipertensi.pdf

www.news.id.finroll.com/.../133716-____kombinasi-baru-obat-antihipertensi-
turunkan-risiko-stroke____.pdf
www.litbang.depkes.go.id/Simnas4/Day_2/HIPERTENSI.pdf

www.rileks.com/.../24614-hindari-hipertensi-konsumsi-garam-1-sendok-teh-per-
hari. pdf
www.bit.lipi.go.id/pangan-kesehatan/...hipertensi/hipertensi.pdf

www.communityhealthjournal.org/pdf/vol7-rizal.pdf

www.pdfound.com/.../prevalensi-hipertensi-di-dunia-menurut-who.html

DAFTAR PUSTAKA

Abrams,AC.1998.Drug Therapy : rationaler for nursing practice.Philadelpia:


Lippincott

lxxvi
Arikunto,S.(2002).Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,Jakarta.Rineka
Cipta
Alison Hull,MPH,RD,(1993).Penyakit jantung,Hipertensi dan Nutrisi.Alih bahasa
.Wendra ali Dr.Jakarta;PT BUMI AKSARA.
Arikunto,Suharsini (1998).Prosedur penelitian.Edisi revisi IV.Jakarta; Rineka
Cipta.
Bugin,B,(2007).Penelitian Kualitatif.Prenada Media Group: Jakarta,EGC.
Brunner & Suddart (2002).Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.Edisi 8.Vol I.
Alih bahasa ; Waluyo,Agung,dkk.Jakarta;EGC.
Budiyanto,Moch.Agus Krisno (2002),Gizi dan Kesehatan.Malang;Bayu Media &
UMM Press.
Bustan,MN (1997).Epidemiologi penyakit Tidak Menular.cetakan pertama
Jakarta;PT;Rineka Cipta.
Bagian Gizi dan PAGI RS,DR cipto Mangunkusumo (2001).Penuntun Diet edisi
kedua buku pertama.Jakarta;PT.Gramedia Pustaka Utama.
Engram, Barbara.1999.Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Jakarta:
EGC.
http://www,depkes.go.id/indek.php/option=articles&task=viewarticle&artid=20&i
temid=3
http://www.dexa-
medica.com/images/publication_upload080926954234001222419609FA%2520M
EDICINUS%2520JULI%2520SEPTEMBER%25202008.pdf

http://dokter-medis.blogspot.com/2009/08/hipertensi-dan-faktor-faktor-
risikonya.html

http://dokter-medis.blogspot.com/2009/09/klasifikasi-hipertensi.html
Gizi seimbang untuk mencegah hipertensi.www,gizi.net/makalah/gizi%20
seimbang%20 unt%20hipertensi.PDF.
Kuntjoroningrat (2003).Antropologi.Bandung;Ganesha.
Latipun (2003).Psikologi Konseling.Malang;UMM Press.
Moleong,L.J,(2001).Metodologi Penelitian Kualitatif,Bandung: Remaja
Rosydakarya.
Mansjoer,Arif et al(editor)(2001).Kapita Selekta Kedokteran.jilid I.jakarta;Media
aeusculapius.
Niven,Neil (2002).Psikologi Kesehatan.Alih bahasa:Waluyo,Agung.Jakarta;EGC.
lxxvii
Notoatmodjo,Soekijo(2002).Metodologi Penelitian Kesehatan.Edisi Revisi.
cetakan ke 2. Jakarta:Renika Cipta.
Nursalam dan Parini (2002).Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan.
Fakultas Unair Surabaya.
Nursalam (2003).Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan, Edisi Pertama. Jakarta;Penerbit Salemba Medika.
Reeves,CJ.2001.Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta:Salemba Medika
Ryadi,Ayodya L(Editor)(2002).Tekanan Darah .Jakarta;Dian Rakyat.
Susalit (Editor))2002).Ilmu Penyakit Dalam.Jilid II.jakarta;FKUI.
Smet,Bart (1994).Psikologi Kesehatan.Jakarta;PT Grasindo.
Suyono,Slamet (2002).Ilmu Penyakit Dalam.Jakarta;Balai Pustaka FKUI.
Smeltzer, Suzanne C and Bare, Brenda G. 2002. Keperawatan Medikal Bedah.
Lippincott- Raven Publishers : Washington, Philadelphia
www.gizi.net/makalah/Gizi%20Seimbang%20Utk%20Hipertensi.PDF

www.gizi.net/gaya-hidup/Tubuh-ideal-sehat.PDF

www.bit.lipi.go.id/pangan-kesehatan/...hipertensi/tekanan_darah.pdf

www.dexa-medica.com/images/manajemen_hipertensi.pdf

www.news.id.finroll.com/.../133716-____kombinasi-baru-obat-antihipertensi-
turunkan-risiko-stroke____.pdf
www.litbang.depkes.go.id/Simnas4/Day_2/HIPERTENSI.pdf

www.rileks.com/.../24614-hindari-hipertensi-konsumsi-garam-1-sendok-teh-per-
hari. pdf
www.bit.lipi.go.id/pangan-kesehatan/...hipertensi/hipertensi.pdf

www.communityhealthjournal.org/pdf/vol7-rizal.pdf

www.pdfound.com/.../prevalensi-hipertensi-di-dunia-menurut-who.html

lxxviii

Anda mungkin juga menyukai